Apa itu Design System? Manfaat, Komponen, hingga Contoh

Farijihan Putri
•
21 February 2025
•
450

Warga Bimbingan, sebenarnya apa itu design system? Ternyata, ini bukan sekadar kumpulan warna, font, atau tombol dalam desain digital, tapi fondasi utama yang bikin pengalaman pengguna lebih konsisten dan efisien.
Bayangin kalau setiap halaman aplikasi atau website punya gaya berbeda, pasti bikin pusing, kan? Nah, dengan design system, semuanya menjadi lebih terstruktur, mudah dikelola, dan tentunya hemat waktu buat tim desain dan developer.
Kalau kamu tertarik di dunia UI/UX atau front-end development, wajib banget paham konsep ini. Di artikel ini, MinDi bakal kupas tuntas mulai dari manfaat, komponen utama, hingga contoh yang sukses digunakan brand. Yuk, langsung bahas biar makin ahli!
Apa itu Design System?
Design system adalah panduan lengkap yang berisi kumpulan aturan, komponen, dan prinsip desain untuk memastikan tampilan dan pengalaman pengguna yang konsisten dalam sebuah produk digital.
Nah, dalam dunia UI/UX, design system membantu tim desain dan developer bekerja lebih efisien dengan elemen visual dan kode yang sudah terstandarisasi. Hasilnya sudah tentu produk lebih rapi, mudah dikembangkan, dan pengguna merasa familiar di setiap interaksi.
Mengapa Design System Penting?
Sumber: Freepik
Kenapa sih design system itu penting? Tanpa sistem yang jelas, desain dan pengembangan produk bisa berantakan. Yuk, simak 4 alasan kenapa design system itu krusial!
1. Membantu Konsistensi Desain
Bayangkan setiap halaman aplikasi atau website punya gaya tombol, warna, dan font yang berbeda-beda, pasti bikin bingung, kan? Dengan design system, semua elemen visual sudah terstandarisasi. Hasilnya, tampilan produk tetap selaras di setiap layar dan platform.
Kondisi tersebut bikin brand identity lebih kuat dan pengguna merasa familiar saat berinteraksi. Hasilnya? Pengalaman pengguna lebih nyaman dan profesional!
2. Mempercepat Proses Desain & Development
Jika Warga Bimbingan bertanya apa itu Design System, MinDi akan menjawab bahwa ini juga berhubungan erat dengan efisiensi kerja tim.
Dengan komponen dan aturan desain yang sudah terdokumentasi, designer dan developer nggak perlu bikin ulang setiap elemen dari nol.
Mereka bisa langsung menggunakan komponen yang sudah ada, menghemat waktu dan tenaga. Alhasil, produk bisa dikembangkan lebih cepat tanpa mengorbankan kualitas!
3. Mempermudah Kolaborasi Tim
Dalam satu proyek digital, biasanya ada banyak orang yang terlibat. Seperti designer, developer, product manager, hingga copywriter. Tanpa pedoman yang jelas, komunikasi antar tim bisa kacau dan hasil akhirnya nggak sesuai ekspektasi.
Design System bertindak sebagai "bahasa bersama" yang memastikan semua orang bekerja dengan standar yang sama. Jadi, nggak ada lagi salah paham atau hasil desain yang melenceng dari konsep awal.
4. Skalabilitas Produk Jadi Lebih Mudah
Saat produk berkembang, pasti bakal ada fitur baru, halaman tambahan, atau bahkan ekspansi ke platform lain. Kalau dari awal sudah pakai panduan yang jelas, tinggal pakai komponen yang sudah ada tanpa harus mendesain ulang dari nol.
Kondisi ini bikin proses scaling lebih cepat dan tetap menjaga tampilan yang seragam. Jadi, makin besar produkmu, makin siap juga untuk berkembang dengan stabil.
Baca Juga: 20 Skill UI UX Designer yang Perlu Dikuasai: Technical dan Interpersonal
Komponen Design System
Dalam design system, ada beberapa komponen utama yang membentuk dasar dari tampilan dan fungsionalitas produk digital nih Warga Bimbingan. Yuk, kita bahas satu per satu!
