dibimbing.id - DevOps Adalah: Pengertian, Tujuan, Tugas, Skill & Toolsnya

DevOps Adalah: Pengertian, Tujuan, Tugas, Skill & Toolsnya

Muthiatur Rohmah

•

18 July 2024

•

1463

Image Banner

Dalam dunia teknologi yang terus berkembang, kecepatan dan efisiensi menjadi hal yang sangat penting dalam proses pengembangan website atau aplikasi.

Bagaimana cara meningkatkan kecepatan dan efisiensi pengembangan aplikasi? Sobat MinDi bisa mulai dengan DevOps. Lantas apa itu?

DevOps adalah sebuah pendekatan yang menggabungkan tim pengembangan (development) dan operasi IT (operations) untuk mempercepat dan meningkatkan kualitas pengembangan aplikasi dan layanan.

Dengan menggunakan DevOps staff, perusahaan dapat mempercepat waktu pengiriman, meningkatkan kualitas aplikasi, dan merespons perubahan dengan lebih cepat. 

Penasaran mengenai DevOps lebih lanjut? Yuk simak penjelasan lengkapnya pada artikel ini.


Apa itu DevOps?

Tunggu dulu Sobat MinDi, sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai peran DevOps, pertama-tama yuk pahami dulu apa yang dimaksud DevOps melalui beberapa pengertian berikut ini.

Dilansir dari Atlassian, DevOps adalah pendekatan yang menggabungkan praktik, alat, dan budaya kerja untuk mengotomatisasi dan menyatukan proses antara tim development dan tim operasi IT. 

Istilah DevOps sendiri berasal dari gabungan kata "development" (pengembangan) dan "operations" (operasi), yang mencerminkan upaya untuk menyatukan kedua fungsi ini menjadi satu proses berkelanjutan. 

DevOps bertujuan untuk membuat kolaborasi antara kedua tim ini lebih lancar dan efisien, sehingga mereka bisa bekerja bersama untuk mengembangkan, menguji, dan merilis perangkat lunak lebih cepat dan dengan kualitas yang lebih tinggi.

Gerakan DevOps dimulai sekitar tahun 2007, saat banyak yang merasa bahwa pengembang yang bekerja terpisah dari tim operasi saat menerapkan dan mendukung kode, tidak lagi efektif. 

DevOps menekankan pemberdayaan tim, komunikasi lintas tim yang baik, dan penggunaan otomatisasi teknologi untuk mempercepat dan meningkatkan proses pengembangan dan pengoperasian perangkat lunak.


Bagaimana DevOps Bekerja?


DevOps bekerja dengan menggabungkan praktik pengembangan perangkat lunak dan operasi IT dalam satu siklus berkelanjutan untuk mempercepat dan meningkatkan kualitas pengiriman perangkat lunak. 

Proses dimulai dengan pengembangan di mana pengembang menulis kode dan menggunakan alat otomatisasi untuk membangun dan menguji perangkat lunak. 

Setelah kode lolos pengujian, kode tersebut di-deploy ke lingkungan produksi dengan menggunakan teknik Continuous Integration and Continuous Deployment (CI/CD), yang memungkinkan perubahan diterapkan secara otomatis dan cepat tanpa intervensi manual.

Selain itu, DevOps menekankan pemantauan berkelanjutan dan feedback loop yang cepat untuk mendeteksi dan memperbaiki masalah dengan segera. Alat pemantauan dan logging digunakan untuk melacak kinerja dan perilaku aplikasi di lingkungan produksi. 

Kolaborasi lintas tim juga menjadi kunci dalam DevOps, di mana pengembangan, operasi, dan tim lainnya bekerja bersama-sama dalam satu proses terpadu, berbagi tanggung jawab, dan berkomunikasi secara terus-menerus. 

Hal ini menciptakan lingkungan yang lebih responsif dan adaptif terhadap perubahan kebutuhan bisnis dan teknologi. 

Dengan cara ini, DevOps tidak hanya meningkatkan kecepatan dan efisiensi pengiriman perangkat lunak, tetapi juga memastikan bahwa kualitas dan stabilitas tetap terjaga sepanjang siklus hidup aplikasi.


Tujuan Penerapan DevOps

Penerapan DevOps memiliki beberapa tujuan utama yang dapat memberikan manfaat signifikan bagi organisasi yang mengadopsinya. 

Berikut adalah lima tujuan penerapan DevOps:


1. Peningkatan Kolaborasi dan Komunikasi Tim

DevOps bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi antara tim pengembang (development) dan tim operasional (operations). 

Dengan memadukan kedua tim ini, DevOps mendorong komunikasi yang lebih baik, pemecahan masalah yang lebih cepat, dan penyelarasan tujuan yang lebih baik, sehingga mengurangi silo di antara mereka.


2. Peningkatan Kecepatan dan Frekuensi Rilis

Salah satu tujuan utama DevOps adalah mempercepat siklus pengembangan dan rilis perangkat lunak. 

