dibimbing.id - Arti Bug dalam Aplikasi: Jenis, Penyebab, hingga Solusinya

Arti Bug dalam Aplikasi: Jenis, Penyebab, hingga Solusinya

Farijihan Putri

30 July 2025

847

Image Banner

Arti bug dalam aplikasi sering bikin bingung, apalagi kalau kamu baru mulai belajar di dunia teknologi atau quality assurance. Emang banyak pemula juga mengalami hal yang sama, tapi kamu gak usah khawatir!

Makanya, kamu perlu kenalan dulu sama yang namanya bug biar nggak cuma bisa bilang aplikasinya error. Bug adalah salah satu istilah penting yang wajib kamu pahami kalau mau terjun ke dunia QA, coding, atau software development secara umum.

Kalau kamu penasaran kenapa aplikasi bisa tiba-tiba macet, fitur nggak jalan, atau tampilan nggak sesuai ekspektasi, kemungkinan besar bug biang keladinya. Makanya penting banget buat tahu jenis-jenis bug, penyebabnya, dan cara mengatasinya.

Di artikel ini, MinDi bakal kupas tuntas tentang bug biar kamu bisa lebih paham dan siap berkarier di bidang tech. Yuk lanjut baca sampai akhir!

Baca Juga: Rekomendasi Bootcamp Quality Assurance Terbaik Tahun 2025


Apa Itu Bug dalam Aplikasi?

Bug aplikasi adalah kesalahan atau cacat dalam kode program yang menyebabkan aplikasi tidak berjalan sebagaimana mestinya. 

Masalah ini bisa muncul dalam berbagai bentuk. Mulai dari fitur yang tidak berfungsi, tampilan yang kacau, hingga aplikasi yang crash secara tiba-tiba. 

Bug biasanya terjadi karena human error dalam proses coding, desain sistem yang kurang matang, atau kurangnya pengujian sebelum aplikasi dirilis. 

Dalam dunia QA, keberadaan bug harus dideteksi dan diperbaiki secepat mungkin agar user experience tetap optimal dan aplikasi bisa berfungsi dengan stabil.

Baca Juga: Panduan Memilih Bootcamp Quality Assurance Terbaik 2025


Jenis-Jenis Bug dalam Aplikasi

Sumber: Freepik

Bug dalam aplikasi punya banyak bentuk dan penyebab. Supaya kamu bisa lebih siap saat berkarier di bidang QA, yuk pahami satu per satu jenis bug yang paling sering muncul.


1. Syntax Error

Syntax error biasanya muncul karena aturan penulisan kode tidak diikuti secara tepat. Contohnya seperti salah ketik nama fungsi, kurang tanda kurung, atau keliru posisi titik koma.

Kesalahan ini langsung terdeteksi saat proses kompilasi atau saat aplikasi dicoba dijalankan. Jadi, syntax error umumnya paling gampang ditemukan dan diperbaiki.


2. Logical Error

Berbeda dari syntax error, logical error bikin aplikasi berjalan normal tapi hasilnya salah. Misalnya saat menghitung diskon, tapi rumus yang dipakai justru malah menaikkan harga.

Bug seperti ini seringnya tidak langsung kelihatan karena kode tidak menimbulkan error secara teknis. Makanya, butuh pengujian logika yang matang biar nggak kecolongan.


3. Concurrency Bug

Salah satu bentuk arti bug dalam aplikasi yang cukup rumit adalah concurrency bug. Hal ini terjadi ketika dua proses atau thread mengakses data secara bersamaan tanpa sistem pengaman.

Hasilnya bisa data rusak, fungsionalitas error, atau bahkan transaksi ganda kayak kasus overbooking. Supaya aman, biasanya digunakan sistem locking atau antrian pengolahan data.


4. Runtime Error

Selanjutnya, ada runtime error yang terjadi saat program sedang dijalankan dan menemukan kondisi yang tidak bisa kamu handle, kayak pembagian angka dengan nol. Bisa juga disebabkan karena referensi objek yang null atau file yang nggak ditemukan.

Runtime error biasanya langsung bikin aplikasi berhenti atau crash. Jadi penting banget buat QA menguji semua kemungkinan skenario sebelum produk dirilis.


5. Memory Leak

Kalau aplikasi terus-terusan makan memori tanpa dibersihkan, berarti kamu lagi berhadapan sama memory leak. Masalah ini bisa bikin performa aplikasi melambat, bahkan nge-hang.

Meskipun bahasa seperti Java atau Python sudah punya garbage collector, memory leak tetap bisa terjadi kalau kita nggak menutup stream atau melepaskan resource yang udah nggak dipakai.

Solusinya, pastikan semua proses yang pakai memori punya siklus hidup yang jelas dan selalu dibersihkan setelah dipakai.