1. Style Guide (Panduan Gaya)
Style Guide adalah kumpulan aturan visual yang mencakup warna, tipografi, ikonografi, dan elemen estetika lainnya. Bayangkan ini seperti "aturan berpakaian" untuk desain produk, supaya tampilannya seragam dan selaras dengan identitas brand.
Misalnya, warna utama untuk tombol harus biru, atau font yang digunakan selalu Inter dengan ukuran tertentu. Dengan adanya Style Guide, tim desain dan developer nggak perlu bingung soal standar visual.
2. UI Components (Komponen Antarmuka)
Komponen UI adalah elemen desain yang bisa digunakan kembali, seperti tombol, form input, modal, kartu, hingga navigasi. Bayangkan kalau setiap kali bikin tombol, harus mendesain ulang dari nol. Pasti buang waktu, kan?
Dengan UI Components yang sudah didefinisikan dalam Design System, designer dan developer bisa langsung mengambil komponen yang sudah ada. Hasilnya, proses desain lebih cepat dan konsisten di seluruh aplikasi atau website.
3. Design Tokens
Design Tokens adalah variabel yang menyimpan nilai untuk properti desain seperti warna, spacing, shadow, atau border-radius. Misalnya, warna primer disimpan dalam token primary-color dan bisa digunakan di mana saja dalam sistem desain.
Keuntungannya, kalau warna utama brand berubah, cukup update satu tempat, dan semua elemen desain akan otomatis menyesuaikan! Praktis banget buat menjaga fleksibilitas desain tanpa harus edit satu per satu.
4. Pattern Library (Pustaka Pola Desain)
Pattern Library adalah kumpulan pola desain yang sering digunakan, seperti sistem navigasi, kartu produk, atau layout halaman tertentu. Hal ini membantu memastikan pengguna mendapatkan pengalaman yang seragam saat berinteraksi dengan produk.
Misalnya, semua halaman checkout di e-commerce harus punya pola navigasi yang sama supaya pengguna nggak bingung. Dengan adanya pola yang sudah terstandarisasi, tim bisa lebih cepat membangun fitur baru tanpa harus mendesain ulang.
5. Documentation (Dokumentasi)
Terakhir, tapi nggak kalah penting: dokumentasi. Design System tanpa dokumentasi yang jelas bisa bikin tim kebingungan saat menggunakannya. Dokumentasi ini menjelaskan cara memakai setiap komponen, aturan desain, dan contoh implementasi yang benar.
Semakin lengkap dokumentasinya, semakin mudah bagi tim untuk mengadopsi dan mengembangkan sistem desain dengan efisien.
Baca Juga: Website Layout Design: Jenis, Elemen, dan Tips Terbaik
Cara Membuat Design System
Sumber: Freepik
Setelah paham apa itu Design System, saatnya belajar cara membuatnya. Yuk, simak 6 cara yang akan MinDi jelaskan di bawah ini!
1. Tentukan Tujuan dan Kebutuhan
Sebelum mulai, pastikan kamu paham kenapa Design System ini dibuat. Apakah untuk menjaga konsistensi brand? Mempercepat workflow desain dan development? Atau mempermudah kolaborasi tim?
Dengan menetapkan tujuan yang jelas, kamu bisa menentukan cakupan sistem dan fitur apa saja yang perlu dimasukkan. Jangan lupa libatkan tim terkait, seperti desainer, developer, dan product manager biar semuanya selaras!
2. Buat Style Guide sebagai Dasar
Style Guide adalah fondasi utama dalam Design System yang mencakup elemen dasar seperti warna, tipografi, ikonografi, dan spacing. Pastikan semua elemen visual ini sesuai dengan identitas brand dan bisa diterapkan secara konsisten di seluruh produk.
Gunakan Design Tokens untuk menyimpan nilai-nilai ini dalam variabel, sehingga lebih fleksibel dan mudah diubah jika diperlukan. Ini akan mempermudah pengelolaan desain dalam jangka panjang!
