dibimbing.id - Apa itu Data Storytelling? Simak Definisi hingga Contohnya berikut ini!

Apa itu Data Storytelling? Simak Definisi hingga Contohnya berikut ini!

Muthiatur Rohmah

•

21 March 2024

•

252

Image Banner

Seorang data analyst atau business intelligence memerlukan data storytelling untuk mengubah data menjadi informasi yang aktual dan menarik.


Oleh sebab itu, metode data storytelling ini sangat erat dan berkaitan dalam berbagai profesi pengolahan data perusahaan.


Data storytelling adalah Metode menggabungkan data melalui visualisasi dan narasi yang bertujuan untuk menyampaikan informasi strategis dari data tersebut.


Penasaran mengenai apa itu data storytelling? Yuk simak penjelasan lengkapnya pada artikel ini.



Apa itu Data Storytelling?


Source: forbes.com


Data storytelling merupakan metode integrasi data, visualisasi, dan narasi untuk menyampaikan wawasan data dengan cara yang menarik dan mudah dipahami. 


Metode ini melibatkan cara menyusun sebuah cerita di balik data tersebut, dengan tujuan untuk menyoroti temuan penting, menjelaskan hubungan sebab akibat, dan memotivasi audiens untuk bertindak berdasarkan wawasan tersebut. 


Dengan memanfaatkan narasi yang kuat dan visualisasi data yang efektif, data storytelling dapat menganalisis dan mengambil keputusan untuk menyampaikan informasi kompleks secara jelas.


Data storytelling juga dapat mempengaruhi pemahaman dan keputusan, serta menghubungkan data dengan konteks emosional dan praktikal yang lebih luas. 


Data storytelling dapat menjadi kunci dalam pengambilan keputusan bisnis, pendidikan, dan banyak sektor lainnya, di mana komunikasi data yang efektif dapat memberikan dampak yang signifikan.



Seberapa Penting Penggunaan Data Storytelling?



Dalam data analyst dan business intelligence, data storytelling merupakan metode yang efektif untuk mengkaji isi data secara informatif


Berikut adalah beberapa alasan mengapa data storytelling sangat dibutuhkan dalam mengelola data perusahaan


1. Meningkatkan Pemahaman


Data storytelling mengubah data kompleks menjadi narasi yang lebih mudah dipahami, memungkinkan audiens dari berbagai latar belakang untuk memahami wawasan penting tanpa perlu memiliki keahlian analitis mendalam.



2. Memberi Informasi Efektif


Menggabungkan data dengan cerita mempermudah penyampaian informasi kunci dan hubungan sebab akibat, sehingga memudahkan audiens untuk mengingat dan merespons informasi tersebut.



3. Mendorong Tindakan


Narasi yang menarik dapat memotivasi audiens untuk mengambil tindakan berdasarkan informasi dari data. Hal ini sangat berguna dalam pengambilan keputusan bisnis, kebijakan publik, dan strategi pemasaran.



4. Membangun Koneksi Emosional


Cerita dapat membangun koneksi emosional dengan audiens, sehingga membuat informasi data lebih relevan dan berdampak pada level pribadi, yang dapat meningkatkan keterlibatan dan memotivasi perubahan.



5. Memfasilitasi Pengambilan Keputusan yang Berdasar Data


Dengan menyajikan data dalam format yang lebih naratif dan menarik, data storytelling membantu pengambil keputusan memahami konteks dan implikasi dari data, memungkinkan mereka membuat keputusan yang lebih informasi dan strategis.



6. Mengatasi Kelebihan Informasi


Dalam big data, audiens sering kali dibombardir dengan informasi. Data storytelling membantu menyoroti apa yang paling penting, sehingga audiens dapat fokus pada informasi kunci tanpa terbebani oleh kelebihan data.



7. Meningkatkan Kolaborasi


Dengan menyajikan data dalam format yang lebih menarik dan dapat diakses oleh semua orang, data storytelling mempermudah diskusi dan kolaborasi lintas tim dan departemen, mendukung upaya bersama dalam menyelesaikan masalah dan mengidentifikasi peluang.



Hubungan Visualisasi Data dengan Data Storytelling


Source: agencyanalytics.com


Visualisasi data merupakan komponen kunci dalam data storytelling, yang berfungsi sebagai jembatan antara data mentah dan narasi yang disampaikan. 


Visualisasi mengubah angka dan dataset yang kompleks menjadi grafik, diagram, atau gambar yang intuitif, memudahkan audiens untuk memproses dan memahami informasi yang disajikan. 


Dalam konteks data storytelling, visualisasi data tidak hanya membantu dalam penyampaian informasi secara lebih efisien, tetapi juga memperkuat pesan naratif dengan menyediakan konteks visual yang menarik. 


Hal ini memungkinkan pembuat cerita untuk menyoroti tren, pola, dan anomali dalam data yang mungkin sulit dikenali dalam format tabular atau teks. 


Dengan demikian, visualisasi data dan data storytelling saling melengkapi; visualisasi memberikan dasar yang kuat untuk narasi , sedangkan narasi mengubah visualisasi tersebut menjadi cerita yang berdampak dan menggerakkan. 


Kombinasi antara keduanya menjadikan komunikasi data menjadi informatif, menarik dan meyakinkan, sehingga pengambilan keputusan perusahaan akan aktual berdasarkan data.


Baca Juga: Tren Business Intelligence di Tahun 2024





Contoh Data Storytelling


1. Airbnb


Airbnb menggunakan data storytelling untuk memahami dan memperbaiki pengalaman pengguna, serta untuk berkomunikasi dengan pemilik properti tentang cara meningkatkan penawaran mereka. 


