dibimbing.id - Memahami Rumus Safety Stock dan Cara Menghitungnya

Memahami Rumus Safety Stock dan Cara Menghitungnya

Farijihan Putri

26 June 2025

48

Image Banner

Rumus safety stock adalah jawaban buat Warga Bimbingan yang pusing tujuh keliling pas produk andalan tiba-tiba ludes. Lagi asyik-asyiknya banyak orderan masuk, eh, notifikasi "Stok Habis" malah muncul dan bikin panik seketika.

Ujung-ujungnya, pelanggan yang udah siap bayar ngomel, lari ke kompetitor, dan mungkin nggak akan balik lagi. Potensi cuan yang udah di depan mata hilang gitu aja, cuma gara-gara nggak punya stok cadangan. Nyesek kan?

Nah, Warga Bimbingan, inilah gunanya punya stok pengaman! Dalam panduan ini, MinDi akan kupas tuntas rumus safety stock dan cara menghitungnya langkah demi langkah, biar bisnis siap hadapi segala ketidakpastian!

Baca Juga: Rumus EOQ, Cara Menghitung, hingga Contoh Kasusnya


Memahami Safety Stock dalam Bisnis


Safety stock atau stok pengaman adalah sejumlah persediaan tambahan yang disimpan oleh bisnis di luar dari perkiraan permintaan normal.

Tujuan utamanya untuk berfungsi sebagai penyangga terhadap berbagai ketidakpastian dalam rantai pasok. Ketidakpastian ini bisa datang dari sisi permintaan, seperti lonjakan pesanan yang tiba-tiba dari pelanggan. 

Selain itu, ketidakpastian juga dapat bersumber dari sisi pasokan, contohnya keterlambatan pengiriman bahan baku dari pemasok. Dengan memiliki stok pengaman, perusahaan dapat mencegah terjadinya kekosongan barang (stockout) yang merugikan.

Hal ini memastikan ketersediaan produk tetap terjaga, sehingga kepuasan dan kepercayaan pelanggan tidak menurun. Bagi perusahaan manufaktur, safety stock juga menjamin kelancaran proses produksi agar tidak terhenti akibat kekurangan material. 

Nah, safety stock adalah investasi strategis untuk menciptakan ketahanan operasional dan menjaga stabilitas bisnis di tengah pasar yang dinamis.


Mengapa Safety Stock Penting?


Keberadaan stok pengaman atau safety stock merupakan fondasi krusial bagi ketahanan dan stabilitas operasional bisnis. Nah, inilah 4 manfaatnya!


1. Melindungi dari Ketidakpastian Permintaan


Pertama, permintaan pasar seringkali berfluktuasi secara tak terduga akibat tren, musim, atau promosi yang viral. Stok pengaman berfungsi sebagai bantalan untuk menyerap lonjakan permintaan tersebut, memastikan penjualan tidak hilang begitu saja.


2. Menjaga Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan


Selanjutnya, mengaplikasikan rumus safety stock secara tepat akan memastikan produk favorit pelanggan selalu tersedia saat mereka butuhkan. Ketersediaan yang konsisten membangun kepercayaan dan loyalitas serta mencegah mereka beralih ke kompetitor karena kecewa.


3. Menjamin Kelancaran Operasional


Bagi manufaktur, stok pengaman bahan baku mencegah terhentinya lini produksi yang bisa sangat merugikan. Bagi ritel, hal tersebut memastikan aktivitas penjualan di toko atau platform online dapat berjalan mulus tanpa gangguan.


4. Mengoptimalkan Biaya dan Arus Kas


Terakhir, meskipun menambah biaya simpan, penggunaan rumus safety stock menghindarkan perusahaan dari biaya darurat yang jauh lebih mahal. Biaya seperti ongkos kirim ekspres atau kehilangan penjualan akibat stok kosong dapat dihindari, sehingga arus kas lebih sehat.

