dibimbing.id - Apa Itu Freelance? Jenis Pekerjaan, Kelebihan, Kekurangan

Apa Itu Freelance? Jenis Pekerjaan, Kelebihan, Kekurangan

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

21 May 2024

1078

Image Banner

Freelance adalah pilihan pekerjaan yang sering bikin bingung, ya Warga Bimbingan? Apalagi kalau kamu baru mulai mempertimbangkan jenis pekerjaan lepas ini.

Masalahnya, tanpa memahami freelance sebagai karier dengan sistem kerja yang fleksibel, kamu bisa salah langkah dan menghadapi banyak kebingungan soal cara kerjanya. Penting juga tahu kelebihan dan tipsnya supaya bisa sukses di dunia freelance. Nah, pasti bikin penasaran, kan?

Kali ini MinDi akan kupas tuntas apa itu freelance, kelebihannya, kekurangannya, contoh-contohnya, cara kerjanya, sampai tips untuk kamu yang ingin jadi freelancer. 

Yuk, simak artikel ini biar kamu bisa mulai karier freelance dengan lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan!


Apa Itu Freelance? 


Freelance adalah jenis pekerjaan di mana seseorang bekerja secara mandiri tanpa terikat oleh satu perusahaan tertentu. Sebagai freelancer, kamu punya kebebasan untuk memilih proyek atau klien sesuai minat dan keahlianmu.

Pekerjaan ini memberikan fleksibilitas waktu dan tempat kerja, memungkinkan kamu bekerja dari mana saja, selama kamu memiliki koneksi internet dan alat kerja yang diperlukan. Freelancer bisa mengambil proyek di berbagai bidang, seperti desain grafis, penulisan, pengembangan web, dan masih banyak lagi.

Bayangkan ini seperti “jadi bos untuk diri sendiri” di mana kamu bisa menentukan jadwal dan proyek yang ingin diambil. Dengan sistem kerja seperti ini, kamu punya peluang besar untuk menyesuaikan pekerjaan dengan gaya hidup dan minat pribadi.

Dalam konteks karier, freelance juga membantu meningkatkan keterampilan, memperluas jaringan, dan membuka kesempatan untuk mengerjakan proyek yang lebih variatif.

Baca juga : Mengenal Dunia Kerja, Tantangan, & Tips Menghadapinya


Contoh Pekerjaan Freelance yang Populer


Sumber: Canva

Warga Bimbingan! Banyak pekerjaan yang bisa dilakukan secara lepas dan fleksibel, mulai dari bidang kreatif hingga teknis. 

Kalau kamu penasaran pekerjaan freelance apa saja yang populer dan banyak dicari, yuk simak daftarnya di bawah ini!


1. Penulis Konten (Content Writer)


Penulis konten atau content writer adalah seorang profesional yang bertugas membuat artikel, blog post, atau konten-konten tertulis lain yang informatif dan menarik untuk audiens. 

Tujuan utamanya adalah untuk menyampaikan pesan atau informasi yang mendukung strategi pemasaran dan membangun hubungan dengan pembaca. 

Di Indonesia, rata-rata gaji seorang content writer berkisar Rp 4.322.191 per bulan (Sumber: Indeed), tergantung pada pengalaman dan perusahaan.

Skill yang Dibutuhkan:

  1. Kemampuan menulis yang baik dan jelas.
  2. Kemampuan riset untuk menghasilkan konten yang akurat dan mendalam.
  3. Pemahaman dasar SEO (Search Engine Optimization).
  4. Kreativitas dalam storytelling.
  5. Kemampuan mengedit dan mengoreksi tulisan agar tetap berkualitas.


2. Desainer Grafis (Graphic Designer)


Desainer grafis adalah seorang profesional yang bertugas menciptakan visual menarik untuk berbagai kebutuhan, seperti logo, brosur, infografis, dan konten media sosial. Pekerjaan ini melibatkan kreativitas dalam menggabungkan warna, bentuk, dan elemen visual lainnya. 

Di Indonesia, rata-rata gaji seorang desainer grafis berkisar Rp 3.614.542 per bulan (Sumber:Indeed) , tergantung pada pengalaman dan jenis proyek.

Skill yang Dibutuhkan:

  1. Kemampuan menggunakan software desain (Adobe Photoshop, Illustrator, atau CorelDRAW).
  2. Pemahaman dasar tentang warna, tipografi, dan komposisi visual.
  3. Kreativitas tinggi dalam menciptakan desain yang menarik dan relevan.
  4. Kemampuan untuk menerima dan menindaklanjuti feedback klien.
  5. Pemahaman tentang tren desain terkini.


