Tes Kraepelin: Definisi, Tujuan, Aspek Penilaian, & Tips
Farijihan Putri
•
22 October 2024
•
428
Tes kraepelin sering menjadi momok buat yang lagi persiapan tes masuk kerja nih, Warga Bimbingan! Kamu mungkin pernah mendengar cerita horor tentang lembar penuh angka yang bikin pusing tujuh keliling.
Kalau kamu lagi belajar ilmu-ilmu HR, pasti nggak asing dengan tes ini yang sering dipakai buat mengukur ketahanan mental dan konsentrasi.
Di artikel ini, MinDi mau bongkar apa itu tes kraepelin, cara skorsing, hingga perbedaanya dengan tes pauli. Yuk, simak!
Apa itu Tes Kraepelin?
Tes kraepelin adalah tes psikologi yang dirancang untuk mengukur konsentrasi, kecepatan, ketahanan, dan stabilitas emosi seseorang dalam menyelesaikan tugas yang monoton dan menantang secara mental.
Tes ini biasanya melibatkan penjumlahan angka secara berurutan dalam kolom-kolom yang panjang dengan batasan waktu tertentu, sehingga sangat bergantung pada kemampuan fokus dan manajemen stres.
Tes kraepelin sering digunakan dalam rekrutmen untuk menilai kesiapan kandidat dalam menghadapi tekanan di lingkungan kerja yang menuntut.
Tujuan Tes Kraepelin
Sebelum kamu merasa terintimidasi dengan deretan angka di tes kraepelin, penting buat tahu sebenarnya apa tujuan tes ini.
Tes ini nggak hanya sekadar menghitung angka, tapi juga punya fungsi yang lebih dalam untuk memahami karakteristik penting dalam diri seseorang. Simak 5 tujuan utama tes kraepelin yang perlu kamu ketahui.
1. Mengukur Konsentrasi
Tes ini menuntut kamu untuk tetap fokus di tengah kebosanan dan tekanan. Kemampuan menjaga konsentrasi dalam waktu lama menjadi kunci di sini.
Kalau kamu bisa melewati tes ini, artinya kamu punya ketahanan fokus yang tinggi.
2. Menilai Kecepatan Kerja
Seberapa cepat kamu memproses informasi juga diuji. Tes kraepelin melibatkan penjumlahan cepat.
Jadi, makin cepat kamu menyelesaikan, makin baik skormu. Hal ini penting buat pekerjaan yang menuntut efisiensi tinggi.
3. Mengukur Ketahanan Mental
Durasi tes yang panjang bukan tanpa alasan. Tes ini ingin melihat sejauh mana kamu bisa bertahan mengerjakan tugas monoton tanpa kehilangan semangat.
Kalau kamu bisa menyelesaikannya dengan stabil, berarti kamu punya daya tahan mental yang baik.
4. Menilai Kestabilan Emosi
Tes ini juga memantau apakah kamu gampang stres saat dihadapkan pada tekanan dan kebosanan.
Kalau kamu tetap tenang dan fokus sepanjang tes, itu tanda kamu bisa mengendalikan emosi dengan baik. Nah, ini penting banget dalam situasi kerja yang penuh tantangan.
5. Menguji Kemampuan Manajemen Waktu
Waktu adalah segalanya dalam tes kraepelin. Kamu dituntut untuk mengatur kecepatan agar bisa menyelesaikan semua dalam waktu yang ditentukan.
Tes ini membantu melihat apakah kamu bisa bekerja dengan cepat tanpa kehilangan akurasi.
Tips Mengerjakan Tes Kraepelin
Sumber: Freepik
Meskipun tes kraepelin terlihat menantang, dengan persiapan yang tepat kamu bisa melewatinya dengan baik.
Berikut adalah beberapa tips mengerjakan tes kraepelin yang bisa bikin kamu lebih siap dan percaya diri.
1. Melatih Konsentrasi
Konsentrasi adalah kunci sukses di tes kraepelin. Sebelum tes, coba latih kemampuan fokus kamu dengan mengerjakan soal-soal serupa dalam kondisi tenang.
