5 Contoh Cost Structure BMC: Arti, Cara Hitung, dan Contoh
Irhan Hisyam Dwi Nugroho
โข
20 November 2024
โข
887
Pernah penasaran gimana cara menghitung dan merancang struktur biaya yang pas untuk bisnismu? Apalagi kalau kamu lagi serius mengembangkan strategi bisnis pakai Business Model Canvas (BMC), memahami Cost Structure itu jadi langkah wajib.
Nah, di artikel ini, MinDi bakal bahas 5 contoh Cost Structure BMC yang bisa bantu kamu lebih paham soal arti, cara hitung, dan penerapannya.
Yuk, langsung simak pembahasannya dan temukan inspirasi untuk mengelola biaya bisnis dengan lebih efektif!
Baca juga: 5 Contoh BMC Aplikasi Sederhana untuk Pemula Bisnis
Apa itu Cost Structure BMC?
Cost Structure dalam Business Model Canvas (BMC) adalah bagian yang menjelaskan semua biaya yang diperlukan untuk menjalankan sebuah bisnis. Ini mencakup semua pengeluaran, mulai dari biaya produksi, operasional, hingga pemasaran, yang harus dikelola agar bisnis tetap berjalan dengan efisien dan menguntungkan.
Secara sederhana, Cost Structure membantu kamu memahami:
- Biaya Tetap (Fixed Costs): Pengeluaran yang jumlahnya tetap, seperti sewa tempat atau gaji karyawan tetap.
- Biaya Variabel (Variable Costs): Biaya yang berubah-ubah tergantung aktivitas bisnis, seperti bahan baku atau biaya distribusi.
Dengan memahami Cost Structure, kamu bisa menentukan strategi pengeluaran yang lebih efektif dan memastikan bisnis kamu menghasilkan keuntungan maksimal. Jadi, ini bukan sekadar soal angka, tapi juga tentang bagaimana mengelola keuangan bisnis dengan cerdas!
Baca juga: 5 Contoh BMC untuk Kewirausahaan dan Bisnis Inovatif
Contoh Cost Structure BMC
Sumber: Canva
Setelah memahami apa itu Cost Structure dalam Business Model Canvas (BMC), sekarang saatnya melihat bagaimana penerapannya dalam dunia nyata. Berikut beberapa contoh Cost Structure berdasarkan jenis bisnis yang bisa kamu pelajari:
1. Startup Teknologi (Aplikasi Mobile)
Dalam bisnis aplikasi mobile, fokus utama biaya ada pada pengembangan produk dan pemasaran untuk menjangkau pengguna.
Biaya Tetap:
- Gaji developer: Diperlukan untuk memelihara dan mengembangkan fitur aplikasi. Biaya ini tetap, tidak peduli berapa banyak pengguna.
- Sewa kantor: Ruang kerja untuk tim operasional.
- Server cloud: Dibayar untuk kapasitas dasar yang digunakan secara konstan.
- Lisensi perangkat lunak: Tools seperti Figma atau Jira yang digunakan secara berkelanjutan.
Biaya Variabel:
- Biaya pemasaran digital: Kampanye iklan di media sosial atau Google Ads. Semakin besar target audiens, semakin besar biayanya.
- Biaya akuisisi pelanggan (CAC): Diskon atau insentif untuk pengguna baru.
Biaya tetap ada untuk menjaga operasional dasar, sedangkan biaya variabel mendorong pertumbuhan pengguna aplikasi.
Baca juga: Margin: Definisi, Fungsi, Jenis, Cara Menghitung, & Contoh
2. Restoran Cepat Saji
Industri makanan cepat saji menuntut manajemen biaya yang efisien untuk menjaga profitabilitas.
Biaya Tetap:
- Sewa tempat: Lokasi strategis dengan harga sewa tetap.
- Gaji staf tetap: Chef, kasir, dan staf lainnya.
- Peralatan dapur: Investasi pada oven, penggorengan, dan alat lainnya yang digunakan terus-menerus.
Biaya Variabel:
- Bahan baku: Biaya untuk bahan makanan seperti daging, sayur, dan roti yang meningkat sesuai jumlah pelanggan.
- Utilitas (listrik/gas): Pemakaian untuk mesin dan dapur.
- Promosi: Diskon atau kampanye di media sosial.
Baca juga: 5 Contoh BMC Produk Sederhana Berbagai Bidang
Biaya tetap memastikan kelangsungan operasional restoran, sedangkan biaya variabel dipengaruhi oleh tingkat penjualan.
3. E-Commerce (Toko Online)
Bisnis online memiliki banyak pengeluaran terkait logistik dan pemasaran untuk menarik pelanggan.
Biaya Tetap:
- Langganan platform e-commerce: Marketplace atau sistem backend toko online.
- Gaji karyawan tetap: Admin dan pengelola toko online.
- Sewa gudang: Tempat untuk menyimpan barang dagangan.
Biaya Variabel:
- Pengemasan: Kotak, bubble wrap, atau label pengiriman.
- Biaya pengiriman: Dibayar ke perusahaan logistik untuk mengirim barang ke pelanggan.
- Iklan berbayar: Kampanye di marketplace atau media sosial yang dihitung per klik atau impresi.
Biaya tetap menjaga kelangsungan toko online, sementara biaya variabel bertambah dengan peningkatan jumlah pesanan.
4. Perusahaan Jasa Konsultasi
Bisnis ini mengandalkan tenaga ahli, dengan biaya yang lebih banyak pada aspek tenaga kerja dan promosi.
Biaya Tetap:
- Gaji konsultan tetap: Tenaga ahli yang menjadi aset utama perusahaan.