3. Bangun Komponen UI yang Bisa Digunakan Kembali
Setelah elemen dasar siap, langkah berikutnya adalah membuat UI Components seperti tombol, form input, modal, dan navigasi. Pastikan setiap komponen bisa digunakan kembali dan dikombinasikan dengan komponen lain tanpa merusak struktur desain.
Gunakan tools seperti Figma, Sketch, atau Adobe XD untuk mendokumentasikan desainnya, lalu developer bisa mengimplementasikan dalam bentuk kode di React, Vue, atau framework lainnya.
4. Buat Pattern Library untuk Konsistensi UX
Selain komponen UI, kamu juga perlu membangun Pattern Library, yaitu kumpulan pola desain yang sering digunakan, seperti sistem grid, formulir pendaftaran, atau tampilan kartu produk.
Pattern ini memastikan pengalaman pengguna tetap konsisten di berbagai halaman atau fitur. Dengan adanya pola yang sudah terstandarisasi, tim bisa mengembangkan fitur baru lebih cepat dan tetap sesuai dengan desain yang telah ditentukan.
5. Dokumentasikan dan Sosialisasikan ke Tim
Design System yang bagus harus punya dokumentasi yang jelas dan mudah diakses oleh seluruh tim. Dokumentasi ini menjelaskan bagaimana cara menggunakan setiap komponen, aturan desain, dan contoh implementasi yang benar.
Selain itu, lakukan sosialisasi dengan tim desain dan development agar mereka tahu cara menerapkan Design System ini dengan efektif. Semakin baik dokumentasinya, semakin mudah tim mengadopsi sistem ini tanpa kebingungan.
6. Evaluasi dan Kembangkan Secara Berkala
Apa itu Design System kalau nggak bisa berkembang? Yup, Design System bukan sesuatu yang statis karena harus terus dievaluasi dan diperbarui sesuai dengan kebutuhan produk dan tren desain terbaru.
Adakan sesi review rutin dengan tim untuk mengidentifikasi apa yang perlu ditambahkan, diperbaiki, atau dioptimalkan. Dengan pendekatan ini, Design System akan tetap relevan dan siap mendukung perkembangan produk dalam jangka panjang.
Baca Juga: 5 Contoh Prototype dalam UI/UX Design & Tips Membuat
Contoh Design System
Setelah memahami apa itu Design System, sekarang lihat bagaimana perusahaan besar mengimplementasikannya untuk menciptakan pengalaman pengguna yang konsisten dan efisien.
Kalau kamu penasaran apa itu Design System yang fleksibel dan mendukung banyak platform, Material Design dari Google adalah salah satu yang paling terkenal.
Sistem ini menawarkan prinsip desain berbasis material dengan efek bayangan, grid layout, dan animasi yang halus. Material Design digunakan di berbagai produk Google seperti Gmail, Google Drive, dan Android.
Developer dan designer juga bisa mengakses dokumentasi lengkapnya di Material.io untuk membangun antarmuka yang user-friendly dan scalable.
Baca Juga: 15 Tools UI/UX Design Terbaik, Populer & Favorit Designer
Bangun Design System yang Efektif & Profesional Sekarang!
Sudah paham apa itu Design System dan manfaatnya? Sekarang saatnya mulai membangun sistem desain yang efisien untuk proyekmu! Dengan Design System yang solid, kamu bisa menciptakan produk digital yang lebih konsisten, scalable, dan mudah dikelola.
Butuh bimbingan lebih lanjut? Yuk, belajar langsung bareng mentor expert di Bootcamp UI/UX & Desain Grafis dibimbing.id! Dapatkan silabus terlengkap, praktik nyata buat portofolio, gratis mengulang kelas, serta peluang kerja lewat 840+ hiring partner.
Punya pertanyaan seperti, “Bagaimana cara menerapkan Design System ke produkmu? atau Apakah ada pendampingan saat pembuatan portofolio?” konsultasi gratis di sini. dibimbing.id siap bantu kamu #BimbingSampeJadi tujuan karier kamu!
Referensi
- Design systems 101: What is a design system? [Buka]
Tags