dibimbing.id - Apa itu Docker? Pengertian, Fungsi, Cara Kerja & Plus Minus

Apa itu Docker? Pengertian, Fungsi, Cara Kerja & Plus Minus

Muthiatur Rohmah

•

12 July 2024

•

10246

Image Banner

Dalam dunia teknologi yang terus berkembang, pengembang harus bisa membuat, mengirim, dan menjalankan aplikasi dengan mudah dan konsisten. Nah, docker merupakan solusi yang tepat untuk itu.

Lantas apa itu docker?

Docker adalah platform yang memungkinkan pengembangan, pengiriman, dan menjalankan aplikasi dalam kontainer yang terisolasi dan konsisten di berbagai lingkungan.

Dengan Docker, pengembang dapat membuat satu "kontainer" yang berisi aplikasi mereka. Hal ini membuat proses pengembangan menjadi lebih cepat, lebih andal, dan lebih mudah diatur.

Penasaran mengenai apa itu docker lebih lanjut? Apa saja fitur docker? Apa saja kelebihan dan kekurangan docker? Yuk pelajari selengkapnya pada artikel ini.


Apa itu Docker?

Tunggu dulu Sobat MinDi, sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai docker, pertama-tama yuk pahami dulu apa itu docker melalui beberapa pengertian berikut ini.

Dilansir dari IBM, Docker adalah platform opens ource yang dapat membangun, mendistribusikan, menjalankan, memperbarui, dan mengelola aplikasi dalam satu kontainer. 

Kontainer adalah komponen eksekusi standar yang menggabungkan kode sumber aplikasi dengan pustaka dan dependensi sistem operasi yang diperlukan untuk menjalankan kode tersebut di berbagai lingkungan.

Docker membuat aplikasi dapat dijalankan secara konsisten di berbagai lingkungan, baik di komputer lokal pengembang, di server perusahaan, maupun di cloud. 

Docker merupakan alat yang sangat penting dalam pengembangan dan operasional aplikasi modern, sebab dengan docker, pengembang dapat fokus pada penulisan kode tanpa khawatir tentang perbedaan lingkungan yang dapat menyebabkan masalah pada aplikasi.

Ingin mempelajari docker tapi bingung belajar dimana? Kamu bisa ikuti kelas online ini, yang akan membahas tuntas mengenai dasar-dasar docker sampai membuat docker-composer yang cocok untuk pemula! Selain itu akan ada simulasi pembuatan project juga, lho! Agar kamu bisa lebih paham dan mempraktekannya secara langsung!


Sejarah Perkembangan Docker


Sumber : Docker

Docker pertama kali dikembangkan oleh Solomon Hykes sebagai proyek internal di dotCloud, sebuah perusahaan platform-as-a-service (PaaS), dan diperkenalkan ke publik pada Maret 2013 sebagai proyek open-source. 

Konsep awal Docker berfokus pada containerization, yang memungkinkan aplikasi dan semua dependensinya berjalan dalam lingkungan yang terisolasi dan konsisten. 

Dalam waktu singkat, Docker mendapatkan perhatian luas karena kemampuannya untuk menyederhanakan proses pengembangan dan penyebaran aplikasi. 

Pada 2014, dotCloud secara resmi mengubah namanya menjadi Docker, Inc. untuk lebih mencerminkan fokus mereka pada teknologi kontainer. 

Sejak itu, Docker terus berkembang dan menjadi standar industri untuk containerization, didukung oleh komunitas pengembang yang besar dan kontribusi dari berbagai organisasi. 

Docker, Inc. juga meluncurkan Docker Hub, sebuah layanan yang menyediakan repository untuk image Docker, sehingga memudahkan pengembang untuk berbagi dan mengelola kontainer mereka.


Apa saja Fungsi Docker?

Docker digunakan untuk apa saja? Yuk simak beberapa fungsi docker dalam pengembangan aplikasi berikut ini.

Dikutip dari AWS, terdapat 4 fungsi docker yang perlu Sobat MinDi pahami berikut ini.


1. Microservices

Docker membantu pengembang untuk memecah aplikasi monolitik menjadi layanan-layanan kecil yang disebut microservices. Setiap microservice dapat dijalankan dalam kontainer terpisah, sehingga memudahkan pengembangan, pengujian, dan penyebaran secara independen. 

