Exploratory Testing Adalah: Jenis, Manfaat, dan Contoh

Irhan Hisyam Dwi Nugroho
•
15 April 2025
•
200

Exploratory testing adalah metode pengujian yang mengandalkan pemahaman dan insting tester tanpa test case yang baku. Cocok banget buat kamu yang suka eksplorasi langsung di aplikasi!
Metode ini fleksibel, cepat beradaptasi, dan sering dipakai di lingkungan agile untuk menemukan bug secara real-time. Efektif banget buat kondisi yang berubah-ubah atau minim dokumentasi.
MinDi bakal bantu kamu kenalan sama jenis-jenis exploratory testing, manfaatnya, dan contohnya di dunia nyata. Yuk, kita mulai eksplor bareng!
Baca juga : Panduan Memilih Bootcamp Quality Assurance Terbaik 2025
Apa Itu Exploratory Testing?
Exploratory testing adalah metode pengujian perangkat lunak di mana tester secara aktif menjelajahi aplikasi sambil merancang dan menjalankan tes secara langsung tanpa mengikuti skenario yang terdokumentasi sebelumnya.
Pendekatan ini mengandalkan keahlian, intuisi, dan pengalaman tester untuk menemukan bug atau kejanggalan dalam sistem.
Tidak seperti scripted testing yang sudah terstruktur, exploratory testing bersifat fleksibel dan memungkinkan adaptasi cepat terhadap perubahan fitur atau kebutuhan.
Metode ini sangat efektif digunakan dalam fase awal pengembangan atau ketika dokumentasi belum lengkap.
Baca juga : Software Quality Assurance Adalah: Arti, Tujuan, dan Proses
Jenis-Jenis Exploratory Testing
Sumber: Canva
Meskipun exploratory testing dikenal fleksibel dan bebas struktur, ternyata ada beberapa pendekatan berbeda yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhan proyek. Nah, berikut ini tiga jenis utama exploratory testing yang perlu kamu tahu:
1. Freestyle Testing
Freestyle adalah bentuk paling bebas dari exploratory testing, di mana tester mulai menguji tanpa rencana atau tujuan spesifik.
Cocok untuk mengenal fitur baru atau menemukan bug dengan pendekatan alami seperti pengguna biasa. Meskipun tidak terdokumentasi secara detail, jenis ini sering memunculkan temuan unik yang tak terduga.
2. Scenario-Based Testing
Dalam pendekatan ini, tester menguji aplikasi berdasarkan skenario atau alur pengguna tertentu, misalnya “proses checkout” atau “login gagal.”
Skenario membantu membatasi fokus dan mengarahkan eksplorasi ke fungsi penting. Meskipun masih fleksibel, ada konteks yang lebih terarah dibanding freestyle testing.
3. Strategy-Based Testing
Jenis ini menggunakan pendekatan eksploratif yang didukung oleh strategi tertentu, seperti waktu pengujian terbatas atau tujuan eksplisit.
Tester bisa fokus pada area yang paling berisiko atau prioritas tertinggi dalam pengujian. Biasanya digunakan di lingkungan agile atau ketika waktu pengujian sangat terbatas.
Baca juga : Software Testing Automation: Manfaat, Cara Kerja, & Tools
Manfaat Exploratory Testing
Sumber: Canva
Kalau kamu butuh pendekatan pengujian yang cepat, fleksibel, dan tetap efektif, exploratory testing bisa jadi andalan. Berikut ini beberapa manfaat utamanya yang bisa bantu tim QA bekerja lebih lincah dan tepat sasaran:
1. Lebih Cepat Menemukan Bug
Karena tidak terikat pada test case baku, tester bisa langsung fokus ke area aplikasi yang berpotensi bermasalah.
Ini mempercepat proses identifikasi bug dibandingkan pendekatan terstruktur. Cocok banget untuk fase awal development atau saat waktu testing terbatas.
2. Fleksibel Terhadap Perubahan
Exploratory testing bisa langsung menyesuaikan dengan fitur baru atau update yang belum terdokumentasi.
Tester cukup memahami alur aplikasi, lalu mulai eksplorasi berdasarkan intuisi dan pengalaman. Ini membuatnya sangat berguna di lingkungan agile yang dinamis.
3. Menghasilkan Insight Lebih Kaya
Karena dilakukan secara aktif dan berbasis pengalaman, exploratory testing sering kali menemukan bug yang tidak terjangkau oleh test script biasa.
Tester juga bisa mencatat perilaku aplikasi yang tidak sesuai ekspektasi, bukan hanya error teknis. Insight ini bisa jadi masukan berharga untuk tim dev dan product.
