dibimbing.id - Mengenal Framework HEART dan Penggunaannya dalam UX

Mengenal Framework HEART dan Penggunaannya dalam UX

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

01 June 2025

456

Image Banner

Framework HEART adalah metode yang membantu mengukur pengalaman pengguna dengan cara yang efektif dan terstruktur. 

Warga Bimbingan, MinDi akan jelaskan apa itu Framework HEART dan bagaimana penggunaannya dalam dunia UX.

Framework ini fokus pada lima aspek penting yang membuat produk digital lebih menarik dan mudah digunakan. Yuk, kita pelajari bersama supaya kamu makin jago dalam menciptakan produk yang disukai banyak orang!


Apa Itu Framework HEART?


Framework HEART adalah sebuah metode yang dikembangkan untuk membantu tim desain mengukur dan meningkatkan pengalaman pengguna secara sistematis. 

Framework ini terdiri dari lima aspek utama, yaitu Happiness, Engagement, Adoption, Retention, dan Task Success

Dengan menggunakan HEART, tim bisa mendapatkan gambaran jelas tentang bagaimana pengguna berinteraksi dengan produk mereka dan seberapa puas mereka. 

Metode ini sangat berguna untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki agar produk digital menjadi lebih efektif dan menyenangkan digunakan.

Baca juga : Panduan Memilih Bootcamp UI/UX yang Tepat untuk Karier 2025


Komponen Utama Framework HEART


Sumber: Canva

Framework HEART terdiri dari lima komponen utama yang membantu, Warga Bimbingan, dalam mengukur pengalaman pengguna secara menyeluruh. Yuk, langsung bahas satu per satu secara singkat!


1. Happiness (Kepuasan)


Happiness mengukur tingkat kepuasan pengguna terhadap produk atau layanan. Ini bisa dilihat dari feedback, survei, atau rating yang diberikan pengguna. 

Dengan mengetahui tingkat kepuasan, kamu bisa mengidentifikasi apakah produk sudah memenuhi harapan pengguna.


2. Engagement (Keterlibatan)


Engagement melihat seberapa sering dan lama pengguna berinteraksi dengan produk. Semakin tinggi engagement, biasanya berarti pengguna merasa produk itu berguna dan menarik. Ini membantu mengukur daya tarik produk dalam kehidupan pengguna sehari-hari.


3. Adoption (Penggunaan Awal)


Adoption mengacu pada berapa banyak pengguna baru yang mulai menggunakan produk dalam periode tertentu.

Tingginya angka adoption menunjukkan produk berhasil menarik perhatian pasar baru. Data ini penting untuk mengukur keberhasilan peluncuran produk atau fitur baru.


4. Retention (Keterpakaian Berkelanjutan)


Retention mengukur berapa banyak pengguna yang tetap menggunakan produk setelah jangka waktu tertentu. 

Angka retention yang baik menunjukkan produk mampu menjaga pengguna tetap setia. Ini membantu melihat apakah produk memiliki nilai jangka panjang bagi penggunanya.


5. Task Success (Keberhasilan Tugas)


Task Success menilai seberapa efektif pengguna dapat menyelesaikan tugas yang diinginkan menggunakan produk. 

Hal ini bisa diukur melalui waktu penyelesaian, tingkat kesalahan, atau tingkat keberhasilan tugas. Dengan mengukur ini, kamu bisa memperbaiki kemudahan penggunaan produk.

Baca juga : Panduan Kursus Desain Grafis dan Peluang Kariernya


Cara Menggunakan Framework HEART


Setelah tahu komponen utamanya, Warga Bimbingan, sekarang saatnya MinDi jelaskan gimana cara pakai Framework HEART secara praktis. 

Framework ini bisa kamu gunakan untuk mengukur performa fitur atau produk berdasarkan tujuan pengguna dan metrik yang tepat. Yuk, ikuti langkah-langkahnya!


1. Tentukan Tujuan Produk atau Fitur


Pertama, kamu harus jelas dulu ingin mengukur apa—apakah kepuasan pengguna, penggunaan fitur baru, atau keberhasilan tugas tertentu. 

Tujuan ini jadi dasar dalam memilih komponen HEART yang sesuai. Semakin spesifik tujuan, makin relevan metrik yang akan kamu gunakan.


2. Pilih Komponen HEART yang Relevan


Tidak semua komponen harus digunakan dalam satu waktu. Pilih yang paling sesuai dengan tujuan kamu, misalnya Retention untuk aplikasi berlangganan atau Engagement untuk media sosial. Fokus pada komponen yang benar-benar mencerminkan nilai dari fitur yang sedang diukur.


