Sanity Testing Adalah: Arti, Proses, Manfaat, dan Contoh

Irhan Hisyam Dwi Nugroho
•
15 April 2025
•
468

Sanity Testing adalah pengujian yang penting untuk memastikan aplikasi berfungsi dengan baik setelah perubahan kecil, Warga Bimbingan! Pengujian ini mencegah masalah besar sebelum pengujian lebih lanjut.
Sanity testing dilakukan untuk memverifikasi apakah fungsi dasar aplikasi tetap berjalan setelah perbaikan atau pembaruan fitur. Ini memastikan aplikasi stabil dan siap diuji lebih lanjut.
Manfaat dari sanity testing adalah menghemat waktu dan sumber daya dengan mendeteksi masalah besar lebih cepat. MinDi akan mengulas lebih lanjut mengenai proses dan manfaat pengujian ini!
Apa Itu Sanity Testing?
Sanity testing adalah jenis pengujian perangkat lunak yang dilakukan setelah perubahan kecil atau pembaruan diterapkan pada aplikasi.
Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa fungsionalitas dasar aplikasi tetap berjalan dengan baik setelah perubahan tersebut.
Pengujian ini lebih fokus pada memverifikasi bagian-bagian utama dari aplikasi, seperti login atau navigasi, yang telah dipengaruhi oleh perubahan.
Meskipun tidak mendalam, sanity testing sangat penting untuk memastikan bahwa aplikasi tidak mengalami kerusakan serius sebelum melanjutkan ke pengujian lebih lanjut.
Baca juga : Panduan Memilih Bootcamp Quality Assurance Terbaik 2025
Proses Sanity Testing
Sumber: Canva
Warga Bimbingan, setelah mengetahui apa itu sanity testing, MinDi akan menguraikan proses yang memastikan aplikasi berfungsi dengan baik setelah perubahan.
1. Mempersiapkan Build Aplikasi
Langkah pertama dalam sanity testing adalah memastikan bahwa build terbaru aplikasi sudah siap untuk diuji.
Pengembang harus memastikan bahwa pembaruan atau perubahan terbaru telah diterapkan dan build tersebut mencakup fungsi dasar yang akan diuji. Tanpa build yang stabil, pengujian tidak akan memberikan hasil yang akurat.
2. Melakukan Pengujian Dasar
Pada tahap ini, penguji akan menjalankan serangkaian tes dasar untuk memverifikasi bahwa aplikasi berjalan seperti yang diharapkan.
Tes yang dilakukan biasanya melibatkan fungsi utama seperti login, navigasi antar halaman, dan akses ke fitur utama aplikasi.
Pengujian ini tidak mendalam, tetapi cukup untuk memeriksa apakah aplikasi berfungsi tanpa masalah besar.
3. Mencatat Hasil Pengujian
Setelah pengujian dasar selesai, penguji akan mencatat hasil pengujian dan melaporkan jika ditemukan masalah.
Jika aplikasi lolos sanity testing, pengujian lebih mendalam dapat dilakukan. Namun, jika aplikasi gagal pada tahap ini, pengujian lebih lanjut akan dihentikan, dan tim pengembang akan memperbaiki masalah besar terlebih dahulu.
Baca juga : Panduan Lengkap Roadmap QA Engineer dari Nol Sampai Ahli
Manfaat Sanity Testing
Sumber: Canva
Setelah mengetahui proses sanity testing, MinDi akan membahas manfaat yang didapatkan dari pengujian ini.
1. Mendeteksi Masalah Lebih Awal
Sanity testing memungkinkan pengujian aplikasi dengan cepat setelah perubahan atau pembaruan, sehingga masalah besar dapat ditemukan lebih awal.
Dengan pengujian dasar ini, tim QA bisa langsung mengetahui jika aplikasi tidak stabil. Ini menghindari terjadinya kerugian waktu dan biaya yang lebih besar di tahap pengujian lebih lanjut.
2. Menghemat Waktu dan Sumber Daya
Sanity testing memfokuskan pada pengujian fungsionalitas dasar, yang menjadikannya lebih cepat dilakukan dibandingkan dengan pengujian mendalam.
Hal ini memungkinkan tim untuk segera mengidentifikasi build aplikasi yang stabil dan melanjutkan pengujian lebih efisien.
Pengujian yang lebih cepat ini membantu menghemat waktu dan sumber daya yang seharusnya digunakan untuk pengujian yang lebih kompleks.
3. Memastikan Kestabilan Aplikasi
Manfaat utama dari sanity testing adalah memastikan bahwa aplikasi tetap stabil setelah perubahan diterapkan.
Pengujian ini memverifikasi bahwa fungsi-fungsi dasar tetap berjalan dengan baik, sehingga pengujian lebih lanjut dapat dilakukan tanpa gangguan besar.
Dengan sanity testing, tim dapat merasa lebih percaya diri bahwa aplikasi siap diuji lebih mendalam.
4. Mempercepat Proses Pengujian
Dengan melaksanakan sanity testing pada awal siklus pengujian, tim dapat memastikan aplikasi dalam kondisi yang cukup stabil untuk dilanjutkan ke pengujian lebih lanjut.
Proses ini mempercepat alur pengujian dengan mengidentifikasi masalah lebih cepat, sehingga waktu pengujian keseluruhan dapat lebih efisien.
Ini juga membantu tim QA untuk tidak membuang waktu pada aplikasi yang tidak siap untuk pengujian lanjutan.
