dibimbing.id - Bloc Flutter Adalah: Perbedaan, Komponen, dan Contohnya

Bloc Flutter Adalah: Perbedaan, Komponen, dan Contohnya

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

09 April 2025

329

Image Banner

Bloc Flutter adalah salah satu konsep penting yang wajib kamu pahami kalau mau jago bikin aplikasi Flutter, nih, Warga Bimbingan! Secara sederhana, Bloc merupakan salah satu metode untuk mengelola state dalam aplikasi Flutter, mirip seperti Cubit, tapi ada bedanya lho.

Di artikel ini, MinDi bakal jelasin mulai dari perbedaan Bloc dan Cubit, keuntungan Bloc, komponen utama di dalamnya, contoh implementasi, hingga perbandingannya dengan state management lain.

Supaya materinya lebih nempel dan kamu makin ahli, yuk langsung simak sampai akhir pembahasannya bareng MinDi, Warga Bimbingan!

Baca juga : Panduan Memilih Bootcamp Mobile Apps Development Terbaik


Apa Itu Bloc Flutter?


Bloc Flutter adalah sebuah pola atau pattern yang membantu kamu untuk mengelola state atau kondisi aplikasi secara lebih rapi dan terstruktur. 

Kepanjangan dari Bloc sendiri adalah Business Logic Component, yang bertugas memisahkan antara bagian logic dengan tampilan aplikasi. 

Dengan Bloc, logika aplikasi kamu jadi terpusat di satu tempat, sehingga kode kamu lebih mudah dipahami dan gampang untuk di-maintain. 

Jadi, buat kamu yang pengen bikin aplikasi Flutter yang rapi, simpel, dan scalable, Bloc ini bisa jadi sahabat terbaikmu, Warga Bimbingan!

Baca juga : Mengenal Struktur dan Komponen Flutter dalam Aplikasi


Perbedaan Bloc dan Cubit


Sumber: Canva

Sebelum lebih jauh belajar Bloc, kamu juga harus tahu nih, Warga Bimbingan, apa bedanya dengan Cubit yang juga populer di Flutter. Meski Bloc dan Cubit sama-sama bagian dari library Bloc, keduanya punya perbedaan yang wajib kamu pahami:


1. Kompleksitas Penggunaan


Bloc cenderung lebih kompleks karena menggunakan dua komponen utama: event dan state. Setiap aksi yang dilakukan user harus dikirim sebagai event, lalu ditangani di dalam Bloc untuk menghasilkan state baru. 

Sementara Cubit lebih simpel karena kamu cukup memanggil method dan langsung emit state baru tanpa perlu bikin event terpisah.


2. Kontrol dan Fleksibilitas


Bloc memberikan kontrol yang lebih besar terhadap alur logika aplikasi karena pemisahan antara event dan state. Ini membuat struktur kode jadi lebih rapi dan scalable untuk aplikasi besar. 

Di sisi lain, Cubit lebih praktis dan langsung, tapi kurang fleksibel kalau kamu butuh banyak percabangan logic.


3. Kemudahan Debugging


Karena Bloc memisahkan event dan state, setiap perubahan state bisa dilacak dengan jelas lewat event yang dikirim. Ini sangat membantu saat kamu perlu mencari tahu kenapa suatu state bisa berubah. 

Cubit nggak punya mekanisme event, jadi tracking perubahan state bisa sedikit membingungkan di proyek yang lebih kompleks.


4. Kesesuaian dengan Ukuran Proyek


Cubit cocok banget buat proyek kecil sampai menengah yang nggak terlalu rumit. Setup-nya cepat dan kode lebih ringkas. 

Tapi kalau kamu sedang ngerjain proyek besar dengan banyak logic yang saling berhubungan, Bloc lebih bisa diandalkan karena skalabilitas dan struktur kodenya lebih kuat.

