Apa itu Bootstrap? Arti, Fungsi, Fitur, Keunggulan & Caranya
Muthiatur Rohmah
•
04 June 2024
•
3271
Sebagai seorang pengembang, Sobat MinDi pernah merasa kesulitan saat mendesain situs web yang responsif dan modern? Nah, Bootstrap bisa menjadi solusi terbaik dalam urusan ini.
Bootstrap adalah framework CSS yang open-source dan super populer di kalangan pengembang web. Dengan Bootstrap, Sobat MinDi bisa membuat antarmuka web yang keren dan responsif tanpa harus repot-repot menulis banyak kode dari awal.
Framework ini dilengkapi dengan berbagai komponen siap pakai seperti tombol, form, navbar, dan lainnya , yang bisa langsung Sobat MinDi gunakan. Sistem grid Bootstrap yang fleksibel akan memudahkan Sobat MinDi mengatur layout dengan rapi di berbagai perangkat.
Gimana nih, tertarik menggunakan bootstrap untuk pengembangan website Sobat MinDi? Sebelum itu, yuk simak penjelasan lengkap mengenai bootstrap pada artikel ini.
Apa itu Bootstrap?
Tunggu dulu Sobat MinDi, sebelum kita membahas lebih jauh mengenai bootstrap, yuk pahami apa itu bootstrap secara jelas melalui beberapa pengertian berikut ini.
Dikutip dari TechTarget, Bootstrap adalah framework pengembangan front-end yang gratis dan open-source untuk pembuatan situs web dan aplikasi web. Bootstrap menyediakan kumpulan sintaks untuk desain template untuk membantu pengembangan responsif dari situs web dengan pendekatan mobile-first.
Sebagai sebuah framework, Bootstrap mencakup dasar-dasar untuk pengembangan web responsif, sehingga pengembang hanya perlu memasukkan kode ke dalam sistem grid yang telah ditentukan.
Framework Bootstrap dibangun dengan menggunakan Hypertext Markup Language (HTML), Cascading Style Sheets (CSS), dan JavaScript.
Dengan menggunakan Bootstrap, pengembang web dapat membangun situs web dengan lebih cepat tanpa harus menghabiskan waktu untuk memikirkan perintah dan fungsi dasar.
Sejarah Perkembangan Bootstrap
Bootstrap pertama kali dikembangkan oleh Mark Otto dan Jacob Thornton di Twitter pada tahun 2010 sebagai framework internal untuk mendorong konsistensi antar alat internal.
Pada awalnya dikenal sebagai "Twitter Blueprint," framework ini dirancang untuk mengatasi perbedaan antarmuka yang digunakan oleh pengembang di Twitter.
Pada Agustus 2011, Bootstrap dirilis sebagai proyek open-source di GitHub, sehingga pengembang di seluruh dunia untuk mengakses dan menggunakannya secara gratis.
Sejak itu, Bootstrap mengalami beberapa pembaruan signifikan, termasuk rilis Bootstrap 2 dengan dukungan untuk desain responsif dan Bootstrap 3 yang memfokuskan pada pendekatan mobile-first.
Versi terbaru, Bootstrap 4 dan 5, memperkenalkan peningkatan seperti Flexbox, Sass, dan penghapusan dependensi pada jQuery, menjadikan Bootstrap lebih modern dan fleksibel untuk kebutuhan pengembangan web saat ini.
Apa Saja Fungsi Bootstrap?
Setelah memahami apa itu bootstrap secara lebih dalam, pasti Sobat MinDi bertanya-tanya, lantas apa saja fungsi bootstrap yang dapat memudahkan proses pengembangan website?
Tenang saja, Yuk simak beberapa fungsi bootstrap yang wajib Sobat MinDi pelajari berikut ini.
1. Membangun Layout Responsif
Bootstrap membantu pengembang untuk membuat tata letak web yang responsif dengan mudah. Bootstrap menggunakan sistem grid berbasis flexbox yang memungkinkan konten web untuk secara otomatis menyesuaikan diri dengan berbagai ukuran layar.
