dibimbing.id - Apa Itu Product-Market Fit (PMF) dalam Manajemen Produk?

Apa Itu Product-Market Fit (PMF) dalam Manajemen Produk?

Hudita A. R. Lubis

25 June 2023

7425

Image Banner

Isi Artikel

Apa Itu Product-Market Fit (PMF)?

Tujuan Product Market Fit

The 40% Rule dalam Product-Market Fit (PMF)

Kerangka Piramida Product-Market Fit (PMF)

Apa Fungsi Penting Product-Market Fit (PMF)?

Cara Mengukur Product-Market Fit (PMF)

Contoh Product-Market Fit (PMF)

Berhasil menjual produk yang bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar yang dituju pasti menjadi impian bagi semua product manager. Nah, Product-Market Fit adalah konsep yang krusial dalam dunia bisnis yang bertujuan untuk menciptakan impian tersebut. 


Ketika produk atau layanan tersebut berhasil mencapai Product-Market Fit, hal ini menandakan adanya kesejajaran yang kuat antara apa yang ditawarkan oleh bisnis dan apa yang diinginkan oleh pengguna. Di era perubahan pasar yang cepat, mencapai Product-Market Fit menjadi kunci untuk kesuksesan jangka panjang.


Siap-siap! karena sekarang MinDi akan coba bahas konsep penting di balik Product-Market Fit dan menemukan bagaimana mencapainya untuk mengembangkan bisnis yang berkelanjutan.


Baca juga: 3 Cara Menemukan Buyer Persona untuk Product Manager


Apa Itu Product-Market Fit (PMF)?


Berdasarkan artikel Analisis Value Proposition. Product-Market Fit adalah kondisi di mana suatu produk atau layanan telah berhasil memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar dengan baik. Secara sederhana, product-market fit menggambarkan kesesuaian atau keselarasan antara produk yang ditawarkan dan pasar yang dituju.


Ketika sebuah produk mencapai product-market fit, artinya produk tersebut menawarkan nilai yang signifikan dan relevan bagi pasar sasaran. Produk tersebut memenuhi kebutuhan, masalah, atau keinginan yang ada di pasar dengan cara yang lebih baik atau berbeda dari pesaingnya. 


Produk yang mencapai product-market fit cenderung mendapatkan respon positif dari pengguna atau pelanggan, dan mampu menghasilkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.


Tujuan Product Market Fit


Berikut adalah tujuan melakukan product market fit:


1. Pastikan Masalah Pelanggan diselesaikan Oleh Produk


Memastikan bahwa barang dan layanan yang ditawarkan perusahaan relevan dan bermanfaat bagi pelanggan adalah tujuan utama product market fit. 


Bisnis harus dapat menyelesaikan masalah tertentu yang dihadapi target pelanggan. Bisnis akan sulit mencapai produk yang sesuai dengan pasar jika produk tidak menyelesaikan masalah.


2. Mengidentifikasi Kebutuhan Pasar yang Belum Terpenuhi


Salah satu tanggung jawab manajer produk adalah mengetahui apa yang diinginkan pelanggan dan bagaimana produk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. 


Untuk melakukan ini, perusahaan dapat memastikan bahwa produk memiliki fitur dan manfaat yang dapat menyelesaikan masalah pelanggan.


3. Menciptakan Produk yang Kompetitif di Pasar


Produk dan layanan yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh kompetitor cenderung lebih mudah bersaing karena memiliki nilai unik yang membedakannya dari produk lain di pasar.


4. Memenuhi kebutuhan pelanggan


Karena produk yang sesuai dengan pasar dapat memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan, mereka mungkin memiliki tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi. 


Ini penting karena kepuasan pelanggan akan mempengaruhi retensi pelanggan dan word-of-mouth marketing, keduanya sangat penting untuk pertumbuhan bisnis.



The 40% Rule dalam Product-Market Fit (PMF)


Dilansir dari UserPilot .The 40% Rule adalah konsep yang dikemukakan oleh investor risiko terkenal, Marc Andreessen, yang mengatakan bahwa perusahaan harus mencapai setidaknya 40% dari total alamat pasar yang dapat dijangkau untuk mencapai tingkat product-market fit yang cukup baik.


Dalam konteks ini, 40% bukanlah angka yang pasti, tapi lebih merupakan ukuran relatif untuk mengevaluasi sejauh mana perusahaan telah berhasil mencapai kesiapan pasar. Jika persentase pengguna yang sangat puas dan berkomitmen dengan produk mencapai atau melebihi 40%, maka perusahaan memiliki peluang yang lebih baik untuk pertumbuhan dan keberhasilan jangka panjang.


