dibimbing.id - Tips Memilih Framework Frontend Populer Sesuai Kebutuhan

Tips Memilih Framework Frontend Populer Sesuai Kebutuhan

Nadia L Kamila

•

02 November 2023

•

3075

Image Banner

Membangun tampilan sebuah website merupakan pekerjaan yang cukup rumit, namun saat ini sudah ada framework frontend populer yang bisa mempermudah pekerjaan.

Dalam artikel kali ini, MinDi akan membahas framework frontend dan bagaimana cara memilih framework untuk proyekmu


Mengenal Framework Frontend


Framework adalah kumpulan kode perangkat lunak yang sudah dirancang dan dikembangkan untuk membantu para frontend developer untuk membangun bagian depan dari aplikasi web atau situs web tampilan visual dan interaksi pengguna.

Framework menyediakan struktur dan set kode dasar sehingga developer tidak perlu memulai dari nol setiap kali mereka ingin mengembangkan sesuatu.

Berikut beberapa hal yang umumnya disediakan oleh framework front-end:


  1. Desain dan Template: Sebagian besar framework menyediakan komponen desain yang sudah siap pakai, seperti tombol, formulir, kartu, dan lain-lain.

  2. Responsivitas: Framework modern biasanya mendukung desain responsif, yang berarti situs atau aplikasi akan terlihat baik di berbagai ukuran layar, dari ponsel hingga desktop.

  3. Optimalisasi Performa: Banyak framework yang sudah dioptimalkan untuk kecepatan dan efisiensi.

  4. Komunitas: Framework populer biasanya didukung oleh komunitas besar yang membantu dalam pengembangan, pembaruan, dan menyediakan solusi atas berbagai permasalahan.


9 Framework Frontend Populer


Ada cukup banyak framework frontend populer yang telah digunakan oleh banyak developer untuk membantu pekerjaan mereka.


1. React

React dikembangkan oleh Facebook dan dikenal dengan pendekatan komponennya yang memungkinkan pengembang untuk membangun antarmuka pengguna yang dinamis dengan mudah. 

React juga mendukung Virtual DOM yang meningkatkan efisiensi pembaruan tampilan halaman web.

Berikut adalah beberapa jenis website atau aplikasi yang cocok dibangun dengan React:

  1. Single Page Applications (SPA): React sangat populer untuk pembuatan SPA, di mana seluruh konten situs atau aplikasi dimuat dalam satu halaman, dan konten berubah dinamis tanpa perlu memuat ulang halaman.

  2. Aplikasi Web Progresif (PWA): React bisa digunakan untuk membangun PWA yang memberikan pengalaman seperti aplikasi native pada perangkat mobile.

  3. Dashboard dan Aplikasi Administrasi: Untuk aplikasi berbasis data dengan banyak grafik, tabel, dan interaktivitas, React bisa menjadi pilihan yang baik.

2. Vue.js

Vue.js adalah kerangka kerja JavaScript progresif yang digunakan untuk membangun antarmuka pengguna dan aplikasi single-page. 

Karena fleksibilitas dan kemudahan penggunaannya, Vue.js dapat diterapkan dalam berbagai jenis situs web dan aplikasi. 

Berikut adalah beberapa jenis website atau aplikasi yang cocok dibangun dengan Vue.js:

  1. Single Page Applications (SPA): Mirip dengan React, Vue.js sangat sesuai untuk membangun SPA yang memuat seluruh kontennya dalam satu halaman dan mengubah konten tersebut secara dinamis tanpa harus memuat ulang halaman.

  2. Dashboard dan Aplikasi Administrasi: Untuk aplikasi yang menampilkan banyak data dalam bentuk grafik, tabel, atau panel informasi, Vue.js bisa menjadi pilihan yang tepat karena kemudahannya dalam mengintegrasikan dengan berbagai pustaka visualisasi data.

  3. Komponen Berbasis Web: Dengan Vue.js, pengembang dapat membuat komponen web reaktif yang dapat digunakan kembali di berbagai bagian dari aplikasi atau situs web.


3. Angular


Angular adalah platform dan kerangka kerja untuk membangun aplikasi web single-page dengan HTML dan TypeScript. 

Dikembangkan oleh Google, Angular adalah framework lengkap yang datang dengan banyak fitur bawaan seperti two-way data binding, dependency injection, dan integrasi tooling yang kuat.

Berikut beberapa jenis website atau aplikasi yang cocok dibangun dengan Angular:

  1. Single Page Applications (SPA): Angular adalah salah satu pilihan utama untuk pembuatan SPA karena mendukung routing, lazy loading, dan fitur SPA lainnya dengan sangat baik.

