dibimbing.id - Apa itu Postman? Fungsi, Fitur, dan Cara Menggunakannya

Apa itu Postman? Fungsi, Fitur, dan Cara Menggunakannya

Farijihan Putri

27 February 2025

505

Image Banner

Apa itu Postman? Warga Bimbingan, buat kamu yang sering berurusan dengan API, pasti tahu betapa ribetnya testing, debugging, dan dokumentasi API kalau harus dilakukan manual.

Apalagi kalau harus cek satu per satu request dan response-nya langsung dari kode, bisa makan waktu dan bikin pusing. Postman hadir sebagai solusi buat developer, QA, atau siapa saja yang butuh cara lebih simpel dan efisien untuk testing API tanpa ribet coding.

Masalahnya, banyak yang masih pakai cara lama atau bahkan nggak tahu kalau Postman bisa menghemat waktu pengujian API hingga 70% dengan fitur-fitur otomatisasinya.

Menurut laporan Postman 2024 State of the API Report, platform ini telah digunakan oleh lebih dari 35 juta pengguna di seluruh dunia, menunjukkan betapa pentingnya alat ini dalam ekosistem pengembangan API.

Nah, MinDi bakal bahas lengkap fungsi, fitur, dan cara menggunakan Postman biar kamu bisa lebih produktif dan nggak buang waktu saat testing API. Yuk, simak sampai habis biar nggak ketinggalan!


Apa itu Postman?


Postman adalah platform yang digunakan untuk menguji, mengembangkan, dan mengelola API secara lebih mudah dan efisien. Jika menggunakan Postman, developer dan QA bisa melakukan pengujian API tanpa harus menulis kode manual, cukup dengan interface yang user friendly.

Tool ini memungkinkan pengguna untuk mengirim request HTTP, melihat response, mengotomatiskan pengujian, hingga mendokumentasikan API dalam satu tempat. 

Keunggulan dalam hal fleksibilitasnya, membuat Postman telah menjadi standar industri untuk pengelolaan API dan digunakan oleh jutaan developer di seluruh dunia untuk mempercepat workflow mereka.


Fungsi Postman


Sumber: Freepik

Buat kamu yang sering berurusan dengan API, Postman bukan sekadar alat buat kirim request dan lihat response aja. Berikut adalah 5 fungsi utama Postman yang wajib kamu tahu.


1. Mengelola dan Mengorganisir API dengan Lebih Mudah


Daripada menyimpan berbagai endpoint API di dokumen atau catatan manual, Postman memungkinkan kamu menyusun request dalam koleksi (collections).

Dengan cara ini, semua endpoint API bisa dikelola dalam satu tempat yang rapi dan gampang diakses. Jadi, nggak perlu repot mencari-cari request lama saat butuh testing ulang.


2. Mempercepat Proses Pengujian API


Bayangin kalau kamu harus mengetik ulang request API setiap mau testing, pasti makan waktu dong. Kalau menggunakan Postman, kamu bisa menyimpan request yang sering digunakan dan menjalankannya kembali kapan saja tanpa harus memasukkan ulang parameter atau header. 

Bahkan, kamu bisa otomatisasi pengujian untuk memverifikasi apakah API bekerja sesuai yang diharapkan.


3. Mempermudah Dokumentasi API


Apa itu Postman kalau bukan alat yang bikin workflow API lebih efisien? Salah satu fitur paling berguna adalah kemampuannya untuk membantu mendokumentasikan API secara otomatis.

Kamu bisa menyusun semua request, response, parameter, dan contoh penggunaan API dalam satu tempat, lalu membagikannya ke tim tanpa harus membuat dokumen manual yang panjang.


4. Membantu Kolaborasi Antar Tim


Saat bekerja dalam tim, developer frontend dan backend butuh akses ke API yang sama. Kamu bisa berbagi koleksi request dan environment dengan rekan kerja, sehingga semua orang bisa testing dengan parameter yang sama.

Fitur ini bikin kolaborasi lebih efisien dan meminimalkan miskomunikasi soal API yang sedang dikembangkan.


5. Mengintegrasikan API dengan Workflow yang Lebih Besar


Postman nggak cuma untuk pengujian manual, tapi juga bisa diintegrasikan dengan CI/CD pipelines seperti Jenkins, GitHub Actions, atau GitLab CI/CD.

Dengan cara ini, pengujian API bisa dilakukan otomatis setiap kali ada perubahan kode, sehingga bug bisa terdeteksi lebih awal. Kalau mau workflow yang lebih seamless, Postman adalah pilihan yang wajib kamu coba.

Baca Juga: 7 Cara Menjadi Front-end Developer 2025, Yuk Praktik!


Fitur Postman


Biar Postman bisa bekerja maksimal, ada beberapa fitur utama yang harus kamu pahami. Yuk, simak beberapa fitur utama Postman yang bisa bikin pekerjaanmu lebih simpel!


1. API Designing


Merancang API nggak cuma soal coding, tapi juga memastikan API tersebut mudah digunakan oleh developer lain. Postman menyediakan fitur API Designing yang memungkinkan kamu membuat sketsa API dengan OpenAPI, RAML, atau GraphQL schema. 

Dengan fitur ini, kamu bisa mendesain API sebelum implementasi, memastikan struktur request dan response sudah sesuai standar industri.


2. API Debugging


Saat API nggak berjalan seperti yang diharapkan, proses debugging bisa jadi tantangan besar. Apa itu Postman kalau bukan alat yang bikin debugging menjadi lebih gampang?

Dengan Postman, kamu bisa melihat setiap request dan response secara detail, termasuk status code, headers, dan body. Jadi, kalau ada error, kamu bisa langsung tahu masalahnya ada di mana tanpa harus cek kode satu per satu.


