TypeScript vs JavaScript: Mana yang Harus Dipilih?

Irhan Hisyam Dwi Nugroho
•
25 June 2025
•
34

Dalam dunia web development, pembahasan soal TypeScript vs JavaScript makin sering muncul seiring berkembangnya kebutuhan proyek. Keduanya jadi pilihan utama untuk membangun website modern dan interaktif.
Meskipun terlihat mirip, TypeScript dan JavaScript punya perbedaan penting yang perlu dipahami sejak awal.
Di artikel ini, warga bimbingan bakal belajar perbandingan lengkap dan tahu kapan sebaiknya pilih salah satu.
Baca juga : Apa Itu Cookie Browser? Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya
Apa Itu JavaScript dan TypeScript?
JavaScript adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat website jadi interaktif, misalnya untuk menampilkan animasi, mengatur tombol, atau memvalidasi form.
Bahasa ini berjalan langsung di browser dan merupakan salah satu teknologi inti dalam pengembangan web bersama HTML dan CSS.
TypeScript adalah bahasa pemrograman yang dibuat berdasarkan JavaScript, tapi dengan fitur tambahan seperti penulisan tipe data yang lebih jelas (static typing).
TypeScript membantu developer menulis kode yang lebih rapi, terstruktur, dan mudah di-maintain, terutama untuk proyek berskala besar.
Baca juga : Cross Browser Compatibility: Panduan & Tips Praktis
Perbedaan TypeScript vs JavaScript
Meskipun TypeScript dan JavaScript tampak mirip karena sintaks dasarnya hampir sama, sebenarnya ada beberapa perbedaan penting di antara keduanya.
Tabel berikut ini akan membantu kamu memahami perbedaan TypeScript vs JavaScript secara lebih cepat dan praktis:
Aspek | JavaScript | TypeScript |
Tipe Data | Dinamis (tipe ditentukan saat runtime) | Statis (harus ditentukan saat menulis kode) |
Kompilasi | Tidak perlu (langsung jalan di browser) | Harus dikompilasi dulu ke JavaScript |
Error Checking | Saat program dijalankan (runtime) | Saat proses penulisan (compile-time) |
Skalabilitas | Kurang cocok untuk proyek besar | Lebih cocok untuk proyek besar & kerja tim |
Tooling & Editor | Dasar (highlight & auto-complete standar) | Lebih canggih (IntelliSense, refactor, dll) |
Baca juga : Full Stack Developer vs Software Engineer: Mana Lebih Baik?
Kelebihan dan Kekurangan TypeScript vs JavaScript
Sumber: Canva
Setelah memahami perbedaan dasarnya, sekarang saatnya kamu tahu kelebihan dan kekurangan dari masing-masing bahasa.
Bagian ini penting supaya kamu bisa memilih sesuai kebutuhan—apakah ingin langsung gas dengan JavaScript, atau mulai lebih terstruktur dengan TypeScript.
1. TypeScript: Lebih Aman dan Terstruktur
Salah satu keunggulan utama TypeScript adalah kemampuan static typing, yaitu kamu bisa menentukan tipe data pada variabel atau fungsi sejak awal.
Ini sangat membantu mencegah error yang biasanya baru ketahuan saat program dijalankan di JavaScript, karena TypeScript akan memberi tahu jika ada ketidaksesuaian tipe data saat compile.
Contoh:
let umur: number = 25; umur = "dua puluh lima"; // ❌ Error: Type 'string' is not assignable to type 'number' |
Dengan pendekatan ini, kamu bisa lebih percaya diri saat menulis kode karena TypeScript bantu ngejaga konsistensi data dari awal.
2. JavaScript: Simpel dan Cepat Dicoba
JavaScript dikenal karena fleksibilitas dan kemudahannya. Kamu nggak perlu install tool atau konfigurasi tambahan untuk mulai ngoding—cukup buka browser, buka console, dan langsung coba.
Ini jadi alasan kenapa JavaScript cocok banget buat pemula dan untuk membangun prototipe dengan cepat.
Contoh:
let umur = 25; umur = "dua puluh lima"; // ✅ Tidak error, tapi bisa menyebabkan bug saat kalkulasi |
