Panduan Lengkap Cara Membuat Test Case untuk Pemula

Irhan Hisyam Dwi Nugroho
•
16 May 2025
•
356

Cara Membuat Test Case itu penting banget, Warga Bimbingan, supaya proses testing jadi lebih terstruktur dan hasilnya maksimal. Dalam dunia software testing, test case membantu memastikan aplikasi berjalan sesuai harapan dan bebas bug.
MinDi bakal jelaskan langkah-langkah mudah supaya kamu bisa langsung praktik dan menemukan bug lebih cepat. Yuk, mulai belajar bareng MinDi supaya skill testing kamu makin jago!
Apa itu Test Case?
Test case adalah dokumen yang berisi langkah-langkah rinci untuk menguji sebuah fitur atau fungsi dalam perangkat lunak agar berjalan sesuai harapan.
Dokumen ini menjelaskan kondisi awal, input yang digunakan, serta hasil yang diharapkan dari pengujian tersebut.
Dengan test case, tim penguji bisa menjalankan tes secara konsisten dan memastikan setiap aspek aplikasi diuji dengan benar.
Test case sangat penting untuk menemukan bug lebih awal dan menjaga kualitas software sebelum dirilis ke pengguna.
Baca juga : Panduan Memilih Bootcamp Quality Assurance Terbaik 2025
Langkah-Langkah Membuat Test Case
Sumber: Canva
Membuat test case adalah langkah penting untuk memastikan kualitas software yang kamu uji. Nah, berikut ini 5 langkah utama yang perlu kamu kuasai supaya test case kamu efektif dan mudah dipahami:
1. Tentukan Tujuan Pengujian
Langkah pertama adalah menetapkan apa yang ingin diuji dengan jelas agar fokus pengujian tepat sasaran.
Tujuan yang jelas membantu membuat test case yang relevan dan efektif. Dengan begitu, proses testing berjalan lebih terarah dan efisien.
2. Identifikasi Skenario Pengujian
Tentukan skenario yang menggambarkan kondisi atau fungsi yang akan diuji secara umum. Skenario ini menjadi kerangka besar untuk membagi pengujian ke dalam bagian-bagian yang lebih spesifik. Dari sini, kamu bisa mulai menyusun langkah-langkah pengujian secara rinci.
3. Buat Langkah Pengujian Secara Detail
Tuliskan langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dan jelas agar tester bisa mengikuti dengan mudah.
Detail yang lengkap menghindari kesalahan dan memastikan pengujian konsisten. Ini juga mempermudah proses review dan audit test case.
4. Tentukan Data dan Kondisi Awal
Cantumkan data yang digunakan untuk pengujian serta kondisi awal yang harus dipenuhi sebelum test case dijalankan.
Data yang realistis memastikan pengujian mencerminkan kondisi sebenarnya. Kondisi awal yang tepat membuat hasil pengujian lebih akurat.
5. Tuliskan Hasil yang Diharapkan
Jelaskan hasil yang harus muncul setelah pengujian sesuai langkah dijalankan agar tester bisa menentukan keberhasilan.
Hasil yang jelas menjadi tolok ukur apakah fitur berfungsi dengan benar. Dengan ini, proses evaluasi test case jadi lebih mudah dan objektif.
Baca juga : Software Quality Assurance Adalah: Arti, Tujuan, dan Proses
Format Standar Test Case
Membuat test case yang baik nggak cuma soal langkah pengujian, tapi juga soal format yang jelas dan terstruktur.
Berikut format standar test case yang sering dipakai supaya pengujian jadi lebih rapi dan mudah diikuti:
- Test Case ID : Nomor unik yang digunakan untuk mengidentifikasi setiap test case agar mudah dilacak dan diorganisir.
- Test Scenario : Deskripsi singkat mengenai situasi atau fungsi yang akan diuji dalam test case tersebut.
- Test Steps : Rangkaian langkah rinci yang harus diikuti tester untuk menjalankan pengujian dengan konsisten dan tepat.
- Prasyarat (Prerequisites) : Kondisi atau persiapan yang harus dipenuhi sebelum test case dapat dijalankan agar hasilnya valid.
- Data Pengujian (Test Data) : Informasi atau input yang digunakan selama pengujian untuk memastikan hasil yang akurat dan relevan.
- Hasil yang Diharapkan (Expected Results) : Hasil ideal yang harus muncul setelah menjalankan test steps sesuai spesifikasi dan fungsi aplikasi.