Pada dasarnya, The 40% Rule menekankan pentingnya penerimaan produk oleh pasar yang signifikan dan untuk mencapai tingkat adopsi 40% ini bukanlah tugas yang mudah, dan seringkali membutuhkan waktu dan upaya yang signifikan dalam pengembangan, pemasaran, dan strategi penjualan. 


Namun, jika perusahaan kamu bisa mencapai 40% dari total target pasar yang bisa dijangkau, itu menunjukkan bahwa produk kamu telah diterima dengan baik oleh sebagian besar pengguna potensial, karena produk kamu telah berhasil mencapai product-market fit yang kuat dan memiliki dasar yang kokoh untuk pertumbuhan dan keberhasilan jangka panjang.


Hal itu juga yang mencerminkan bahwa produk tersebut memiliki keunggulan yang membedakannya dari pesaing dan memberikan nilai yang signifikan bagi pengguna.


Oh iya! Penting untuk Sobat MinDi ingat bahwa The 40% Rule bukanlah aturan baku yang berlaku untuk semua industri atau situasi. Sebab setiap pasar memiliki dinamika yang berbeda dan tingkat adopsi yang mungkin bervariasi. 


Namun, konsep ini memberikan panduan yang berguna bagi perusahaan untuk mengukur tingkat penerimaan produk dan mencapai kesesuaian yang baik dengan pasar yang perusahaan kamu layani.


Baca juga: Definisi dan Peran Pentingnya Backlog dalam Product Management


Kerangka Piramida Product-Market Fit (PMF)





Dibimbing.id - Piramida Product-Market Fit ala Dan Olsen

(sumber: Dan Olsen)



Menurut Marc Andreesen, seorang pengusaha dan investor yang dikenal atas kontribusinya dalam mengembangkan konsep product-market fit, kesesuaian antara pasar dan produk berarti menemukan pasar yang tepat untuk produk yang dapat memenuhi kebutuhan pasar tersebut dengan baik.


Nah, untuk mencapai product-market fit, Dan Olsen membuat framework PMF dengan 5 lapisan piramida product-market fit, yaitu:

  1. Target Customer

Lapisan pertama adalah kamu perlu tau siapa target pengguna yang akan menggunakan produk kamu. Ini melibatkan penelitian dan analisis untuk mengidentifikasi segmen pasar yang paling relevan dan potensial. Memahami demografi, preferensi, kebutuhan, dan tantangan dari target pengguna akan mengarahkan upaya kamu untuk mengembangkan produk yang relevan bagi pengguna.


  1. Customer's Underserved Needs

Lapisan kedua adalah perlu mencari tau apa kebutuhan pengguna yang belum terpenuhi. Ini melibatkan identifikasi masalah atau kekurangan yang ada di pasar yang belum diatasi oleh produk yang ada. Dengan memahami kebutuhan yang belum terpenuhi ini, kamu bisa mengembangkan solusi yang lebih baik dan memberikan nilai tambah kepada pengguna.


  1. Value Proposition

Lapisan ketiga adalah proposisi nilai yang ditawarkan oleh produk kamu. Ini melibatkan penentuan nilai unik yang kamu berikan kepada pengguna, yang membedakan produk kamu dari pesaing. Proposisi nilai harus mencerminkan kebutuhan dan keinginan pengguna, serta menggambarkan manfaat yang mereka dapatkan dari penggunaan produk kamu.


  1. Feature Set

Lapisan keempat adalah fitur-fitur atau fungsi yang ada dalam produk kamu. Berdasarkan pemahaman tentang kebutuhan pengguna dan proposisi nilai, kamu perlu menentukan fitur-fitur yang relevan dan penting untuk dimasukkan ke dalam produk. Fitur-fitur ini akan menjadi bagian penting dari produk kita yang membuatnya menonjol di pasar.


  1. User Experience (UX)

Lapisan terakhir adalah pengalaman pengguna yang diberikan oleh produk kamu. UX mencakup bagaimana pengguna berinteraksi dengan produk, kesan dan kepuasan mereka saat menggunakan produk kamu. Desain antarmuka yang intuitif, navigasi yang mudah, konsistensi visual, dan performa yang baik adalah beberapa faktor yang berkontribusi dalam menciptakan pengalaman pengguna yang positif.


  1. Test with Customers

Setelah melalui tahap pengembangan produk dan memperhatikan target pengguna, langkah berikutnya adalah menguji produk kamu secara langsung dengan pengguna yang menjadi sasaran. Guna memvalidasi sejauh mana produk memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna, serta untuk mengumpulkan umpan balik yang berharga guna meningkatkan kualitas produk.


