Margin: Definisi, Fungsi, Jenis, Cara Menghitung, & Contoh
Farijihan Putri
•
18 November 2024
•
161
Margin adalah istilah yang sering muncul, baik di dunia bisnis, keuangan, maupun investasi. Tapi, apa sih sebenarnya margin itu Warga Bimbingan?
Sederhananya, margin adalah perbedaan antara pendapatan dan biaya produksi untuk mengukur profitabilitas.
Kali ini MinDi ini akan membahas margin secara lengkap, dari definisi, fungsi, jenis-jenisnya, cara menghitungnya, hingga contoh konkret. Siap belajar bareng? Yuk, kita kulik lebih dalam!
Apa itu Margin?
Margin adalah selisih antara pendapatan atau harga jual dengan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan atau menjual produk atau jasa.
Dalam dunia keuangan dan bisnis, margin digunakan untuk mengukur seberapa besar keuntungan atau efisiensi suatu usaha.
Secara sederhana, margin menunjukkan seberapa banyak yang tersisa setelah semua pengeluaran utama kamu tutupi.
Misalnya, jika kamu menjual sebuah barang seharga Rp100.000 dan biaya produksinya Rp60.000, margin kamu adalah Rp40.000.
Margin ini bisa kamu nyatakan dalam angka absolut seperti itu atau dalam bentuk persentase untuk melihat seberapa besar keuntungan relatifnya.
Fungsi Margin
Sumber: Freepik
Margin bukan cuma angka biasa yang muncul di laporan keuangan. Margin adalah kunci untuk memahami kesehatan bisnis dan kemampuan menghasilkan keuntungan. Yuk, intip fungsi-fungsi utama margin di bawah ini!
1. Mengukur Keuntungan
Margin membantu menilai seberapa besar keuntungan yang dihasilkan dari setiap penjualan atau aktivitas bisnis. Semakin tinggi margin, semakin besar pula profitabilitas bisnis tersebut.
2. Menilai Efisiensi Operasional
Dengan margin, kita bisa melihat apakah biaya operasional sudah efisien atau masih ada yang perlu diperbaiki. Jika margin rendah, mungkin ada pemborosan atau biaya yang tidak perlu yang perlu ditinjau ulang.
3. Membantu Penetapan Harga
Margin menjadi dasar untuk menentukan harga jual agar bisnis tetap menguntungkan. Dengan mengetahui margin ideal, bisnis dapat menetapkan harga yang kompetitif tanpa merugikan perusahaan.
4. Memonitor Kinerja Bisnis
Margin digunakan sebagai indikator kinerja, apakah bisnis sedang berkembang, stagnan, atau menurun.
Dengan rutin memeriksa margin, pemilik bisnis bisa segera mengambil tindakan jika terjadi penurunan kinerja.
5. Membandingkan dengan Kompetitor
Margin bisa kamu gunakan untuk membandingkan kinerja bisnis kita dengan perusahaan lain di industri yang sama.
Nah, ini membantu memahami posisi bisnis di pasar dan mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan daya saing.
6. Membantu Pengambilan Keputusan Strategis
Dengan memahami margin, pemilik bisnis dapat mengambil keputusan lebih cerdas, seperti memotong biaya, menaikkan harga, atau fokus pada produk tertentu.
Data margin menjadi panduan yang jelas untuk menentukan langkah strategis yang paling menguntungkan.
7. Menarik Investor
Margin yang sehat menunjukkan prospek bisnis yang baik, sehingga dapat menarik minat investor untuk menanamkan modal.
Investor cenderung lebih percaya pada bisnis yang mampu menunjukkan profitabilitas yang konsisten melalui margin yang stabil atau meningkat.
Baca Juga: Menyusun Laporan Keuangan dengan Excel: Pelatihan Intensif
Jenis-Jenis Margin
Sumber: Freepik
Margin itu ada banyak jenisnya, loh! Setiap jenis punya fokus dan tujuan masing-masing untuk menggambarkan kondisi keuangan bisnis.
Yuk, kita bahas satu per satu biar kamu makin paham dan bisa mengaplikasikannya ke bisnismu!
1. Margin Laba Bersih
Margin laba bersih adalah persentase keuntungan yang tersisa setelah semua biaya, termasuk pajak dan bunga dikeluarkan dari pendapatan total.
Singkatnya, ini menunjukkan seberapa banyak dari setiap rupiah pendapatan yang benar-benar menjadi laba bersih perusahaan.
Semakin tinggi margin ini, semakin baik kondisi keuangan perusahaan, karena menunjukkan efisiensi dalam mengelola biaya.