Dengan pendekatan ini, setiap bagian dari aplikasi dapat diperbarui dan diskalakan tanpa mempengaruhi bagian lainnya. Hal ini meningkatkan fleksibilitas dan kecepatan dalam pengembangan aplikasi.


2. Data Processing

Docker dapat digunakan untuk menangani pemrosesan data secara efisien. Dalam konteks ini, kontainer Docker dapat digunakan untuk menjalankan tugas-tugas pemrosesan data seperti ETL (Extract, Transform, Load), analisis data, dan pembelajaran mesin. 

Karena kontainer dapat diatur untuk berjalan secara paralel dan terisolasi, pemrosesan data dapat dilakukan dengan cepat dan aman, tanpa risiko mengganggu proses lain yang berjalan pada sistem yang sama.


3. Continuous Integration & Delivery (CI/CD)

Docker sangat berguna dalam pipeline Continuous Integration and Continuous Delivery (CI/CD). Dengan Docker, pengembang dapat memastikan bahwa lingkungan pengembangan, pengujian, dan produksi konsisten di seluruh tahapan pengembangan. 

Kontainer Docker membantu otomatisasi pengujian dan penyebaran aplikasi, yang mempercepat proses pengembangan dan mengurangi risiko kesalahan yang disebabkan oleh perbedaan lingkungan. Ini membantu tim untuk merilis fitur baru dan perbaikan.


4. Containers as a Service (CaaS)

Docker membantu penyediaan Containers as a Service (CaaS), sehingga perusahaan dapat menyediakan lingkungan kontainer yang dapat digunakan oleh tim pengembang dan operasional. 

CaaS memberikan fleksibilitas bagi pengguna untuk mengelola aplikasi mereka di dalam kontainer tanpa perlu memikirkan infrastruktur dasar. Dengan CaaS, pengguna dapat memanfaatkan kontainer untuk menjalankan aplikasi mereka secara efisien di cloud atau on-premise, dengan skala yang dapat disesuaikan sesuai kebutuhan.


5. AI atau Machine Learning

Docker sangat berguna dalam AI dan machine learning dengan menyediakan lingkungan yang konsisten untuk pengembangan, pengujian, dan penyebaran model. 

Kontainer Docker memungkinkan para ilmuwan data dan pengembang untuk mengemas model AI beserta semua dependensinya, termasuk pustaka dan alat bantu, sehingga model dapat dijalankan dengan cara yang sama di berbagai lingkungan. 

Ini memastikan reproduktibilitas eksperimen, memudahkan kolaborasi, dan mempercepat penerapan model AI ke dalam produksi. Docker juga mendukung skalabilitas dan membantu penanganan beban kerja AI yang besar dengan efisien.

Docker memberikan solusi yang kuat dan fleksibel untuk berbagai kebutuhan pengembangan aplikasi dan operasional perusahaan.


Cara Kerja Docker


Docker bekerja dengan cara mengemas aplikasi beserta semua dependensi yang diperlukan ke dalam satu unit terisolasi yang disebut kontainer. 

Ketika pengembang membuat sebuah kontainer, mereka menuliskan definisi dari aplikasi dan lingkungan eksekusinya dalam sebuah file yang disebut Dockerfile. Dockerfile ini mencakup instruksi untuk mengunduh dan mengkonfigurasi semua komponen yang dibutuhkan aplikasi, seperti pustaka, alat bantu, dan sistem operasi.

Setelah Dockerfile dibuat, Docker Engine digunakan untuk membangun image dari Dockerfile tersebut. Image ini merupakan cetakan dari kontainer yang akan dijalankan. Ketika sebuah kontainer dijalankan, Docker Engine mengambil image tersebut dan membuat instance kontainer yang terisolasi dari sistem host. 

Kontainer ini menjalankan aplikasi sesuai dengan definisi di dalam Dockerfile, sehingga aplikasi dapat berjalan konsisten di berbagai lingkungan, baik di komputer lokal, server, maupun di cloud.

Docker juga menyediakan alat bantu untuk mengelola kontainer, seperti Docker Compose, yang memungkinkan pengembang untuk mendefinisikan dan menjalankan aplikasi multi-kontainer dengan mudah. 

Dengan cara ini, Docker menyederhanakan proses pengembangan, pengujian, dan penyebaran aplikasi, memastikan konsistensi lingkungan dan meningkatkan efisiensi operasional.


