dibimbing.id - Zero Trust Architecture adalah: Definisi, Prinsip, Komponen

Zero Trust Architecture adalah: Definisi, Prinsip, Komponen

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

28 May 2025

150

Image Banner

Zero Trust Architecture adalah pendekatan keamanan siber yang dirancang untuk menghadapi ancaman digital yang makin canggih. Pendekatan ini muncul karena model keamanan tradisional makin rentan ditembus.

Di era kerja jarak jauh dan akses cloud yang terbuka luas, menjaga kepercayaan penuh pada jaringan internal sudah bukan pilihan. Karena itu, banyak organisasi beralih ke konsep Zero Trust untuk perlindungan maksimal.

Yuk, simak! MinDi bakal bantu kamu memahami Zero Trust dari definisinya, prinsip-prinsip utama, sampai komponen penting yang bikin sistem ini tangguh menghadapi ancaman.


Apa itu Zero Trust Architecture?


Zero Trust Architecture adalah pendekatan keamanan siber yang tidak lagi menganggap jaringan internal sebagai zona aman. 

Dalam sistem ini, setiap pengguna, perangkat, atau aplikasi harus terus diverifikasi, meskipun sudah berada di dalam jaringan organisasi. 

Tujuannya adalah untuk meminimalkan risiko kebocoran data dengan membatasi akses hanya pada yang benar-benar diperlukan. 

Dengan Zero Trust, organisasi tidak lagi bergantung pada kepercayaan bawaan, melainkan menerapkan prinsip “jangan percaya siapapun, selalu verifikasi.”

Baca juga : Panduan Memilih Bootcamp Cyber Security yang Tepat


Tiga Prinsip Dasar Zero Trust


Sumber: Canva

Sekarang kamu sudah tahu, zero trust architecture adalah pendekatan keamanan modern yang makin populer. Nah, MinDi mau kenalin tiga prinsip utama yang jadi pondasi dari sistem ini. Yuk, langsung kita bahas!


1. Selalu Pantau dan Validasi

 

Sistem Zero Trust tidak pernah berasumsi bahwa pengguna atau perangkat bisa dipercaya, meskipun sudah masuk ke dalam jaringan. 

Setiap aktivitas harus terus dipantau dan divalidasi secara real-time untuk memastikan tidak ada penyusup. Ini membantu mendeteksi ancaman sejak dini sebelum menyebar lebih jauh.


2. Batasi Akses Hanya Sesuai Kebutuhan 


Prinsip ini memastikan bahwa setiap pengguna hanya bisa mengakses data atau sistem yang benar-benar mereka perlukan untuk bekerja. 

Misalnya, staf keuangan tidak bisa mengakses sistem IT, dan sebaliknya. Dengan begitu, jika ada akun yang disusupi, dampaknya bisa diminimalisir.


3. Selalu Siap Jika Terjadi Pelanggaran 


Zero Trust menganggap bahwa ancaman bisa datang kapan saja dan dari mana saja, termasuk dari dalam jaringan sendiri. 

Maka dari itu, sistem dirancang dengan mindset “jika terjadi pelanggaran, apa yang bisa diselamatkan?”. 

Pendekatan ini bikin sistem lebih tangguh karena tidak bergantung pada satu lapisan keamanan saja.

Baca juga : Panduan Lengkap Belajar Cyber Security dan Peluang Kerja


Komponen Utama dalam Zero Trust


Dalam zero trust architecture adalah penting memastikan semua bagian sistem—dari pengguna hingga infrastruktur—berjalan sesuai aturan ketat. 

Setelah tahu prinsipnya, sekarang MinDi jelaskan tiga komponen kunci yang harus kamu pahami:


1. Pengguna (Users)


Pengguna adalah titik awal dari semua akses ke sistem. Zero Trust memastikan identitas setiap pengguna diverifikasi ketat, biasanya dengan autentikasi multifaktor (MFA). Selain itu, akses mereka dibatasi hanya pada yang benar-benar diperlukan.


2. Aplikasi (Applications)


Aplikasi di sini mencakup semua sistem yang digunakan oleh pengguna, baik lokal maupun berbasis cloud

Zero Trust memastikan aplikasi terlindungi dari akses yang tidak sah dengan pembatasan berbasis identitas dan kontrol akses. Pemantauan aktivitas aplikasi juga jadi bagian penting untuk mendeteksi potensi ancaman.


3. Infrastruktur (Infrastructure)


Infrastruktur meliputi jaringan, server, perangkat, dan seluruh sistem teknis yang menopang operasional. 

Zero Trust mengharuskan semua komponen ini divalidasi secara terus-menerus dan dipantau ketat. Segmentasi jaringan dan enkripsi jadi strategi utama agar serangan tidak mudah menyebar.

