Topologi Peer to Peer: Fungsi, Jenis, Cara, Plus & Minus
Irhan Hisyam Dwi Nugroho
•
14 November 2024
•
269
Bagi kamu yang ingin memahami lebih dalam tentang jaringan komputer, topologi Peer-to-Peer adalah konsep dasar yang penting untuk dipahami, nih, Warga Bimbingan!
Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan topologi Peer-to-Peer semakin populer karena sifatnya yang fleksibel dan efisien dalam menghubungkan perangkat langsung tanpa server pusat.
Kalau Warga Bimbingan, masih bingung tentang cara kerja topologi ini serta kelebihan dan kekurangannya, artikel ini bisa jadi panduan awal yang tepat.
Tak hanya membahas fungsi dan jenis-jenis topologi Peer-to-Peer, kamu juga akan memahami cara kerjanya. Yuk, kita belajar bareng-bareng, Warga Bimbingan!
Apa itu Topologi Peer to peer?
Topologi Peer-to-Peer adalah model jaringan di mana setiap komputer atau perangkat bertindak sebagai "peer" atau rekan yang setara. Artinya, setiap perangkat dapat saling berbagi data, sumber daya, dan tugas tanpa membutuhkan server pusat.
Dalam jaringan ini, semua perangkat memiliki peran yang sama dan bisa langsung berkomunikasi satu sama lain.
Topologi ini sering digunakan pada jaringan kecil, seperti di rumah atau kantor kecil, untuk berbagi data dengan lebih cepat dan efisien.
Tidak adanya server pusat membuat topologi Peer-to-Peer lebih mudah diatur dan lebih ekonomis daripada topologi berbasis server. Namun, tanpa server pusat, keamanan dan pengelolaan jaringan bisa menjadi lebih menantang, terutama jika jumlah perangkat bertambah banyak.
Singkatnya, topologi Peer-to-Peer adalah model jaringan yang memungkinkan setiap perangkat untuk berinteraksi langsung satu sama lain dengan peran yang setara.
Baca juga: Frontend Engineer adalah: Definisi, Tugas, Kualifikasi dan Gaji
Cara Kerja Topologi Peer to peer
Gambar topologi Peer to peer
Cara kerja topologi Peer-to-Peer cukup sederhana. Dalam jaringan ini, setiap perangkat berfungsi sebagai klien sekaligus server. Artinya, setiap perangkat dapat mengirim dan menerima data langsung dari perangkat lain tanpa perlu melalui server pusat.
Misalnya, jika satu komputer ingin mengakses file dari komputer lain dalam jaringan, ia bisa langsung melakukannya selama kedua perangkat terhubung. Komunikasi ini memungkinkan proses berbagi data menjadi lebih cepat dan efisien, terutama dalam jaringan kecil.
Jaringan Peer-to-Peer biasanya diterapkan dalam lingkungan yang membutuhkan fleksibilitas dan mudah diatur, seperti di rumah atau kantor kecil.
Ciri-ciri Topologi Peer to peer:
- Setiap perangkat dalam jaringan memiliki peran yang sama sebagai klien dan server.
- Tidak membutuhkan server pusat untuk mengatur komunikasi antar perangkat.
- Lebih mudah diatur dan lebih murah dibandingkan dengan jaringan berbasis server.
- Cocok untuk jaringan skala kecil dengan jumlah perangkat terbatas.
- Pengaturan dan pemeliharaan jaringan lebih sederhana tetapi kurang aman.
- Performanya menurun seiring dengan bertambahnya jumlah perangkat dalam jaringan.
Baca juga: Siapa itu Mobile Developer? Definisi, Tugas, Gaji & Skillnya
Fungsi Topologi Peer to Peer
Sumber: Canva
Topologi Peer-to-Peer memiliki beberapa fungsi utama yang berguna dalam jaringan kecil dan lingkungan dengan kebutuhan berbagi data secara langsung. Berikut adalah fungsi-fungsi topologi Peer-to-Peer:
- Berbagi Sumber Daya: Setiap perangkat dapat saling berbagi sumber daya, seperti file, printer, atau perangkat lain yang terhubung dalam jaringan, tanpa memerlukan server pusat.
- Mendukung Komunikasi Langsung: Dengan topologi ini, perangkat dalam jaringan bisa berkomunikasi secara langsung. Misalnya, satu komputer dapat mengirim data ke komputer lain tanpa perantara.
