Apa itu Culture Fit Test? Tujuan, Metode, & Contohnya

Farijihan Putri
•
21 March 2025
•
53

Culture fit test adalah salah satu cara penting buat memastikan seseorang cocok dengan budaya perusahaan. Bukan cuma soal skill doang Warga Bimbingan, tapi juga bagaimana seseorang bisa selaras dengan nilai, visi, dan cara kerja tim di dalamnya.
Kalau gak cocok, bisa-bisa kerja terasa nggak nyaman, produktivitas turun, bahkan resign lebih cepat dari yang diperkirakan.
Nah, Warga Bimbingan, kalau kamu mau tahu lebih dalam tentang culture fit test, yuk simak artikel ini! MinDi bakal bahas tujuan, metode yang sering digunakan, dan contoh nyata culture fit test.
Apa itu Culture Fit Test?
Culture fit test adalah metode yang digunakan perusahaan untuk menilai apakah kandidat cocok dengan budaya kerja. Tes ini nggak cuma melihat skill atau pengalaman, tapi juga bagaimana nilai, pola pikir, dan cara kerja seseorang selaras dengan tim dan lingkungan kantor.
Bayangin aja, kamu bisa ahli banget di bidangmu, tapi kalau gaya kerjamu bertolak belakang dengan tim, pasti kerja nggak nyaman, kan? Makanya, culture fit test penting buat memastikan semua orang bisa bekerja harmonis dan produktif bareng.
Tujuan Culture Fit Test
Sumber: Freepik
Tes budaya kerja itu bukan sekadar formalitas dalam rekrutmen lho! Tapi punya peran penting dalam membangun tim yang solid dan produktif. Simak 3 tujuan utamanya!
1. Meningkatkan Adaptasi Karyawan Baru
Proses onboarding bisa lebih mulus kalau karyawan merasa cocok dengan lingkungan kerja sejak awal. Mereka menjadi lebih cepat memahami cara kerja tim, nilai perusahaan, dan ritme pekerjaan sehari-hari.
Culture fit test adalah salah satu cara efektif buat memastikan kandidat bisa beradaptasi tanpa butuh waktu lama.
2. Membangun Tim yang Lebih Harmonis
Kolaborasi akan lebih lancar kalau semua anggota tim punya keselarasan dalam cara berpikir dan bekerja.
Perbedaan tetap penting, tapi ketika nilai dasar sejalan, komunikasi dan kerja sama menjadi lebih efektif. Makanya, perusahaan pakai culture fit test buat menyaring kandidat yang nggak cuma kompeten, tapi juga bisa bekerja selaras dengan tim.
3. Meningkatkan Produktivitas dan Retensi Karyawan
Lingkungan kerja yang nyaman bikin karyawan lebih betah dan termotivasi buat memberikan yang terbaik. Sebaliknya, kalau seseorang merasa nggak cocok dengan budaya kerja, mereka bisa cepat merasa jenuh atau bahkan keluar lebih awal.
Tes ini membantu perusahaan mengurangi turnover dan menciptakan tim yang lebih produktif dalam jangka panjang.
Baca Juga: 7 Proses Rekrutmen Karyawan yang Tepat, Penting bagi HR!
Metode Culture Fit Test
Ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk menilai apakah kandidat cocok dengan budaya perusahaan. Yuk, simak cara-cara berikut!
1. Wawancara Berbasis Perilaku
HR atau hiring manager akan menanyakan pengalaman kerja sebelumnya untuk melihat bagaimana kandidat merespons situasi tertentu.
Jawaban yang diberikan bisa menunjukkan apakah nilai dan cara kerja mereka sejalan dengan perusahaan. Metode ini efektif buat memahami kepribadian serta pola pikir kandidat secara lebih mendalam.
2. Kuesioner
Perusahaan biasanya memberikan daftar pertanyaan seputar nilai, preferensi kerja, dan gaya komunikasi kandidat.
Hasilnya akan dianalisis untuk melihat apakah ada keselarasan dengan budaya perusahaan. Selain praktis, metode ini juga membantu mengidentifikasi potensi ketidaksesuaian sejak awal.
3. Simulasi Situasi Kerja
Kandidat akan diberikan skenario tertentu yang biasa terjadi di tempat kerja dan diminta menyelesaikannya. Cara mereka mengambil keputusan dan menghadapi tantangan bisa menjadi indikator apakah mereka cocok dengan ritme kerja perusahaan.
