dibimbing.id - 6 Komponen Dasar dan Contoh Product Requirement Document

6 Komponen Dasar dan Contoh Product Requirement Document

Hudita A. R. Lubis

•

14 June 2023

•

17245

Image Banner

Dalam dunia pengembangan produk, dokumentasi yang komprehensif dan terstruktur merupakan kunci kesuksesan. Salah satu dokumen yang penting dalam proses kesuksesan tersebut adalah Product Requirement Document (PRD), karena jika seorang Product Manager membuat kesalahan penulisan terhadap detail rancangan produk baru, tentu akan timbul permasalahan baru.


Product Requirement Document (PRD) berfungsi sebagai panduan rinci yang menyajikan kebutuhan, tujuan, dan spesifikasi produk yang akan dikembangkan. Nah, MinDi di sini akan menerangkan enam komponen dasar yang harus ada dalam PRD serta menyajikan contoh yang dapat memperjelas konsep Product Requirement Document.


Apa Itu Product Requirement Document?


Product Requirement Document atau PRD adalah sebuah dokumentasi yang dibuat oleh Product Manager ketika memproses pengembangan produk dengan capaian PRD dapat mengkomunikasikan detail atau kapabilitas suatu produk yang akan dirilis.


PRD berfungsi sebagai acuan dalam proses pengembangan produk. Dokumen penting ini lah yang akan menjadi sarana utama tim-tim lain di perusahaan untuk bekerja sama membantu pengembangan produk. PRD dapat menghindarkan kita dari risiko miscommunication ketika memproses produk baru yang akan dirilis. 


Sebelumnya kita harus tau dulu nih struktur dasar membuat Product Requirement Document.


Baca juga: Update Terkini Gaji Product Management Tahun 2023 


6 Komponen Membuat Product Requirement Document (PRD)


Dalam menyusun Product Requirement Document (PRD), terdapat 6 komponen sebagai struktur dasar. Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing komponen:


1. Objective (Tujuan)

Komponen ini menjelaskan secara jelas alasan atau tujuan produk kamu akan dikembangkan. Ini mencakup pengidentifikasian tujuan bisnis yang ingin dicapai dengan produk tersebut, seperti meningkatkan pangsa pasar, meningkatkan pendapatan, atau memenuhi kebutuhan khusus pelanggan.


2. Release (Rilis)

Bagian ini merinci rencana rilis produk yang akan dikembangkan. Ini mencakup informasi tentang versi perangkat lunak atau pembaruan yang direncanakan, jadwal rilis yang diinginkan, dan fitur-fitur yang akan termasuk dalam setiap rilis.


3. Features (Fitur)

Komponen ini berfokus pada daftar fitur yang akan ada dalam produk. Setiap fitur dijelaskan secara terperinci, termasuk deskripsi, fungsionalitas, dan kegunaan yang diharapkan. 


Komponen ini membantu memberikan pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dibangun dan fokus pada fitur-fitur utama yang akan memberikan nilai kepada pengguna.


4. User Flow and Design (Alur Pengguna dan Desain)

Bagian ini mencakup informasi tentang bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan produk. Ini mencakup diagram user flow, wireframe, atau desain UI yang menggambarkan bagaimana pengguna akan bergerak melalui produk dan melakukan tugas-tugas tertentu.


5. Analytics (Analitik)

Komponen ini berfokus pada pengukuran dan analisis data yang akan dikumpulkan dari produk yang dikembangkan. Ini mencakup jenis data yang akan dikumpulkan, alat analitik yang akan digunakan, dan metrik yang akan digunakan untuk mengevaluasi performa produk.


6. Future Work (Pekerjaan Masa Depan)

Bagian ini merinci pekerjaan atau fitur yang direncanakan untuk ditambahkan ke produk di masa depan. Ini mencakup pengembangan lanjutan, perbaikan, atau fitur-fitur tambahan yang belum termasuk dalam produk saat ini, tapi dianggap penting untuk pengembangan dan pertumbuhan produk di masa mendatang.


Baca juga: 6 Langkah Awal Mengembangkan Produk Digital 


Setiap komponen tersebut memberikan informasi yang penting dan saling melengkapi untuk memastikan pemahaman yang jelas tentang tujuan produk, persyaratan fitur, pengalaman pengguna, pengukuran performa, dan arah pengembangan di masa depan.


