dibimbing.id - Hash Password: Pengertian, Fungsi, dan Algoritma Terbaik

Hash Password: Pengertian, Fungsi, dan Algoritma Terbaik

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

13 June 2025

190

Image Banner

Hash password adalah metode untuk mengamankan password dengan mengubahnya menjadi bentuk yang sulit dipahami. Warga Bimbingan, teknik ini penting untuk menjaga keamanan data pribadi di dunia digital.

Dengan hash password, kamu bisa memastikan password asli tetap terlindungi meskipun data tersimpan. 

Yuk, pelajari lebih lanjut tentang pengertian, fungsi, dan algoritma terbaik untuk menjaga keamanan password kamu!


Apa Itu Hash Password?


Hash password adalah proses mengubah password asli menjadi string yang tidak dapat dibaca atau dipahami dengan menggunakan algoritma tertentu. 

Alih-alih menyimpan password dalam bentuk asli, sistem menyimpan nilai hash yang dihasilkan dari password tersebut. 

Proses ini memastikan bahwa meskipun data tersebut jatuh ke tangan yang salah, password asli tetap terlindungi. 

Dengan cara ini, bahkan jika data terenkripsi dicuri, informasi asli tetap aman dan tidak dapat dipulihkan tanpa kunci yang tepat.

Baca juga : Rentang Gaji Full Stack Web Developer di Indonesia 2025


Fungsi Hash Password


Sumber: Canva

Warga Bimbingan, hash password memiliki beberapa fungsi penting dalam menjaga keamanan data pengguna. Berikut adalah empat fungsi utama dari hash password yang perlu kamu ketahui:


1. Mengamankan Password Pengguna


Hash password digunakan untuk melindungi password pengguna agar tidak terlihat dalam bentuk aslinya. 

Ini berarti meskipun data dicuri, password asli tetap tidak dapat diakses. Sistem hanya menyimpan hasil hash yang tidak dapat dipulihkan tanpa algoritma atau kunci yang tepat.


2. Mencegah Akses Tidak Sah ke Akun Pengguna


Dengan hash password, bahkan jika seseorang berhasil mengakses database, mereka tidak akan dapat mengetahui password pengguna. 

Ini menambah lapisan perlindungan ekstra terhadap pencurian identitas atau akses tidak sah. Hashing juga memastikan bahwa pencuri data tidak bisa menggunakan informasi yang dicuri untuk masuk ke akun pengguna.


3. Membantu Mematuhi Standar Keamanan


Sebagian besar regulasi keamanan data, seperti GDPR atau PCI-DSS, mengharuskan penggunaan teknik hashing untuk melindungi informasi sensitif seperti password

Hash password membantu memenuhi standar ini, memastikan bahwa data pengguna diperlakukan dengan aman. 

Implementasi hashing juga dapat menghindari denda atau pelanggaran hukum terkait perlindungan data pribadi.


4. Mengurangi Risiko Pencurian Data 


Jika terjadi kebocoran data, hash password dapat mengurangi risiko pencurian password asli. 

Karena hanya hasil hash yang disimpan, informasi yang dicuri menjadi tidak berguna tanpa cara untuk mengembalikannya ke bentuk aslinya. Hal ini sangat membantu dalam melindungi pengguna dari dampak kebocoran data.

Baca juga : Ingin Belajar Front End Development? Cek Roadmapnya di sini!


Cara Kerja Hashing pada Password


Sumber: Canva

Hashing pada password bekerja dengan mengubah password asli menjadi string panjang yang tidak dapat dipahami. Proses ini dilakukan menggunakan algoritma hash yang kompleks, seperti SHA-256 atau bcrypt, untuk menghasilkan nilai hash yang unik dan sulit dikembalikan ke bentuk aslinya.

Setelah password di-hash, sistem hanya menyimpan hasil hash, bukan password asli. Ketika pengguna mencoba masuk, sistem akan melakukan hashing pada password yang dimasukkan dan membandingkannya dengan nilai hash yang tersimpan untuk memastikan kecocokannya.

Keunggulan utama dari proses ini adalah bahwa meskipun database terkompromi, password asli tidak dapat diakses. Karena hanya hasil hash yang disimpan, pencuri data tidak dapat mengembalikan nilai hash menjadi password asli tanpa kunci atau algoritma yang tepat.

Baca juga : 12 Bahasa Pemrograman Front End Teratas & Terpopuler 2024


Algoritma Hashing yang Digunakan


Warga Bimbingan, berbagai algoritma hashing digunakan untuk mengamankan password dengan tingkat keamanan yang berbeda. Berikut beberapa algoritma hashing yang umum digunakan:


1. MD5


MD5 (Message Digest Algorithm 5) adalah algoritma hashing yang paling sering digunakan di masa lalu. 

Meskipun cepat dan mudah diimplementasikan, MD5 sekarang dianggap tidak aman karena rentan terhadap serangan tabrakan. Oleh karena itu, MD5 tidak lagi disarankan untuk digunakan dalam aplikasi keamanan.


2. SHA-256


SHA-256 (Secure Hash Algorithm 256-bit) adalah bagian dari keluarga algoritma SHA yang lebih kuat dan aman. 

Digunakan dalam banyak aplikasi dan sistem keamanan, SHA-256 menghasilkan hash yang lebih panjang dan lebih sulit untuk diretas dibandingkan MD5. Ini menjadikannya pilihan yang lebih aman untuk mengamankan data dan password.