3. API Testing


Manual testing bisa memakan banyak waktu, apalagi kalau harus mengulang request yang sama berkali-kali. Dengan fitur API Testing, Postman memungkinkan kamu mengotomatiskan pengujian dengan skrip yang bisa memverifikasi response API secara otomatis.

Misalnya, kamu bisa mengecek apakah status code sudah sesuai, response body mengandung data yang benar, atau performa API tetap stabil.

Baca Juga: Cara Menjadi Mobile Developer Profesional, Yuk Simak Langkahnya!


Cara Menggunakan Postman


Sumber: Freepik

Buat kamu yang baru mulai eksplorasi Postman, jangan khawatir! Postman punya tampilan yang user-friendly dan gampang dipahami. Nah, di sini MinDi bakal kasih panduan dasar cara menggunakan Postman. Yuk, langsung simak langkah-langkahnya!


1. Install dan Setup Postman


Sebelum mulai, pastikan kamu sudah mengunduh Postman dari postman.com. Setelah install, kamu bisa sign up atau login pakai akun Google biar semua request bisa tersimpan otomatis di cloud. 

Kalau nggak mau login, kamu tetap bisa pakai Postman dalam mode offline, tapi beberapa fitur kolaborasi nggak akan bisa digunakan.


2. Buat Request API Baru


Di dashboard utama Postman, kamu akan melihat kolom request di bagian atas. Pilih jenis request yang mau kamu gunakan, misalnya GET, POST, PUT, DELETE. 

Masukkan URL API yang mau diuji ke dalam kolom yang tersedia, lalu tekan tombol Send untuk mengirim request dan melihat response dari server.


3. Menambahkan Headers dan Parameters


Banyak API yang butuh headers atau query parameters supaya bisa bekerja dengan benar. Kamu bisa klik tab Headers buat menambahkan informasi seperti Content-Type atau Authorization Token. 

Kalau API yang kamu uji pakai query parameters (misalnya ?id=123), tinggal masukkan di tab Params supaya lebih terorganisir.


4. Melihat dan Menganalisis Response API


Setelah request dikirim, Postman bakal menampilkan response dari server dalam berbagai format seperti JSON, XML, atau HTML. Kamu bisa cek status code (200 OK, 404 Not Found, 500 Internal Server Error) untuk tahu apakah request berhasil atau ada error. 

Kalau response dalam format JSON, Postman juga menyediakan tampilan yang lebih rapi biar gampang dibaca.


5. Menyimpan dan Mengelola Request API dalam Collections


Daripada ngetik ulang request setiap kali mau testing, kamu bisa menyimpan request ke dalam Collections. Collections ini bisa berisi berbagai API yang sering kamu pakai, makanya lebih gampang diakses kapan aja. 

Fitur ini juga sangat berguna buat tim yang mau berbagi request API dengan anggota lainnya tanpa harus copy-paste manual.


6. Menggunakan Environment untuk Testing yang Lebih Fleksibel


Kalau kamu bekerja dengan beberapa lingkungan (misalnya development, staging, production), Postman punya fitur Environments yang bisa membantu. 

Dengan fitur ini, kamu bisa membuat variabel seperti {{base_url}} yang berubah sesuai environment tanpa perlu edit URL secara manual. Nah, ini bikin workflow testing API menjadi lebih cepat dan praktis.


7. Mengotomatiskan Pengujian API dengan Postman Tests


Biar nggak harus cek response satu per satu, kamu bisa pakai Postman Tests buat mengotomatiskan pengujian API. 

Di tab Tests, kamu bisa menulis skrip sederhana menggunakan JavaScript buat memverifikasi status code, isi response, atau waktu eksekusi API. Misalnya, untuk memastikan API mengembalikan status 200 OK, kamu bisa pakai kode berikut:

pm.test("Status code is 200", function () {  

    pm.response.to.have.status(200);  

});


8. Export dan Share API Documentation


Kalau kamu kerja bareng tim, Postman juga bisa membantu membuat dokumentasi API secara otomatis. 

Tinggal pilih Collections, lalu klik Generate API Documentation, dan Postman akan membuat dokumentasi yang bisa langsung dibagikan ke tim. Dengan fitur ini, nggak perlu repot bikin dokumentasi manual yang panjang dan membosankan.

Baca Juga: Kursus Web Developer Terbaik: Materi, Format, dan Peluang Karier


Mau Menguasai API Testing?


Sekarang kamu sudah paham apa itu Postman, fungsi, fitur, dan cara menggunakannya untuk API testing yang lebih efisien. Tapi, kalau mau benar-benar ahli dan siap terjun ke dunia kerja, kamu butuh latihan langsung dan bimbingan dari mentor berpengalaman.

Di Bootcamp Front-End Web Development dibimbing.id, kamu bakal belajar API integration, debugging, dan best practice dalam pengembangan web dengan silabus terlengkap, praktik nyata buat portfolio, serta gratis mengulang kelas sampai paham.

Sudah 96% alumni berhasil mendapatkan pekerjaan dan dibimbing.id punya lebih dari 840+ hiring partner siap menyalurkan talenta digital ke berbagai perusahaan!

Masih ada pertanyaan seperti, “Kalau aku belum pernah belajar API sebelumnya, apakah tetap bisa ikut bootcamp ini? atau Setelah lulus, ada support buat cari kerja atau magang nggak?, konsultasi gratis sekarang di sini! dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi.


Referensi


  1. 2024 State of API Report: Global growth of APIs [Buka]
  2. All-in-one Collaborative API Development Platform [Buka]

Share

Author Image

Farijihan Putri

Farijihan is a passionate Content Writer with 3 years of experience in crafting compelling content, optimizing for SEO, and developing creative strategies for various brands and industries.

Hi!👋
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!