Pengembang dapat menentukan berapa banyak kolom yang akan digunakan untuk berbagai ukuran perangkat (misalnya, desktop, tablet, dan ponsel) dengan kelas-kelas seperti `col-`, `col-sm-`, `col-md-`, dan `col-lg-`.
2. Komponen Siap Pakai
Bootstrap menyediakan berbagai komponen UI yang sudah didesain sebelumnya. Bootstrap memiliki koleksi komponen siap pakai seperti tombol, form, navbar, modals, cards, alerts, dan banyak lagi.
Komponen-komponen ini dapat digunakan langsung dalam proyek dengan menambahkan kelas-kelas Bootstrap yang sesuai.
3. Kustomisasi yang Mudah
Bootstrap mudah disesuaikan dengan kebutuhan spesifik proyek. Pengembang dapat menyesuaikan variabel Sass atau Less untuk mengubah tampilan dan nuansa komponen Bootstrap.
Dengan fungsi ini, Pengembang dapat melakukan penyesuaian tema, warna, font, dan elemen lainnya tanpa harus menulis ulang seluruh CSS.
4. Dokumentasi dan Komunitas yang Luas
Bootstrap dilengkapi dengan dokumentasi yang lengkap dan didukung oleh komunitas besar. Dokumentasi resmi Bootstrap sangat terperinci, memberikan contoh kode, penjelasan, dan panduan penggunaan untuk setiap fitur dan komponen.
Selain itu, komunitas pengguna Bootstrap sangat besar, sehingga mudah menemukan tutorial, forum, dan dukungan jika menemui masalah.
Dengan fungsi-fungsi ini, Bootstrap memudahkan pengembangan web modern yang responsif, konsisten, dan mudah disesuaikan, sehingga menjadi salah satu framework CSS paling populer di dunia.
Keunggulan Bootstrap
Sebagai salah satu framework CSS yang terkenal, Bootstrap memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya beda dengan aplikasi lain. Lantas apa saja keunggulan bootstrap?
Berikut adalah beberapa keunggulan Bootstrap, yang mencakup berbagai aspek mulai dari efisiensi hingga kepraktisan dalam pengembangan web:
1. Membantu Menghemat Waktu
Bootstrap membantu pengembang untuk mempercepat proses pengembangan web.
Dengan menyediakan komponen siap pakai seperti tombol, form, navbar, dan sistem grid, Bootstrap mengurangi kebutuhan untuk menulis kode CSS dari awal.
Pengembang bisa langsung menggunakan komponen yang telah didesain dengan baik, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk membangun antarmuka pengguna berkurang secara signifikan. Hal ini berguna dalam proyek dengan tenggat waktu ketat atau ketika perlu prototyping cepat.
2. Menghindari Bug Antar-Browser
Bootstrap dirancang untuk bekerja dengan baik di semua browser modern. Framework ini sudah diuji dan dioptimalkan untuk kompatibilitas lintas-browser.
Dengan menggunakan Bootstrap, pengembang dapat menghindari banyak bug dan masalah yang biasanya muncul saat mencoba membuat aplikasi yang berfungsi dengan baik di berbagai browser seperti Chrome, Firefox, Safari, dan Edge.
Hal ini akan memastikan bahwa aplikasi terlihat dan berfungsi konsisten di semua platform pengguna.
3. Mengikuti Praktik Terbaik
Bootstrap mendorong pengembang untuk mengikuti standar dan praktik terbaik dalam pengembangan web. Dengan menggunakan Bootstrap, pengembang secara otomatis mengikuti banyak praktik terbaik dalam desain responsif dan pengembangan web modern.
Struktur komponen yang konsisten, penggunaan sistem grid, dan dokumentasi yang terperinci membantu memastikan bahwa kode yang dihasilkan bersih, terorganisir, dan mudah dipelihara.