Jika Sobat MinDi perlu merasa 6 komponen tersebut kurang menjelaskan detail produk, kamu bisa menambahkan komponen-komponen lain sesuai kebutuhanmu dan ikutin cara membuat PRD berikut ini,


Cara membuat Product Requirement Document (PRD)

Dibimbing.id - Cara membuat Product Requirement Document (PRD)



Cara Membuat Product Requirement Document (PRD)


Berikut langkah-langkah umum yang dapat Sobat MinDi ikuti dalam membuat PRD:

  1. Menulis pendahuluan dan ringkasan produk, dengan cara berikan ringkasan singkat tentang produk yang akan dikembangkan. Kemudian, jelaskan tujuan produk dan manfaat yang diharapkan dan mengidentifikasi posisi-posisi yang penting di perusahaan.

  2. Menulis gambaran umum produk, dengan cara menjelaskan konteks produk, seperti lingkungan bisnis, tren pasar, dan pesaing produk perusahaan. Selanjutnya, mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan masalah yang ingin dipecahkan.

  3. Menulis kebutuhan pengguna, dengan cara menggambarkan profil pengguna target dan skenario penggunaan produk, dengan cara mengidentifikasi dan deskripsikan kebutuhan pengguna dengan jelas.

  4. Buat list fitur dan fungsionalitas yang menjelaskan fitur dan fungsionalitas produk. Jangan lupa prioritaskan fitur berdasarkan tingkat kepentingan dan dampak.

  5. Menulis persyaratan non-fungsional, dengan cara mengidentifikasi persyaratan non-fungsional, seperti kinerja, keamanan, skalabilitas, dan kegunaan. Dan jelaskan persyaratan tersebut dengan jelas dan terukur.

  6. Gambarkan aliran pengguna (User Flow) dalam menggunakan produk, langkah-langkah yang harus mereka ambil, dan interaksi dengan sistem.

  7. Siapkan User Interface (UI), dengan cara menjelaskan tata letak Antarmuka Pengguna (User Interface) yang diharapkan dan sertakan desain visual, wireframe, atau prototipe jika diperlukan.

  8. Menulis persyaratan data dan persyaratan kinerja, dengan cara mengidentifikasi persyaratan data yang diperlukan oleh produk, seperti kejelasan format, sumber data, dan persyaratan penyimpanan. Kemudian tentukan persyaratan kinerja yang ingin dicapai, seperti waktu response, waktu pemuatan, atau skala transaksi.

  9. Menulis pengaturan dan batasan, dengan cara menjelaskan pengaturan lingkungan dan batasan yang ada, seperti anggaran, waktu, dan sumber daya.

  10.  Menulis metrik evaluasi, dengan cara menetapkan matrik atau kriteria evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur keberhasilan produk.

  11. Menulis rencana proyek, risiko dan tantangan, dengan cara menyertakan rencana proyek yang mencakup tahapan pengembangan, jadwal, dan tanggung jawab kamu. Kemudian identifikasi risiko yang mungkin dihadapi selama pengembangan produk, serta jelaskan strategi mitigasi dan rencana pengelolaan risiko.

  12. Terakhir, revisi dan penyuntingan, dengan cara periksa kembali apakah PRD-mu sudah disusun dengan jelas, terperinci, dan dapat dimengerti oleh semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengembangan produk. Berikan ruang bagi revisi dan penyuntingan PRD seiring perkembangan proyek dan perubahan kebutuhan.


Baca juga: 6 Ciri Product Requirement Document yang Baik, Apa Saja Persiapannya?


Template dan Contoh Product Requirement Document (PRD)


PRD harus menjadi panduan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna. Untuk memudahkan Sobat MinDi bisa ikuti template contoh Product Requirement Document (PRD) yang sudah MinDi siapkan berikut,


6 Komponen Dasar dan Contoh Product Requirement DocumentDibimbing.id - Template Contoh Product Requirement Document


Template ini dapat Sobat MinDi sesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan produk yang sedang dikembangkan. Jangan lupa pastikan untuk menyertakan informasi yang relevan dan memadai dalam setiap bagian PRD.


Sobat MinDi mungkin sekarang lagi bertanya-tanya gimana ya cara mengisi tiap kiat-kiat PRD, yang memerlukan pengetahuan dari wireframing sampai user stories untuk melengkapi PRD? Kamu bisa menjawab itu dengan mudah bila mengikuti Bootcamp Product Management selama gak lebih dari 4,5 bulan, hanya dengan klik di sini

Share

Author Image

Hudita A. R. Lubis

Hudita merupakan penulis lepas di berbagai topik. Dengan pengalaman lebih dari 2 tahun, ia terkenal dengan tulisannya yang padat dan jelas di topik-topik Project Management dan UI/UX design. Hudita juga merupakan seseorang yang punya rasa ingin tahu yang tinggi dan hobi menulis.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!