Garbage Collection di Golang: Arti, Cara Kerja, & Keunggulan
Farijihan Putri
•
17 October 2024
•
101
Warga Bimbingan, kamu pernah ngalamin aplikasi yang tiba-tiba ngelag atau malah crash karena masalah memori? Nah, ini salah satu problem yang sering muncul kalau pengelolaan memori gak tepat.
Garbage Collection di Golang hadir buat nyelametin kamu dari drama memori semacam ini. Garbage collection otomatis ini bakal bantu kamu ngatur memori yang gak kepake lagi.
Masih bingung gimana cara kerjanya? Atau penasaran kenapa fitur ini penting banget di Golang? Yuk, bahas selengkapnya di artikel ini sama MinDi biar performa aplikasi kamu makin optimal!
Apa Itu Garbage Collection di Golang?
Garbage Collection di Golang adalah fitur otomatis yang dirancang buat membersihkan memori yang gak lagi dipakai oleh aplikasi.
Ibarat petugas kebersihan, garbage collection bekerja di belakang layar untuk menghapus data atau objek yang gak lagi diperlukan, sehingga ruang memori bisa dipakai kembali oleh program lain.
Hal ini dilakukan tanpa perlu menulis kode tambahan untuk mengelola memori secara manual. Developer bisa fokus bikin aplikasi tanpa pusing kebocoran memori atau error yang disebabkan alokasi memori yang salah.
Dengan Garbage Collection di Golang, aplikasi kamu jadi lebih efisien dan stabil karena memori dikelola dengan baik.
Setiap kali sebuah objek nggak dibutuhkan lagi, Golang secara otomatis akan "menyapu" objek tersebut dari memori.
Hasilnya? Aplikasi bisa berjalan lebih cepat tanpa terbebani oleh sisa-sisa data yang udah gak terpakai. Praktis banget, kan?
Cara Kerja Garbage Collection di Golang
Cara kerja Garbage Collection di Golang itu bisa dibilang mirip seperti petugas kebersihan yang rajin "nyapu" memori aplikasi secara otomatis.
Ketika aplikasi kamu membuat objek-objek baru (seperti variabel atau data), memori dialokasikan untuk menampungnya.
Nah, seiring waktu, beberapa objek nggak lagi digunakan, tapi tetap "nongkrong" di memori. Di sinilah garbage collection beraksi!
Golang secara otomatis melacak objek-objek mana yang masih dipakai dan mana yang sudah gak terpakai. Lalu menghapus objek yang nggak diperlukan agar memori bisa dipakai lagi oleh proses lain.
Garbage Collection di Golang menggunakan algoritma mark-and-sweep, di mana sistem menandai (mark) objek yang masih digunakan dan "menyapu" (sweep) objek yang nggak lagi dibutuhkan.
Proses ini berjalan di background dan nggak perlu campur tangan kamu sebagai developer.
Meskipun otomatis, performa aplikasi tetap dijaga agar nggak terganggu, karena Golang mengatur frekuensi garbage collection sesuai kebutuhan aplikasi.
Hasilnya, aplikasi tetap berjalan lancar dan efisien tanpa memori yang menumpuk.
Baca Juga: 15 Framework Populer untuk Golang Tahun 2025, Bonus Tips!
Keunggulan Garbage Collection di Golang
Sumber: Freepik
Setelah tahu cara kerja Garbage Collection di Golang, Warga Bimbingan penasaran, "Apa sih yang bikin fitur ini penting dan unggul dibanding manual memory management?"
Nah, ada beberapa keunggulan yang bikin garbage collection di Golang jadi solusi praktis buat para developer, terutama buat pengelolaan memori aplikasi. Yuk, cek tiga kelebihan utamanya!
1. Otomatis dan Praktis
Dengan garbage collection, kamu nggak perlu repot-repot ngatur alokasi dan dealokasi memori secara manual.
Golang otomatis ngurus semuanya, jadi kamu bisa fokus bikin fitur keren tanpa takut ada kebocoran memori yang bikin aplikasi crash.
2. Performa Stabil
Meskipun garbage collection beroperasi di background, Golang udah didesain sedemikian rupa supaya proses ini nggak bikin aplikasi kamu lambat.