3. Pengembang Web (Web Developer)


Pengembang web atau web developer adalah profesional yang bertugas membuat dan memelihara situs web agar berjalan dengan baik dan fungsional. Tugas ini mencakup pembuatan struktur, tampilan, dan fungsionalitas situs web. 

Di Indonesia, rata-rata gaji seorang web developer berkisar Rp 3.941.779 per bulan (Sumber: Indeed), tergantung pada pengalaman dan spesialisasi (front-end, back-end, atau full-stack).

Skill yang Dibutuhkan:

  1. Pemahaman bahasa pemrograman seperti HTML, CSS, dan JavaScript.
  2. Pengetahuan framework seperti React, Angular, atau Vue (untuk front-end).
  3. Kemampuan mengelola database (MySQL, MongoDB) dan server (Node.js untuk back-end).
  4. Pemahaman UX/UI untuk pengalaman pengguna yang optimal.
  5. Kemampuan troubleshooting dan debugging.


4. Penerjemah (Translator)


Penerjemah adalah seorang profesional yang bertugas menerjemahkan teks atau konten dari satu bahasa ke bahasa lain, menjaga keakuratan dan makna dari konten aslinya. Pekerjaan ini sering melibatkan dokumen, artikel, atau materi video. 

Di Indonesia, gaji seorang penerjemah freelance biasanya berkisar Rp 6.438.008 per bulan (Sumber: Indeed), tergantung pada bahasa dan kompleksitas proyek.

Skill yang Dibutuhkan:

  1. Penguasaan bahasa asing dan bahasa target secara mendalam.
  2. Kemampuan memahami konteks dan nuansa budaya bahasa asal dan target.
  3. Keterampilan menulis yang baik dalam bahasa target.
  4. Ketelitian dan kemampuan editing untuk menjaga kualitas terjemahan.
  5. Pemahaman tentang topik khusus jika bekerja di bidang spesifik (misalnya hukum atau medis).


5. Data Analyst


Data analyst adalah seorang profesional yang bertugas mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data untuk membantu pengambilan keputusan bisnis. 

Data analyst membantu perusahaan memahami pola data dan mendapatkan insight berharga. 

Di Indonesia, rata-rata gaji seorang data analyst berkisar Rp 5.653.572 per bulan (Sumber: Indeed), tergantung pada pengalaman dan industri.

Skill yang Dibutuhkan:

  1. Kemampuan analisis data dengan software seperti Excel, SQL, dan Python.
  2. Penguasaan alat visualisasi data seperti Tableau atau Power BI.
  3. Pemahaman tentang statistik dan metode analisis data.
  4. Kemampuan menginterpretasikan data untuk menghasilkan insight yang berguna.
  5. Keterampilan komunikasi untuk menyampaikan temuan data kepada tim non-teknis.


6. Social Media Manager


Manajer media sosial adalah seorang profesional yang bertugas mengelola akun media sosial brand atau perusahaan. Mereka merancang strategi konten, berinteraksi dengan audiens, dan menganalisis performa untuk memastikan keberhasilan kampanye di media sosial. 

Di Indonesia, rata-rata gaji seorang social media manager berkisar Rp 5.679.298 per bulan (Sumber: Indeed), tergantung pada pengalaman dan skala perusahaan.

Skill yang Dibutuhkan:

  1. Pemahaman mendalam tentang platform media sosial (Instagram, Facebook, Twitter, LinkedIn, dll.).
  2. Kemampuan membuat konten yang menarik dan relevan.
  3. Keterampilan analisis untuk mengukur performa konten dan strategi media sosial.
  4. Kemampuan berkomunikasi dengan baik dan responsif dalam berinteraksi dengan audiens.
  5. Kreativitas dan pemahaman tren media sosial yang selalu berkembang.

Baca juga : 10 Cara Melamar Kerja Lewat WA yang Sopan dan Contohnya


Bagaimana cara kerja menjadi freelancer?


Sumber: Canva

Bagaimana sih cara kerja menjadi freelancer, Warga Bimbingan? Freelance adalah pekerjaan yang menawarkan kebebasan, tapi kamu juga perlu tahu langkah-langkahnya biar nggak bingung saat memulai. Yuk, simak cara kerja menjadi freelancer di bawah ini!


1. Menentukan Keahlian yang Ditawarkan


Freelance adalah tentang menawarkan keahlian spesifik. Langkah pertama adalah menentukan keahlian apa yang ingin kamu tawarkan, seperti desain grafis, menulis, coding, atau penerjemahan. Pilih keahlian yang kamu kuasai dan punya nilai jual tinggi di pasar freelance.


