Apa Itu PRD? Pengertian, Fungsi, Komponen, & Cara Buatnya
Siti Khadijah Azzukhruf Firdausi
•
28 March 2024
•
271
Product Requirement Document atau PRD adalah alat penting untuk membantu tim pengembangan produk dalam mencapai kesuksesan. Lantas, apa itu PRD?
Secara umum, PRD adalah dokumen yang menjadi panduan dalam mengembangkan sebuah produk. Tertarik untuk tahu lebih banyak? Baca artikel ini sampai habis ya!
Apa Itu PRD (Product Requirement Document)?
PRD adalah dokumen fundamental dalam proses pengembangan produk. PRD merinci semua kebutuhan, fitur, tujuan, dan kriteria keberhasilan yang diharapkan dari pengembangan produk.
Dokumen ini berperan vital sebagai panduan bagi tim pengembangan, desain, dan pemasaran. Khususnya, ini digunakan mereka dalam memahami apa yang perlu dibangun dan alasan pengembangannya.
Hal itu bertujuan untuk memastikan produk akhir memenuhi ekspektasi pengguna dan capaian bisnis secara keseluruhan.
Secara keseluruhan, PRD memastikan bahwa semua pihak terlibat dalam pengembangan produk bekerja dengan visi yang sama. Hal ini meminimalkan risiko kesalahpahaman. Ini juga bisa memfasilitasi proses pengembangan yang lebih efisien dan terfokus.
Mengapa PRD Memiliki Peran Penting?
PRD memegang peran penting dalam pengembangan produk karena berbagai alasan untuk menunjang kesuksesan proyek. Berikut adalah beberapa alasan mengapa PRD berperan penting:
1. Mengkomunikasikan Visi Produk
PRD adalah sarana komunikasi yang efektif untuk menyampaikan visi produk kepada semua stakeholder. Ini termasuk tim pengembangan, desain, pemasaran, dan pihak manajemen.
Dengan memiliki pemahaman serupa tentang apa yang dibangun, semua tim dapat bekerja secara sinergis menuju tujuan yang sama.
2. Menjadi Panduan Pengembangan
PRD bertindak sebagai roadmap atau panduan selama siklus pengembangan produk. Dokumen ini memastikan bahwa tim pengembangan mampu membuat keputusan desain dan teknis yang selaras dengan tujuan produk.
3. Berperan Sebagai Acuan untuk Evaluasi
PRD menguraikan kriteria keberhasilan yang jelas. Hal ini dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan produk setelah peluncuran.
Hal tersebut memungkinkan tim untuk secara objektif menilai apakah produk memenuhi tujuan yang ditetapkan. Lalu, hasil evaluasi ini bisa digunakan untuk menentukan area yang memerlukan peningkatan.
Fungsi PRD (Product Requirement Document)
PRD memiliki beberapa fungsi penting dalam proses pengembangan produk. Berikut adalah beberapa fungsinya:
1. Pemetaan Visi dan Tujuan
PRD berfungsi untuk menguraikan visi untuk produk. Hal ini menggambarkan masalah untuk dipecahkan atau kebutuhan yang ingin dipenuhi. Penggambaran tersebut memberikan arah secara jelas dan tujuan akhir yang harus dicapai oleh tim pengembangan.
2. Komunikasi Kebutuhan
PRD berfungsi sebagai alat komunikasi antara stakeholder. Orang-orang tersebut termasuk tim pengembangan, manajemen, pemasaran, dan pengguna akhir.
Dokumen ini memastikan bahwa semua pihak memiliki pemahaman yang sama tentang produk yang dikembangkan. Pada akhirnya, ini akan mengurangi risiko kesalahpahaman.
Baca Juga: 6 Langkah Awal Mengembangkan Produk Digital
3. Penetapan Prioritas Fitur
Fungsi PRD berikutnya adalah memprioritaskan fitur-fitur produk berdasarkan nilai tambahannya kepada pengguna dan bisnis. Ini membantu dalam mengalokasikan sumber daya dengan lebih efektif.