Baca Juga: Demand Forecasting: Manfaat, Jenis, Metode, Cara, & Contohnya


Rumus Safety Stock


Sumber: Freepik

Ada beberapa metode untuk menghitung stok pengaman. Mari bedah satu per satu rumus safety stock!


1. Rumus Standar (Metode Maksimal - Rata-rata)


Rumus standar adalah rumus yang paling umum dan sangat direkomendasikan untuk pemula karena logikanya mudah dipahami.

Rumus

Safety Stock = (Penjualan Harian Maksimal × Lead Time Maksimal) − (Penjualan Harian Rata-rata × Lead Time Rata-rata)

Penjelasan Komponen:

  1. Penjualan Harian Maksimal: Penjualan tertinggi dalam satu hari selama periode tertentu (misalnya, 3 bulan terakhir).
  2. Lead Time Maksimal: Waktu tunggu (dalam hari) terlama dari pemasok, dari sejak kamu pesan hingga barang sampai.
  3. Penjualan Harian Rata-rata: Rata-rata penjualan harian.
  4. Lead Time Rata-rata: Rata-rata waktu tunggu normal dari pemasok.


2. Metode Cadangan Berbasis Waktu (Fixed Safety Stock)


Metode yang kamu sebut persediaan cadangan tetap ini lebih merupakan kebijakan sederhana, bukan rumus yang dinamis. Tujuannya menyimpan stok untuk periode waktu tertentu.

Konsepnya: Menentukan jumlah hari sebagai cadangan, lalu dikalikan dengan penjualan harian rata-rata.

Contoh: Kamu ingin punya stok pengaman untuk 7 hari kedepan. Penjualan harian rata-rata adalah 30 botol.

  1. Safety Stock = 7 hari × 30 botol/hari = 210 botol.

Metode ini sangat simpel, tapi kurang akurat jika permintaan atau lead time sering berfluktuasi.


3. Metode Statistik (Akurasi Tinggi)


Rumus statistik yang umum digunakan untuk menghitung safety stock dengan memperhitungkan variabilitas adalah sebagai berikut.

Safety Stock = Z × σLT​

Penjelasan Komponen:

  1. Z (Z-Score): Angka yang mewakili tingkat layanan (service level) atau seberapa besar kamu ingin menghindari stok habis. Angka umum yang digunakan:
  2. Z = 1.28 (untuk 90% tingkat layanan)
  3. Z = 1.65 (untuk 95% tingkat layanan)
  4. σLT (Sigma LT): Simpangan baku (standard deviation) permintaan selama lead time. Gampangnya, angka ini mengukur seberapa liar fluktuasi permintaan dan/atau keterlambatan pemasok. Perhitungannya memerlukan data historis yang cukup banyak dan analisis statistik.

Metode ini sangat akurat tapi lebih cocok untuk bisnis yang sudah punya data penjualan dan pasokan yang solid.

Baca Juga: 13 Supply Chain Management Software Pilihan untuk Bisnis


Cara Menghitung Safety Stock dan Contoh


Warga Bimbingan, mari praktikkan langsung cara menghitung stok pengaman dengan tiga contoh berdasarkan rumus yang sudah MinDi bahas sebelumnya.


1. Contoh Menggunakan Rumus Standar (Maksimal - Rata-rata)


Untuk contoh pertama, kita akan menggunakan rumus safety stock yang paling umum, yaitu metode standar yang memperhitungkan skenario terburuk dan skenario rata-rata.

Misalnya, kamu memiliki kedai kopi dan ingin menghitung stok pengaman untuk croissant.