- Memudahkan Pengaturan Jaringan: Pengaturan dan konfigurasi jaringan Peer-to-Peer relatif sederhana, sehingga mudah diterapkan di lingkungan rumah atau kantor kecil tanpa memerlukan teknisi khusus.
- Mengurangi Biaya Infrastruktur: Tanpa perlu membeli server atau perangkat mahal lainnya, topologi Peer-to-Peer menjadi solusi ekonomis untuk jaringan kecil dengan anggaran terbatas.
- Menambah Fleksibilitas Jaringan: Setiap perangkat dapat berfungsi sebagai klien dan server sesuai kebutuhan, membuat jaringan lebih fleksibel dalam hal penggunaan dan fungsi.
Baca juga: Kisaran Gaji Cyber Security di Indonesia dan Faktor Penentu
Jenis Topologi Peer to peer
Sumber: Canva
Setiap jenis memiliki karakteristik, kelebihan, dan kekurangannya masing-masing. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang jenis-jenis topologi Peer-to-Peer:
1. Decentralized P2P
Decentralized P2P adalah jenis topologi yang tidak memiliki pusat kontrol. Dalam jaringan ini, setiap perangkat atau node bekerja secara mandiri dan berfungsi sebagai klien sekaligus server.
Kelebihan Decentralized P2P:
- Tidak ada titik pusat kegagalan: Karena tidak ada server pusat, jaringan ini lebih tahan terhadap kegagalan. Jika satu perangkat mengalami masalah, jaringan tetap berfungsi tanpa terganggu.
- Privasi yang lebih tinggi: Dengan tidak adanya pusat kontrol, data yang dipertukarkan antar perangkat lebih sulit untuk dipantau, meningkatkan privasi.
- Fleksibel dalam ekspansi: Perangkat bisa dengan mudah ditambah atau dikurangi tanpa memengaruhi struktur jaringan, menjadikannya lebih fleksibel.
Kekurangan Decentralized P2P:
- Manajemen lebih sulit: Tanpa adanya pusat kontrol, pengelolaan perangkat dalam jaringan menjadi lebih rumit, terutama jika jaringan memiliki banyak node.
- Keamanan kurang terjamin: Karena setiap perangkat beroperasi secara independen, sulit untuk menjaga keamanan data secara konsisten, sehingga rentan terhadap perangkat yang mungkin tidak dapat dipercaya.
- Kinerja bisa menurun: Jika jumlah perangkat bertambah, performa jaringan bisa menurun karena beban komunikasi tersebar di antara banyak perangkat tanpa pengelolaan terpusat.
Baca juga: Web Developer: Arti, Tugas, Skill, Gaji dan Contoh
2. Centralized P2P
Centralized P2P adalah jenis topologi yang memiliki pusat kontrol, seperti server utama yang mengatur seluruh komunikasi di jaringan.
Dalam model ini, meskipun komunikasi antar perangkat tetap memungkinkan, seluruh aktivitas jaringan dikoordinasikan oleh server pusat yang berperan sebagai pengelola utama.
Kelebihan Centralized P2P:
- Mudah dikelola: Dengan adanya kontrol dari server pusat, pengelolaan jaringan menjadi lebih mudah karena semua perangkat bergantung pada satu titik pusat.
- Keamanan lebih terjamin: Server pusat bisa menerapkan kebijakan keamanan untuk seluruh jaringan, sehingga data lebih terlindungi.
- Akses data cepat dan teratur: Server pusat mengelola permintaan perangkat, sehingga akses data lebih terstruktur dan cepat, terutama untuk jaringan dengan jumlah perangkat besar.
Kekurangan Centralized P2P:
- Titik pusat kegagalan: Ketergantungan pada server pusat membuat jaringan rentan; jika server pusat mengalami kerusakan atau mati, seluruh jaringan akan terganggu.
- Biaya lebih tinggi: Memiliki server pusat memerlukan investasi tambahan untuk perangkat keras, pemeliharaan, dan administrasi.
- Skalabilitas terbatas: Penambahan perangkat dalam jaringan dibatasi oleh kapasitas server pusat, sehingga perlu upgrade server jika jaringan diperluas.
Baca juga: Apa itu Full Stack Developer? Tugas, Gaji, Jurusan, & Skillnya
3. Hybrid P2P
Hybrid P2P adalah model yang menggabungkan elemen dari Decentralized P2P dan Centralized P2P. Dalam topologi ini, jaringan memiliki server pusat untuk membantu mengelola komunikasi, namun perangkat tetap bisa saling terhubung langsung.