Apa saja Fitur Docker?

Dalam mengembangkan aplikasi, docker memiliki beberapa fitur yang membuat fungsinya berjalan dengan maksimal. Lantas apa saja fitur docker?

Dikutip dari Javatpoint, berikut adalah beberapa fitur utama docker yang perlu dipelajari!


  1. Easy and Faster Configuration

Docker membuat konfigurasi aplikasi dengan cepat dan mudah menggunakan Dockerfile dan Docker Compose, menyederhanakan proses setup dan mengurangi kesalahan konfigurasi.

  1. Increase Productivity

Docker meningkatkan produktivitas dengan menyediakan lingkungan konsisten untuk pengembangan, pengujian, dan produksi, serta mendukung otomatisasi alur kerja CI/CD.

  1. Application Isolation

Docker mengisolasi aplikasi dalam kontainer, mencegah konflik antar aplikasi dan meningkatkan keamanan dengan memberikan lingkungan eksekusi yang terpisah.

  1. Swarm

Docker Swarm mengelola dan mengatur beberapa kontainer dalam cluster, memungkinkan penempatan, penskalaan, dan pemulihan otomatis dari kontainer.

  1. Routing Mesh

Routing Mesh dalam Docker Swarm membuat akses ke layanan dari mana saja di jaringan dengan mengarahkan permintaan ke kontainer yang tepat, menyederhanakan distribusi lalu lintas.

  1. Services

Layanan dalam Docker Swarm mengelola aplikasi yang berjalan di kontainer dengan atribut seperti replika, penempatan, dan pengaturan jaringan, mengotomatisasi penskalaan dan distribusi.

  1. Security Management

Docker menyediakan fitur keamanan seperti isolasi kontainer, enkripsi data, kontrol akses berbasis peran (RBAC), dan kebijakan keamanan ketat untuk melindungi aplikasi dari ancaman.

Baca Juga: Data Warehouse & Data Mining: Pengertian & Perbedaannya



Kelebihan Docker

Sobat MinDi hendak menggunakan docker dalam pengembangan aplikasi? Yuk simak beberapa kelebihan docker yang bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan berikut ini.


1. Pengiriman Perangkat Lunak Lebih Cepat 

Docker memungkinkan pengembang untuk membangun, menguji, dan mengirimkan aplikasi dengan lebih cepat. Dengan kontainerisasi, aplikasi dan semua dependensinya dikemas ke dalam satu unit yang bisa dijalankan di mana saja. 

Hal ini mempercepat siklus pengembangan karena pengembang dapat dengan mudah membuat lingkungan yang sama untuk pengujian dan produksi, mengurangi waktu untuk debugging dan penyelesaian masalah.


2. Standarisasi Operasional

Docker menyediakan cara yang konsisten untuk menjalankan aplikasi di berbagai lingkungan, baik itu di komputer lokal, server, atau cloud. 

Dengan menggunakan kontainer, tim operasional dapat mengelola aplikasi dengan cara yang sama di seluruh siklus hidup aplikasi, dari pengembangan hingga produksi. 

Standarisasi ini mengurangi kompleksitas dan risiko kesalahan konfigurasi, meningkatkan keandalan dan efisiensi operasional.


3. Perpindahan yang Mulus 

Docker memudahkan pemindahan aplikasi antara berbagai lingkungan tanpa perubahan kode. Kontainer yang berjalan di komputer pengembang akan berfungsi dengan cara yang sama di server produksi atau di platform cloud. 

Hal ini memudahkan deployment dan scaling aplikasi, serta memastikan konsistensi performa dan fungsionalitas di berbagai platform.


4. Menghemat Biaya 

Docker membantu menghemat biaya dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya. Kontainer Docker lebih ringan daripada mesin virtual, memungkinkan lebih banyak kontainer berjalan pada satu server fisik tanpa mengorbankan performa. 

Ini mengurangi kebutuhan akan hardware tambahan dan biaya operasional, serta meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya yang ada. Docker juga membantu mengurangi downtime dan meningkatkan produktivitas tim, yang pada akhirnya berdampak pada penghematan biaya keseluruhan.


Kekurangan Docker

Sobat MinDi yakin menggunakan docker pada pengembangan aplikasi kamu? Sebelum itu yuk simak beberapa kekurangan docker yang mungkin bisa dijadikan bahan pertimbangan berikut ini.