Semakin terbiasa, semakin mudah kamu menjaga ritme dan akurasi saat tes berlangsung.
2. Atur Napas dan Tenang
Jangan panik melihat angka yang banyak. Ketika merasa tertekan, coba atur nafas perlahan dan tetap tenang. Pikiran yang tenang akan membantu kamu bekerja lebih efektif tanpa kesalahan.
3. Jaga Ritme Kerja
Kecepatan memang penting, tapi jangan sampai terburu-buru. Temukan ritme yang nyaman untuk mengerjakan soal dengan stabil dan konsisten.
Jangan khawatir soal kecepatan di awal, yang penting kamu bisa menjaga alur sampai akhir.
4. Gunakan Metode Penjumlahan Cepat
Coba temukan metode sederhana untuk penjumlahan cepat, seperti menjumlahkan dari angka yang paling mudah terlebih dahulu. Dengan begitu, kamu bisa menghemat waktu dan mengurangi kesalahan hitung.
5. Fokus pada Kolom yang Sedang Dikerjakan
Jangan biarkan pikiranmu melompat ke kolom-kolom yang belum selesai. Fokuslah hanya pada kolom yang sedang dikerjakan.
Cara ini akan membantu kamu tetap terorganisir dan menghindari kebingungan di tengah tes.
Baca Juga: 11 Jenis Tes Psikologi Seleksi Kerja yang Perlu Dipelajari
Aspek Penilaian Tes Kraepelin
Dalam tes kraepelin, ada beberapa aspek penilaian yang jadi perhatian utama untuk melihat performa kamu secara keseluruhan.
Tes ini bukan cuma soal kecepatan menjumlah angka, tapi juga menggambarkan bagaimana cara kamu menghadapi tekanan. Berikut aspek penilaiannya:
1. Kecepatan Kerja
Seberapa cepat kamu bisa menyelesaikan deretan penjumlahan dalam batas waktu tertentu menjadi salah satu penilaian utama.
Kecepatan ini mencerminkan kemampuan kamu dalam memproses informasi dengan cepat di bawah tekanan.
2. Ketelitian dan Akurasi
Bukan hanya cepat, tapi hasil perhitungan kamu juga harus akurat. Jumlah kesalahan dalam perhitungan akan jadi indikator penting dalam melihat seberapa teliti kamu dalam mengerjakan tugas yang penuh detail.
3. Konsistensi Kinerja
Tes ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama, jadi penilai juga melihat apakah kamu bisa mempertahankan ritme kerja yang konsisten dari awal hingga akhir.
Kestabilan dalam menyelesaikan kolom demi kolom mencerminkan ketahanan mental kamu.
4. Daya Tahan Mental
Tes ini monoton dan berlangsung lama, sehingga daya tahan mental kamu diuji untuk melihat apakah kamu bisa tetap fokus atau malah menurun di tengah-tengah tes.
Hal ini menunjukkan seberapa siap kamu menghadapi pekerjaan yang menuntut ketekunan.
5. Stabilitas Emosi
Jika kamu mulai merasa tertekan atau frustasi selama tes, itu bisa terlihat dari penurunan kinerja atau peningkatan kesalahan.
Tes ini juga mengukur seberapa baik kamu bisa mengelola emosi saat dihadapkan pada situasi yang penuh tekanan.
Cara Skoring Tes Kraepelin
Sumber: Freepik
Skoring tes kraepelin dilakukan dengan cara yang cukup detail untuk menilai berbagai aspek dari kemampuan peserta. Berikut adalah cara skoring yang umum dilakukan dalam tes kraepelin:
1. Jumlah Penjumlahan yang Benar
Setiap jawaban benar akan dihitung, dan jumlahnya akan menjadi indikator kecepatan serta ketelitian peserta.
Semakin banyak hasil penjumlahan yang benar, semakin baik skornya. Nah, ini adalah poin dasar dalam skoring tes.
