Growth Hacking: Arti, Funnel, Contoh, dan Strategi
Farijihan Putri
•
12 December 2023
•
957
Growth hacking adalah seni dan ilmu menemukan cara paling kreatif, efektif, dan hemat biaya buat nge-boost pertumbuhan bisnis kamu. Cocok banget buat kamu yang lagi cari strategi out of the box tapi tetap ngena.
Bayangin, kamu punya produk bagus, tapi yang tahu cuma kamu dan teman-teman dekat. Duh, sayang banget, kan? Nah, disinilah growth hacking hadir!
Dari membangun funnel yang bikin orang betah sampai strategi viral yang bikin bisnismu menjadi bahan omongan, semuanya bisa banget dieksplor di sini.
Udah mulai penasaran? Yuk, ulik lebih dalam bareng MinDi soal arti, funnel, contoh, dan strategi growth hacking yang bikin bisnismu melesat!
Apa itu Growth Hacking?
Growth hacking adalah teknik kreatif nan cerdas untuk mempercepat pertumbuhan bisnis dengan cara yang hemat biaya dan sering kali out of the box.
Strategi pemasaran ini fokusnya nggak cuma pada pemasaran biasa, tapi juga eksperimen cepat di berbagai aspek, mulai dari produk, pemasaran, hingga strategi retensi.
Tujuannya? Bukan cuma bikin banyak orang tahu tentang produkmu, tapi juga membuat mereka menjadi pelanggan setia.
Misalnya, strategi "invite a friend" ala Dropbox yang sukses bikin mereka viral. Jadi, growth hacking ini ibarat senjata rahasia buat kamu yang mau bikin bisnis tumbuh cepat tanpa harus keluar budget gede. Seru, kan?
Growth Hacking Funnel
Sumber: Freepik
Untuk mencapai pertumbuhan yang cepat dan berkelanjutan, growth hacking funnel menjadi kerangka kerja penting.
Setiap tahap dalam funnel ini punya peran strategis untuk membawa pengguna dari sekadar tahu hingga menjadi pelanggan setia yang mendatangkan keuntungan.
Yuk Warga Bimbingan, bahas langkah-langkahnya satu per satu dengan contoh nyata yang relatable!
1. Acquisition
Tahap ini fokus pada cara mendapatkan perhatian calon pengguna. Strategi seperti iklan Facebook, konten viral di media sosial, atau SEO yang solid sering digunakan.
Misalnya, Airbnb menggunakan strategi pemasaran konten dan kolaborasi dengan Craigslist untuk menjaring pengguna. Hasilnya, mereka berhasil menarik jutaan orang untuk menjelajah platformnya.
2. Activation
Setelah menarik perhatian, langkah selanjutnya adalah membuat pengguna merasakan manfaat produk sejak awal.
Contohnya, saat pertama kali daftar di Canva, pengguna langsung disambut dengan template gratis yang memudahkan desain dalam hitungan menit. Pengalaman awal yang positif ini penting untuk membangun keterikatan.
3. Retention
Supaya pengguna nggak sekadar mampir, retensi menjadi kuncinya. Strategi seperti pengingat melalui email, fitur personalisasi, atau program loyalitas sering diterapkan.
Spotify, misalnya, memanfaatkan playlist mingguan seperti "Discover Weekly" yang dirancang sesuai selera pengguna untuk membuat mereka terus kembali.
4. Referral
Di tahap ini, pengguna diajak untuk mengajak orang lain menggunakan produk. Dropbox menjadi contoh sukses dengan menawarkan ruang penyimpanan tambahan setiap kali pengguna mereferensikan teman.
Cara ini membuat pertumbuhan mereka lebih cepat tanpa harus keluar biaya pemasaran besar.
5. Revenue
Akhirnya, funnel ditutup dengan monetisasi dari pengguna. Netflix adalah contoh ideal dengan strategi berlangganan yang memberikan nilai tinggi bagi pengguna dengan biaya tetap bulanan.
Dengan fokus pada pengalaman yang memuaskan, pelanggan pun rela terus membayar.
Baca Juga: 7 Strategi Digital Marketing yang Ampuh & Tips Sukses
Contoh Growth Hacking
Sumber: Freepik
Sebelumnya udah MinDi singgung nih contoh nyata dari growth hacking dari funnel di atas. Biar makin jelas, Warga Bimbingan bisa simak contoh lainnya di bawah ini ya!
1. Spotify: Playlist yang Personalisasi
Spotify menggunakan fitur seperti Discover Weekly yang secara otomatis membuatkan playlist sesuai selera musik pengguna.
Strategi ini nggak hanya bikin pengguna kembali setiap minggu, tapi juga memotivasi mereka untuk membagikan playlist ke teman-teman mereka.
