dibimbing.id - Apa itu Pain Point? Manfaat, Jenis, serta Cara Mengidentifikasi

Apa itu Pain Point? Manfaat, Jenis, serta Cara Mengidentifikasi

Farijihan Putri

20 March 2025

194

Image Banner

Pain point adalah masalah atau hambatan yang dialami pelanggan dalam kehidupan atau saat menggunakan suatu produk atau layanan. Masalah ini bisa berupa pengalaman buruk, kebutuhan yang tidak terpenuhi, atau kesulitan dalam mencapai tujuan tertentu. 

Kalau kamu seorang pebisnis, marketer, atau siapapun yang ingin menawarkan solusi, memahami pain point ini adalah kunci untuk menarik perhatian pelanggan. Tujuannya agar mereka merasa produkmu merupakan solusi yang selama ini mereka cari.

Warga Bimbingan tenang aja ya, karena MinDi bakal kupas tuntas manfaat mengetahui pain point pelanggan, jenis-jenisnya, dan cara mengidentifikasinya biar kamu bisa menawarkan solusi yang benar-benar relevan. Siap? Yuk, langsung bahas!


Apa itu Pain Point?


Pain point adalah masalah, hambatan, atau kesulitan yang dialami seseorang, terutama pelanggan, saat menggunakan produk atau layanan. 

Masalah tersebut bisa berupa pengalaman yang bikin ribet, kebutuhan yang belum terpenuhi, atau rasa frustrasi karena sesuatu nggak berjalan seperti yang diharapkan. 

Contohnya, kamu belanja online tapi proses checkout ribet atau butuh aplikasi keuangan tapi fitur-fiturnya malah bikin pusing. Nah, itu semua adalah pain point

Intinya, pain point adalah hal-hal yang bikin orang kesal atau merasa ada yang kurang, dan kalau bisa diatasi, mereka pasti lebih puas!


Mengapa Pain Point Penting?


Sumber: Freepik

Kalau mau bisnis berkembang, kamu harus tahu apa yang benar-benar dibutuhkan pelanggan. Inilah 3 alasan utama pain point penting banget.


1. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan


Nggak ada yang suka ribet atau kecewa saat pakai produk, kan? Memahami pain point adalah langkah pertama untuk memberikan solusi yang lebih baik. Alhasil, pelanggan menjadi lebih puas, loyal, dan nggak ragu buat balik lagi.


2. Meningkatkan Penjualan


Kalau produk atau layananmu bisa langsung menjawab masalah pelanggan, mereka bakal lebih tertarik buat beli. Apalagi kalau mereka merasa “Wah, ini solusi yang gue cari!”. Peluang closing menjadi lebih tinggi. Dari situ, penjualan bisa meningkat tanpa harus terlalu ngoyo promosi.


3. Meningkatkan Inovasi


Persaingan makin ketat, makanya bisnis nggak bisa jalan di tempat. Dengan memahami pain point, kamu bisa terus mengembangkan produk biar lebih relevan dan up to date. Hasilnya, bisnis nggak cuma bertahan, tapi juga bisa menjadi yang terdepan.

Baca Juga: Touchpoint Adalah: Pengertian, Fungsi, dan Cara Mengelolanya


Jenis-Jenis Pain Point yang Dialami Konsumen


Setiap pelanggan punya masalah yang berbeda-beda, tapi umumnya pain point mereka bisa dikelompokkan ke dalam beberapa kategori. Warga Bimbingan bisa memahami 4 jenis pain point di bawah ini ya!


1. Financial Pain Point


Nggak semua orang mau atau mampu bayar mahal buat sebuah produk atau layanan. Pain point adalah ketika harga terlalu tinggi, biaya tambahan nggak transparan, atau nggak ada opsi pembayaran yang fleksibel. Akibatnya, pelanggan ragu buat membeli atau malah cari alternatif lain yang lebih terjangkau.

Contoh:

  1. Langganan aplikasi yang kemahalan
  2. Biaya admin bank yang tiba-tiba muncul
  3. Cicilan tanpa DP yang susah ditemukan


2. Productivity Pain Point


Orang selalu cari cara buat kerja lebih cepat dan efisien. Tapi pain point muncul saat sesuatu malah bikin ribet, buang waktu, atau bikin produktivitas turun. Kalau udah gitu, kerjaan nggak maksimal dan frustasi pun nggak bisa dihindari.

Contoh:

  1. Loading website yang lama
  2. Tools kerja yang susah dipakai
  3. Software yang sering error dan bikin pekerjaan tertunda


3. Process Pain Point


Nggak ada yang suka proses yang bertele-tele atau membingungkan. Pain point adalah ketika sesuatu yang seharusnya simpel malah menjadi ribet dan bikin frustasi. Kalau prosesnya nggak diperbaiki, pelanggan bisa males lanjut atau cari alternatif lain.