2. Membuat Portofolio yang Menarik


Sebagai freelancer, portofolio adalah aset penting untuk menarik klien. Kumpulkan hasil-hasil karya terbaikmu dan buatlah portofolio yang mudah diakses, misalnya dengan situs web atau PDF. Portofolio yang bagus menunjukkan kualitas kerjamu dan membantu meyakinkan calon klien.


3. Menentukan Tarif


Freelance juga berarti kamu menentukan tarif sendiri. Tentukan harga yang sesuai dengan pengalaman dan nilai dari keahlianmu. Bisa mulai dengan riset pasar untuk tahu tarif standar di bidangmu, dan jangan takut untuk menyesuaikan tarif seiring bertambahnya pengalaman.


4. Mendaftar di Platform Freelance


Ada banyak platform freelance yang bisa kamu gunakan untuk mencari klien, seperti Upwork, Freelancer, atau Fiverr. 

Buat akun profesional di platform-platform ini dan pastikan profilmu jelas serta menarik. Semakin lengkap profilmu, semakin besar peluang menarik klien yang sesuai.


5. Mengajukan Proposal ke Klien

Ketika menemukan proyek yang menarik, ajukan proposal yang meyakinkan. Jelaskan kenapa kamu cocok untuk proyek tersebut, jelaskan keahlian yang relevan, dan lampirkan portofolio. Buat proposal yang spesifik agar klien tahu bahwa kamu benar-benar paham kebutuhan mereka.


6. Mengelola Waktu dan Proyek


Freelance adalah pekerjaan yang menuntut kamu bisa mengatur waktu sendiri. Buat jadwal kerja yang teratur untuk menyelesaikan proyek tepat waktu, terutama jika menangani lebih dari satu proyek sekaligus. Manajemen waktu yang baik akan membantu menjaga reputasi dan hubungan dengan klien.

Baca juga : Mengapa Susah Dapat Kerja? 12 Penyebab & Solusi Efektif


Kelebihan Menjadi Freelancer


Sumber: Canva

Menjadi freelancer itu punya banyak kelebihan yang bikin pekerjaan ini semakin diminati, ya Warga Bimbingan! 

Dengan bekerja secara lepas, kamu bisa menikmati fleksibilitas yang nggak selalu bisa ditemukan di pekerjaan tetap. Yuk, simak beberapa kelebihan menjadi freelancer di bawah ini!


1. Fleksibilitas Waktu dan Tempat


Salah satu keuntungan utama jadi freelancer adalah fleksibilitas. Kamu bisa bekerja dari mana saja dan mengatur jam kerja sesuai preferensi sendiri. Nggak harus terpaku pada jam kantor atau lokasi tertentu, jadi kamu bisa bekerja dari rumah, kafe, atau bahkan saat traveling.


2. Kebebasan Memilih Proyek


Sebagai freelancer, kamu punya kendali penuh atas proyek yang ingin diambil. Jika ada proyek yang sesuai dengan minat atau keahlianmu, kamu bisa memilihnya. Sebaliknya, kamu juga bisa menolak proyek yang dirasa kurang cocok. Ini memungkinkan kamu bekerja dengan klien dan proyek yang benar-benar kamu minati.


3. Potensi Pendapatan yang Lebih Tinggi


Freelance menawarkan peluang pendapatan yang bisa lebih tinggi dibanding pekerjaan tetap, tergantung pada jumlah proyek dan tarif yang kamu tentukan. Semakin banyak proyek yang berhasil kamu selesaikan, semakin besar pula penghasilan yang bisa didapat. Ada fleksibilitas untuk meningkatkan penghasilan sesuai usaha dan jam kerja.


4. Mengembangkan Skill dan Portofolio


Karena bekerja dengan beragam klien dan proyek, kamu akan terus mengasah keterampilan serta menambah portofolio. Setiap proyek adalah kesempatan untuk belajar hal baru dan memperbaiki kemampuan. Portofolio yang kuat akan membantumu menarik klien baru dan menambah kredibilitas.


5. Peluang Menjaga Keseimbangan Hidup


Dengan fleksibilitas yang dimiliki, kamu punya peluang lebih besar untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Kamu bisa mengatur jadwal bekerja dan istirahat sesuai kebutuhan, sehingga bisa lebih bebas merencanakan waktu bersama keluarga, teman, atau aktivitas lain di luar pekerjaan.

Baca juga : Apa Itu ETL Pipeline? Manfaat, Cara Kerja, Contoh, & Tool


Kekurangan Menjadi Freelancer


Sumber : Canva

Warga bimbingan, sebelum terjun ke dunia kerja lepas, penting untuk mempertimbangkan beberapa kekurangannya agar siap dengan tantangan yang mungkin dihadapi. Berikut adalah lima kekurangan yang umum dialami oleh freelancer:


1. Pendapatan yang Tidak Stabil


Salah satu tantangan terbesar dalam dunia freelance adalah pendapatan yang fluktuatif. Berbeda dengan pekerjaan kantoran yang menawarkan gaji tetap setiap bulan, pendapatan freelancer sangat bergantung pada proyek yang berhasil didapatkan. 

