Apa Itu Hash Function? Fungsi, Jenis, dan Contohnya

Irhan Hisyam Dwi Nugroho
•
07 May 2025
•
455

Hash function adalah algoritma yang digunakan untuk mengubah data menjadi kode unik dengan panjang tetap. Meskipun sering digunakan di balik layar, hash function memainkan peran penting dalam menjaga keamanan data di dunia digital.
Setiap kali kamu login atau mengirim data sensitif, hash function bekerja untuk memastikan semuanya tetap aman. Pahami cara kerjanya dan jenis-jenis hash function agar kamu lebih siap menghadapi dunia teknologi yang semakin kompleks.
MinDi siap membantumu memahami apa itu hash function, fungsinya, dan contoh penggunaannya. Yuk, simak terus!
Baca juga : Panduan Memilih Bootcamp Cyber Security yang Tepat
Apa Itu Hash Function?
Hash function adalah algoritma yang mengubah data input dengan ukuran sembarang menjadi output berupa kode unik dengan panjang tetap.
Fungsi ini banyak digunakan dalam dunia komputer dan keamanan data karena hasilnya bersifat satu arah, artinya tidak bisa dikembalikan ke data aslinya.
Setiap perubahan kecil pada input akan menghasilkan hash yang sangat berbeda, sehingga sangat efektif untuk mendeteksi perubahan data.
Hash function juga memastikan data tetap aman dan terverifikasi, terutama dalam aplikasi seperti penyimpanan password dan blockchain.
Baca juga : Panduan Lengkap Belajar Cyber Security dan Peluang Kerja
Fungsi Hash Function
Sumber: Canva
Hash function adalah alat penting untuk keamanan dan efisiensi data. Yuk simak, Warga Bimbingan, fungsi lainnya dalam berbagai sistem digital!
1. Menyimpan Password Secara Aman
Saat seseorang membuat akun, password yang dimasukkan akan diubah menjadi hash dan hanya hash-nya yang disimpan oleh sistem.
Ketika login, sistem akan meng-hash ulang input pengguna dan mencocokkannya dengan hash yang tersimpan. Dengan cara ini, password asli tidak pernah disimpan, sehingga lebih aman jika terjadi kebocoran data.
2. Menjaga Integritas Data
Hash function memungkinkan kita memverifikasi apakah suatu data telah diubah atau rusak selama proses penyimpanan atau pengiriman.
Dengan membandingkan hash sebelum dan sesudah, kita dapat memastikan bahwa data masih asli. Ini sangat penting dalam proses pengunduhan file, sistem backup, dan transfer data sensitif.
3. Mempercepat Pencarian dan Akses Data
Dalam struktur data seperti hash table, hash function digunakan untuk mengubah data menjadi indeks penyimpanan.
Hal ini memungkinkan komputer menemukan data dengan cepat tanpa harus mencari satu per satu. Hasilnya, performa aplikasi atau database menjadi lebih efisien dan responsif.
4. Digunakan dalam Teknologi Blockchain
Setiap blok dalam blockchain memiliki hash yang unik dan saling terhubung satu sama lain. Jika satu blok diubah, hash-nya akan berubah dan memutus hubungan dengan blok lain, sehingga perubahan dapat langsung terdeteksi. Ini menjadikan blockchain sangat kuat dalam menjaga keamanan dan transparansi data.
Baca juga : Cyber Security Roadmap: Panduan Lengkap untuk Pemula
Cara Kerja Hash Function
Hash function adalah algoritma yang mengubah data input, seperti teks atau file, menjadi output dengan panjang tetap. Proses ini memastikan hasil hash tetap unik dan konsisten, meskipun inputnya berbeda. Setiap perubahan kecil pada input akan menghasilkan hash yang sangat berbeda.
Sifat utama hash function adalah satu arah, artinya data yang sudah diubah menjadi hash tidak bisa dikembalikan ke bentuk aslinya. Hal ini membuatnya aman untuk menyimpan data sensitif, seperti password.
Proses hashing juga cepat dan efisien, memungkinkan pemrosesan data dalam waktu singkat. Karena itu, hash function sering digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan verifikasi atau pencarian data dengan cepat.
Baca juga : Apa Itu Metasploit? Fungsi, Fitur, dan Cara Menggunakannya
Jenis-Jenis Hash Function
Berbagai jenis hash function memiliki karakteristik dan kegunaan yang berbeda, tergantung pada kebutuhan aplikasi atau sistem, Warga Bimbingan. Berikut adalah beberapa jenis hash function yang sering digunakan:
1. MD5 (Message Digest 5)
MD5 adalah salah satu hash function yang paling banyak digunakan, meskipun kini mulai dianggap kurang aman.