Airbnb menganalisis data dari jutaan pemesanan untuk menemukan insight tentang preferensi tamu dan tren perjalanan, kemudian menyampaikan temuan tersebut melalui cerita yang menarik, lengkap dengan visualisasi data, untuk membantu tuan rumah memaksimalkan pendapatan mereka dan meningkatkan pengalaman tamu.



2. Spotify


Spotify memanfaatkan data storytelling dalam campaign "Wrapped" tahunannya, di mana pengguna diberikan ringkasan personal tentang kebiasaan mendengarkan musik mereka selama setahun terakhir. 


Melalui kombinasi data penggunaan individu, visualisasi yang menarik, dan narasi yang dibuat khusus, Spotify tidak hanya meningkatkan keterlibatan pengguna tetapi juga memperkuat hubungan emosional pengguna dengan platformnya.



3. Netflix


Netflix menggunakan data storytelling untuk mengoptimalkan strategi kontennya dan memperkuat hubungan dengan pelanggannya. 


Netflix menganalisis data viewing besar-besaran untuk mengidentifikasi pola dan preferensi penonton, yang kemudian digunakan untuk mengarahkan keputusan produksi konten original. 


Dengan menceritakan data tentang apa yang disukai penonton, Netflix dapat menciptakan serangkaian konten yang lebih ditargetkan dan pribadi, meningkatkan kepuasan pengguna dan retensi pelanggan.



Bagaimana Cara Penyajian Data Storytelling?



Dalam konteks data storytelling, penyajian data dapat dilakukan melalui dua pendekatan utama yaitu exploratif dan explanatif. Kedua metode ini memiliki tujuan dan teknik yang berbeda dalam menyampaikan wawasan dari data.


1. Penyajian Data Secara Eksploratif


Penyajian data secara eksploratif bertujuan untuk memungkinkan audiens melakukan penjelajahan data sendiri. Pendekatan ini sering digunakan ketika data yang disajikan kompleks dan multifaset, atau ketika audiens memiliki berbagai latar belakang pengetahuan dan kebutuhan informasi yang beragam. 


Dalam pendekatan exploratif terdiri dari:


  • Interaktivitas: Penyajian data dilengkapi dengan alat dan fitur interaktif yang memungkinkan pengguna untuk menggali lebih dalam, menyaring, dan mengeksplorasi data sesuai dengan kebutuhan atau minat mereka.

  • Visualisasi Data Dinamis: Menggunakan dashboard interaktif atau aplikasi web yang menyediakan berbagai visualisasi, seperti peta panas, grafik interaktif, dan slider waktu, yang dapat disesuaikan oleh pengguna.

  • Panduan Pengguna: Meskipun fokusnya adalah eksplorasi, menyediakan panduan atau tutorial tentang cara menggunakan alat dan interpretasi visualisasi data membantu pengguna mendapatkan wawasan yang lebih bermakna.



2. Penyajian Data Secara Explanatif


Sementara itu, penyajian data secara explanatif lebih difokuskan pada penyampaian narasi atau cerita tertentu yang telah ditentukan oleh penyaji. 


Pendekatan ini digunakan untuk menyampaikan pesan atau wawasan spesifik dari data kepada audiens. 


Dalam pendekatan explanatif terdiri dari:


  • Naratif yang Terarah: Membangun cerita data yang mengarahkan audiens melalui alur pemikiran yang logis, dari pengenalan masalah, analisis data, hingga kesimpulan.

  • Visualisasi Data Statik: Menggunakan grafik, diagram, atau infografis yang dirancang untuk menyampaikan poin tertentu secara efektif. Visualisasi ini tidak interaktif tetapi dibuat dengan desain yang menarik untuk menarik perhatian dan memudahkan pemahaman.

  • Penekanan pada Informasi Penting: Fokus pada penyampaian wawasan penting yang ingin dikomunikasikan, dengan menggunakan data dan visualisasi sebagai bukti untuk mendukung narasi.


Kesimpulannya, data storytelling adalah alat komunikasi yang kuat yang membantu perusahaan dan individu untuk mengkomunikasikan data dan wawasannya dengan cara yang lebih efektif, menarik, dan berdampak.


Dalam dunia pengolahan data perusahaan, penggunaan metode data storytelling merupakan teknik penting dan perlu diperhatikan.


Baca Juga: Business Intelligence Masa Depan: Trend & Prediksinya



Tertarik belajar mengelola data perusahaan? Ingin switch career sebagai business intelligence?


Jika iya, yuk ikuti bootcamp business intelligence dibimbing.id, sebuah pelatihan intensif dengan pembelajaran inovatif dan terbaik.


Bootcamp ini akan didampingi oleh mentor yang profesional dan berpengalaman yang siap bimbing kamu menjadi seorang business intelligence yang sukses.


Tunggu apalagi? Yuk segera daftarkan diri Anda di sini! lalu nikmati layanan job connect ke ratusan perusahaan ternama setelah lulus bootcamp. Jangan khawatir, apapun tujuan karirmu, dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi karir impianmu.
Author Image

Muthiatur Rohmah

Muthia adalah seorang Content Writer dengan kurang lebih satu tahun pengalaman. Muthia seorang lulusan Sastra Indonesia yang hobi menonton dan menulis. Sebagai SEO Content Writer Dibimbing, Ia telah menulis berbagai konten yang berkaitan dengan Human Resources, Business Intelligence, Web Development, Product Management dan Digital Marketing.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!