Dengan otomatisasi dan integrasi berkelanjutan (CI/CD), perusahaan dapat merilis fitur, perbaikan bug, dan pembaruan lainnya dengan lebih cepat dan sering, sehingga lebih responsif terhadap kebutuhan pasar dan umpan balik pelanggan.


3. Peningkatan Kualitas Perangkat Lunak

DevOps mendorong penerapan praktik pengujian otomatis dan integrasi berkelanjutan, yang membantu menemukan dan memperbaiki bug lebih awal dalam siklus pengembangan. 

Dengan demikian, kualitas perangkat lunak meningkat, dan risiko masalah pada produksi berkurang.


4. Peningkatan Stabilitas dan Keandalan Sistem

Dengan penerapan infrastruktur sebagai kode (IaC) dan otomatisasi proses deployment, DevOps membantu menciptakan lingkungan yang lebih konsisten dan dapat diandalkan. 

Hal ini mengurangi kemungkinan kesalahan konfigurasi dan memastikan bahwa lingkungan pengembangan, pengujian, dan produksi serupa.


5. Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas

DevOps mendorong otomatisasi tugas-tugas manual dan repetitif, seperti deployment dan pengujian. Hal ini memungkinkan tim untuk fokus pada tugas-tugas yang lebih strategis dan inovatif, sehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, penerapan DevOps dapat membantu perusahaan menjadi lebih agile, responsif, dan kompetitif dalam menghadapi dinamika pasar yang cepat berubah.

Baca Juga: Apa itu Full Stack Developer? Tugas, Gaji, Jurusan, & Skillnya


5 Tools yang digunakan DevOps

DevOps menggunakan berbagai tools untuk mendukung otomasi, kolaborasi, dan integrasi berkelanjutan dalam siklus pengembangan perangkat lunak. 

Berikut adalah lima tools yang umum digunakan dalam DevOps:


1. Jenkins

Jenkins adalah alat integrasi berkelanjutan dan pengiriman berkelanjutan (CI/CD) yang sangat populer. Alat ini membantu otomatisasi dari build, testing, dan deployment aplikasi. 

Jenkins memiliki ekosistem plugin yang luas, yang memungkinkannya untuk berintegrasi dengan berbagai alat lain dalam siklus pengembangan perangkat lunak.


2. Docker

Docker adalah platform containerization yang memungkinkan pengembang untuk mengemas aplikasi dan dependensinya ke dalam satu paket yang disebut container. 

Container ini dapat dijalankan di berbagai lingkungan dengan konsistensi yang tinggi, sehingga memudahkan proses deployment dan scaling aplikasi.


3. Kubernetes

Kubernetes adalah platform orkestrasi container yang digunakan untuk mengotomatisasi deployment, scaling, dan manajemen aplikasi container. 

Kubernetes membantu mengelola cluster container dan menyediakan fitur seperti load balancing, pemulihan otomatis, dan pengaturan penyimpanan, sehingga meningkatkan keandalan dan efisiensi sistem.


4. Git

Git adalah sistem kontrol versi yang banyak digunakan dalam DevOps untuk mengelola kode sumber. Dengan Git, pengembang dapat melacak perubahan pada kode, bekerja secara kolaboratif, dan mengintegrasikan perubahan dari berbagai tim. 

Platform seperti GitHub, GitLab, dan Bitbucket menyediakan antarmuka dan fitur tambahan untuk manajemen repositori dan kolaborasi.


5. Ansible

Ansible adalah alat otomasi yang digunakan untuk manajemen konfigurasi, orkestrasi, dan deployment aplikasi. Ansible menggunakan pendekatan deklaratif dan berbasis playbook untuk mengotomatisasi tugas-tugas pengelolaan infrastruktur dan aplikasi. 

Hal ini membantu mengurangi kesalahan manusia dan meningkatkan konsistensi dalam pengelolaan sistem.

Dengan menggunakan beberapa tools ini, perusahaan dapat mengotomatisasi berbagai aspek dari siklus pengembangan perangkat lunak, meningkatkan kolaborasi antar tim, dan memastikan bahwa aplikasi dapat di-deploy dan dijalankan dengan konsisten di berbagai lingkungan.


Skill yang dibutuhkan DevOps Engineer

Seorang DevOps engineer memerlukan berbagai keterampilan untuk berhasil dalam mengelola dan mengoptimalkan siklus pengembangan dan operasional perangkat lunak. 

Berikut adalah skill yang dibutuhkan DevOps sebagai berikut:


1. Kemampuan Otomasi dan Scripting

DevOps engineer harus mahir dalam scripting dan otomatisasi proses. Bahasa scripting seperti Python, Bash, atau Ruby sering digunakan untuk mengotomatisasi tugas-tugas rutin seperti deployment, pengujian, dan manajemen konfigurasi. Skill ini membantu meningkatkan efisiensi dan konsistensi operasional.