4. Menghindari Penggunaan Plugin jQuery yang Berlebihan
Bootstrap mengurangi kebutuhan untuk menggunakan banyak plugin jQuery yang berbeda. Bootstrap sudah dilengkapi dengan berbagai fitur JavaScript yang biasa digunakan dalam pengembangan web, seperti modals, dropdowns, dan carousels.
Hal ini mengurangi kebutuhan untuk mengimpor banyak plugin jQuery eksternal, yang dapat menyebabkan konflik dan meningkatkan kompleksitas proyek. Dengan Bootstrap, kamu mendapatkan solusi yang terpadu dan lebih stabil.
5. Membantu Mendapatkan Pekerjaan
Pengetahuan tentang Bootstrap dapat menjadi nilai tambah dalam mencari pekerjaan di bidang pengembangan web. Bootstrap adalah salah satu framework CSS yang paling populer dan banyak digunakan di industri.
Banyak perusahaan yang mencari pengembang dengan pengalaman menggunakan Bootstrap karena kecepatan dan efisiensi yang ditawarkannya dalam pengembangan antarmuka pengguna.
Menguasai Bootstrap bisa menjadi keuntungan kompetitif dalam pasar kerja dan membantu kamu mendapatkan pekerjaan lebih cepat.
Kekurangan Bootstrap
Selayaknya aplikasi pada umumnya, bootstrap memiliki beberapa kekurangan dalam prosesnya. Lantas apa saja kekurangan bootstrap?
Yuk simak kekurangan bootstrap berikut ini, yang dapat Sobat MinDi jadikan bahan pertimbangan dalam memiliki framework CSS yang tepat dan efektif.
1. Membutuhkan Banyak Penggantian Gaya
Bootstrap menyediakan gaya default yang mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan spesifik setiap proyek. Karena Bootstrap hadir dengan serangkaian gaya default untuk elemen dan komponen, pengembang harus menimpa gaya-gaya ini untuk menyesuaikan tampilan dan nuansa situs web sesuai dengan kebutuhan proyek mereka.
Hal ini bisa memerlukan penulisan banyak CSS tambahan untuk mengubah warna, ukuran, margin, dan gaya lainnya, yang dapat menambah kompleksitas dan waktu pengembangan.
2. Tanpa Kustomisasi Gaya, Situs Web Akan Terlihat Sama
Situs web yang menggunakan Bootstrap tanpa penyesuaian gaya yang cukup bisa terlihat sangat mirip satu sama lain. Karena banyak pengembang menggunakan Bootstrap dengan gaya default, situs web yang dibangun dengan Bootstrap dapat terlihat generik dan kurang orisinal.
Untuk menghindari homogenitas desain ini, pengembang perlu melakukan kustomisasi ekstensif, yang bisa memakan waktu dan usaha ekstra. Tanpa personalisasi, situs web mungkin tidak mencerminkan identitas merek yang unik.
3. Kurva Belajar untuk Mempelajari Kelas dan Alur Kerja
Meskipun Bootstrap dirancang untuk memudahkan pengembangan, masih ada kurva belajar yang harus diatasi. Pengembang baru harus mempelajari berbagai kelas Bootstrap dan cara menggunakannya secara efektif.
Meskipun dokumentasi Bootstrap sangat membantu, memahami bagaimana sistem grid bekerja, cara menggunakan komponen yang berbeda, dan bagaimana melakukan kustomisasi memerlukan waktu dan praktik.
Bagi pemula, ini bisa menjadi tantangan dan memerlukan sedikit usaha untuk terbiasa dengan alur kerja dan konvensi yang digunakan oleh Bootstrap.
Baca Juga: 8 Manfaat Bootcamp Web Developer: Dijamin Jago Coding
Apa Saja Fitur Bootstrap?
Bootstrap adalah framework CSS yang kaya fitur,yang dirancang untuk mempermudah pengembangan web responsif dan modern.