Dengan algoritma yang efisien, Golang menjaga performa tetap stabil dan memori tetap terkontrol.
3. Minim Bug Terkait Memori
Salah satu keuntungan terbesar dari garbage collection adalah mengurangi risiko bug memori seperti memory leaks atau segmentation faults.
Dengan Golang yang otomatis bersihin memori yang nggak terpakai, aplikasi kamu jadi lebih stabil dan aman dari error yang sulit dilacak.
Bagaimana Pengaruh Garbage Collection pada Performa Aplikasi Golang?
Garbage collection di Golang memang membantu banget dalam mengelola memori, tapi gimana sih pengaruhnya terhadap performa aplikasi? Sebenarnya, garbage collection ini bekerja di background.
Prosesnya sering gak terlalu kelihatan. Namun, ada kalanya garbage collection bisa mempengaruhi kinerja aplikasi, terutama saat aplikasi punya banyak objek yang harus "dibersihkan."
Misalnya, di aplikasi berskala besar dengan banyak data, proses garbage collection bisa memicu sedikit jeda atau pause time, di mana sistem "berhenti sejenak" buat merapikan memori.
Golang udah didesain supaya dampak dari garbage collection ini minimal, bahkan untuk aplikasi dengan beban berat.
Proses garbage collection di Golang berjalan seefisien mungkin agar gak terlalu memakan waktu dan sumber daya.
Plus, ada beberapa trik optimasi yang bisa kamu gunakan, seperti memantau profil memori atau mengatur frekuensi garbage collection, biar aplikasi tetap berjalan cepat tanpa gangguan berarti.
Meskipun ada pengaruhnya, Golang tetap menjaga performa aplikasi tetap stabil!
Garbage Collection vs Manual Memory Management
Sumber: Freepik
Kalau dibandingkan antara garbage collection di Golang dan manual memory management seperti di bahasa pemrograman C/C++, perbedaan utamanya ada di kemudahan dan otomatisasi.
Dengan garbage collection, Golang otomatis mengelola memori untukmu. Mulai dari alokasi hingga dealokasi.
Artinya, kamu gak perlu pusing lagi soal kapan harus "membersihkan" memori yang gak terpakai.
Sementara itu, di manual memory management, kamu yang harus bertanggung jawab mengatur kapan memori dialokasikan dan dibersihkan, yang bisa jadi bikin pusing dan rawan bug seperti memory leaks.
Meskipun manual memory management memberi kamu kontrol penuh atas penggunaan memori, risikonya lebih tinggi, terutama kalau salah alokasi bisa bikin aplikasi crash.
Sebaliknya, garbage collection bikin pengelolaan memori menjadi praktis dan aman, karena sistem otomatis mendeteksi dan membersihkan memori yang gak terpakai.
Buat developer yang pengen efisiensi dan minim risiko, garbage collection menjadi pilihan tepat, meskipun ada sedikit trade-off di performa yang bisa dioptimalkan.
Baca Juga: Golang vs C++: Pengertian hingga Perbedaan, Lengkap!
Udah Tau Manfaat Garbage Collection di Golang?
Sekarang kamu udah paham pentingnya Garbage Collection di Golang dan gimana fitur ini bisa bikin aplikasi lebih efisien dan stabil, kan?
Nah, kalau kamu mau lebih jago lagi dalam membangun aplikasi back-end yang solid, yuk ikutan Bootcamp Golang Back-End Development di dibimbing.id!
Kalau ikut bootcamp ini, kamu akan belajar bareng mentor berpengalaman, dengan silabus terlengkap dan kesempatan buat praktek nyata untuk portfolio.
Nggak cuma itu, kamu juga bisa mengulang kelas secara gratis, dan buktinya udah ada 90% alumni yang berhasil dapat kerja. Plus, ada 700+ hiring partner yang siap membantu kamu dalam penyaluran kerja.
Kalau ada pertanyaan seperti, "Gimana caranya belajar Golang dari nol?" atau "Apa aja prospek karier di bidang back-end development?", jangan ragu konsultasi gratis di sini.
Dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi impianmu sebagai developer profesional!
Referensi
Tags