Melalui pemahaman mendalam tentang kerangka lapisan-lapisan piramida product-market fit ini, MinDi harap kamu bisa mengarahkan pengembangan produk kamu agar lebih relevan, bermanfaat, dan menarik bagi target pasar kamu. 


Setiap langkah di dalamnya memiliki peran penting dalam membangun pemahaman yang kuat tentang kebutuhan pengguna dan mengarahkan pengembangan produk agar sesuai dengan kebutuhan tersebut.


Baca juga: Value Proposition (VP): Definisi, Tujuan, Komponen, dan  Contohnya


Apa Fungsi Penting Product-Market Fit (PMF)?


Menghitung product-market fit memiliki beberapa kepentingan dan fungsi dalam pengembangan produk dan strategi pemasaran. Berikut adalah beberapa alasan mengapa menghitung Product-Market Fit penting buat produk kamu:

  1. Product-Market Fit adalah indikator kunci dari kesuksesan produk. Dengan menghitung product-market fit kamu bisa memastikan bahwa produk kamu diterima dengan baik oleh pengguna dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dengan kebutuhan dan preferensi pasar yang dituju.

  2. Dengan mengukur product-market fit membantu kamu memenuhi ekspektasi pengguna. Dengan mengetahui tingkat kecocokan produk dengan pasar, kamu bisa melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan kepuasan pengguna dan membangun hubungan jangka panjang dengan pengguna.

  3. Product-Market Fit memandu pengambilan keputusan strategis. Melalui pengukuran product-market fit, kamu bisa memperoleh wawasan yang berharga tentang bagaimana strategi pengembangan produk, pengembangan pasar, dan strategi pemasaran yang efektif untuk produk kamu. 

  4. Product-Market Fit meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemasaran. Sebab kamu bisa memfokuskan upaya pemasaran kamu pada segmen pasar yang tepat dan mengkomunikasikan nilai produk dengan lebih baik, mengarahkan sumber daya pada saluran pemasaran yang paling efektif, dan mencapai hasil yang lebih baik dalam mencapai target pengguna.

  5. Mengukur product-market fit secara teratur membantu kamu mengantisipasi perubahan dalam preferensi dan kebutuhan pasar. Ini memungkinkan kamu untuk melakukan penyesuaian dan inovasi produk yang diperlukan agar tetap relevan dalam menghadapi perubahan pasar yang terjadi.


Sudah tau definisi sampai fungsinya, tapi belum tau bagaimana cara mengukur Product-Market Fit yang baik? Coba baca yang di bawah ini,


Cara Mengukur Product-Market Fit (PMF)


Untuk mengukur keberhasilan Product-Market Fit suatu produk, terdapat beberapa metode yang biasa digunakan di dunia product management ini. Berikut adalah beberapa contohnya:

  1. Net Promoter Score (NPS)

NPS adalah metode yang mengukur sejauh mana pengguna puas dengan produk dan sejauh mana mereka bersedia merekomendasikannya kepada orang lain. Pengguna diberikan skala pertanyaan dari 0 hingga 10 untuk menilai sejauh mana mereka merekomendasikan produk tersebut. 


Skor NPS dihitung berdasarkan perbedaan persentase antara pengguna yang memberikan skor 9-10 (promotor) dengan pengguna yang memberikan skor 0-6 (detraktor).


  1. Churn Rate dan Retention Rate

Churn Rate mengukur sejauh mana pengguna meninggalkan atau berhenti menggunakan produk dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan Retention Rate mengukur sejauh mana pengguna tetap menggunakan produk dalam jangka waktu tertentu. 


Dengan memonitor Churn Rate yang rendah dan Retention Rate yang tinggi, dapat diindikasikan bahwa produk telah mencapai tingkat keberhasilan dalam mempertahankan pengguna.


  1. Customer Lifetime Value (CLV)

CLV mengukur nilai finansial yang diperoleh dari seorang pengguna selama masa hubungannya dengan perusahaan. Pengukuran CLV memberikan gambaran tentang seberapa bernilainya seorang pengguna bagi perusahaan dalam jangka waktu yang lebih panjang. 

Jika CLV meningkat, ini menunjukkan adanya keberhasilan dalam menjaga pengguna dan menciptakan nilai jangka panjang.


  1. Bounce Rate

Bounce Rate mengukur persentase pengunjung yang meninggalkan situs atau aplikasi dengan hanya melihat satu halaman saja tanpa melakukan tindakan lebih lanjut. Bounce Rate yang rendah menunjukkan tingkat keterlibatan yang baik dari pengunjung, yang dapat diartikan sebagai indikasi bahwa produk menarik minat dan memberikan pengalaman yang baik.


