Apa itu BRD (Business Requirement Document)? Isi & Manfaatnya!
Muthiatur Rohmah
•
14 August 2024
•
664
Halo Warga Bimbingan! Pernah dengar istilah BRD? Kalau kamu kerja di bagian pengembangan proyek dan produk perusahaan, nggak bakal asing dengan istilah ini!
Lantas apa itu? BRD (Business Requirement Document) adalah dokumen yang menjelaskan secara rinci kebutuhan bisnis dan tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu proyek atau produk.
BRD itu kayak peta harta karun yang bakal nunjukin arah ke tujuan bisnis kamu. Saat menjalankan proyek, biar nggak nyasar atau ngabisin waktu sia-sia, kamu butuh panduan yang jelas. Inilah peran BRD!
Business Requirement Document (BRD) ini ngebahas semua hal penting yang harus dipenuhi, agar produk atau proyek perusahaan bisa sukses dan tepat sasaran.
Penasaran lebih lanjut mengenai apa itu BRD? Yuk simak penjelasan MinDi secara lengkap pada artikel ini.
Apa itu BRD (Business Requirement Document)?
Nah, Warga Bimbingan, sebelum kita membahas lebih lanjut tentang isi BRD, sebagai langkah awal kita harus paham dulu apa yang dimaksud dengan BRD melalui beberapa pengertian berikut ini.
BRD itu apa sih? Business Requirement Document atau BRD adalah dokumen yang isinya tentang kebutuhan bisnis yang harus dipenuhi dalam suatu proyek secara detail.
Bayangin aja, kamu ingin meluncurkan produk baru, pasti ada banyak hal yang perlu dipertimbangin, kan? Nah, BRD seperti daftar list yang ngasih tau apa aja yang harus dibeli dan gimana cara ngerjainnya.
Di BRD, kamu bakal nemuin berbagai informasi penting kayak tujuan bisnisnya apa, siapa aja yang terlibat, fitur-fitur apa yang dibutuhkan, sampai syarat-syarat teknis yang harus dipenuhi.
Intinya, BRD membantu semua tim proyek yang terlibat, dari developer sampai stakeholder, agar punya pemahaman yang sama soal apa yang mau dicapai.
Jadi, BRD itu penting banget buat menghindari salah paham, mengurangi risiko proyek molor, dan pastinya biar semua tim bisa jalan bareng ke arah yang sama.
Gampangnya, BRD ini bikin semua lebih jelas, terarah, dan proyek kamu bisa berakhir dengan happy ending!
Mengapa BRD Penting dalam Proyek Perusahaan?
Warga Bimbingan mungkin bertanya-tanya, mengapa Business Requirement Document penting dalam proyek perusahaan? Apa saja fungsi dan manfaat BRD?
Yuk simak beberapa alasan mengapa BRD ini penting dan perlu diperhatikan oleh tim proyek!
1. Menciptakan Kekompakan Tim
Bayangin kalau satu tim mikirnya A, yang lain mikirnya B, wah bisa kacau tuh proyek! Nah, BRD ini ngebantu semua orang yang terlibat punya pemahaman yang sama soal tujuan, kebutuhan, dan rencana proyek. Jadi, nggak ada yang salah paham atau jalan sendiri-sendiri. Semua tim bisa fokus ngerjain hal yang sama.
2. Menghindari Proyek Molor dan Budget Berlebih
Tanpa BRD, proyek bisa aja melar kemana-mana. Fitur nambah terus, deadline makin molor, dan biaya tiba-tiba bengkak. BRD itu kayak pagar yang ngebatesin proyek biar tetap sesuai rencana.
Dengan semua kebutuhan, scope, dan batasan yang jelas, tim bisa ngejaga proyek biar tetap on track dan nggak ada kejutan yang bikin stres.
3. Panduan untuk Keputusan Penting
Selama proyek jalan, pasti ada aja keputusan yang harus diambil. Nah, BRD jadi acuan buat bikin keputusan-keputusan itu.
Misalnya, kalau tiba-tiba ada ide baru, tinggal cek di BRD: cocok nggak sama scope yang udah ditentukan? Worth it nggak nambah biaya buat itu? Jadi, BRD ngebantu tim ngambil keputusan yang tepat tanpa ngerusak rencana awal.
4. Meningkatkan Kepuasan Klien atau Stakeholder
Klien atau stakeholder pasti pengen hasil yang sesuai ekspektasi mereka, kan? Nah, BRD ngebantu memastikan semua kebutuhan mereka udah tercatat dan dipahami sejak awal.
Dengan BRD, risiko miss komunikasi bisa diminimalisir, dan hasil akhirnya lebih sesuai dengan yang diharapkan. Ini bikin klien senang, proyek sukses, dan semua orang happy!