2. Pengalaman dengan Alat CI/CD

DevOps engineer perlu memahami dan memiliki pengalaman menggunakan alat integrasi berkelanjutan dan pengiriman berkelanjutan (CI/CD) seperti Jenkins, Travis CI, atau CircleCI. 

Skill ini penting untuk mengotomatisasi build, testing, dan deployment aplikasi secara terus menerus, sehingga memungkinkan pengiriman fitur dan perbaikan yang lebih cepat.


3. Manajemen dan Orkestrasi Container

Pemahaman yang mendalam tentang containerization dan orkestrasi container sangat penting. 

Pengalaman dengan alat seperti Docker untuk membuat dan mengelola container, serta Kubernetes untuk orkestrasi container, sangat berharga dalam mengelola aplikasi yang dapat diskalakan dan portabel.


4. Keamanan dan Kepatuhan

Skill dalam mengimplementasikan dan memelihara praktik keamanan yang kuat adalah hal yang penting. 

DevOps engineer harus memahami konsep-konsep keamanan seperti enkripsi, manajemen akses, dan keamanan jaringan, serta mampu mengintegrasikan langkah-langkah keamanan ke dalam pipeline CI/CD untuk memastikan bahwa aplikasi tetap aman dan patuh terhadap standar industri.


5. Pengalaman dengan Infrastruktur sebagai Kode (IaC)

DevOps engineer harus familiar dengan konsep Infrastruktur sebagai Kode (IaC) dan alat-alat yang mendukungnya seperti Terraform atau Ansible. 

IaC membantu infrastruktur dikelola dan di-deploy menggunakan kode, yang meningkatkan konsistensi, memungkinkan versi kontrol, dan mengotomatisasi deployment infrastruktur.

Beberapa skill tersebut, membuat DevOps engineer mampu mendukung pengembangan dan operasional perangkat lunak yang lebih efisien dan responsif.


Apakah DevOps Harus Bisa Coding?

Ya, DevOps engineer sebaiknya memiliki kemampuan coding. Kemampuan ini penting karena banyak tugas dalam DevOps memerlukan scripting dan otomatisasi proses, seperti deployment, konfigurasi, dan pengujian. 

Dengan menguasai bahasa scripting seperti Python, Bash, atau Ruby, DevOps engineer dapat membuat skrip untuk mengotomatisasi tugas-tugas rutin, mengelola infrastruktur sebagai kode (IaC), dan mengintegrasikan berbagai alat dalam pipeline CI/CD. 

Meskipun tidak perlu menjadi ahli dalam pengembangan perangkat lunak, pemahaman yang kuat tentang coding membantu DevOps engineer bekerja lebih efisien dan efektif dalam mengelola dan mengoptimalkan seluruh siklus pengembangan dan operasional perangkat lunak.

Baca Juga: Kuasai 9 Skill Ini Jika Kamu Ingin Jadi Front End Web Developer


Ingin Jadi DevOps Profesional? Yuk Ikuti Bootcamp Dibimbing.id

Sobat MinDi, itulah beberapa pembahasan mengenai DevOps, mulai dari pengertian hingga penjelasan umum tentang profesi DevOps engineer.

Kesimpulannya, DevOps adalah pendekatan kolaboratif yang mengintegrasikan pengembangan dan operasional untuk meningkatkan efisiensi, kecepatan, dan kualitas dalam siklus pengembangan perangkat lunak.

Ingin jadi DevOps engineer profesional? Tertarik switch career sebagai web developer profesional? Bingung harus mulai dari mana?

Yuk ikuti bootcamp web developer dibimbing.id, sebuah bootcamp terbaik dengan pembelajaran inovatif dan intensif. Bootcamp ini didampingi oleh mentor profesional dan terbaik yang bakal bantu kamu jadi web developer sukses.

Belum memiliki pengalaman tentang pengembangan web sama sekali?

Tenang saja, dibimbing.id siap bimbing kamu mulai dari nol, dengan kurikulum terlengkap, update serta beginner friendly

Sebanyak 94% alumni bootcamp dibimbing.id telah berhasil mendapatkan kerja sesuai bidang mereka. Nah, jangan khawatir nganggur setelah lulus bootcamp ya, dibimbing.id juga menyediakan job connect ke 570+ hiring partner khusus buat Sobat MinDi.

Tunggu apalagi? buruan konsultasi di sini, apapun tujuan karirmu dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi karir impianmu.

Reference:

  1. What Is DevOps? - Buka


Share

Author Image

Muthiatur Rohmah

Muthia adalah seorang Content Writer dengan kurang lebih satu tahun pengalaman. Muthia seorang lulusan Sastra Indonesia yang hobi menonton dan menulis. Sebagai SEO Content Writer Dibimbing, Ia telah menulis berbagai konten yang berkaitan dengan Human Resources, Business Intelligence, Web Development, Product Management dan Digital Marketing.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!