Berikut adalah beberapa fitur utama Bootstrap beserta penjelasan yang detail dan mudah dipahami
1. Sistem Grid
Sistem grid Bootstrap adalah fondasi dari tata letak responsif. Bootstrap menggunakan sistem grid berbasis flexbox yang terdiri dari 12 kolom. Pengembang dapat mengatur tata letak halaman dengan membagi konten ke dalam baris (`.row`) dan kolom (`.col-`).
Sistem ini mendukung berbagai ukuran layar dengan kelas-kelas seperti `.col-sm-`, `.col-md-`, `.col-lg-`, dan `.col-xl-`, memungkinkan penyesuaian tampilan sesuai dengan ukuran perangkat.
2. Komponen
Bootstrap menyediakan berbagai komponen UI siap pakai. Komponen ini mencakup tombol, navigasi (navbar), form, kartu (cards), modals, alerts, badges, dan banyak lagi.
Komponen-komponen ini dirancang untuk bekerja dengan baik di semua ukuran layar dan mudah diintegrasikan ke dalam proyek dengan menambahkan kelas-kelas Bootstrap.
3. Utilitas
Bootstrap menyediakan kelas utilitas untuk berbagai kebutuhan styling. Kelas utilitas memungkinkan pengaturan cepat untuk margin, padding, warna, teks, tampilan, dan lainnya.
Kelas-kelas ini membantu pengembang untuk melakukan penyesuaian kecil tanpa harus menulis CSS kustom.
4. JavaScript Plugins
Bootstrap menyertakan beberapa plugin JavaScript yang memperkaya interaktivitas halaman. Plugin ini mencakup modals, tooltips, popovers, carousels, collapses, dan banyak lagi. Plugin ini mudah digunakan dengan menambahkan atribut data atau memanggil metode JavaScript.
5. Formulir
Bootstrap menyediakan elemen form yang didesain dengan baik. Elemen form ini termasuk input, textarea, select, checkbox, radio, dan banyak lagi, yang semuanya dapat distyling dengan kelas-kelas Bootstrap untuk konsistensi dan tampilan yang menarik.
6. Ikon
Bootstrap Icons adalah kumpulan ikon SVG yang dapat digunakan di proyek. Bootstrap Icons menyediakan ikon berkualitas tinggi yang bisa diintegrasikan dengan mudah menggunakan tag `<svg>` atau `<i>` dalam HTML.
Ikon-ikon ini mendukung berbagai ukuran dan dapat dikustomisasi dengan CSS.
7. Kustomisasi
Bootstrap sangat fleksibel dan mudah disesuaikan. Pengembang dapat menyesuaikan Bootstrap dengan mengubah variabel Sass atau Less.
Ini memungkinkan perubahan global pada tema, warna, font, dan elemen lain tanpa menulis ulang seluruh CSS. Bootstrap juga menyediakan alat untuk membangun versi kustom dari framework sesuai dengan kebutuhan proyek.
Baca Juga: 5 Contoh Studi Kasus Web Developer di Berbagai Bidang
Cara Menggunakan Bootstrap untuk Pemula
Sobat MinDi seorang pemula dalam web development? Ingin mulai menggunakan bootstrap, namun bingung harus mulai dari mana?
Yuk simak langkah-langkah dan tips untuk menggunakan Bootstrap dengan efektif versi MinDi berikut ini.
1. Instalasi Bootstrap
Ada beberapa cara untuk menginstal Bootstrap, dan pemula bisa memilih metode yang paling sesuai dengan kebutuhan pengembang.
Menggunakan CDN (Content Delivery Network)
Ini adalah cara tercepat dan termudah untuk mulai menggunakan Bootstrap.
Tambahkan tautan CSS Bootstrap di dalam tag `<head>` HTML:
Tambahkan tautan JavaScript Bootstrap di akhir tag `<body>` HTML, bersama dengan dependensi jQuery dan Popper.js:
Menggunakan Paket npm
Jika Sobat MinDi lebih suka menggunakan pengelola paket seperti npm, ikuti langkah berikut:
Pastikan kamu sudah menginstal Node.js dan npm di komputer.