  2. Aplikasi Enterprise: Untuk aplikasi perusahaan yang memerlukan fitur keamanan, tes otomatis, dan integrasi dengan sistem lain, Angular sering menjadi pilihan.

  3. Aplikasi dengan Fitur Otentikasi: Angular memiliki dukungan yang baik untuk keamanan dan fitur otentikasi, membuatnya sesuai untuk aplikasi yang memerlukan login pengguna dan otorisasi


4. Svelte


Svelte adalah kerangka kerja pengembangan front-end yang unik karena  melakukan sebagian besar pekerjaannya pada tahap kompilasi, bukan pada tahap runtime. 

Hasilnya adalah kode yang lebih ringan, efisien, dan cepat. Berikut beberapa jenis website atau aplikasi yang cocok dibangun dengan Svelte:

  1. Situs dan Aplikasi dengan Sumber Daya Terbatas: Karena Svelte menghasilkan kode yang sangat optimal dan ringan, ia cocok untuk situasi di mana sumber daya (seperti bandwidth atau daya pemrosesan) adalah pertimbangan utama, seperti aplikasi untuk perangkat dengan sumber daya terbatas atau area dengan koneksi internet yang lambat.

  2. Blog dan Situs Konten Statis: Meskipun terkesan sederhana, Svelte dapat digunakan untuk membangun situs konten atau blog yang responsif dan cepat dimuat.

  3. Dashboard dan Aplikasi Visualisasi Data: Dengan kemudahannya dalam merender DOM, Svelte cocok untuk aplikasi yang memerlukan pembaruan data secara real-time.


5. Backbone.js


Backbone.js adalah salah satu kerangka kerja JavaScript tertua yang membantu dalam pembuatan aplikasi web dengan struktur yang lebih baik melalui model, tampilan, koleksi, dan router. 

Berikut jenis website atau aplikasi yang cocok dibangun dengan Backbone.js:

  1. Aplikasi Web Ringan: Karena sifatnya yang minimalis, Backbone.js cocok untuk aplikasi yang memerlukan kerangka kerja yang ringan tanpa banyak fitur tambahan.

  2. Aplikasi yang Memerlukan Kontrol Lebih: Bagi pengembang yang ingin memiliki kontrol lebih atas kode mereka dan tidak ingin terikat dengan konvensi kerangka kerja yang lebih kompleks, Backbone.js dapat memberikan fleksibilitas yang diperlukan.

  3. Widget dan Komponen Tertanam: Untuk komponen atau widget yang perlu ditanamkan di situs lain dan harus ringan serta tidak bergantung pada banyak pustaka eksternal, Backbone.js bisa menjadi pilihan yang tepat.


6. jQuery


jQuery adalah library JavaScript yang dirancang untuk memudahkan interaksi antara HTML dan JavaScript. 

Dengan kata lain, jQuery membantu developer dalam berbagai hal seperti manipulasi DOM, pengaturan animasi, pengelolaan event, dan juga pemanggilan AJAX dengan cara yang lebih sederhana dibandingkan dengan JavaScript murni.

Jenis website atau aplikasi yang cocok dengan jQuery:

  1. Situs web yang memerlukan interaktivitas sederhana seperti animasi, form validation, atau efek hover.

  2. Aplikasi web sederhana yang memerlukan pemanggilan AJAX namun tidak memerlukan arsitektur besar seperti yang ditawarkan oleh framework JavaScript modern.

  3. Situs web yang memerlukan kompatibilitas lintas browser, karena jQuery dirancang untuk bekerja secara konsisten di berbagai browser.


7. Semantic UI


Semantic UI adalah framework untuk desain antarmuka yang menyediakan set beragam elemen antarmuka, tema, dan komponen yang telah dirancang dengan baik. 

Tujuan utamanya adalah menciptakan desain yang bersifat semantik atau memiliki makna, sehingga memudahkan developer dalam memahami dan menggunakan komponen-komponen tersebut. 

Jenis website atau aplikasi yang cocok dengan Semantic UI adalah:

  1. Situs web atau aplikasi yang memerlukan desain responsif dengan cepat tanpa harus mulai dari nol.

  2. Proyek yang memerlukan UI yang konsisten dengan banyak variasi komponen.

  3. Aplikasi atau situs web yang ingin fokus pada semantik dan aksesibilitas.


8. Preact


Preact adalah library JavaScript alternatif untuk membangun antarmuka pengguna dengan pendekatan yang sama seperti React, namun dengan ukuran yang jauh lebih kecil. 

