dibimbing.id - 10 Serangan Siber di Indonesia yang Perlu Kamu Ketahui

10 Serangan Siber di Indonesia yang Perlu Kamu Ketahui

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

•

23 January 2025

•

278

Image Banner

Serangan Siber di Indonesia adalah ancaman yang semakin sering terjadi seiring pesatnya perkembangan teknologi digital. Dari kebocoran data pribadi hingga serangan terhadap sistem pemerintahan, berbagai sektor telah menjadi target para peretas.

Nah, biar Warga Bimbingan makin paham dan waspada, MinDi bakal bahas 10 serangan siber di Indonesia yang perlu kamu ketahui. Yuk, simak selengkapnya dan pastikan kamu tahu cara melindungi diri dari ancaman digital ini!

Baca juga : Panduan Lengkap Belajar Cyber Security dan Peluang Kerja


Pengertian Serangan Siber


Serangan siber adalah upaya yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk merusak, mencuri, atau mengakses data secara ilegal melalui jaringan komputer. 

Serangan ini bisa menyasar individu, perusahaan, hingga lembaga pemerintahan dengan berbagai tujuan, mulai dari pencurian informasi sensitif hingga sabotase sistem. 

Dengan semakin berkembangnya teknologi digital, serangan siber menjadi ancaman serius yang dapat menyebabkan kerugian finansial, reputasi, dan operasional bagi korbannya. 

Oleh karena itu, penting bagi setiap individu dan organisasi untuk memahami ancaman ini serta mengambil langkah pencegahan yang tepat.

Baca juga : 7 Tokoh Cyber Security Indonesia yang Inspiratif


10 Serangan Siber di Indonesia


Sumber: Canva

Serangan siber di Indonesia semakin marak dan menjadi ancaman serius bagi berbagai sektor, mulai dari pemerintahan hingga e-commerce

Warga Bimbingan, yuk kita bahas beberapa kasus serangan siber terbesar yang pernah terjadi di Indonesia!


1. Lonjakan Serangan Siber Semester 1 Tahun 2024


Pada semester pertama tahun 2024, jumlah serangan siber di Indonesia mencapai angka fantastis, yaitu lebih dari 2,4 miliar serangan. Angka ini meningkat drastis dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sekitar 347 juta serangan

Serangan ini berasal dari berbagai sumber, baik dalam maupun luar negeri, seperti Turki dan Pakistan, yang kini masuk dalam daftar negara dengan aktivitas siber tinggi. 

Lonjakan serangan ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak untuk lebih serius dalam melindungi data dan sistem mereka.


2. 403 Juta Serangan Siber pada Tahun 2023


Tahun 2023 mencatat sebanyak 403 juta serangan siber di Indonesia, dengan Agustus menjadi bulan dengan jumlah serangan tertinggi mencapai 78 juta serangan. 

Jenis serangan yang paling banyak terjadi meliputi malware, ransomware, dan serangan DDoS yang berdampak pada performa sistem dan pencurian data. 

Insiden ini menunjukkan bahwa perusahaan dan individu perlu lebih waspada terhadap ancaman yang terus berkembang. 

Jika tidak diantisipasi, serangan ini bisa menyebabkan kerugian finansial dan reputasi yang besar.

Baca juga : 10 Sertifikasi Cyber Security yang Penting untuk Kariermu


3. Ransomware sebagai Tren Kejahatan Siber di 2023


Ransomware menjadi ancaman besar di Indonesia dengan ribuan serangan yang mengenkripsi data penting dan meminta tebusan kepada korban. 

Sektor yang paling terdampak adalah bisnis, lembaga pemerintah, hingga individu dengan data sensitif yang bernilai tinggi. 

Kasus ini menunjukkan pentingnya backup data secara rutin dan penerapan sistem keamanan yang kuat untuk mencegah akses ilegal ke sistem. 

Perusahaan juga harus terus meningkatkan edukasi keamanan bagi karyawan agar tidak mudah terjebak dalam serangan phishing yang menjadi pintu masuk ransomware.


4. Serangan Siber terhadap BRI Life


Pada tahun 2021, BRI Life mengalami peretasan besar-besaran yang menyebabkan data dua juta nasabah bocor ke publik. 

Data sensitif seperti KTP, informasi keuangan, dan dokumen pribadi lainnya berhasil dicuri oleh peretas yang mengeksploitasi celah keamanan dalam sistem perusahaan. 

Insiden ini menunjukkan pentingnya perlindungan data yang lebih ketat, terutama di sektor keuangan yang menangani informasi pribadi masyarakat dalam jumlah besar. 

Keamanan sistem harus selalu diperbarui untuk mencegah celah yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber.

Baca juga : 10 Bootcamp Cyber Security Terbaik di Indonesia Tahun 2025


5. Serangan DDoS terhadap DPR RI


Pada tahun 2020, situs resmi DPR RI menjadi korban serangan Distributed Denial of Service (DDoS) yang menyebabkan website tidak bisa diakses dalam waktu cukup lama. 

Serangan ini dilakukan dengan membanjiri server situs dengan trafik palsu sehingga sistem mengalami overload dan akhirnya lumpuh. 