Selain itu, ini juga berperan dalam memastikan bahwa fitur paling penting mendapatkan perhatian yang diperlukan.
4. Mengurangi Risiko
Dengan mendefinisikan persyaratan dan batasan produk secara jelas, PRD membantu mengidentifikasi dan mengurangi potensi risiko. Hal ini berlaku sebelum memasuki fase pengembangan yang lebih lanjut.
Secara keseluruhan, PRD memungkinkan tim untuk mengatasi masalah potensial lebih awal. Pada akhirnya, ini akan menghemat waktu dan sumber daya.
5. Alokasi Sumber Daya
Fungsi PRD yang terakhir adalah alokasi sumber daya. Dengan adanya PRD, perencanaan dan alokasi sumber daya yang efisien bisa jadi mudah.
Alokasi tersebut termasuk waktu, anggaran, dan tenaga kerja. Dengan pemahaman jelas tentang lingkup pekerjaan, tim dapat menghindari pemborosan dan memfokuskan upaya pada area yang paling penting.
Komponen Penting dalam PRD
Dalam penentuan struktur dan kualitas informasi yang diperlukan dalam pengembangan produk, ada beberapa komponen penting yang digunakan di PRD. Berikut adalah beberapa komponen penting yang biasanya termasuk dalam PRD:
Pendahuluan: Menyediakan konteks tentang produk. Ini mencakup latar belakang dan tujuan pembuatan dokumen.
Tujuan Produk: Menguraikan tujuan utama produk. Komponen ini menjelaskan masalah atau kebutuhan yang ingin diselesaikan dan dipenuhi.
Target Pengguna: Mendeskripsikan siapa pengguna produk tersebut. Ini mencakup persona pengguna dan karakteristik demografis mereka.
Fitur Produk: Menjelaskan secara detail setiap fitur yang diinginkan. Ini termasuk fungsionalitas dan cara kerjanya. Isinya bisa berupa deskripsi tentang bagaimana fitur tersebut memenuhi kebutuhan pengguna.
Persyaratan Fungsional: Menguraikan persyaratan teknis dan operasional yang harus dipenuhi oleh produk. Ini mencakup spesifikasi teknis, alur kerja, dan integrasi dengan sistem lain.
Antarmuka Pengguna (UI): Menyediakan detail tentang desain antarmuka pengguna. Ini mencakup sketsa, mockup, atau wireframe yang menunjukkan tata letak dan elemen desain.
Persyaratan Non-Fungsional: Mendeskripsikan kriteria kualitas seperti keamanan, kinerja, skalabilitas, dan reliabilitas yang perlu diperhatikan dalam pengembangan produk.
Kriteria Keberhasilan: Menetapkan metrik atau indikator yang akan digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan produk setelah diluncurkan.
Batasan: Mengidentifikasi batasan atau kendala yang mungkin mempengaruhi pengembangan produk. Ini mencakup batasan teknis, hukum, atau anggaran.
Jadwal Pengembangan: Menyediakan garis waktu atau roadmap pengembangan. Ini mencakup fase penting dan tenggat waktu untuk setiap milestone.
Glosarium: Menjelaskan istilah teknis atau jargon industri yang digunakan dalam dokumen. Tujuannya adalah untuk memastikan pemahaman yang sama di antara semua pembaca.
Lampiran: Mencakup data tambahan, studi riset, atau dokumen pendukung yang memberikan konteks atau informasi tambahan terkait produk.
Cara Membuat PRD
Membuat PRD yang efektif melibatkan serangkaian langkah terstruktur untuk memastikan semua aspek penting produk dicantumkan dan dipahami oleh semua stakeholder. Berikut adalah cara membuat PRD:
1. Kumpulkan Informasi Awal
Mulailah dengan mengumpulkan informasi yang relevan tentang produk. Ini mencakup visi, tujuan, dan target pengguna. Pengumpulan tersebut melibatkan diskusi dengan stakeholder, sesi brainstorming dengan tim pengembangan dan penelitian pasar.
