Feasibility Study: Arti, Manfaat, Komponen, & Cara Melakukan

Farijihan Putri
•
24 October 2024
•
643

Warga Bimbingan, kamu pernah lagi semangat banget mau mulai proyek baru, tapi di tengah jalan tiba-tiba ngerasa ragu? Eh, jangan-jangan nggak feasible nih! Solusinya? Yap, feasibility study!
Nah, masalah kayak gini sering banget terjadi. Banyak orang yang udah invest waktu, tenaga, bahkan modal, tapi di ujung-ujungnya malah nyesel karena nggak yakin dari awal apakah proyeknya worth it. Agak nyesek, kan?
Sebelum kamu terjun lebih dalam, penting banget untuk ngecek kelayakan proyek kamu lewat studi ini. Yuk, bahas arti, manfaat, jenis, sampai contohnya bareng MinDi biar kamu makin paham!
Apa Itu Feasibility Study?
Feasibility study adalah analisis untuk mengevaluasi apakah sebuah proyek atau ide bisnis layak kamu jalankan atau tidak.
Dalam studi ini, berbagai aspek seperti biaya, keuntungan, risiko, dan sumber daya yang dibutuhkan diperiksa secara menyeluruh untuk memastikan proyek tersebut bisa berhasil secara teknis, finansial, dan operasional.
Jadi, intinya, feasibility study membantu kamu menentukan apakah sebuah ide benar-benar bisa direalisasikan atau justru lebih baik ditunda atau dibatalkan.
Manfaat Feasibility Study
Sumber: Freepik
Sebelum Warga Bimbingan ngebut jalanin proyek besar, nggak ada salahnya buat berhenti sejenak dan ngecek apakah semuanya sudah siap lewat feasibility study.
Soalnya, studi ini bukan cuma formalitas aja, tapi benar-benar bisa menjadi penentu apakah ide kamu bakal sukses atau malah bikin sakit kepala. Yuk, bahas beberapa manfaat pentingnya!
1. Mengurangi Risiko Gagal
Feasibility study membantu kamu ngecek berbagai faktor risiko yang mungkin muncul selama proyek berlangsung.
Dari sini, kamu bisa menyiapkan rencana antisipasi atau bahkan menyesuaikan strategi dari awal.
Dengan begitu, kemungkinan gagal bisa diminimalisir. Jadi, kamu nggak perlu deg-degan terus saat proyek mulai berjalan.
2. Membantu Perencanaan Anggaran
Studi ini juga bikin kamu lebih paham berapa biaya yang sebenarnya dibutuhkan untuk proyek. Kamu bisa ngecek apakah modal yang kamu punya cukup atau perlu mencari pendanaan tambahan.
Nah, ini menghindarkan kamu dari over-budgeting yang bikin proyek jadi nggak efisien. Dengan budgeting yang tepat, proyek bisa jalan tanpa bikin kantong bolong.
3. Meningkatkan Kredibilitas di Mata Investor
Kalau kamu butuh investor, feasibility study bisa menjadi senjata ampuh buat meyakinkan mereka.
Dengan data yang solid dan analisis yang jelas, mereka bisa lihat bahwa proyek kamu punya potensi keuntungan yang nyata.
Cara ini bikin mereka lebih percaya untuk menggelontorkan modal. Jadi, proposal kamu nggak akan berakhir di meja begitu aja.
4. Membantu Pengambilan Keputusan
Dengan adanya feasibility study, kamu punya gambaran lebih jelas apakah proyek ini layak diteruskan atau justru perlu dihentikan. Jadi, kamu nggak perlu nekat jalan tanpa pertimbangan matang.
Kalau dari hasil studi ternyata proyeknya nggak feasible, kamu bisa fokus cari peluang lain yang lebih menjanjikan. Lebih baik berhenti di awal daripada rugi besar di tengah jalan, kan?
5. Memaksimalkan Sumber Daya
Feasibility study juga bantu kamu menentukan sumber daya apa aja yang diperlukan dan gimana cara memanfaatkannya seoptimal mungkin. Jadi, nggak ada istilah pemborosan di sini.
Kamu bisa memastikan semua resources, baik itu tenaga kerja, waktu, atau material dipakai secara efektif. Dengan begitu, hasil proyek bisa maksimal tanpa buang-buang energi.
Komponen Feasibility Study
Setiap feasibility study memiliki beberapa komponen penting yang membantu memastikan suatu proyek layak dilaksanakan. MinDi mau bahas satu per satu komponen-komponennya biar kamu makin paham!