Kelebihan Hybrid P2P:
- Keseimbangan antara kontrol dan fleksibilitas: Hybrid P2P menawarkan pengelolaan terpusat melalui server, namun tetap memberikan keleluasaan bagi perangkat untuk berinteraksi langsung, menciptakan fleksibilitas yang baik.
- Keamanan lebih baik: Server pusat bisa mengelola kebijakan keamanan, namun perangkat juga memiliki otonomi dalam interaksi langsung, memungkinkan keamanan yang lebih fleksibel.
- Ketahanan lebih baik: Jika server pusat mengalami masalah, jaringan masih bisa berfungsi melalui komunikasi langsung antar perangkat, sehingga mengurangi risiko downtime.
Kekurangan Hybrid P2P:
- Pengaturan lebih rumit: Kombinasi antara pengelolaan pusat dan interaksi independen antar perangkat membuat pengaturan jaringan menjadi lebih kompleks.
- Biaya lebih tinggi: Karena menggunakan server pusat dan membutuhkan pengaturan independen untuk perangkat, biaya pengelolaan dan infrastruktur lebih tinggi.
- Rentan terhadap gangguan: Jika salah satu komponen—baik server pusat atau node independen—mengalami masalah, performa jaringan bisa terganggu karena harus mengelola dua sistem komunikasi.
Baca juga: Gaji Full Stack Developer di Indonesia & Faktornya, Yuk Simak!
Contoh Topologi Peer to Peer
Sumber: Canva
Berikut adalah beberapa contoh aplikasi atau platform yang menggunakan topologi Peer-to-Peer dalam beroperasi:
1. BitTorrent untuk berbagi file
BitTorrent adalah protokol berbagi file yang memungkinkan pengguna mengunduh dan mengunggah file secara langsung antar pengguna tanpa server pusat.
Setiap pengguna yang mengunduh file juga membantu membagikan file tersebut ke pengguna lain, mempercepat proses distribusi data.
Baca juga: Database Engineer: Pengertian, Tugas, Skill, dan Gajinya
2. Skype untuk panggilan video
Skype awalnya menggunakan teknologi P2P untuk panggilan video dan suara, memungkinkan komunikasi langsung antar perangkat pengguna.
Dengan sistem ini, Skype dapat memberikan kualitas komunikasi yang stabil tanpa perlu server pusat besar.
3. Bitcoin untuk transaksi keuangan
Bitcoin adalah cryptocurrency yang beroperasi dalam jaringan P2P terdesentralisasi, di mana transaksi dicatat di blockchain tanpa memerlukan perantara seperti bank.
Setiap node dalam jaringan bertanggung jawab untuk memverifikasi dan mencatat transaksi, menciptakan sistem yang lebih transparan dan aman.
4. WhatsApp untuk pesan instan
WhatsApp juga menggunakan model P2P dalam beberapa layanannya, terutama dalam pengiriman pesan yang terenkripsi end-to-end.
Artinya, pesan dikirim langsung antara perangkat pengguna tanpa melalui server pusat yang menyimpan isi pesan.
5. Telegram untuk berbagi data langsung
Telegram menyediakan fitur untuk berbagi file dalam jaringan P2P, memungkinkan pengguna mengirim file besar secara langsung ke pengguna lain.
Hal ini memungkinkan transfer data yang cepat dan efisien, terutama untuk komunitas besar atau grup dengan banyak anggota.
Baca juga: Siapa itu Android Developer? Kenali Pekerjaan, Gaji & Skillnya
Sudah Paham Topologi Peer-to-Peer?
Setelah memahami fungsi, jenis, cara kerja, kelebihan, dan kekurangan topologi Peer-to-Peer, kamu kini lebih siap untuk mengoptimalkan jaringan dalam bisnismu sendiri.
Ingin mendalami lebih lanjut? Yuk, bergabung di Bootcamp Web Development di dibimbing.id di dibimbing.id!
Belajar langsung dari mentor berpengalaman, dengan silabus lengkap, praktik nyata untuk memperkuat portofolio, dan kesempatan gratis mengulang kelas.
Sudah ada 95% alumni yang berhasil bekerja, dan lebih dari 700+ hiring partner siap membantu penyaluran kerja.
Ada pertanyaan tentang jaringan, peluang karier, atau tips produk? Konsultasi gratis di sini. dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi!
Referensi:
Tags
Irhan Hisyam Dwi Nugroho
Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.