Baca juga : 10 Contoh KPI Quality Assurance untuk Ukur Performa QA
Sanity Testing vs Smoke Testing
Sumber: Canva
Sekarang, MinDi akan mengungkap perbedaan antara sanity testing dan smoke testing. Meskipun tujuannya mirip, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.
1. Tujuan Pengujian
Sanity testing dilakukan untuk memverifikasi bahwa perubahan kecil atau pembaruan aplikasi tidak merusak fungsionalitas dasar.
Fokus pengujian ini lebih spesifik pada bagian yang terpengaruh oleh perubahan. Sedangkan smoke testing bertujuan untuk memastikan aplikasi secara keseluruhan dapat dijalankan tanpa crash sebelum pengujian lebih lanjut dilakukan.
2. Cakupan Pengujian
Sanity testing memiliki cakupan yang lebih sempit, hanya menguji fitur-fitur yang telah diperbarui atau diubah.
Pengujian ini tidak melibatkan keseluruhan aplikasi. Di sisi lain, smoke testing mencakup pengujian seluruh aplikasi pada level dasar untuk memastikan stabilitas aplikasi secara umum.
3. Waktu Pelaksanaan
Sanity testing dilakukan setelah perubahan atau pembaruan aplikasi untuk memverifikasi bahwa perubahan tersebut tidak merusak bagian-bagian lain dari aplikasi.
Pengujian ini hanya dilakukan pada build yang sudah terupdate. Sedangkan smoke testing dilakukan pada awal siklus pengujian, untuk memastikan aplikasi dalam kondisi stabil dan dapat diuji lebih lanjut.
4. Fokus Pengujian
Sanity testing lebih fokus pada validasi bahwa fungsi dasar aplikasi masih berjalan dengan baik setelah pembaruan.
Pengujian ini tidak mencakup pengujian menyeluruh, tetapi hanya pada bagian yang diperbarui. Smoke testing, di sisi lain, lebih berfokus pada memastikan aplikasi dapat berjalan secara keseluruhan tanpa masalah besar, meskipun tidak mendalam.
5. Deteksi Masalah
Sanity testing lebih efektif untuk mendeteksi masalah yang muncul setelah pembaruan, seperti fungsionalitas yang tidak bekerja setelah perubahan.
Pengujian ini berguna untuk memastikan bahwa perubahan kecil tidak menyebabkan gangguan besar.
Smoke testing membantu mendeteksi masalah besar yang bisa menghentikan aplikasi berjalan, seperti crash atau bug kritis pada build aplikasi baru.
Baca juga : 7 Perbedaan QA dan QC demi Proses Bisnis yang Efektif
Contoh Penerapan Sanity Testing
Sumber: Canva
Beberapa contoh penerapan sanity testing akan membantu tim QA memastikan aplikasi tetap stabil setelah pembaruan atau perubahan kecil diterapkan.
1. Pembaruan Fitur Aplikasi Mobile
Setelah pembaruan fitur baru ditambahkan pada aplikasi mobile, sanity testing dilakukan untuk memastikan bahwa fitur utama aplikasi masih berfungsi dengan baik.
Pengujian ini fokus pada memastikan bahwa pembaruan tidak merusak fungsionalitas seperti login atau navigasi.
Jika aplikasi gagal dalam pengujian dasar ini, pengujian lebih lanjut akan dihentikan sampai masalah diperbaiki.
2. Perbaikan Bug pada Aplikasi Web
Ketika bug ditemukan dalam aplikasi web dan perbaikan diterapkan, sanity testing digunakan untuk memverifikasi bahwa perbaikan tersebut tidak menyebabkan masalah baru.
Penguji akan memeriksa apakah bug yang sebelumnya telah diperbaiki dan memastikan aplikasi tetap berfungsi dengan baik. Pengujian ini memastikan bahwa perubahan kecil tidak memengaruhi bagian lain dari aplikasi.
3. Penambahan Pembaruan Keamanan pada Aplikasi
Jika pembaruan keamanan diterapkan pada aplikasi untuk menutup celah kerentanan, sanity testing digunakan untuk memastikan bahwa aplikasi tetap berjalan dengan stabil.
Pengujian ini berfokus pada validasi bahwa pembaruan tidak menyebabkan gangguan pada fungsi utama aplikasi.
Jika aplikasi gagal sanity testing, masalah akan diperbaiki sebelum melanjutkan ke pengujian lebih mendalam.
Baca juga : Contoh Bug Report: Arti, Elemen, dan Tips Menulis Efektif
Yuk, Ikuti Bootcamp Quality Assurance!
Setelah mempelajari tentang sanity testing dan pentingnya pengujian aplikasi, sekarang saatnya memperdalam keterampilan di Bootcamp Quality Assurance di dibimbing.id!
Di bootcamp ini, kamu akan belajar langsung dari mentor berpengalaman, menguasai teknik pengujian manual dan otomatisasi, serta mempersiapkan diri untuk karier di dunia QA.
Dengan lebih dari 840+ hiring partner dan tingkat keberhasilan alumni 95%, peluang kariermu semakin terbuka lebar!
Jadi, tunggu apa lagi? Daftar sekarang di sini dan mulai perjalananmu untuk menjadi profesional Quality Assurance! #BimbingSampeJadi!
Referensi
- What is Sanity Testing with Examples [Buka]
Tags

Irhan Hisyam Dwi Nugroho
Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.