Buat direktori proyek baru dan inisialisasi proyek dengan npm:
Instal Bootstrap
Impor file CSS dan JavaScript Bootstrap di file JavaScript utama proyekmu:
`
2. Pahami Struktur Dasar HTML dengan Bootstrap
Mulailah dengan struktur HTML yang sederhana dan tambahkan kelas-kelas Bootstrap untuk mengatur tata letak dan gaya.
Contoh Struktur Dasar:
3. Gunakan Sistem Grid
Pelajari cara menggunakan sistem grid Bootstrap untuk membuat tata letak responsif.
Contoh Sistem Grid:
Gunakan kelas `.container` untuk membungkus konten.
Gunakan kelas `.row` untuk membungkus baris.
Gunakan kelas `.col-` untuk mendefinisikan kolom, misalnya `.col-md-4` untuk kolom dengan lebar 4 dari 12 kolom pada layar medium dan lebih besar.
4. Gunakan Komponen Siap Pakai
Manfaatkan komponen siap pakai Bootstrap untuk mempercepat pengembangan.
Contoh Tombol:
Contoh Navbar:
5. Kustomisasi dengan Variabel dan Sass
Jika ingin kustomisasi lebih lanjut, gunakan variabel Sass untuk menyesuaikan tema Bootstrap.
Buat file Sass di proyekmu, misalnya `custom.scss`.
Impor Bootstrap dan override variabel yang ingin disesuaikan:
Kompilasi file Sass menggunakan tool seperti `node-sass`:
6. Gunakan Utilitas untuk Penyesuaian Cepat
Bootstrap menyediakan berbagai utilitas untuk margin, padding, warna, dan lain-lain.
Contoh Utilitas:
`p-3`: Padding sebesar 3.
`mb-2`: Margin bawah sebesar 2.
`bg-primary`: Latar belakang warna utama.
`text-white`: Warna teks putih.
text-center`: Teks rata tengah.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Sobat MinDi dapat mulai menggunakan Bootstrap dengan efektif untuk membangun situs web yang responsif dan modern. Selamat mencoba!
Ingin Belajar Bootstrap Lebih Lanjut? Yuk Ikuti Bootcamp Dibimbing.id
Sobat MinDi, itulah beberapa pembahasan mengenai bootstrap mulai dari pengertian, fungsi, keunggulan dan kelemahan, hingga cara melakukan bootstrap bagi pemula.
Kesimpulannya, Bootstrap adalah framework CSS open-source yang memudahkan pengembangan situs web responsif dan modern dengan menyediakan sistem grid fleksibel, komponen siap pakai, dan utilitas styling.
Tertarik belajar Bootstrap lebih lanjut? Ingin switch career di bidang web development?
Yuk ikuti bootcamp web developer dibimbing.id, sebuah bootcamp terbaik dengan pembelajaran inovatif dan intensif. Bootcamp ini didampingi oleh mentor profesional dan terbaik yang bakal bantu kamu jadi web developer sukses.
Belum memiliki pengalaman tentang pengembangan web sama sekali?
Tenang saja, dibimbing.id siap bimbing kamu mulai dari nol, dengan kurikulum terlengkap, update serta beginner friendly.
Sebanyak 94% alumni bootcamp dibimbing.id telah berhasil mendapatkan kerja sesuai bidang mereka. Nah, jangan khawatir nganggur setelah lulus bootcamp ya, dibimbing.id juga menyediakan job connect ke 570+ hiring partner khusus buat Sobat MinDi.
Tunggu apalagi? buruan konsultasi di sini, apapun tujuan karirmu dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi karir impianmu.
Reference:
Tags
Muthiatur Rohmah
Muthia adalah seorang Content Writer dengan kurang lebih satu tahun pengalaman. Muthia seorang lulusan Sastra Indonesia yang hobi menonton dan menulis. Sebagai SEO Content Writer Dibimbing, Ia telah menulis berbagai konten yang berkaitan dengan Human Resources, Business Intelligence, Web Development, Product Management dan Digital Marketing.