  1. Data yang kamu punya:
  2. Penjualan harian rata-rata: 50 croissant
  3. Penjualan harian maksimal (saat akhir pekan): 80 croissant
  4. Waktu tunggu (lead time) rata-rata dari pemasok: 1 hari
  5. Waktu tunggu (lead time) maksimal (jika ada kendala): 2 hari

Perhitungan:

  1. Rumus: Safety Stock = (Penjualan Maksimal × Lead Time Maksimal) − (Penjualan Rata-rata × Lead Time Rata-rata)
  2. Safety Stock = (80 croissant × 2 hari) – (50 croissant × 1 hari)
  3. Safety Stock = 160 – 50
  4. Safety Stock = 110 croissant

Kamu perlu menyimpan stok pengaman sebanyak 110 croissant untuk mengantisipasi lonjakan permintaan di akhir pekan dan potensi keterlambatan dari pemasok.


2. Contoh Menggunakan Metode Statistik (Z-Score)


Metode ini cocok jika kamu punya data yang lebih lengkap dan ingin hasil yang lebih akurat secara statistik.

Contoh: Kamu mengelola toko online yang menjual produk skincare populer dan ingin stok pengaman yang bisa menjamin ketersediaan produk 95% setiap saat.

  1. Data yang kamu punya:
  2. Tingkat Layanan (Service Level) yang diinginkan: 95% (artinya, nilai Z-Score = 1.65)
  3. Simpangan Baku Permintaan Selama Lead Time (σLT): 15 unit (angka ini didapat dari analisis data historis penjualan dan lead time).

Perhitungan:

  1. Rumus: Safety Stock = Z×σLT​
  2. Safety Stock = 1.65 × 15 unit
  3. Safety Stock = 24.75 unit (dapat dibulatkan ke 25 unit)

Untuk mencapai target 95% ketersediaan produk dan tidak kehabisan stok, kamu perlu menyimpan stok pengaman sebanyak 25 unit.


3. Contoh Menggunakan Metode Berbasis Waktu (Sederhana)


Metode ketiga ini adalah pendekatan paling sederhana dan sering disebut rumus safety stock berbasis waktu. Kamu hanya perlu menentukan berapa lama durasi stok cadangan yang kamu inginkan.

Contoh: Kamu memiliki toko buku kecil dan ingin memastikan stok untuk buku agenda terlaris selalu aman untuk beberapa hari kedepan.

  1. Kebijakan yang kamu tetapkan: Ingin menyimpan stok pengaman untuk durasi 5 hari.
  2. Data yang kamu punya: Penjualan harian rata-rata buku agenda tersebut 10 buku.

Perhitungan:

  1. Konsep Rumus: Safety Stock = Durasi Cadangan (hari)×Penjualan Harian Rata-rata
  2. Safety Stock = 5 hari × 10 buku/hari
  3. Safety Stock = 50 buku

Berdasarkan kebijakanmu, kamu akan selalu menyimpan stok pengaman sebanyak 50 buku agenda sebagai cadangan.

Baca Juga: Jenis Pengadaan Barang dan Jasa, serta Strategi Terbaik


Siap Pakai Rumus Safety Stock?


Memahami berbagai rumus safety stock adalah fondasi penting, namun ini baru satu dari sekian banyak ilmu yang kamu butuhkan untuk menjadi profesional andal di dunia supply chain. Jika kamu serius ingin mendalami dunia SCM, Program Bootcamp Supply Chain Management dibimbing.id siap membantumu.

Lewat praktek nyata untuk portofolio dan fasilitas gratis mengulang kelas, sudah ada lebih dari 3400+ career shifter yang merasa terbantu memulai karier baru berkat dukungan penuh dan penyaluran kerja ke 840+ hiring partner.

Kalau kamu masih punya pertanyaan spesifik seperti, "Saya tidak punya pengalaman di bidang logistik sama sekali, apakah kurikulum bootcamp SCM ini cocok untuk pemula " atau "Seberapa besar pengaruh portofolio dari proyek SCM saat saya mendaftar kerja di hiring partner?", konsultasi gratis di sini. dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi!

Tags

Share

Author Image

Farijihan Putri

Farijihan is a passionate Content Writer with 3 years of experience in crafting compelling content, optimizing for SEO, and developing creative strategies for various brands and industries.

Hi!👋
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!