2. Tentukan Tujuan Produk
Kemudian, tentukan tujuan produk. Tujuan tersebut harus mencakup masalah atau kebutuhan yang ingin dipecahkan dan dipenuhi oleh produk.
3. Identifikasi Target Pengguna
Berikutnya, tentukan siapa target pengguna produk dan apa karakteristik mereka. Ini bisa dilakukan dengan membuat persona pengguna untuk membantu tim memahami kebutuhan dan perilaku pengguna.
Baca Juga: Tantangan dalam Product Management
4. Buat Daftar Fitur Produk
Lalu, buatlah daftar fitur-fitur utama yang diperlukan untuk memenuhi tujuan produk. Prioritaskan fitur ini berdasarkan kebutuhan pengguna dan tujuan bisnis.
5. Tetapkan Persyaratan FungsionalKemudian, Deskripsikan persyaratan fungsional produk dengan detail. Ini mencakup apa yang harus dilakukan produk dan bagaimana fitur-fitur tersebut berinteraksi.
6. Buat Rancangan Antarmuka PenggunaLalu, sertakan rancangan atau mockup awal dari antarmuka pengguna (UI), jika memungkinkan. Ini memberikan gambaran visual tentang tampilan dan nuansa produk.
7. Tetapkan Persyaratan Non-Fungsional
Berikutnya adalah mendefinisikan persyaratan non-fungsional. Contohnya adalah keamanan, keandalan, kinerja, dan skalabilitas. Hal ini adalah aspek yang akan mempengaruhi pengembangan produk.
8. Menentukan Kriteria Keberhasilan
Selanjutnya, tetapkan metrik atau indikator spesifik yang akan digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan produk setelah peluncuran.
9. Identifikasi Batasan
Berikutnya adalah menjelaskan batasan atau kendala yang dapat mempengaruhi pengembangan produk. Ini termasuk teknis, hukum, dan anggaran.
10. Jadwal Pengembangan
Berikutnya adalah menyertakan jadwal pengembangan yang realistis. Hal ini menunjukkan milestone penting dan tenggat waktu.
11. Review dan Validasi
Terakhir adalah melakukan review dokumen dengan stakeholder terkait. Tujuannya adalah untuk memastikan akurasi dan kelengkapan. Dapatkan validasi dari semua pihak yang terlibat untuk memastikan pemahaman yang sama.
Demikian penjelasan lengkap tentang apa itu PRD hingga cara membuatnya. Setelah mempelajarinya, apakah kalian tertarik untuk belajar banyak hal lain terkait ini?
Jika iya, MinDi punya rekomendasi program yang cocok buat Sobat MinDi. Buat yang tertarik, MinDi sarankan kamu untuk ikut Bootcamp product and project management dibimbing.id.
Lewat program ini, kamu bisa belajar konsep dasar, kembangkan skills, hingga praktik dengan real-case project. Di samping itu, pembelajarannya dirancang dengan silabus beginner-friendly yang cocok untuk pemula atau career-switcher.
Kamu juga dijamin mendapatkan kesempatan kerja melalui layanan koneksi pekerjaan ke lebih dari 500 perusahaan. Menarik, bukan? Yuk, daftar sekarang! Apa pun tujuanmu, Dibimbing siap #BimbingSampeJadi karir impianmu.
Tags
Siti Khadijah Azzukhruf Firdausi
Khadijah adalah SEO Content Writer di Dibimbing dengan pengalaman menulis konten selama kurang lebih setahun. Sebagai lulusan Bahasa dan Sastra Inggris yang berminat tinggi di digital marketing, Khadijah aktif berbagi pandangan tentang industri ini. Berbagai topik yang dieksplorasinya mencakup digital marketing, project management, data science, web development, dan career preparation.