3. Tentukan Metrik yang Akan Diukur


Setelah memilih komponen, tentukan metrik kuantitatif yang bisa diukur. Misalnya, untuk Engagement kamu bisa gunakan durasi sesi atau jumlah interaksi per hari. Pastikan metrik mudah dilacak dan punya nilai analisis yang jelas.


4. Kumpulkan dan Analisis Data


Gunakan tools seperti Google Analytics, Hotjar, atau data internal untuk mengumpulkan metrik. 

Lalu, analisis hasilnya untuk melihat tren, kekuatan, dan potensi perbaikan. Data ini jadi dasar pengambilan keputusan selanjutnya.


5. Tinjau dan Perbaiki Berdasarkan Hasil


Jika hasil tidak sesuai ekspektasi, lakukan revisi atau eksperimen baru. Framework HEART bersifat iteratif, jadi kamu bisa terus menyesuaikan strategi. Tujuannya agar produk makin dekat dengan kebutuhan dan kenyamanan pengguna.

Tabel Framework HEART


GOALS

Tools

METRICS

Happiness

Menilai kepuasan pengguna

Survei, form feedback

Rating aplikasi, feedback

Engagement

Tingkat keterlibatan pengguna

Google Analytics, Mixpanel

Waktu penggunaan, jumlah sesi

Adoption

Penggunaan awal fitur

Data pengguna mingguan

Jumlah pengguna baru

Retention

Pengguna tetap dalam jangka waktu

Database, tracking internal

Pengguna aktif bulanan

Task Success

Efektivitas menyelesaikan tugas

Usability testing, heatmaps

Waktu penyelesaian, error rate

Baca juga : Cara Membuat UI/UX di Figma dengan Mudah dan Praktis!


Manfaat Framework HEART


Sumber: Canva

Framework HEART bantu, Warga Bimbingan, tim memahami pengguna lebih baik. Yuk, simak empat manfaat utamanya!


1. Membantu Mengukur UX Secara Terstruktur


Framework HEART menyediakan pendekatan yang sistematis untuk menilai pengalaman pengguna. 

Dengan lima komponen utamanya, kamu bisa fokus pada aspek yang paling relevan dengan tujuan produk. Ini bikin proses evaluasi UX jadi lebih rapi dan terarah.


2. Mendukung Pengambilan Keputusan Berdasarkan Data


Framework ini mendorong kamu untuk menetapkan metrik yang jelas dan terukur. Dengan begitu, keputusan desain dan pengembangan bisa didasarkan pada data, bukan asumsi. Hasilnya, setiap perubahan yang dilakukan punya dasar yang kuat.


3. Memperkuat Kolaborasi Antar Tim


HEART bisa digunakan oleh tim UX, produk, developer, dan stakeholder secara bersama. Karena semua orang mengacu pada metrik dan tujuan yang sama, komunikasi jadi lebih efektif. Ini mencegah miskomunikasi dan menyatukan visi tim dalam mengembangkan produk.


4. Memudahkan Evaluasi dan Iterasi Produk


Framework ini cocok digunakan secara berulang untuk mengevaluasi produk dari waktu ke waktu.

Kamu bisa membandingkan hasil sebelumnya dengan sekarang dan melihat perkembangan secara objektif. Hal ini sangat membantu dalam proses perbaikan berkelanjutan.

Baca juga : Apa itu Design System? Manfaat, Komponen, hingga Contoh


Ingin Jadi UI/UX Designer atau Desainer Grafis Profesional?


Setelah mengenal Framework HEART dan penggunaannya dalam UX, sekarang saatnya kamu mengasah kemampuan desainmu ke level berikutnya!

Yuk, ikuti Bootcamp UI/UX & Desainer Grafis di dibimbing.id! Di sini, kamu akan belajar langsung dari mentor berpengalaman tentang riset pengguna, desain antarmuka, wireframing, hingga prinsip desain grafis modern yang relevan dengan industri.

Belajar dengan kurikulum praktis, studi kasus nyata, dan tools yang digunakan di dunia kerja akan membantumu jadi desainer andalan.

Dengan lebih dari 840+ hiring partner dan tingkat keberhasilan alumni 91%, peluang kariermu di dunia desain semakin terbuka lebar!

Jadi, tunggu apa lagi? Daftar sekarang di sini dan mulai perjalananmu jadi UI/UX Designer profesional! #BimbingSampeJadi


Referensi


  1. How Google measures and improves UX with the HEART framework [Buka]

Share

Author Image

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.

Hi!👋
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!