- Sewa kantor: Tempat pertemuan atau operasional.
- Langganan perangkat lunak: Tools seperti Microsoft Office, Zoom, atau CRM.
Biaya Variabel:
- Transportasi: Biaya perjalanan untuk bertemu klien.
- Biaya pemasaran: Mengadakan webinar, iklan, atau brosur untuk promosi.
- Komisi penjualan: Insentif untuk tim sales jika berhasil mendapatkan klien baru.
Biaya tetap mendukung layanan konsultasi, sementara biaya variabel terkait dengan upaya mendatangkan klien baru.
5. Bisnis Kreatif (Studio Produksi Konten)
Studio produksi konten membutuhkan investasi besar di awal, tetapi biaya variabel dapat bertambah berdasarkan proyek.
Biaya Tetap:
- Peralatan produksi: Kamera, komputer, lighting, yang digunakan secara terus-menerus.
- Gaji karyawan tetap: Editor, desainer, atau staf produksi.
- Biaya langganan software: Alat editing seperti Adobe Premiere atau After Effects.
Biaya Variabel:
- Sewa lokasi syuting: Tergantung pada proyek yang sedang dikerjakan.
- Pembayaran talent: Aktor, narator, atau model untuk setiap proyek.
- Promosi: Iklan untuk memasarkan konten yang diproduksi.
Biaya tetap memungkinkan studio tetap berjalan, sementara biaya variabel muncul untuk proyek spesifik dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan klien.
Baca juga: Product Knowledge: Definisi, Manfaat, Elemen, hingga Tips
Cara Menghitung Cost Structure
Sumber: Canva
Sebelum menjalankan sebuah bisnis, penting untuk mengetahui berapa banyak biaya yang akan dikeluarkan.
Dengan memahami Cost Structure, kamu bisa mengidentifikasi pengeluaran mana yang paling penting dan mana yang bisa dioptimalkan. Yuk, simak langkah-langkah mudah menghitung Cost Structure berikut ini!
1. Pahami Biaya Tetap (Fixed Costs)
Biaya tetap adalah pengeluaran yang jumlahnya tidak berubah, terlepas dari seberapa besar produksi atau penjualan bisnis.
- Contoh: Sewa tempat, gaji karyawan tetap, atau langganan perangkat lunak.
Langkah:
- Catat semua pengeluaran bulanan atau tahunan yang bersifat tetap.
- Contoh: Jika sewa tempat Rp10 juta per bulan dan gaji karyawan tetap Rp5 juta, total biaya tetap adalah Rp15 juta per bulan.
2. Identifikasi Biaya Variabel (Variable Costs)
Biaya variabel adalah pengeluaran yang jumlahnya berubah-ubah tergantung aktivitas bisnis, seperti produksi atau penjualan.
- Contoh: Biaya bahan baku, listrik, dan ongkos pengiriman.
Langkah:
- Hitung biaya per unit atau layanan.
- Contoh: Jika biaya bahan baku Rp10.000 per produk dan kamu memproduksi 1.000 produk, biaya variabelmu adalah Rp10 juta.
3. Hitung Total Biaya (Total Costs)
Total biaya adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel. Rumusnya:
Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel
Contoh:
- Biaya tetap: Rp15 juta per bulan.
- Biaya variabel: Rp10 juta (untuk 1.000 produk).
- Total biaya: Rp15 juta + Rp10 juta = Rp25 juta per bulan.
4. Tentukan Biaya Per Unit
Jika bisnis kamu memproduksi barang atau menawarkan layanan, penting untuk mengetahui biaya rata-rata per unit. Rumusnya:
Biaya Per Unit = Total Biaya รท Jumlah Unit yang Diproduksi
Contoh:
- Total biaya: Rp25 juta.
- Jumlah produk: 1.000 unit.
- Biaya per unit: Rp25 juta รท 1.000 = Rp25.000 per unit.
5. Analisis dan Optimalkan Cost Structure
Setelah menghitung semua biaya, langkah selanjutnya adalah menganalisis dan mencari peluang untuk mengurangi pengeluaran.
- Biaya tetap: Cari alternatif lebih murah seperti coworking space atau teknologi open-source.
- Biaya variabel: Negosiasikan harga bahan baku atau pilih opsi pengiriman yang lebih hemat.
Baca juga: 17 Project Management Tools, Bikin Pekerjaan Lebih Mudah
Yuk Ikuti Bootcamp Product & Project Management!
Sudah paham pentingnya memahami Cost Structure dalam BMC untuk mendukung strategi bisnis? Kalau ingin mendalami cara menghitung dan mengaplikasikan Cost Structure sekaligus belajar manajemen proyek secara profesional, ini saatnya! Ikuti Bootcamp Product & Project Management di dibimbing.id.
Di sini, kamu akan belajar membuat BMC yang impactful, mengelola proyek bisnis secara efisien, hingga memimpin tim dengan metode profesional. Bootcamp ini dirancang untuk pemula hingga profesional yang ingin meningkatkan skill di bidang manajemen dan kewirausahaan.
Dengan mentor berpengalaman, kurikulum komprehensif, dan peluang karir di 700+ hiring partners, ini adalah kesempatan emas untuk menguasai BMC dan manajemen proyek.
Yuk, konsultasi GRATIS sekarang disini dan mulai perjalananmu bersama dibimbing.id! Saatnya #BimbingSampeJadi ahli manajemen yang handal dan sukses membangun bisnis inovatif.
Referensi:
Tags
Irhan Hisyam Dwi Nugroho
Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.