2. Jumlah Kesalahan
Selain menghitung jumlah jawaban yang benar, tes ini juga mencatat berapa banyak kesalahan yang dibuat.
Kesalahan yang sering terjadi, baik karena ketergesaan atau kurang fokus, akan memengaruhi skor akhir dan menjadi catatan penting dalam menilai akurasi peserta.
3. Pola Penurunan Kinerja
Skor juga diukur berdasarkan pola kinerja dari waktu ke waktu. Jika peserta menunjukkan penurunan performa.
Misalnya, semakin lambat atau lebih banyak salah saat tes berlanjut, ini menunjukkan kurangnya ketahanan mental. Konsistensi sangat diperhitungkan dalam skoring.
4. Skoring Per Kolom
Tes ini dibagi dalam beberapa kolom penjumlahan, dan tiap kolom dihitung secara terpisah. Hasil dari setiap kolom akan dibandingkan untuk melihat apakah ada penurunan atau peningkatan dalam performa peserta.
Nah, ini membantu menggambarkan bagaimana peserta menghadapi tugas monoton dalam waktu lama.
5. Analisis Kualitas Kerja
Setelah semua skor dikumpulkan, penilai akan melihat gambaran besar mengenai kualitas kerja peserta, dari kecepatan, akurasi, konsistensi, hingga cara peserta mengelola tekanan.
Analisis ini membantu menentukan apakah peserta punya daya tahan mental dan fokus yang diperlukan untuk pekerjaan tertentu.
Apa Perbedaan Tes Kraepelin dan Tes Pauli?
Meskipun tes kraepelin dan tes pauli sama-sama tes psikologi yang sering digunakan untuk mengukur konsentrasi dan ketahanan mental, ada beberapa perbedaan penting di antara keduanya.
Tes kraepelin biasanya melibatkan penjumlahan angka-angka secara vertikal dalam kolom-kolom panjang, dan fokus utamanya untuk melihat konsistensi, kecepatan, serta akurasi selama tes berlangsung.
Tes ini lebih terstruktur dan kadang terasa sedikit lebih 'sederhana' dibandingkan tes pauli.
Nah, kalau tes pauli lebih dinamis karena melibatkan penjumlahan angka secara horizontal dan memiliki durasi tes yang lebih panjang, sehingga lebih menuntut dari segi daya tahan mental.
Peserta tes pauli ditantang untuk bekerja dengan ritme yang lebih cepat dan jumlah kolom yang lebih banyak. Jadi, stres yang dihadapi juga lebih tinggi.
Dengan kata lain, tes pauli cenderung lebih intens dalam menuntut kemampuan multitasking dan adaptasi dibandingkan tes kraepelin.
Baca Juga: Apa itu Tes Pauli? Arti,Kegunaan, Cara Mengerjakan & Tipsnya!
Sudah Lebih Tau Tentang Tes Kraepelin?
Sekarang Warga Bimbingan sudah lebih paham tentang Tes Kraepelin, tapi ingat, tes ini cuma salah satu bagian dari proses rekrutmen yang lebih besar.
Masih banyak jenis tes lain yang digunakan untuk menilai calon karyawan. Kalau kamu tertarik tahu lebih banyak soal tes rekrutmen dan keterampilan yang dibutuhkan sebagai HR, nggak ada salahnya buat terus belajar!
Yuk, ikutan Bootcamp Human Resources di dibimbing.id! Di bootcamp ini, kamu bakal belajar bareng mentor berpengalaman dengan silabus terlengkap, praktek nyata buat portfolio, dan gratis mengulang kelas.
Sudah ada 94% alumni yang berhasil dapat kerja, plus lebih dari 700+ hiring partner yang siap membantu penyaluran kerja kamu.
Kalau ada pertanyaan kayak, "Gimana cara jadi HR yang handal?" atau "Tes lain apa yang perlu saya pelajari?", jangan ragu konsultasi gratis di sini. Dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi!
Referensi
- Tes Kraepelin: Pengertian, Tujuan, Cara Mengerjakan, dan Penilaian [Buka]
Tags