Baca juga : Cyber Security Roadmap: Panduan Lengkap untuk Pemula


Contoh Arsitektur Zero Trust


Sumber: Canva

Sudah tahu bahwa zero trust architecture adalah pendekatan aman? Sekarang, intip contoh penerapannya di sini!


1. Akses Berbasis Identitas (Identity-Based Access)


Setiap pengguna dan perangkat wajib membuktikan identitasnya secara ketat sebelum diberikan akses ke aplikasi atau data penting. 

Biasanya, ini melibatkan autentikasi multifaktor (MFA) sebagai lapisan keamanan ekstra yang sulit ditembus. Dengan metode ini, risiko akses tanpa izin bisa diminimalkan secara signifikan.


2. Segmentasi Mikro Jaringan (Micro-Segmentation)


Jaringan dipecah menjadi segmen-segmen kecil yang terpisah, sehingga jika terjadi serangan, penyebarannya bisa dicegah dengan lebih efektif. 

Setiap segmen memiliki aturan akses dan keamanan yang ketat dan terpisah dari segmen lainnya. Hal ini membuat peretas sulit bergerak bebas dalam jaringan setelah masuk.


3. Pemantauan dan Analisis Real-Time


Semua aktivitas pengguna dan perangkat dipantau secara terus-menerus untuk mendeteksi tanda-tanda ancaman atau perilaku mencurigakan. 

Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan bantuan teknologi AI atau machine learning agar respons keamanan bisa dilakukan dengan cepat. 

Cara ini sangat efektif untuk menghentikan serangan sebelum mereka berkembang lebih jauh.


4. Penggunaan Cloud dengan Kontrol Ketat


Akses ke layanan cloud diatur dengan sangat ketat, termasuk validasi autentikasi dan enkripsi data yang ketat agar data tetap aman.

Setiap permintaan akses harus melewati proses validasi meski berasal dari dalam organisasi itu sendiri. 

Pendekatan ini sangat penting untuk menjaga keamanan data yang disimpan atau diolah di luar infrastruktur fisik perusahaan.

Baca juga : Apa Itu Metasploit? Fungsi, Fitur, dan Cara Menggunakannya


Manfaat Zero Trust Architecture


Sumber: Canva

Warga Bimbingan, setelah membahas contoh zero trust architecture, MinDi akan jelaskan manfaat utamanya. Pendekatan ini bikin keamanan dan efisiensi makin kuat. Yuk, simak!


1. Mengurangi Risiko Kebocoran Data


Dengan memverifikasi setiap akses secara ketat, risiko data penting dicuri atau disalahgunakan jadi jauh lebih kecil. 

Zero Trust membatasi siapa yang bisa masuk ke sistem dan data, sehingga hanya orang yang benar-benar berhak yang dapat akses. Ini penting banget untuk menjaga rahasia perusahaan dan informasi pribadi.


2. Meningkatkan Kontrol dan Visibilitas


Semua aktivitas pengguna dan perangkat dipantau secara real-time, sehingga kamu bisa tahu siapa melakukan apa dan kapan. 

Kontrol ini memudahkan mendeteksi aktivitas mencurigakan lebih cepat. Dengan visibilitas yang jelas, tim keamanan bisa bereaksi dengan lebih efektif dan cepat.


3. Mendukung Fleksibilitas Kerja Modern


Zero Trust memungkinkan karyawan bekerja dari mana saja tanpa mengorbankan keamanan. 

Akses yang ketat dan berlapis menjaga sistem tetap aman walau pengguna tidak berada di kantor. Ini sangat penting di era kerja remote dan cloud computing seperti sekarang.

Baca juga : Apa Itu Nmap? Ini Penjelasan Lengkap Fungsi dan Contohnya


Ingin Jadi Profesional di Dunia Cyber Security?


Setelah mengenal konsep Zero Trust Architecture dan keamanan digital, saatnya kamu mengasah kemampuan secara lebih mendalam! Yuk, ikuti Bootcamp Cyber Security di dibimbing.id!

Di sini, kamu akan belajar langsung dari mentor berpengalaman tentang berbagai teknik keamanan siber modern, praktik terbaik, dan cara melindungi sistem dari ancaman nyata. Kurikulum kami dirancang aplikatif dan praktis supaya kamu siap kerja di dunia cyber security.

Dengan lebih dari 840+ hiring partner dan tingkat keberhasilan alumni mencapai 95%, peluang kariermu di bidang keamanan siber makin terbuka lebar!

Jadi, tunggu apa lagi? Daftar sekarang di sini dan mulai langkahmu menjadi profesional Cyber Security handal! #BimbingSampeJadi


Referensi


  1. What is zero trust? [Buka]
  2. What is Zero Trust Architecture (ZTA)? [Buka]

Share

Author Image

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.

Hi!👋
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!