1. Overhead Tambahan dalam Manajemen Kontainer

Meskipun Docker sangat efisien dalam mengelola aplikasi yang berjalan dalam kontainer, ada overhead tambahan yang terkait dengan manajemen kontainer itu sendiri. 

Pengembang dan tim operasional perlu memahami cara kerja Docker dan alat-alat orkestrasi seperti Docker Swarm atau Kubernetes, yang memerlukan waktu dan pelatihan tambahan. 


2. Isolasi yang Kurang Kuat Dibandingkan dengan Mesin Virtual

Docker menggunakan isolasi level sistem operasi, yang tidak sekuat isolasi hypervisor yang digunakan oleh mesin virtual (VM). 

Meskipun ini jarang menjadi masalah besar, aplikasi dengan kebutuhan keamanan yang sangat tinggi mungkin lebih baik dijalankan di VM yang menawarkan isolasi penuh pada level hardware.


3. Kompleksitas dalam Penyimpanan Data yang Persisten

Docker dirancang untuk menjalankan aplikasi dalam lingkungan yang stateless dan ephemeral, yang berarti data yang disimpan dalam kontainer dapat hilang jika kontainer dihapus atau dimulai ulang. 

Mengelola data persisten di Docker memerlukan konfigurasi tambahan, seperti penggunaan volume atau sistem penyimpanan eksternal, yang bisa menjadi kompleks dan menambah beban manajemen.


4. Batasan Kinerja untuk Aplikasi Tertentu

Meskipun Docker sangat efisien untuk banyak aplikasi, ada beberapa skenario di mana kontainer mungkin mengalami batasan kinerja. 

Aplikasi yang membutuhkan akses langsung ke hardware atau kinerja tinggi yang konsisten, mungkin tidak mendapatkan kinerja optimal saat dijalankan dalam kontainer dibandingkan dengan menjalankan langsung pada bare-metal atau dalam VM yang dioptimalkan.

Itulah beberapa kelebihan dan kekurangan docker yang dapat Sobat MinDi jadikan sebagai bahan pertimbangan sebelum memutuskan memilih docker untuk pengembangan aplikasi.

Baca Juga: Data Modelling Adalah: Definisi, Fungsi, Jenis & Langkahnya


Ingin Mempelajari Docker Lebih Lanjut? Yuk Ikuti Bootcamp Dibimbing.id

Sobat MinDi, itulah beberapa penjelasan lengkap mengenai docker, jika kamu seorang pengembang dan mencari platform open source yang efektif, docker bisa jadi pilihan yang tepat.

Kesimpulannya, Docker adalah platform open-source yang memungkinkan pengembangan, pengiriman, dan menjalankan aplikasi dalam kontainer terisolasi yang konsisten di berbagai lingkungan.

Ingin belajar Docker lebih lanjut? Tertarik switch career sebagai data engineer profesional? Bingung harus mulai dari mana?

Yuk ikuti bootcamp data engineering dibimbing.id, sebuah bootcamp terbaik dengan pembelajaran inovatif dan intensif. Bootcamp ini didampingi oleh mentor profesional dan terbaik yang bakal bantu kamu jadi web developer sukses.

Belum memiliki pengalaman tentang data engineering sama sekali?

Tenang saja, dibimbing.id siap bimbing kamu mulai dari nol, dengan kurikulum terlengkap, update serta beginner friendly. 

Sebanyak 94% alumni bootcamp dibimbing.id telah berhasil mendapatkan kerja sesuai bidang mereka. Nah, jangan khawatir nganggur setelah lulus bootcamp ya, dibimbing.id juga menyediakan job connect ke 570+ hiring partner khusus buat Sobat MinDi.

Tunggu apalagi? buruan konsultasi di sini, apapun tujuan karirmu dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi karir impianmu.

Reference:

  1. What is Docker? - Buka
  2. What is Docker? - Buka
  3. Docker Features - Javatpoint - Buka


Share

Author Image

Muthiatur Rohmah

Muthia adalah seorang Content Writer dengan kurang lebih satu tahun pengalaman. Muthia seorang lulusan Sastra Indonesia yang hobi menonton dan menulis. Sebagai SEO Content Writer Dibimbing, Ia telah menulis berbagai konten yang berkaitan dengan Human Resources, Business Intelligence, Web Development, Product Management dan Digital Marketing.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!