Dengan alasan-alasan ini, jelas banget kan kenapa BRD penting? Bukan cuma buat ngebantu tim kerja lebih efisien, tapi juga buat ngejaga proyek tetap sesuai rencana dan bikin semua pihak puas.
Baca Juga: Apa itu Project Charter? Definisi, Fungsi & Cara Membuatnya
7 Komponen Penting dalam Business Requirement Document (BRD)
Nah, berdasarkan penjelasan di atas, BRD merupakan dokumen penting dalam pelaksanaan proyek perusahaan. Warga Bimbingan penasaran nggak apa saja isi BRD itu?
Kalau iya, yuk simak 7 komponen penting dalam Business Requirement Document (BRD) yang dikutip dari Asana berikut ini.
1. Executive Summary
Ini tuh semacam ringkasan super singkat dari seluruh dokumen. Di sini, kamu ngejelasin inti dari proyek yang mau dikerjain, kenapa proyek ini penting, dan apa aja yang pengen dicapai. Jadi, buat yang nggak punya banyak waktu, cukup baca bagian ini aja udah dapet gambaran besar proyeknya.
2. Project Objectives
Bagian ini adalah tempat kamu ngejelasin tujuan utama dari proyek kamu. Kenapa sih proyek ini ada? Apa yang mau dicapai? Ini penting banget, biar semua yang terlibat punya pemahaman yang sama soal apa sih hasil akhir yang diharapkan. Jadi, tim nggak akan ngelantur kemana-mana dan tetap fokus ke tujuan utama.
3. Project Scope
Nah, project scope itu ngejelasin batasan proyeknya. Apa aja yang bakal dikerjain, dan yang lebih penting, apa aja yang nggak bakal dikerjain.
Ini penting banget biar nggak ada ekspektasi berlebihan atau yang tiba-tiba pengen nambahin fitur di tengah jalan. Project scope ini menjaga biar proyek tetap on track dan nggak keluar jalur.
4. Business Requirements
Di sini, kamu masuk ke inti dari BRD. Business requirements ini ngejelasin apa aja kebutuhan bisnis yang harus dipenuhi.
Misalnya, fitur-fitur yang dibutuhkan, performa yang diharapkan, atau regulasi yang harus dipatuhi. Ini kayak daftar list yang mesti dipenuhi agar proyek ini sukses.
5. Key Stakeholders
Setiap proyek pasti melibatkan banyak orang, kan? Nah, di bagian ini, kamu ngejelasin siapa aja yang terlibat dan apa peran mereka dalam proyek ini.
Mulai dari tim internal sampai klien atau partner eksternal. Dengan jelasnya siapa yang terlibat, komunikasi bisa lebih lancar dan nggak ada yang kelewat.
6. Project Constraints
Nggak ada proyek yang nggak punya batasan, kan? Di sini kamu ngejelasin apa aja kendala atau batasan yang bakal ngaruh ke proyek, kayak budget, waktu, atau teknologi yang dipakai. Dengan ngasih tau sejak awal, semua pihak bisa lebih siap menghadapi tantangan yang bakal muncul.
7. Cost Benefit Analysis
Terakhir, kamu perlu ngasih tau apakah proyek ini worth it atau nggak. Cost benefit analysis adalah penjelasan tentang perbandingan antara biaya yang bakal dikeluarkan sama manfaat yang bakal didapatkan. Ini penting biar semua pihak bisa liat apakah proyek ini layak dilanjutin atau harus dipertimbangin lagi.
Dengan tujuh komponen ini, BRD kamu bakal jadi lebih solid, dan proyek yang kamu jalani punya panduan yang jelas buat mencapai sukses!
Baca Juga: Apa itu Project Brief? Pengertian, Cara Membuat & Contohnya
Contoh Penggunaan BRD
Agar Warga Bimbingan makin jelas gimana BRD bisa dipakai di dunia nyata, nih MinDi kasih 4 contoh penggunaan BRD yang sering banget ditemuin di perusahaan-perusahaan.
Dengan contoh-contoh ini, kamu bisa kebayang gimana pentingnya BRD buat ngarahin proyek ke hasil yang sukses!
1. Pengembangan Aplikasi Mobile
Misalnya, kamu dan tim pengen bikin aplikasi mobile buat toko online. BRD bakal jadi panduan utama yang ngejelasin fitur-fitur apa aja yang harus ada, kayak sistem pembayaran, notifikasi, dan user interface yang ramah pengguna.
Dengan BRD, semua tim tau apa yang harus dikerjain, dan aplikasi bisa diluncurin sesuai kebutuhan bisnis dan ekspektasi pengguna.
2. Peluncuran Produk Baru
Bayangin kamu kerja di perusahaan kosmetik yang pengen ngeluarin produk skincare baru. BRD di sini bakal ngejelasin detail tentang target pasar, manfaat produk, hingga strategi pemasaran yang harus diterapkan.