Baca juga : Panduan Belajar Flutter untuk Membuat Aplikasi Mobile


Keuntungan Menggunakan Bloc di Flutter


Sumber: Canva

Bloc Flutter adalah solusi state management yang bukan cuma powerful, tapi juga bikin aplikasi kamu lebih terstruktur dan mudah dikembangkan. Yuk, Warga Bimbingan, simak empat keuntungan utama yang bisa kamu dapetin saat pakai Bloc:


1. Arsitektur yang Terstruktur


Bloc Flutter adalah cara untuk memisahkan business logic dari UI, sehingga kode jadi lebih rapi dan mudah diatur. 

Hal ini bikin kamu bisa fokus ngembangin logic tanpa khawatir bikin UI jadi berantakan. Struktur seperti ini juga mempermudah kolaborasi dalam tim.


2. Mudah Di-maintain dan Dites


Dengan Bloc, setiap bagian aplikasi punya tanggung jawab yang jelas, jadi kalau ada bug, kamu lebih cepat nemu dan memperbaikinya. 

Logic yang terpisah dari UI juga bikin proses testing jadi lebih gampang dilakukan. Cocok banget buat kamu yang pengen bikin aplikasi production-ready!


3. Skalabilitas Tinggi


Bloc sangat cocok untuk proyek-proyek besar karena arsitekturnya mendukung pengelolaan banyak fitur dan logic. 

Saat aplikasi tumbuh, Bloc bisa tetap menjaga kode kamu tetap terorganisir. Jadi kamu nggak perlu takut aplikasi jadi susah dikembangkan seiring waktu.


4. Dukungan Komunitas dan Dokumentasi Lengkap


Bloc punya komunitas yang aktif dan dokumentasi yang lengkap banget, jadi kamu nggak akan merasa sendirian. 

Banyak contoh, tutorial, bahkan plugin tambahan yang bisa bantu kamu belajar dan mengembangkan fitur dengan lebih mudah. Buat Warga Bimbingan yang baru mulai, ini jadi nilai plus banget!


Komponen Utama dalam Bloc Flutter


Sumber: Canva

Warga Bimbingan, Bloc Flutter adalah sistem yang terdiri dari beberapa komponen utama yang saling bekerja sama untuk mengelola state dengan rapi dan efisien. Yuk, kita bahas satu per satu!


1. Event


Event adalah aksi atau perintah yang dikirim dari UI untuk memberi tahu Bloc bahwa ada sesuatu yang harus diproses. 

Misalnya, user menekan tombol — itu bisa dianggap sebagai sebuah event. Di Bloc, setiap event akan ditangani dan menghasilkan perubahan pada state.


2. State


State merepresentasikan kondisi terbaru dari UI aplikasi kamu, dan akan berubah berdasarkan hasil dari proses event. 

Setiap kali state berubah, UI akan otomatis melakukan rebuild sesuai kondisi terbaru. Ini yang bikin aplikasi kamu terasa responsif dan dinamis.


3. Bloc


Bloc adalah ‘otak’ utama yang menerima event, memprosesnya, lalu mengeluarkan state baru. 

Di sinilah semua logika bisnis ditempatkan, sehingga UI kamu tetap bersih dari logika yang rumit. Komponen ini yang memastikan event dan state saling terhubung dengan baik.


4. Cubit (Opsional)


Cubit sebenarnya adalah versi ringan dari Bloc, dan juga bagian dari paket yang sama. 

Cubit nggak butuh event, cukup panggil fungsi untuk emit state baru — cocok buat logic yang simpel. Meski opsional, Cubit sering banget dipakai saat kamu pengen cepat dan praktis.

Baca juga : Flutter Widget: Pengertian, Jenis, dan Cara Menggunakannya


Contoh Implementasi Bloc Flutter


Sumber: Canva

Setelah tahu teori dan komponennya, sekarang saatnya MinDi ajak Warga Bimbingan lihat langsung gimana sih Bloc Flutter adalah konsep yang bisa diimplementasikan dalam berbagai situasi nyata di aplikasi. 