- Hasil Aktual (Actual Results) : Hasil nyata yang diperoleh saat pengujian dijalankan, digunakan untuk membandingkan dengan hasil yang diharapkan.
- Status Test (Test Status) : Penanda apakah test case tersebut berhasil (Pass) atau gagal (Fail) berdasarkan perbandingan hasil aktual dan ekspektasi.
Baca juga : Software Testing Automation: Manfaat, Cara Kerja, & Tools
Contoh Test Case Sederhana
Sumber: Canva
Membuat test case bisa terlihat rumit, tapi sebenarnya cukup sederhana jika kamu tahu format dan langkahnya.
Berikut ini MinDi kasih contoh cara membuat test case sederhana untuk fitur login supaya kamu makin paham dan bisa langsung praktik:
Test Case ID: TC001 Test Scenario: Menguji fungsi login dengan username dan password valid Test Steps: 1. Buka halaman login aplikasi 2. Masukkan username yang sudah terdaftar 3. Masukkan password yang sesuai 4. Klik tombol “Login” Prasyarat: Pengguna sudah terdaftar di sistem Data Pengujian: - Username: user123 - Password: pass123 Hasil yang Diharapkan: Pengguna berhasil masuk ke halaman dashboard utama Hasil Aktual: (Diisi saat pengujian berlangsung) Status Test: (Pass/Fail, diisi setelah pengujian) |
Baca juga : Sertifikat QA: Jenis, Manfaat, dan Cara Mendapatkannya
Tips Membuat Test Case yang Efektif
Sumber: Canva
Test case yang efektif jadi kunci agar proses testing berjalan lancar dan hasilnya maksimal. Nah, MinDi mau berbagi beberapa tips penting supaya test case kamu lengkap, mudah dipahami, dan gampang dipakai.
1. Gunakan Bahasa yang Jelas dan Sederhana
Pastikan setiap langkah dan deskripsi dalam test case mudah dimengerti oleh siapa saja, termasuk yang baru belajar testing.
Hindari penggunaan istilah teknis yang membingungkan tanpa penjelasan. Dengan bahasa yang jelas, test case jadi lebih mudah diikuti dan mengurangi kesalahan saat pengujian.
2. Buat Test Case yang Terstruktur dan Sistematis
Susun test case secara logis dan berurutan supaya tester bisa menjalankan pengujian tanpa bingung.
Setiap bagian harus memiliki fokus yang jelas mulai dari prasyarat, langkah pengujian, sampai hasil yang diharapkan. Struktur yang baik membantu proses review dan memudahkan dokumentasi hasil testing.
3. Sertakan Data Pengujian yang Realistis
Gunakan data yang mendekati kondisi nyata agar pengujian bisa memberikan gambaran hasil yang akurat.
Data yang relevan membantu mengidentifikasi masalah yang mungkin terjadi di dunia nyata. Selain itu, data realistis juga membuat test case lebih berguna saat diuji ulang atau saat pengujian regresi.
4. Review dan Update Test Case Secara Berkala
Setelah test case dibuat, penting untuk rutin mengevaluasi dan memperbaruinya sesuai perubahan fitur atau kebutuhan testing.
Test case yang usang bisa menyebabkan pengujian tidak efektif atau melewatkan bug penting. Dengan review berkala, test case tetap relevan dan selalu siap dipakai kapan saja.
Baca juga : Apa Itu QA Tester? Jenis, Skill, dan Cara Memulai Karier
Ingin Jadi Ahli Quality Assurance Profesional?
Setelah memahami Panduan Lengkap Cara Membuat Test Case untuk Pemula, kini saatnya kamu praktik langsung dan tingkatkan skill testing kamu dengan cara yang lebih mendalam!
Yuk, ikuti Bootcamp Quality Assurance di dibimbing.id! Di sini, kamu akan belajar langsung dari mentor berpengalaman dengan kurikulum praktis dan aplikatif yang siap membantumu menguasai teknik testing terbaik.
Dengan dukungan lebih dari 840+ hiring partner dan tingkat keberhasilan alumni mencapai 95%, peluang kariermu di dunia QA makin terbuka lebar!
Jadi, tunggu apa lagi? Hubungi sekarang di sini dan daftar di dibimbing.id untuk mulai perjalananmu jadi Quality Assurance expert! #BimbingSampeJadi
Referensi
- How to write Test Cases in Software Testing? [Buka]
Tags

Irhan Hisyam Dwi Nugroho
Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.