1. Demographic Analysis
Penting banget buat tahu siapa target market kamu sebenarnya. Dengan analisis demografi, kamu bisa memahami karakteristik audiens, seperti usia, pendapatan, lokasi, dan preferensi mereka.
Data tersebut membantu kamu menyesuaikan produk atau layanan sesuai kebutuhan pasar. Jadi, kamu nggak asal bikin produk tanpa tahu siapa yang akan pakai.
2. Competitive Assessments
Setiap bisnis pasti punya kompetisi di luar sana. Competitive assessments membantu kamu menganalisis kekuatan dan kelemahan kompetitor di pasar.
Dari situ, kamu bisa merancang strategi yang lebih baik, baik dalam inovasi produk, harga, maupun layanan. Tujuannya? Supaya bisnis atau proyekmu lebih unggul dan nggak kalah bersaing!
3. Pricing Analysis
Biar nggak salah langkah dalam menentukan harga, pricing analysis perlu dilakukan. Komponen ini memastikan harga yang kamu tawarkan kompetitif tapi masih memberikan margin keuntungan yang cukup.
Selain itu, juga mempertimbangkan kemampuan beli target market serta bagaimana harga kamu dibandingkan dengan kompetitor. Dengan pricing yang pas, produk kamu bisa menarik lebih banyak pembeli tanpa bikin rugi.
4. Online Surveys
Metode ini efektif buat mendapatkan insight langsung dari calon konsumen. Online surveys membantu mengumpulkan data tentang preferensi, kebutuhan, dan ekspektasi mereka terhadap produk atau layanan yang kamu tawarkan.
Data tersebut bisa menjadi acuan buat pengembangan produk yang lebih sesuai dengan keinginan pasar. Selain itu, survei ini bisa dilakukan dengan biaya yang relatif murah!
5. Stakeholder Interviews
Wawancara dengan stakeholder seperti mitra bisnis, investor, atau karyawan sangat penting.
Stakeholder interviews membantu kamu mendapatkan perspektif lebih luas tentang bagaimana proyek ini bisa berdampak pada berbagai pihak yang terlibat.
Hal ini juga membantu mengidentifikasi tantangan atau dukungan potensial yang bisa memengaruhi keberhasilan proyek. Jadi, pandangan yang lebih holistik bisa diperoleh sebelum melangkah lebih jauh.
Baca Juga: Apa Itu PDCA? Arti, Manfaat, Tahapan, Contoh, & Tips
Jenis-Jenis Feasibility Study
Sumber: Freepik
Dalam melakukan feasibility study, kamu perlu memahami berbagai jenis studi kelayakan yang berbeda.
Setiap jenis membantu kamu mengevaluasi proyek dari berbagai aspek. Yuk, bahas jenis feasibility study yang penting untuk dipahami!
1. Economic Feasibility
Economic feasibility mengevaluasi apakah proyek layak secara finansial. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa manfaat ekonomi dari proyek lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
Analisis ini melibatkan penghitungan biaya langsung, keuntungan potensial, dan return on investment (ROI). Jika secara ekonomi menguntungkan, proyek tersebut dianggap feasible dari sisi finansial.
3. Operational Feasibility
Jenis studi ini menilai apakah proyek bisa berjalan secara efektif dalam operasional sehari-hari. Di sini, kamu perlu melihat apakah sistem, proses, dan sumber daya yang ada cukup mendukung proyek agar berjalan lancar.
Jika operasionalnya rumit atau tidak efisien, maka proyek mungkin tidak layak dilanjutkan. Operational feasibility memastikan bahwa semua proses bisa berjalan tanpa kendala besar.
3. Legal Feasibility
Legal feasibility memeriksa apakah proyek tersebut mematuhi semua peraturan hukum dan regulasi yang berlaku.
Nah, ini termasuk memeriksa izin, peraturan lingkungan, dan undang-undang yang mungkin mempengaruhi proyek.
Jika ada potensi pelanggaran hukum, proyek bisa dianggap tidak feasible. Jadi, aspek hukum sangat penting untuk menghindari masalah di kemudian hari.
4. Technical Feasibility
Technical feasibility menilai apakah teknologi yang dibutuhkan tersedia dan bisa diimplementasikan dalam proyek.
Aspek ini mencakup evaluasi terhadap perangkat keras, perangkat lunak, dan infrastruktur teknis lainnya.
Jika proyek memerlukan teknologi yang terlalu rumit atau belum tersedia, maka kelayakannya dari sisi teknis harus dipertimbangkan ulang.