Biar makin kebayang, yuk simak tiga contoh implementasi Bloc yang sering dipakai dalam proyek Flutter:


1. Counter (Penghitung Angka Sederhana)


Ini contoh paling dasar dan populer buat belajar Bloc. Setiap kali user menekan tombol tambah atau kurang, akan dikirim event ke Bloc, lalu Bloc akan mengubah state-nya (misalnya angka bertambah jadi 1, 2, 3, dst). Cocok banget buat kamu yang baru mulai dan pengen paham alur event state.


2. Login dan Autentikasi


Bloc bisa dipakai untuk mengatur flow login, seperti menampilkan loading, validasi, hingga menampilkan error jika login gagal. 

Event dikirim saat user menekan tombol login, lalu Bloc akan proses dan update state berdasarkan hasil autentikasi. Ini bikin proses login kamu terasa lebih profesional dan terkontrol.


3. Fetch Data dari API (Misalnya List Produk)


Kamu bisa kirim event saat aplikasi butuh mengambil data dari server, lalu Bloc akan fetch data dan mengubah state jadi loading, success, atau error

UI akan menampilkan daftar produk saat data berhasil diambil, atau pesan error kalau gagal. Dengan Bloc, alur pengambilan data jadi lebih jelas dan mudah di-maintain.

Baca juga : Panduan Lengkap Flutter Developer Roadmap untuk Pemula


Bloc vs State Management Lain


Warga Bimbingan, penasaran nggak sih gimana posisi Bloc Flutter dibanding state management lain yang juga sering dipakai di Flutter? Nah, biar kamu nggak bingung pilih yang mana, MinDi udah rangkum perbandingannya secara singkat dan jelas nih!


1. Bloc vs Provider


Provider cocok buat aplikasi kecil karena simpel dan cepat di-setup. Tapi Bloc unggul dalam hal struktur dan pemisahan logic, jadi lebih ideal untuk proyek besar. Kalau kamu butuh manajemen state yang rapi dan scalable, Bloc lebih juara.


2. Bloc vs Riverpod


Riverpod lebih fleksibel dan modern, serta aman secara compile-time. Tapi Bloc tetap unggul soal struktur dan pemisahan logic yang lebih terorganisir. Cocok buat kamu yang butuh sistem dengan kontrol penuh dan alur yang jelas.


3. Bloc vs GetX


GetX itu ringan, cepat, dan multifungsi, tapi cenderung terlalu “magic” karena banyak proses tersembunyi. 

Bloc mungkin lebih verbose, tapi setiap alur perubahan state-nya jelas dan gampang dilacak. Cocok buat kamu yang suka kode yang eksplisit dan rapi.


4. Bloc vs MobX


MobX pakai pendekatan observables yang reaktif dan powerful, tapi bisa terasa asing buat pemula. 

Bloc lebih eksplisit dan mudah dipahami karena pakai alur event dan state yang jelas. Jadi, buat yang butuh kestabilan dan kemudahan debugging, Bloc masih jadi pilihan aman.


Ikuti Bootcamp Flutter Mobile Developer dan Kuasai Bloc Flutter!


Setelah memahami Bloc Flutter adalah cara kerja state management yang powerful—lengkap dengan perbedaan, komponen, dan contohnya—sekarang saatnya kamu terjun langsung dan praktik bareng mentor, Warga Bimbingan!

Yuk, ikuti Bootcamp Flutter Mobile Developer di dibimbing.id! Di sini, kamu akan belajar membangun aplikasi Flutter profesional dengan penguasaan Bloc, Cubit, dan berbagai state management populer yang digunakan di industri teknologi.

Belajar langsung dari mentor berpengalaman, kamu akan ditemani kurikulum aplikatif dan project-based yang bikin kamu makin siap terjun ke dunia kerja sebagai developer mobile.

Dengan lebih dari 840+ hiring partner dan tingkat keberhasilan alumni hingga 96%, peluangmu buat berkarier di dunia Flutter dan mobile development makin terbuka lebar!

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk hubungi kami dan daftar sekarang di sini, mulai perjalananmu menjadi Flutter Mobile Developer profesional bareng MinDi! #BimbingSampeJadi


Referensi


  1. flutter_bloc | Flutter package [Buka]

Share

Author Image

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.

Hi!👋
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!