Insiden ini membuktikan bahwa institusi pemerintahan pun tidak luput dari ancaman siber yang bertujuan untuk mengganggu komunikasi dan operasional publik. 

Oleh karena itu, peningkatan sistem keamanan dan pemantauan lalu lintas jaringan secara real-time sangat diperlukan untuk mencegah kejadian serupa.

Baca juga : Bug Bounty Adalah: Tujuan, Jenis, dan Keuntungannya


6. Kebocoran Data Kominfo


Sumber: Canva

Pada tahun 2022, Indonesia digemparkan oleh kebocoran data registrasi kartu SIM yang dikelola oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). 

Insiden ini mengungkap jutaan data pribadi pengguna, seperti NIK dan nomor telepon, yang berisiko disalahgunakan oleh pelaku kejahatan siber. 

Kebocoran ini menimbulkan kekhawatiran besar terkait pengelolaan dan perlindungan data pribadi di tingkat pemerintah. Kasus ini menjadi pelajaran penting bahwa infrastruktur digital nasional harus diperkuat untuk menghindari kebocoran serupa di masa mendatang.


7. Peretasan Tokopedia


Tahun 2020 menjadi tahun yang sulit bagi Tokopedia setelah mengalami kebocoran data yang cukup besar, di mana informasi lebih dari 91 juta pengguna terekspos. 

Data yang bocor meliputi nama pengguna, email, hingga password yang kemudian diperjualbelikan di dark web. 

Peristiwa ini menimbulkan keresahan di kalangan pengguna e-commerce dan meningkatkan urgensi penggunaan sistem keamanan yang lebih ketat. 

Tokopedia pun harus mengambil langkah-langkah pemulihan, seperti meningkatkan enkripsi data dan memperkuat sistem otentikasi pengguna.


8. Serangan Malware Pemilu 2019


Selama Pemilu 2019, sistem digital pemilu di Indonesia menjadi target serangan malware yang bertujuan untuk mencuri informasi penting serta mengganggu sistem penghitungan suara. 

Serangan ini menciptakan kekhawatiran akan integritas proses demokrasi yang semakin bergantung pada teknologi. 

Upaya penyusupan ini menunjukkan bahwa sektor publik, terutama yang berhubungan dengan demokrasi dan pemerintahan, rentan terhadap serangan siber yang bisa berdampak besar. 

Oleh karena itu, penguatan keamanan siber menjadi hal yang wajib dalam setiap penyelenggaraan pemilu di masa mendatang.


9. Defacing Website Kejaksaan Agung RI


Website resmi Kejaksaan Agung RI pernah menjadi korban defacing oleh seorang hacker yang mengubah tampilan situs dengan pesan yang bersifat kritik sosial. Serangan defacing seperti ini sering kali dilakukan sebagai bentuk protes atau sekadar unjuk kemampuan oleh peretas. 

Meskipun terlihat sederhana, insiden ini dapat merusak citra lembaga terkait di mata publik dan menunjukkan celah keamanan yang masih bisa dieksploitasi. 

Institusi pemerintahan perlu memastikan bahwa sistem web mereka selalu diperbarui dan diawasi agar kejadian serupa tidak terulang.


10. Serangan DDoS terhadap Citilink dan Tiket.com


Perusahaan transportasi digital seperti Citilink dan Tiket.com juga pernah menjadi sasaran serangan Distributed Denial of Service (DDoS) yang menyebabkan gangguan layanan bagi pengguna mereka. 

Serangan ini bertujuan untuk membanjiri server dengan trafik berlebihan hingga situs mereka lumpuh dan tidak bisa diakses oleh pelanggan. 

Akibatnya, operasional perusahaan terganggu, dan pelanggan tidak bisa melakukan pemesanan tiket secara online

Serangan ini menunjukkan bahwa sektor transportasi digital juga rentan terhadap ancaman siber dan memerlukan proteksi yang lebih ketat untuk menjaga kelancaran layanan.


Lindungi Data dari Ancaman! Ikuti Bootcamp Cyber Security di dibimbing.id


Setelah mengetahui 10 Serangan Siber di Indonesia yang Perlu Kamu Ketahui, saatnya kamu membekali diri dengan keterampilan untuk menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks!

Yuk, ikuti Bootcamp Cyber Security di dibimbing.id, di sini kamu akan belajar langsung dari mentor berpengalaman dengan kurikulum aplikatif yang mencakup Ethical Hacking, Network Security, hingga Incident Response. Dengan pendekatan yang praktis dan studi kasus nyata, kamu bisa memahami cara melindungi sistem dan data dari berbagai ancaman digital.

Dengan lebih dari 700+ hiring partner dan tingkat keberhasilan alumni hingga 94%, peluangmu untuk berkarier di bidang keamanan siber semakin terbuka lebar! Kamu juga akan mendapatkan akses ke komunitas profesional yang siap membantu perjalanan kariermu.

Jadi, tunggu apa lagi? Gabung sekarang di sini, tingkatkan skillmu, dan jadilah ahli cyber security yang siap melawan ancaman digital! #BimbingSampeJadi


Referensi

  1. 29 Juta Serangan Siber Diblokir di Indonesia Selama 2023 [Buka]

Share

Author Image

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!