  1. Proses refund yang ribet
  2. Registrasi akun yang kebanyakan langkah
  3. Customer service yang lama banget nanggepin keluhan


4. Support Pain Point


Saat butuh bantuan, pelanggan pengennya respon cepat dan solusi yang jelas. Tapi pain point terjadi kalau layanan pelanggan susah dihubungi, jawabannya nggak membantu, atau terlalu lama menyelesaikan masalah. Nah, ini bisa bikin pelanggan kesal dan kapok buat pakai layanan tersebut lagi.

  1. Chat support yang bot semua
  2. Email komplain yang nggak dibales-bales
  3. Teknisi yang datangnya molor berjam-jam 

Baca Juga: 7 Cara Menentukan Unique Selling Point Paling Efektif


Cara Mengidentifikasi Pain Point


Sumber: Freepik

Biar bisa menawarkan solusi yang tepat, Warga Bimbingan harus tahu dulu apa yang benar-benar menjadi masalah pelanggan. Berikut 5 cara yang bisa kamu coba!


1. Survei dan Umpan Balik Pelanggan


Cara paling langsung buat tahu apa yang dirasakan pelanggan adalah dengan bertanya langsung ke mereka. Bisa lewat survei, review, atau form feedback yang gampang diisi. Dari sini, kamu bisa menemukan pola keluhan yang berulang dan mengidentifikasi pain point adalah langkah awal buat memperbaiki pengalaman pelanggan.


2. Analisis Data


Data nggak pernah bohong. Kamu bisa manfaatkan angka-angka buat melihat di mana pelanggan sering mengalami masalah. 

Misalnya, cek tingkat churn, halaman yang sering ditinggalkan, atau fitur yang jarang dipakai. Dari analisis ini, kamu bisa melihat pain point adalah bagian dari pengalaman pelanggan yang perlu diperbaiki agar mereka tetap loyal.


3. Pemantauan Media Sosial


Banyak pelanggan curhat soal pengalaman buruk mereka di media sosial, baik lewat tweet, komentar, atau thread panjang. 

Dengan aktif memantau dan menganalisis percakapan ini, kamu bisa menangkap insight langsung dari pengalaman nyata pengguna. Pain point adalah keluhan yang sering muncul di platform ini dan bisa jadi sinyal kuat buat perbaikan layanan.


4. Observasi Perilaku Pelanggan


Kadang, pelanggan nggak selalu sadar atau nggak bisa mengungkapkan masalah mereka secara langsung. Dengan mengamati cara mereka menggunakan produk atau layanan, kamu bisa melihat di mana mereka mengalami kesulitan. 

Pain point adalah hambatan yang terlihat dari kebiasaan pelanggan, misalnya mereka sering kebingungan di langkah tertentu atau cepat meninggalkan proses pembelian.


5. Bandingkan dengan Kompetitor


Pelanggan sering membandingkan pengalaman mereka dengan layanan lain yang lebih baik. Kalau kompetitor bisa menawarkan solusi lebih cepat, lebih murah, atau lebih nyaman, itu berarti ada pain point yang perlu kamu atasi.

Pain point adalah alasan kenapa pelanggan bisa berpindah ke pesaing. Jadi, penting buat selalu melihat apa yang mereka lakukan dengan lebih baik.

Baca Juga: Mempelajari Materi Service Excellence Agar Konsumen Senang


Atasi Pain Point, Tingkatkan Kepuasan Pelanggan!


Pain point adalah hambatan yang bisa menghalangi bisnis untuk berkembang dan pelanggan untuk merasa puas. Dengan memahami dan mengatasinya, kamu bisa menciptakan pengalaman yang lebih baik, meningkatkan loyalitas, dan tentu saja, menaikkan penjualan.

Nah, kalau kamu ingin belajar lebih dalam soal strategi marketing yang benar-benar efektif, yuk gabung Bootcamp Digital Marketing dibimbing.id! Bareng mentor berpengalaman, kamu bakal dapet silabus terlengkap, praktek nyata buat portfolio, dan gratis mengulang kelas,

Kamu juga punya kesempatan kerja yang lebih besar karena 96% alumni udah berhasil dapet kerja dan ada 840+ hiring partner siap menyalurkan talent terbaik.

Kalau masih ada pertanyaan lain seperti, “Apakah saya bisa ikut bootcamp ini kalau belum punya pengalaman di marketing? atau Apakah setelah bootcamp ada program penyaluran kerja?, konsultasi gratis di sini! dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi 🚀

Share

Author Image

Farijihan Putri

Farijihan is a passionate Content Writer with 3 years of experience in crafting compelling content, optimizing for SEO, and developing creative strategies for various brands and industries.

Hi!👋
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!