6. Integration Bug

Terjadi ketika dua sistem atau komponen software nggak ngobrol dengan baik satu sama lain. Misalnya, struktur data dari REST API berubah tapi aplikasi frontend belum ikut menyesuaikan.

Hasilnya, fitur yang tadinya jalan malah error atau bahkan gagal dimuat. Jadi, setiap perubahan antar sistem harus disinkronkan dan diuji ulang supaya nggak menimbulkan bug tambahan.


7. Floating-Point Imprecision

Nah, arti bug dalam aplikasi juga bisa merujuk ke kesalahan perhitungan angka desimal karena keterbatasan representasi komputer.

Misalnya 0.1 + 0.2 hasilnya bukan 0.3, tapi 0.30000000000000004. Hal kecil ini bisa bikin hasil perhitungan menjadi tidak akurat dan bikin pengguna bingung.

Solusinya, pakai pendekatan pembulatan atau library khusus untuk angka desimal supaya hasil lebih presisi.


8. Compatibility Bug

Bug jenis ini muncul saat aplikasi nggak cocok dijalankan di lingkungan tertentu, misalnya sistem operasi atau versi browser berbeda. Contohnya fitur yang lancar di Windows 7 bisa aja error total di Windows 10 karena dukungan API-nya beda.

QA harus ngetes aplikasi di berbagai environment supaya semua pengguna bisa dapet pengalaman yang stabil dan konsisten.

Baca Juga: Contoh Bug Report: Arti, Elemen, dan Tips Menulis Efektif


Apa Saja Penyebab Bug dalam Aplikasi?

Bug bisa muncul dari berbagai faktor, bahkan dari hal-hal kecil yang sering disepelekan. Supaya kamu makin paham, yuk intip beberapa penyebab umum munculnya bug dalam aplikasi berikut:

  1. Programmer keliru menulis kode atau logikanya kurang tepat.
  2. Aplikasi terlalu kompleks sampai-sampai susah diuji dari semua sisi.
  3. Waktu testing terbatas, sehingga ada bagian yang kelewat dicek.
  4. Tim developer nggak saling update atau miss komunikasi.
  5. Spesifikasi aplikasi berubah tapi nggak didokumentasikan secara jelas.


5 Solusi Menghindari Bug dalam Aplikasi

Supaya aplikasi bebas dari bug yang bikin pusing, Warga Bimbingan bisa terapkan 5 solusi berikut. Yuk, simak sekarang!


1. Gunakan Teknik Code Review Secara Rutin

Melibatkan anggota tim lain untuk cek kode bisa bantu temukan kesalahan sejak awal. Selain itu, bisa menjadi wadah belajar bareng buat ningkatin kualitas coding.


2. Terapkan Prinsip Pengembangan Berbasis Pengujian (TDD)

Menulis tes sebelum mulai coding bantu kamu fokus ke fungsionalitas inti. Jadi, potensi bug bisa ditekan sebelum kode tumbuh makin kompleks.


3. Pisahkan Modul Berdasarkan Tanggung Jawabnya (Modularisasi)

Membagi kode menjadi bagian-bagian kecil bikin proses debug lebih gampang. Kamu juga bisa lebih mudah mengetes tiap modul secara individual.


4. Selalu Perbarui Dokumentasi Teknis

Dokumentasi yang up-to-date bikin semua tim punya panduan jelas tentang alur kerja dan spesifikasi. Hal ini juga meminimalisir miskomunikasi yang berujung bug.


5. Lakukan Uji Coba Di Berbagai Environment dan Perangkat

Simulasi kondisi dunia nyata bantu kamu deteksi bug yang muncul karena faktor eksternal. Terutama buat aplikasi yang dipakai lintas platform atau sistem operasi.

Baca Juga: 7 Contoh Quality Assurance Lengkap dengan Studi Kasus


Mulai Karier Quality Assurance Sekarang!

Udah makin paham arti bug dalam aplikasi dan pengaruhnya ke kualitas produk? Sekarang saatnya Warga Bimbingan upgrade skill menjadi QA yang dicari banyak perusahaan!

Gabung ke Bootcamp Quality Assurance Dibimbing bareng mentor berpengalaman, belajar dari silabus paling lengkap, praktik nyata buat portofolio, gratis mengulang kelas, dan pastinya ada 840+ hiring partner siap bantu penyaluran kerja!

Kamu punya pertanyaan, “Butuh latar belakang IT nggak buat ikut Bootcamp QA? atau Nanti dapet sertifikat dan dibantu penyaluran kerja juga gak?” Tenang, kamu bisa konsultasi gratis langsung ke tim Dibimbing lewat WhatsApp. Yuk, mulai perjalanan kariermu sekarang bereng Dibimbing yang pasti #BimbingSampeJadi!

Share

Author Image

Farijihan Putri

Farijihan is a passionate Content Writer with 3 years of experience in crafting compelling content, optimizing for SEO, and developing creative strategies for various brands and industries.

Hi!👋
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!