Terkadang, ada bulan-bulan yang produktif dengan banyak pekerjaan yang menghasilkan, namun di bulan-bulan lain, pekerjaan bisa sangat sepi. Ini berarti, freelancer harus pandai mengelola keuangan dan menabung di masa ramai untuk menghadapi kemungkinan bulan yang lebih sepi.


2. Tidak Ada Jaminan dan Tunjangan Kesejahteraan


Sebagai pekerja lepas, freelancer tidak mendapatkan tunjangan kesehatan, jaminan pensiun, atau cuti berbayar yang biasa disediakan oleh perusahaan untuk karyawan tetap. 

Semua kebutuhan ini, mulai dari asuransi kesehatan hingga tabungan hari tua, harus disiapkan dan dikelola sendiri. Bagi freelancer, ini bisa menjadi beban tambahan karena berarti harus menyiapkan dana darurat dan rencana jangka panjang agar bisa tetap merasa aman dan terlindungi.


3. Tanggung Jawab Administrasi dan Manajemen yang Tinggi

Bekerja sebagai freelancer berarti menjadi bos bagi diri sendiri, yang juga berarti mengurus semua aspek pekerjaan, dari manajemen waktu hingga administrasi. Freelancer tidak hanya bertanggung jawab atas pengerjaan proyek, tetapi juga harus mencari klien, bernegosiasi, membuat kontrak, hingga mengelola pajak dan keuangan. 

Tugas-tugas ini bisa memakan waktu dan energi yang cukup besar, bahkan kadang melebihi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek itu sendiri. Ini bisa menjadi tantangan terutama bagi mereka yang tidak terbiasa dengan aspek manajemen bisnis.


4. Risiko Keamanan Pekerjaan yang Tinggi


Freelancer sering kali tidak memiliki kontrak jangka panjang yang dapat menjamin keberlanjutan proyek atau penghasilan secara konsisten. Klien dapat mengakhiri kerja sama kapan saja, dan sering kali tanpa pemberitahuan panjang.

Hal ini menyebabkan ketidakpastian dalam jangka panjang dan membuat freelancer harus selalu siap mencari klien atau proyek baru untuk mempertahankan pendapatan. Kondisi ini membutuhkan mental yang tangguh dan kemampuan adaptasi yang baik agar tidak merasa stres menghadapi ketidakpastian.


5. Sulitnya Memisahkan Waktu Kerja dan Kehidupan Pribadi


Karena fleksibilitas waktu dan tempat bekerja, banyak freelancer yang akhirnya mengalami kesulitan dalam memisahkan antara waktu kerja dan waktu pribadi. 

Tidak adanya batasan jelas antara kedua hal ini bisa mengakibatkan freelancer bekerja berlebihan hingga larut malam atau bahkan pada akhir pekan, yang pada akhirnya berdampak pada keseimbangan hidup. 

Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini bisa mengarah pada kelelahan fisik dan mental, atau bahkan burnout, yang pada akhirnya mengurangi produktivitas dan kualitas hidup.

Baca juga : Gaji Social Media Specialist: Freelance, Part Time & Pemula


Mau Upgrade Skill? Gabung Bootcamp Sesuai Minatmu di dibimbing.id!


Warga Bimbingan, sekarang kamu bisa pilih bootcamp sesuai minat dan kebutuhan kariermu! Mulai dari Business Development, Digital Marketing, UI/UX Design, sampai Web Development, semua ada di sini. 

Ingin belajar Product & Project Management atau tertarik dengan Human Resources? Atau mungkin mau memperkuat kemampuan Data Analysis atau bahkan kelas English biar makin siap bersaing global? Semua tersedia di dibimbing.id!

Di tiap bootcamp, kamu bakal dibimbing langsung oleh mentor-mentor berpengalaman dan materi yang bisa diulang kapan aja sampai paham. Tingkatkan skill dan kembangkan kariermu dengan dukungan lebih dari 700+ hiring partner yang siap bantu penyaluran kerja.

Yuk, gabung sekarang di bootcamp yang paling cocok buat kamu di dibimbing.id! Jangan ragu untuk konsultasi gratis dulu disini, biar makin yakin. #BimbingSampeJadi

Referensi: 

  1. What Is Freelancing? A Complete Guide to Freelance Jobs [Buka]
  2. What Is a Freelancer? Definition, Benefits, and Types [Buka]

Tags

Share

Author Image

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!