Metode ini membantu perusahaan melihat langsung bagaimana kandidat berperilaku dalam lingkungan kerja nyata.
Baca Juga: Jenis Seleksi Karyawan: Tahapan dan Cara Memilih yang Tepat
Bagaimana Cultural Fit Test Dilakukan Saat Proses Rekrutmen?
Sumber: Freepik
Culture fit test dilakukan secara sistematis dalam proses rekrutmen untuk memastikan kandidat sesuai dengan budaya perusahaan. Berikut langkah-langkahnya!
1. Identifikasi Budaya Perusahaan
Sebelum menilai kandidat, perusahaan harus memahami budaya internal mereka sendiri. Nilai, visi, dan cara kerja tim perlu dirumuskan dengan jelas agar bisa dijadikan acuan dalam seleksi. Proses ini penting supaya penilaian yang dilakukan lebih terarah dan objektif.
2. Pengembangan Pertanyaan dan Metode
Setelah budaya perusahaan terdefinisi, tahap berikutnya adalah menyusun metode yang tepat. Wawancara berbasis perilaku, kuesioner, atau simulasi situasi kerja bisa digunakan untuk menggali kecocokan kandidat. Pertanyaan harus dirancang agar bisa mengungkap nilai dan pola pikir kandidat secara alami.
3. Pelaksanaan Penilaian
Culture fit test adalah tahap di mana perusahaan mulai menilai kandidat berdasarkan metode yang telah disiapkan.
Tes ini bisa dilakukan saat wawancara atau melalui simulasi kerja untuk melihat bagaimana kandidat berinteraksi dengan nilai perusahaan.
Dari sini, HR dan hiring manager bisa menentukan apakah kandidat bisa beradaptasi dan berkembang dalam lingkungan kerja mereka.
4. Evaluasi
Hasil dari tes ini kemudian dianalisis untuk menentukan tingkat kesesuaian kandidat. Perusahaan bisa membandingkan jawaban kandidat dengan budaya yang sudah diidentifikasi sebelumnya.
Keputusan akhir dibuat dengan mempertimbangkan kombinasi antara keterampilan teknis dan kecocokan budaya agar tim tetap solid dan produktif.
Contoh Culture Fit Test di Perusahaan
Setiap perusahaan punya cara unik dalam menerapkan culture fit test untuk menilai kesesuaian kandidat dengan budaya kerja. Berikut dua contohnya!
1. Google – Wawancara Berbasis Nilai Perusahaan
Google terkenal dengan budaya inovatif dan kolaboratifnya. Saat rekrutmen, mereka melakukan wawancara berbasis perilaku untuk menilai apakah kandidat memiliki pola pikir growth mindset, keterbukaan, dan kemampuan bekerja dalam tim. Kandidat juga diuji bagaimana mereka menyelesaikan masalah dengan cara yang kreatif dan efektif.
2. Netflix – Evaluasi Nilai dan Gaya Kerja Kandidat
Netflix mencari kandidat yang bisa beradaptasi dengan budaya mereka yang transparan dan berbasis hasil.
Saat rekrutmen, mereka menggunakan studi kasus dan diskusi untuk menilai apakah kandidat cocok dengan prinsip kerja mereka, seperti kebebasan dan tanggung jawab tinggi. Tes ini memastikan bahwa setiap individu bisa bekerja mandiri sekaligus memberikan dampak besar bagi tim.
Baca Juga: Tes Kraepelin: Definisi, Tujuan, Aspek Penilaian, & Tips
Siap Melakukan Culture Fit Test?
Culture fit test adalah langkah penting dalam rekrutmen untuk memastikan kandidat dapat beradaptasi dan berkembang dalam budaya perusahaan. Dengan metode yang tepat, perusahaan bisa membangun tim yang solid, produktif, dan minim turnover.
Kalau kamu ingin mendalami lebih lanjut tentang rekrutmen dan strategi HR lainnya, yuk gabung di Bootcamp Human Resources dibimbing.id!
Bareng mentor berpengalaman, kamu bakal dapet silabus terlengkap, praktek nyata buat portfolio, gratis mengulang kelas, serta peluang kerja lebih besar karena 96% alumni sudah berhasil dapet kerja dan ada 840+ hiring partner siap menyalurkan talent terbaik!
Kalau masih ada pertanyaan lain, seperti “Apa saja keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di bidang HR? atau Bagaimana cara membangun sistem rekrutmen yang efektif untuk perusahaan?”, jangan ragu konsultasi gratis di sini! dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi
Tags