3. bcrypt


bcrypt adalah algoritma hashing yang dirancang khusus untuk mengamankan password. bcrypt menggunakan metode salting dan key stretching, yang menambah tingkat kesulitan dalam proses hashing

Hal ini membuat bcrypt lebih tahan terhadap serangan brute force dan lebih cocok untuk aplikasi yang membutuhkan tingkat keamanan yang tinggi.


4. scrypt


scrypt adalah algoritma hashing yang lebih canggih, dirancang untuk membuat proses hashing semakin lambat dan memakan banyak sumber daya. 

Ini mencegah serangan brute force dengan meningkatkan kesulitan komputasi dalam memecahkan hash. 

scrypt sering digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan tingkat keamanan yang sangat tinggi, seperti dompet kripto.

Baca juga : Cara Menjadi Web Developer Freelance: Panduan Pemula


Perbedaan Hashing dan Enkripsi


Sumber: Canva

Warga Bimbingan, meskipun hashing dan enkripsi keduanya untuk mengamankan data, keduanya berbeda dalam cara kerja dan tujuannya. Berikut perbedaannya:


1. Fungsi Hashing dan Enkripsi


Hashing berfungsi untuk mengubah data (seperti password) menjadi bentuk yang tidak dapat dipahami dan tidak dapat dikembalikan ke bentuk aslinya. 

Fungsi utama hashing adalah untuk memverifikasi integritas data, contohnya saat login, sistem hanya membandingkan hasil hash dari password yang dimasukkan dengan yang ada di database.

Enkripsi digunakan untuk mengubah data menjadi format yang tidak bisa dibaca tanpa kunci khusus. Data yang dienkripsi bisa dipulihkan ke bentuk aslinya jika kunci yang benar digunakan. 

Enkripsi bertujuan untuk menjaga kerahasiaan data agar hanya pihak yang berwenang yang bisa mengaksesnya.


2. Kunci Hashing dan Enkripsi


Hashing tidak membutuhkan kunci dalam prosesnya. Hasil hash adalah representasi unik dari data asli, dan tidak ada cara untuk membalikkan hasil hash ke bentuk asli tanpa informasi tambahan yang tidak dapat dipulihkan.

Enkripsi membutuhkan kunci untuk mengenkripsi dan mendekripsi data. Data yang dienkripsi hanya dapat dipulihkan ke bentuk aslinya menggunakan kunci yang tepat, menjadikannya penting dalam proses komunikasi data yang aman.


3. Tujuan Hashing dan Enkripsi


Hashing digunakan untuk memastikan integritas data dan untuk memverifikasi kesesuaian data. Misalnya, ketika kamu masuk ke sebuah situs, sistem akan membandingkan hasil hashing dari password yang kamu masukkan dengan nilai hash yang tersimpan di database untuk memastikan kecocokannya.

Enkripsi digunakan untuk menjaga kerahasiaan data, seperti melindungi file atau komunikasi online dari pihak ketiga yang tidak berwenang. Misalnya, komunikasi antara browser dan server yang dienkripsi dengan SSL/TLS untuk menjaga data tetap aman saat dikirimkan.


4. Contoh Penggunaan


Hashing banyak digunakan untuk menyimpan password secara aman di database, menggunakan algoritma seperti bcrypt atau SHA-256. Ketika pengguna mencoba login, sistem akan membandingkan nilai hash dari password yang dimasukkan dengan nilai yang ada di database.

Enkripsi digunakan untuk melindungi komunikasi data, seperti saat menggunakan AES untuk mengamankan file atau SSL/TLS untuk enkripsi komunikasi web. Data yang dienkripsi hanya dapat dibuka dengan kunci yang sesuai.

Tabel Perbandingan Hashing dan Enkripsi:

Fitur

Hashing

Enkripsi

Fungsi

Mengubah data menjadi nilai tetap yang tidak dapat dipulihkan

Mengubah data menjadi format yang tidak dapat dibaca tanpa kunci

Kunci

Tidak menggunakan kunci

Memerlukan kunci untuk enkripsi dan dekripsi

Tujuan

Memverifikasi integritas data

Menjaga kerahasiaan data

Contoh

Menyimpan password dalam bentuk hash (SHA-256)

Mengamankan file dengan AES atau komunikasi melalui SSL/TLS

Baca juga : 10 Text Editor Terbaik untuk Web Developer (2025)


Ingin Jadi Full Stack Web Developer Profesional?


Setelah mempelajari Hash Password: Pengertian, Fungsi, dan Algoritma Terbaik, sekarang saatnya memperdalam keterampilan web development kamu! Yuk, ikuti Bootcamp Full Stack Web Developer di dibimbing.id!

Di sini, kamu akan belajar langsung dari mentor berpengalaman dengan kurikulum praktis yang mencakup front-end, back-end, serta keamanan data, seperti penggunaan hash password

Dengan lebih dari 840+ hiring partner dan tingkat keberhasilan alumni 96%, peluang kariermu di dunia IT semakin terbuka lebar!

Jadi, tunggu apa lagi? Daftar sekarang di sini dan mulai perjalananmu menjadi Full Stack Web Developer profesional! #BimbingSampeJadi


Referensi


  1. What is password hashing? [Buka]
Author Image

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.

Hi!👋
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!