Dengan cara ini, Spotify berhasil meningkatkan retensi sekaligus menjaring pengguna baru secara organik.
2. TikTok: Algoritma yang Menggoda
TikTok membangun algoritma For You Page yang sangat pintar dalam menampilkan konten sesuai preferensi pengguna.
Video-video singkat yang menarik dan mudah diakses ini bikin pengguna betah berlama-lama di aplikasi, bahkan sampai membagikan video mereka sendiri.
Hasilnya? Pertumbuhan pengguna TikTok melesat tanpa harus mengandalkan iklan besar-besaran.
3. Canva: Kemudahan dalam Desain
Canva membuat desain jadi semudah drag and drop dengan menyediakan ribuan template gratis yang menarik.
Pengguna bisa langsung membuat konten profesional hanya dalam beberapa menit, yang sering kali mereka bagikan di media sosial.
Strategi ini bikin Canva viral dan diadopsi oleh jutaan pengguna, dari pelajar hingga profesional.
4. LinkedIn: Profil Lengkap untuk Kredibilitas
LinkedIn meningkatkan retensi pengguna dengan memberikan indikator profil lengkap. Semakin lengkap profil kamu, semakin besar kemungkinan muncul di pencarian pekerjaan atau jaringan.
Strategi ini memotivasi pengguna untuk aktif meng-update informasi mereka dan mengundang koneksi baru yang pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan jaringan LinkedIn.
Strategi Menerapkan Growth Hacking yang Efektif
Warga Bimbingan sekarang sudah paham kan apa itu growth hacking bahkan sampai contoh nyata? Nah, saatnya coba terapkan ke strategi pemasaran. Yuk, dimak 5 strategi di bawah ini!
1. Fokus pada Product-Market Fit
Pastikan produk kamu benar-benar menjawab kebutuhan pasar. Misalnya, TikTok sukses karena menawarkan platform yang sesuai dengan tren video singkat dan konsumsi konten cepat.
Lakukan riset mendalam, dengarkan feedback pengguna, dan terus iterasi hingga produkmu relevan dan dicintai pasar.
2. Manfaatkan Strategi Viral
Gunakan fitur atau insentif yang bikin pengguna ingin membagikan produkmu. Contohnya, Canva memudahkan pengguna membagikan desain mereka di media sosial langsung dari platform.
Hasilnya, mereka nggak hanya mempromosikan karya mereka, tapi juga brand Canva secara organik.
3. A/B Testing untuk Eksperimen Cepat
Lakukan eksperimen untuk melihat apa yang paling efektif menarik pengguna.
Spotify, misalnya, terus menguji desain UI/UX-nya untuk meningkatkan pengalaman pengguna, seperti menonjolkan fitur playlist yang disesuaikan. Dengan data dari eksperimen ini, kamu bisa terus menyempurnakan strategi pertumbuhan.
4. Bangun Komunitas Pengguna Setia
Ciptakan ruang di mana pengguna bisa terhubung dan berbagi pengalaman.
LinkedIn mengandalkan jaringan profesional untuk membangun koneksi yang bermanfaat. Komunitas ini nggak hanya membantu retensi, tapi juga jadi promotor alami untuk produkmu.
5. Optimalkan Referral Marketing
Berikan insentif untuk setiap referral yang berhasil. Misalnya, TikTok menawarkan bonus koin bagi pengguna yang berhasil mengajak teman baru bergabung.
Strategi ini nggak hanya efektif menarik pengguna baru, tapi juga meningkatkan loyalitas pengguna lama.
Baca Juga: Referral: Definisi, Fungsi, Jenis, Keuntungan, & Cara Dapat
Siap Terapkan Growth Hacking yang Efektif?
Growth hacking adalah seni eksperimen dan strategi kreatif yang bisa membawa bisnis lebih berkembang. Kalau kamu pengen belajar lebih mendalam dan langsung praktek, gabung aja ke Bootcamp Digital Marketing dibimbing.id!
Warga Bimbingan bakal belajar bareng mentor berpengalaman, menggunakan silabus terlengkap, dan praktek nyata buat memperkuat portfolio kamu.
Ada juga gratis mengulang kelas. Makanya, kamu nggak usah takut ketinggalan materi. Nggak cuma itu, 95% alumni sudah sukses dapat kerja dan ada 700+ hiring partner yang siap membantu penyaluran karier.
Kalo ada pertanyaan kayak, "Cocok nggak ya growth hacking buat bisnis aku?" atau "Gimana cara bikin strategi yang efektif?", jangan ragu konsultasi gratis di sini. dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi karier impianmu!
Referensi
- Growth hacking [Buka]
Tags