  1. Growth Rate

Growth Rate mengukur laju pertumbuhan pengguna atau pendapatan produk dari periode ke periode. Pertumbuhan yang signifikan menunjukkan bahwa produk berhasil menarik dan mempertahankan pengguna baru, serta meningkatkan pangsa pasar.


6. Penggunaan Fitur Produk

Jika fitur tertentu dalam produk memiliki nilai bagi pengguna, fitur tersebut memiliki nilai bagi mereka. Selain itu, metrik ini dapat digunakan untuk mengukur PMF.


7. Loyalitas Pelanggan Kamu dapat mengetahui kesetiaan pelanggan melalui interaksi pelanggan dengan brand atau seberapa sering pelanggan melakukan pembelian berulang. Pelanggan yang  cenderung setia akan menunjukkan keberadaan PMF.


Baca juga: Employee Value Proposition (EVP): Definisi, Fungsi, Tips dan Strategi 


Penting untuk kamu menggunakan kombinasi metode yang relevan dengan produk dan pasar yang dituju. Setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, sehingga bisa memberi kamu pemahaman yang lebih komprehensif tentang sejauh mana produk memenuhi kebutuhan pasar dan seberapa sukses produk tersebut dalam mencapai tujuannya.


Contoh Product-Market Fit (PMF)


Aplikasi Slack adalah salah satu contoh nyata dari PMF yang sukses. Slack adalah platform komunikasi dan kolaborasi tim yang memberikan solusi efisien untuk mengatasi masalah komunikasi dalam tim. 


Dengan fitur-fitur seperti kanal diskusi, pesan langsung, berbagi file, dan integrasi dengan alat-alat produktivitas lainnya. Slack juga memudahkan anggota tim untuk berkomunikasi, berkolaborasi, dan mengorganisir pekerjaan dengan lebih efektif.



Dibimbing.id - Slack sebagai Contoh Product-Market Fit (PMF)

(sumber: slack-edge.com)


Contoh PMF Slack dapat dilihat dari penerimaan luas dan adopsi yang tinggi oleh berbagai jenis tim dan organisasi. Mulai dari startup kecil hingga perusahaan besar, Slack memberikan nilai tambah dalam hal meningkatkan komunikasi internal, mengurangi kekacauan email, dan memfasilitasi kolaborasi tim yang efisien. 


Slack juga berhasil memenuhi kebutuhan pasar akan platform yang intuitif dan mudah digunakan, dengan antarmuka yang bersih dan fitur-fitur yang relevan. Kesuksesan PMF Slack juga terlihat dari komunitas pengguna yang kuat dan loyalitas pengguna yang tinggi. 


Banyak orang dan perusahaan yang mengandalkan Slack sebagai alat utama mereka untuk berkomunikasi dan berkolaborasi. Slack terus berinovasi dan memperkenalkan fitur-fitur baru untuk menjaga keunggulan kompetitifnya dan terus memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang. 


Dengan demikian, MinDi percaya kalau Slack bisa jadi salah satu contoh yang jelas dari Product-Market Fit yang sukses dalam dunia industri teknologi dan kolaborasi tim.


Dalam rangka mengembangkan produk yang sukses dan membangun bisnis yang berkelanjutan, penting untuk terus mengukur dan memperbaiki product-market fit. Dengan cara itu lah kamu bisa memastikan bahwa produk kamu tetap relevan dengan pasar dan memenuhi kebutuhan pengguna, sehingga meningkatkan kesuksesan bisnis kamu dalam jangka panjang.


Kamu juga bisa ikuti  Bootcamp Product Management untuk tetap menjaga relevansi kemampuan kamu di bidang product management. Dengan daftarkan diri kamu   di sini , Sobat MinDi bisa dapatkan semua keuntung pembelajaran lengkap menjadi seorang product manager yang profesional hanya dalam 4,5 bulan.


Referensi : 

1. Analisis Value Proposition - Buka

2. Product Market Fit Framework: How to Achieve and Maintain PMF - Buka

Share

Author Image

Hudita A. R. Lubis

Hudita merupakan penulis lepas di berbagai topik. Dengan pengalaman lebih dari 2 tahun, ia terkenal dengan tulisannya yang padat dan jelas di topik-topik Project Management dan UI/UX design. Hudita juga merupakan seseorang yang punya rasa ingin tahu yang tinggi dan hobi menulis.

Hi!👋
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!