2. Margin Laba Kotor
Margin laba kotor menunjukkan persentase keuntungan setelah dikurangi biaya produksi langsung, seperti bahan baku dan tenaga kerja langsung.
Margin ini mengukur efisiensi bisnis dalam menghasilkan produk atau jasa sebelum mempertimbangkan biaya operasional lainnya.
Kalau margin laba kotor kecil, itu artinya ada peluang untuk menekan biaya produksi atau menaikkan harga jual.
3. Margin Laba Operasional
Margin laba operasional adalah persentase keuntungan yang kamu hasilkan setelah mengurangi biaya operasional, seperti gaji karyawan, biaya sewa, dan pemasaran, tapi sebelum pajak dan bunga.
Margin ini menggambarkan seberapa efektif bisnis dalam menjalankan operasional sehari-hari. Semakin tinggi margin operasional, semakin sehat bisnis dalam hal efisiensi operasionalnya.
Cara Menghitung Margin dan Contoh
Warga Bimbingan, belajar margin itu nggak cuma tahu teorinya, tapi juga harus bisa menghitungnya! Jangan khawatir, cara menghitung margin itu sebenarnya nggak serumit rumus fisika kok.
Yuk, kita bahas langkah-langkahnya satu per satu, lengkap dengan contoh biar kamu makin paham!
1. Cara Menghitung Margin Laba Bersih
Margin laba bersih penting untuk menunjukkan seberapa besar keuntungan bersih yang kamu dapatkan setelah semua biaya, pajak, dan bunga dihitung.
Rumus:
Margin Laba Bersih= (Laba bersih : Pendapatan Total) x 100%
Contoh:
Sebuah bisnis memiliki pendapatan total Rp500.000.000 dan laba bersih setelah semua biaya adalah Rp75.000.000.
Margin Laba Bersih= (Rp500.000.000: Rp75.000.000) x 100% = 15 %
Artinya, laba bersih sebesar 15%.
2. Cara Menghitung Margin Laba Kotor
Margin laba kotor membantu kamu memahami efisiensi bisnis dalam menghasilkan keuntungan setelah mengurangi biaya produksi langsung.
Rumus:
Margin Laba Kotor= (Laba Kotor : Pendapatan Total) x 100%
Contoh:
Pendapatan total sebuah bisnis adalah Rp300.000.000, dan biaya produksi langsung (bahan baku, tenaga kerja) adalah Rp120.000.000. Laba kotor dihitung sebagai pendapatan total dikurangi biaya produksi:
Laba Kotor= 300.000.000−120.000.000=180.000.000
Margin Laba Kotor= (180.000.000 : 300.000.000) x 100% = 60%
Artinya, bisnis ini memiliki efisiensi produksi yang cukup baik dengan keuntungan kotor 60% dari pendapatan total.
3. Cara Menghitung Margin Laba Operasional
Margin laba operasional menunjukkan seberapa efisien bisnis kamu dalam menjalankan aktivitas sehari-hari sebelum menghitung pajak dan bunga.
Rumus:
Margin Laba Operasional = (Laba Operasional : Pendapatan Total) x 100%
Contoh:
Pendapatan total bisnis adalah Rp400.000.000. Setelah dikurangi biaya operasional (gaji, pemasaran, sewa) sebesar Rp150.000.000, laba operasional adalah Rp100.000.000.
Margin Laba Operasional = (100.000.000 : 400.000.000) x 100%
Nah, ini berarti bisnis mampu menjaga 25% dari pendapatan totalnya setelah menutupi semua biaya operasional.
Baca Juga: 5 Contoh Perencanaan Produksi & Tips Terbaik Implementasi
Sudah Tau Cara Menghitung Margin?
Nah, Warga Bimbingan, sekarang kamu sudah tahu apa itu margin, fungsinya, jenis-jenisnya, dan cara menghitungnya, kan? Tapi, belajar keuangan bisnis seperti ini baru langkah awal!
Kalau kamu ingin memperdalam skill manajemen produk dan proyek, gabung aja di Bootcamp Product and Project Management di dibimbing.id.
Kamu akan belajar langsung dari mentor berpengalaman dengan silabus terlengkap, mulai dari teori hingga praktik nyata yang bisa kamu gunakan untuk membangun portofolio yang kuat.
Selain itu, kamu juga bisa mengulang kelas secara gratis, jadi nggak perlu khawatir kalau butuh waktu lebih lama untuk memahami materi.
Kabar baiknya, 90% alumni sudah berhasil mendapatkan pekerjaan berkat bootcamp ini dan ada 700+ hiring partner yang siap membantu penyaluran kerja.
Masih ragu, atau punya pertanyaan lain? Jangan ragu untuk konsultasi gratis di sini. dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi!
Referensi
Tags