Meski Preact hanya memiliki ukuran sekitar 3kB, ia menawarkan API yang hampir identik dengan React, memungkinkan pengembangan aplikasi web yang interaktif dengan performa yang baik dan ukuran bundel yang minimal.

Jenis website atau aplikasi yang cocok dengan Preact adalah sebagai berikut:

  1. Aplikasi web single-page yang memerlukan performa tinggi namun ingin menghindari beban dari library atau framework yang besar.

  2. Proyek yang sudah menggunakan React namun ingin mengurangi ukuran bundel tanpa melakukan banyak perubahan kode.

  3. Situs web atau aplikasi yang sangat memperhatikan kecepatan pemuatan awal, seperti blog atau portfolio.


9. Foundation


Foundation adalah framework responsif untuk front-end yang dirancang untuk memudahkan pengembangan antarmuka pengguna yang bersih, responsif, dan aksesibel. 

Dikembangkan oleh ZURB, Foundation menyediakan grid yang fleksibel, UI komponen pre-styled, dan berbagai utilitas yang memudahkan proses desain web. Selain itu, Foundation juga memperhatikan aksesibilitas dan desain mobile-first.

Jenis website atau aplikasi yang cocok dengan Foundation adalah:

  1. Situs web korporat atau institusi yang memerlukan desain yang responsif dan dapat diakses dengan baik di berbagai perangkat.

  2. Aplikasi web yang ingin fokus pada mobile-first design.

  3. Portal, dashboard, atau platform yang memerlukan banyak komponen UI dengan desain yang konsisten.

  4. Proyek web yang memerlukan kecepatan dalam prototyping dengan tetap mempertahankan desain yang berkualitas.


Cara Memilih Framework yang Tepat


Dalam memilih framework frontend yang tepat, penting untuk mempertimbangkan beberapa faktor agar sesuai dengan kebutuhan proyek. Kamu bisa mempertimbangkan beberapa hal ini:


Kebutuhan Proyek


  1. Untuk proyek berskala besar yang kompleks, mungkin memerlukan framework yang lengkap seperti Angular. Namun, untuk proyek berskala kecil atau menengah, Vue.js atau React mungkin lebih cocok.

  2. Jika memerlukan real-time updates, framework seperti React atau Vue.js yang mendukung reaktifitas dapat menjadi pilihan yang baik.


Preferensi Tim


  1. Ada baiknya memilih framework yang sudah dikenal oleh tim untuk mempercepat proses pengembangan.

  2. Beberapa framework memiliki kurva belajar yang lebih rumit dari yang lain. Jika kamu memiliki tim yang belum berpengalaman dengan framework tertentu, pertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk pelatihan.


Komunitas dan Dukungan


  1. Framework dengan komunitas besar seperti React atau Angular biasanya memiliki banyak sumber daya, tutorial, dan solusi untuk masalah umum yang mungkin ditemui.

  2. Pastikan framework memiliki dokumentasi yang lengkap dan terorganisir dengan baik untuk memudahkan proses pembelajaran dan troubleshooting.


Performa dan Efisiensi


  1. Pertimbangkan bagaimana framework menangani pembaruan dan animasi. Framework seperti Svelte mungkin menawarkan performa yang lebih baik dalam kasus tertentu.

  2. Untuk website dengan lalu lintas tinggi, ukuran bundel yang lebih kecil bisa mempercepat waktu pemuatan, memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna.


Masa Depan dan Pembaruan


  1. Pilihlah framework yang aktif dikembangkan dan mendapatkan pembaruan secara reguler. Ini menunjukkan komitmen untuk meningkatkan dan memperbaiki.

  2. Pastikan framework yang dipilih dapat berintegrasi dengan baik dengan teknologi lain yang mungkin digunakan dalam proyek.

Untuk mencari tahu tentang framework fronted populer mana yang cocok, Sobat MinDi bisa mengikuti Bootcamp Frontend Web Development bersama para praktisi frontend dari berbagai perusahaan.

Selain belajar teori, kamu juga bisa mengulik pengalaman dari para mentor praktisi sekaligus konsultasi tentang kesulitan yang sedang kamu alami. Buruan daftar sebelum kehabisan kuota ya!


Share

Author Image

Nadia L Kamila

Nadia adalah seorang penulis yang berfokus pada pengembangan dan peningkatan keterampilan di tempat kerja. Ia punya passion yang tinggi dalam memberikan konten-konten edukatif terutama di topik-topik seperti carreer preparation dan digital marketing.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!