7 Cara Melakukan Feasibility Study
Sebelum memulai proyek besar, penting untuk melakukan feasibility study yang matang agar tahu apakah proyek tersebut layak Warga Bimbingan jalankan.
Nah, berikut 7 cara yang bisa kamu lakukan untuk melakukan feasibility study dengan efektif:
1. Identifikasi Tujuan Proyek
Langkah pertama adalah memastikan kamu benar-benar memahami tujuan utama dari proyek yang akan dijalankan. Tentukan apa yang ingin dicapai dan pastikan targetnya realistis.
Dengan tujuan yang jelas, feasibility study bisa lebih terarah dan tepat sasaran. Jangan lupa, tujuan ini akan menjadi dasar semua analisis berikutnya.
2. Lakukan Analisis Pasar
Setelah tahu tujuan, kamu harus memahami pasar yang akan dimasuki. Analisis pasar melibatkan penilaian tentang permintaan produk atau layanan, tren industri, serta demografi target.
Cara ini bisa kamu lakukan dengan riset data sekunder atau survei langsung ke calon konsumen. Tujuannya, biar kamu nggak salah langkah dan tahu peluang yang ada.
3. Evaluasi Aspek Keuangan
Feasibility study nggak lengkap tanpa menghitung aspek keuangan. Lakukan analisis biaya proyek dari awal hingga akhir, termasuk estimasi pendapatan dan potensi keuntungan.
Evaluasi ini membantu menentukan apakah proyek layak secara finansial atau justru akan membebani perusahaan. Pastikan anggarannya sesuai dengan kemampuan dan prediksi keuntungan realistis.
4. Analisis Risiko
Setiap proyek pasti punya risiko, jadi kamu perlu menilai faktor-faktor yang bisa menghambat kesuksesan proyek. Identifikasi risiko, baik dari segi teknis, operasional, maupun keuangan.
Setelah itu, buat rencana mitigasi agar siap menghadapi tantangan yang mungkin muncul di tengah jalan. Dengan mitigasi yang baik, risiko bisa diminimalisir sebelum menjadi masalah besar.
5. Tinjau Sumber Daya yang Dibutuhkan
Pastikan kamu memiliki sumber daya yang cukup untuk menjalankan proyek. Sumber daya ini bisa berupa tenaga kerja, teknologi, bahan baku, dan infrastruktur lainnya.
Tinjau juga apakah ada sumber daya tambahan yang perlu disediakan, sehingga proyek bisa berjalan dengan lancar tanpa hambatan.
6. Lakukan Wawancara Stakeholder
Jangan lupa untuk mengumpulkan perspektif dari para stakeholder yang terkait dengan proyek.
Wawancara dengan investor, mitra, dan pihak internal akan memberikan wawasan lebih dalam tentang bagaimana proyek ini akan mempengaruhi berbagai pihak.
Pendapat mereka bisa membantu memperkuat atau bahkan merubah keputusan dalam feasibility study.
7. Susun Laporan Feasibility Study
Setelah semua analisis selesai, susun laporan yang mendokumentasikan hasil-hasilnya. Pastikan laporan mencakup semua aspek penting seperti analisis pasar, keuangan, risiko, serta rekomendasi.
Laporan ini menjadi acuan untuk memutuskan apakah proyek layak dijalankan atau perlu ditinjau ulang. Buat laporannya sesederhana mungkin agar mudah dipahami oleh semua pihak yang berkepentingan.
Baca Juga: Apa itu Agile Project Management? Cek Definisi & Tahapannya!
Sudah Siap Melakukan Feasibility Study Sendiri?
Sekarang kamu sudah paham pentingnya feasibility study dan bagaimana cara melakukannya. Tapi, gimana kalau di tengah jalan kamu masih ragu atau bingung? Tenang, kamu nggak harus jalanin semuanya sendirian!
Yuk, bergabung di Bootcamp Product and Project Management dibimbing.id, tempatnya belajar bareng mentor berpengalaman dengan silabus terlengkap dan praktek nyata buat memperkuat portfolio kamu.
Kamu nggak perlu khawatir kalau masih butuh waktu untuk belajar, karena gratis mengulang kelas. Plus, udah ada 90% alumni yang berhasil dapat kerja berkat penyaluran ke 700+ hiring partner!
Kalau ada pertanyaan seperti "Apa sih bedanya product dan project management?" atau "Gimana cara bikin feasibility study yang detail?", jangan ragu buat konsultasi gratis di sini. Dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi!
Referensi
Tags