4. Mendorong Kualitas Tester Lebih Tinggi
Jenis testing ini menuntut pemahaman aplikasi yang mendalam dan kemampuan berpikir kritis. Secara tidak langsung, ini membantu mengembangkan skill tester dalam menganalisis, mengevaluasi risiko, dan memahami alur pengguna.
Semakin sering dilakukan, semakin tajam intuisi tester terhadap potensi masalah dalam sistem.
Baca juga : Sertifikat QA: Jenis, Manfaat, dan Cara Mendapatkannya
Kapan Menggunakan Exploratory Testing?
Sumber: Canva
Meskipun fleksibel, exploratory testing paling efektif kalau digunakan di waktu dan situasi yang tepat. Nah, berikut ini beberapa kondisi ideal saat kamu bisa mengandalkannya:
1. Ketika Dokumentasi Belum Lengkap
Di fase awal pengembangan atau saat fitur baru belum punya test case formal, exploratory testing sangat membantu.
Tester bisa langsung mengamati dan menguji fitur berdasarkan pemahaman awal. Ini memastikan pengujian tetap berjalan meski dokumen belum tersedia.
2. Untuk Mengevaluasi Fitur yang Sering Berubah
Kalau aplikasimu punya fitur yang cepat berubah atau sering diperbarui, menulis ulang test case bisa memakan waktu.
Dengan exploratory testing, tester bisa langsung mengeksplorasi area perubahan tanpa perlu revisi dokumen panjang. Ini membuat pengujian tetap efisien dan up-to-date.
3. Saat Ingin Mendeteksi Bug Lebih Dalam dan Cepat
Metode ini cocok digunakan saat kamu butuh insight cepat terhadap kestabilan aplikasi. Karena tidak terbatas oleh skrip, tester bisa menggali lebih dalam dan menemukan bug tersembunyi yang tidak terdeteksi oleh test case biasa. Ini sangat berguna untuk uji regresi cepat atau smoke testing.
Baca juga : Apa Itu QA Tester? Jenis, Skill, dan Cara Memulai Karier
Contoh Penerapan Exploratory Testing
Sumber: Canva
Biar makin paham cara kerjanya, MinDi kasih beberapa contoh nyata bagaimana exploratory testing bisa diterapkan dalam proyek software. Ini dia situasinya:
1. Pengujian Fitur Login yang Baru Selesai Dibangun
Seorang tester langsung mengakses halaman login tanpa test case baku, lalu mencoba berbagai kombinasi input seperti email kosong, password salah, atau format email tidak valid.
Dari situ, tester bisa melihat apakah sistem menangani error dengan benar atau tidak. Proses ini membantu tim mendeteksi bug kecil yang sering luput dari pengujian terstruktur.
2. Aplikasi E-Commerce yang Sering Diupdate
Fitur seperti keranjang belanja, checkout, atau promo sering berubah dan belum sempat ditulis test case-nya.
Tester menjalankan exploratory testing dengan mencoba skenario seperti menghapus item di tengah checkout atau mengganti alamat pengiriman mendadak.
Hasilnya bisa langsung memberikan insight tentang pengalaman pengguna dan bug yang mungkin muncul di edge case.
3. Uji Aplikasi Saat Bug Report Tidak Bisa Direproduksi
Ketika tim support menerima laporan bug dari pengguna, tapi bug-nya tidak muncul saat diuji ulang dengan skenario normal.
Tester bisa melakukan exploratory testing untuk mencoba berbagai variasi interaksi yang mungkin dilakukan pengguna. Ini sering menjadi kunci dalam menemukan akar masalah yang tidak tercakup dalam scripted testing.
Sudah Siap Tingkatkan Skill Exploratory Testing Kamu?
Setelah memahami apa itu exploratory testing, jenis-jenisnya, manfaat, dan contoh penerapannya, ini saatnya kamu mendalami praktiknya secara langsung.
Ikuti Bootcamp Quality Assurance di Dibimbing.id dan pelajari berbagai metode pengujian, termasuk exploratory testing, automation, serta teknik QA modern lainnya.
Dengan kurikulum aplikatif dan pembelajaran langsung dari mentor berpengalaman, kamu akan siap menghadapi tantangan pengujian di industri nyata.
Dibimbing.id telah dipercaya oleh lebih dari 840+ hiring partner dan memiliki tingkat keberhasilan alumni mencapai 95%.
Daftar sekarang di sini dan mulai perjalananmu sebagai Quality Assurance Engineer yang andal dan adaptif. #BimbingSampeJadi
Referensi
- Exploratory Testing: A Detailed Guide [Buka]
Tags

Irhan Hisyam Dwi Nugroho
Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.