Dokumen ini bantu tim pemasaran, produksi, dan distribusi buat bekerjasama dengan lancar dan menghasilkan produk yang sukses di pasar.
3. Migrasi Sistem IT
Misalnya, perusahaan kamu mau pindahin sistem IT dari on-premise ke cloud. BRD bakal ngebantu ngejelasin kenapa migrasi ini perlu, apa saja yang harus dipindahkan, dan bagaimana cara melakukannya tanpa ganggu operasional perusahaan. Dengan BRD, proyek migrasi ini bisa berjalan lebih mulus dan sesuai rencana.
4. Pembangunan Website E-commerce
Kamu punya klien yang mau bikin website e-commerce buat jualan produk mereka. Di sini, BRD bakal ngebahas segala hal mulai dari fitur pencarian produk, sistem pembayaran, integrasi dengan jasa pengiriman, sampai keamanan data pengguna.
Dengan adanya BRD, developer dan tim desain punya panduan yang jelas, jadi website bisa dibangun sesuai kebutuhan bisnis klien dan user experience yang oke.
Dengan contoh-contoh ini, makin kebayang kan gimana BRD itu kayak blueprint yang bikin proyek jalan sesuai rencana dan kebutuhan bisnis? Bener-bener nggak bisa disepelekan kalau mau hasil yang maksimal!
Apa Perbedaan BRD dan FRD?
Oke, jadi gini, BRD dan FRD itu emang sering bikin bingung karena keduanya sama-sama dokumen penting dalam proyek, tapi sebenarnya beda fungsi.
Business Requirement Document (BRD)
BRD, atau Business Requirement Document, itu lebih fokus ke kebutuhan bisnis secara umum. Jadi, BRD ngejelasin "Apa sih yang bisnis butuhin?" Misalnya, apa tujuan proyek, siapa aja yang terlibat, dan fitur utama apa yang harus ada buat ngejawab kebutuhan bisnis.
FRD (Functional Requirement Document)
Nah, kalau FRD, alias Functional Requirement Document, itu kayak turunan dari BRD, tapi lebih teknis. FRD menjawab pertanyaan "Gimana sih caranya kita bikin fitur-fitur di BRD jadi nyata?"
Di sini dibahas lebih detail tentang gimana sistem atau aplikasi bakal berfungsi, spesifikasi teknisnya, dan alur kerja yang lebih teknis.
Jadi, kesimpulannya, kalau BRD itu ngebahas "apa yang dibutuhin", FRD ngejelasin "gimana cara ngebuatnya."
Singkatnya, BRD adalah gambaran besar, sedangkan FRD masuk ke teknis dan detail-detailnya biar proyek bisa diwujudkan sesuai rencana. Keduanya sama-sama penting, tapi punya fokus yang beda!
Baca Juga: Apa itu Project Based Learning? Pengertian, Langkah & Contoh
Yuk Terapkan BRD yang Efektif, Agar Proyek Perusahaan Berjalan Lancar Sesuai Tujuan!
Warga Bimbingan, itulah beberapa pembahasan tentang BRD, mulai dari pengertian, manfaat, komponen penting hingga perbedaan BRD dan FRD.
Gimana, setelah baca artikel ini, kamu mungkin nggak akan ragu lagi buat nerapin BRD agar proyek perusahaan berjalan lancar sesuai tujuan.
Tertarik belajar BRD hingga project management lebih lanjut? Atau ingin switch career sebagai project manager profesional? Bingung harus mulai dari mana?
Yuk ikuti bootcamp product and project management dibimbing.id. Bootcamp terbaik dengan pembelajaran inovatif dan intensif. Bootcamp ini didampingi oleh para mentor profesional dan berpengalaman di bidangnya, yang bakal bantu kamu jadi project manager yang sukses.
Belum memiliki pengalaman di bidang product dan project management sama sekali?
Tenang saja, dibimbing.id siap bimbing kamu mulai dari nol, dengan kurikulum terlengkap, update serta beginner friendly.
Sebanyak 94% alumni bootcamp dibimbing.id telah berhasil mendapatkan kerja sesuai bidang mereka. Nah, jangan khawatir nganggur setelah lulus bootcamp ya, dibimbing.id juga menyediakan job connect ke 700+ hiring partner khusus buat Warga Bimbingan.
Tunggu apalagi? buruan konsultasi GRATIS di sini, apapun tujuan karirmu dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi karir impianmu.
Reference:
- Business requirements document template: 7 key components, with examples - Buka
Tags
Muthiatur Rohmah
Muthia adalah seorang Content Writer dengan kurang lebih satu tahun pengalaman. Muthia seorang lulusan Sastra Indonesia yang hobi menonton dan menulis. Sebagai SEO Content Writer Dibimbing, Ia telah menulis berbagai konten yang berkaitan dengan Human Resources, Business Intelligence, Web Development, Product Management dan Digital Marketing.