Prosesnya cepat, tetapi telah ditemukan potensi kelemahan yang memungkinkan terjadinya collision (dua input menghasilkan hash yang sama).
MD5 sering digunakan untuk memverifikasi integritas file atau data, meski sekarang lebih disarankan untuk menggunakan algoritma yang lebih kuat.
2. SHA-1 (Secure Hash Algorithm 1)
SHA-1 lebih kuat daripada MD5, namun sudah tidak disarankan untuk aplikasi yang membutuhkan keamanan tinggi.
Algoritma ini menghasilkan hash sepanjang 160-bit, tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa SHA-1 juga rentan terhadap serangan collision.
Meskipun masih digunakan dalam beberapa sistem, kebanyakan platform kini mulai beralih ke algoritma yang lebih aman, seperti SHA-256.
3. SHA-256 (Secure Hash Algorithm 256-bit)
SHA-256 adalah bagian dari keluarga SHA-2 dan sering dianggap lebih aman daripada MD5 atau SHA-1.
Dengan panjang output 256-bit, SHA-256 digunakan dalam berbagai aplikasi keamanan, termasuk blockchain dan kriptografi.
Keunggulannya terletak pada kemampuannya untuk menghindari serangan collision dan lebih sulit untuk dipalsukan.
4. CRC32 (Cyclic Redundancy Check 32-bit)
CRC32 adalah algoritma yang digunakan untuk mendeteksi perubahan atau kesalahan dalam data, terutama dalam transmisi file atau komunikasi data.
Meskipun tidak sekuat algoritma kriptografi lainnya, CRC32 digunakan untuk memeriksa integritas data dalam sistem file dan protokol jaringan. Hasilnya berupa hash 32-bit yang digunakan untuk pengecekan kesalahan.
Baca juga : Apa Itu Nmap? Ini Penjelasan Lengkap Fungsi dan Contohnya
Contoh Penggunaan Hash Function
Sumber: Canva
Setelah mengetahui jenis-jenisnya, Warga Bimbingan, saatnya memahami contoh penerapan hash function adalah dalam dunia digital. Berikut beberapa penerapannya:
1. Penyimpanan Password yang Aman
Hash function digunakan untuk mengamankan password dengan mengubahnya menjadi hash yang tidak bisa dibaca.
Ketika pengguna login, sistem akan mencocokkan hash yang dimasukkan dengan hash yang tersimpan di server, tanpa pernah menyimpan password asli. Ini membuat data lebih aman meski terjadi kebocoran data.
2. Verifikasi Integritas Data
Hash function juga digunakan untuk memeriksa apakah data telah diubah atau rusak selama proses pengiriman atau penyimpanan.
Misalnya, saat mengunduh file dari internet, hash file yang diunduh akan dibandingkan dengan hash yang tertera di situs untuk memastikan file tersebut tidak rusak atau dimodifikasi. Hal ini menjaga keamanan dan keaslian file yang diterima.
3. Penggunaan dalam Blockchain
Dalam teknologi blockchain, setiap blok berisi hash yang menghubungkannya dengan blok sebelumnya, membentuk rantai yang tidak bisa diubah.
Jika ada upaya untuk memanipulasi data dalam satu blok, hash-nya akan berubah, yang secara otomatis memutuskan hubungan dengan blok lainnya. Ini memastikan keamanan dan integritas data dalam sistem seperti Bitcoin.
4. Deteksi Kesalahan dalam Proses Transmisi Data
Hash function digunakan dalam protokol komunikasi untuk mendeteksi kesalahan dalam transmisi data.
Misalnya, dalam komunikasi jaringan, CRC32 atau algoritma serupa digunakan untuk memverifikasi apakah data yang dikirim sama dengan data yang diterima.
Jika hash-nya tidak cocok, itu menandakan adanya perubahan atau kerusakan dalam data selama pengiriman.
Ingin Jadi Ahli di Dunia Keamanan Cyber?
Setelah memahami apa itu hash function dan perannya dalam keamanan digital, saatnya kamu memanfaatkan pengetahuan ini untuk melangkah lebih jauh!
Yuk, ikuti Bootcamp Cyber Security di dibimbing.id! Di sini, kamu akan mempelajari teknik-teknik keamanan data yang esensial, termasuk cara melindungi sistem dari ancaman yang semakin kompleks.
Belajar langsung dari mentor berpengalaman dengan kurikulum aplikatif dan praktis yang membantumu memahami dunia keamanan cyber secara mendalam.
Dengan lebih dari 840+ hiring partner dan tingkat keberhasilan alumni 95%, peluang kariermu di industri Cyber Security semakin terbuka lebar!
Jadi, tunggu apa lagi? Hubungi kami di sini dan Daftar sekarang di dibimbing.id untuk memulai perjalananmu menjadi seorang Cyber Security Professional. #BimbingSampeJadi!
Referensi
Tags

Irhan Hisyam Dwi Nugroho
Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.