Fleksibel sih, tapi kelemahannya adalah kesalahan seperti ini baru akan terasa saat program dijalankan atau saat sudah terlalu kompleks untuk dilacak.
3. TypeScript: Butuh Setup Tambahan
Untuk menjalankan TypeScript, kamu nggak bisa langsung tulis dan jalanin seperti JavaScript.
Kamu perlu install compiler (tsc), buat file konfigurasi (tsconfig.json), dan compile kode setiap kali mau dijalankan.
Hal ini bikin TypeScript terasa lebih “berat” di awal—tapi itu sebanding dengan struktur dan keamanan yang kamu dapat.
Contoh compile TypeScript:
tsc index.ts |
Setelah dikompilasi, hasilnya akan jadi file .js biasa yang bisa dijalankan seperti JavaScript.
4. JavaScript: Kurang Ideal untuk Proyek Besar
JavaScript memang enak buat proyek kecil, tapi saat proyek berkembang dan jumlah file makin banyak, fleksibilitasnya bisa jadi bumerang.
Tanpa pengecekan tipe data dan struktur yang ketat, kamu bisa menghadapi banyak error kecil yang sulit dilacak. Hal ini bisa bikin proses maintenance jadi lebih melelahkan, terutama saat kerja tim.
Contoh:
function tambah(a, b) { return a + b; } tambah(2, "3"); // Output: "23", bukan angka 5 seperti yang mungkin diharapkan |
Kesalahan kayak gini nggak akan terdeteksi sampai kamu benar-benar menjalankan programnya.
5. TypeScript: Dukungan Editor Lebih Lengkap
Salah satu alasan kenapa banyak developer profesional pakai TypeScript adalah karena dukungan tools-nya.
Di editor seperti VS Code, TypeScript otomatis aktifkan fitur seperti IntelliSense (saran otomatis), refactor cepat, dan deteksi error saat mengetik. Ini bikin kamu lebih produktif dan mengurangi potensi typo atau kesalahan logika kecil.
Contoh di VS Code:
let user = { name: "Budi", age: 25, }; console.log(user.na); // ❌ Salah ketik, dan editor langsung beri saran "name" |
Dengan bantuan ini, kamu bisa ngoding lebih cepat dan lebih tenang karena ada “asisten” bawaan di editor.
Baca juga : Roadmap Full Stack Web Developer: Langkah Menuju Karir 2025
Kapan Harus Gunakan TypeScript atau JavaScript?
Sumber: Canva
JavaScript cocok dipakai saat kamu baru belajar ngoding atau bikin proyek kecil. Nggak perlu setup ribet, langsung bisa dicoba di browser dan cepat lihat hasilnya.
TypeScript lebih pas untuk proyek besar atau kerja tim karena lebih rapi dan aman. Dengan pengecekan error sejak awal, kamu bisa hindari bug sebelum program dijalankan.
Saran dari dibimbing.id: mulai dulu dari JavaScript untuk memahami dasar-dasarnya, lalu lanjut ke TypeScript saat kamu sudah lebih siap. Dengan begitu, kamu bakal punya pondasi kuat dan siap bikin aplikasi skala besar dengan struktur profesional.
Baca juga : Hash Password: Pengertian, Fungsi, dan Algoritma Terbaik
Ingin Jadi Full Stack Developer Profesional?
Setelah memahami perbandingan TypeScript vs JavaScript: Mana yang Harus Dipilih?, sekarang saatnya kamu mempraktikkan ilmu tersebut untuk membangun aplikasi web modern dari nol!
Yuk, ikuti Bootcamp Full Stack Developer di dibimbing.id! Di sini, kamu akan belajar JavaScript dan TypeScript dari dasar hingga mahir, termasuk penggunaan framework populer seperti React, Express, dan Node.js.
Belajar langsung dari mentor berpengalaman dengan kurikulum aplikatif dan berbasis praktik. Kamu juga akan membuat proyek nyata dan dibimbing sampai benar-benar siap masuk dunia kerja.
Dengan lebih dari 840+ hiring partner dan tingkat keberhasilan alumni mencapai 96%, peluang kariermu di bidang teknologi semakin terbuka lebar!
Jadi, tunggu apa lagi? Daftar sekarang di sini dan mulai perjalananmu menjadi Full Stack Developer profesional. #BimbingSampeJadi!
Referensi
Difference between TypeScript and JavaScript [Buka]

Irhan Hisyam Dwi Nugroho
Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.