Soft Selling: Definisi, Kelebihan, Contoh, & Cara Melakukannya
Farijihan Putri
•
19 November 2024
•
91
Warga Bimbingan pengen jualan laris manis tapi biar nggak terkesan memaksa konsumen buat beli? Nah, ini saatnya kamu kenalan sama soft selling yaitu teknik jualan yang lebih santai, ramah, tapi tetap jitu buat bikin orang tertarik.
Soft selling itu ibarat ngajak calon pembeli ngobrol santai sambil kasih solusi tanpa terlalu kelihatan “jualan banget”. Gaya ini bikin konsumen merasa nyaman dan lebih percaya sama produkmu. Jadi, mereka nggak cuma beli, tapi juga balik lagi!
Di artikel ini, MinDi bakal bongkar apa itu soft selling, kelebihannya, contoh nyata, dan cara jitu buat mulai mempraktikkannya. Yuk, simak sampai habis biar bisnismu makin cuan!
Apa itu Soft Selling?
Soft selling adalah teknik pemasaran yang fokus pada pendekatan halus dan persuasif tanpa terkesan memaksa.
Alih-alih langsung bilang “Beli sekarang juga!”, soft selling lebih memilih cara seperti memberikan informasi, menjelaskan manfaat produk, atau membangun hubungan baik dengan konsumen.
Contohnya, kamu menawarkan produk skincare sambil menjelaskan cara kerjanya dan manfaatnya untuk jenis kulit tertentu, sehingga konsumen merasa yakin tanpa perlu tekanan.
Teknik ini efektif karena membuat konsumen nyaman, percaya, dan merasa bahwa keputusan membeli benar-benar datang dari mereka sendiri. Jadi, jualan laris tanpa drama!
Kelebihan Soft Selling
​​Soft selling itu bukan cuma teknik jualan, tapi juga cara buat bikin konsumen jatuh hati tanpa sadar. Yuk, cek kelebihannya yang bikin teknik ini jadi andalan!
1. Membangun Hubungan yang Lebih Baik dengan Konsumen
Bayangin kalau kamu ngobrol santai dengan konsumen, nggak maksa-maksa, tapi tetap informatif.
Mereka bakal merasa lebih nyaman dan percaya sama kamu. Alhasil, mereka nggak cuma jadi pelanggan, tapi juga teman bisnis jangka panjang!
2. Meningkatkan Kepercayaan Konsumen
Konsumen nggak suka kalau dipaksa beli, kan? Dengan soft selling, mereka merasa nggak ditekan, malah menjadi lebih yakin sama produkmu. Trust ini yang bikin mereka datang lagi dan lagi!
3. Cocok untuk Produk dengan Siklus Pembelian Panjang
Jualan properti atau jasa mahal? Konsumen pasti butuh waktu mikir. Soft selling ngasih mereka ruang untuk mempertimbangkan tanpa merasa dikejar-kejar. Jadi keputusan mereka terasa lebih mantap.
4. Mengurangi Risiko Penolakan Langsung
Kamu tahu kan, kalau langsung nawarin sesuatu secara agresif, konsumen cenderung langsung nolak? Nah, soft selling bikin mereka lebih terbuka buat dengerin tawaranmu. Nah, kondisi membuat peluang closing lebih besar.
5. Cocok untuk Semua Jenis Bisnis
Mau jualan produk skincare, jasa digital marketing, atau bahkan properti? Soft selling fleksibel banget. Kamu tinggal sesuaikan pendekatan dengan audiensmu. Tentunya, ini bikin jualan lebih nyaman dan efektif.
Baca Juga: Direct Selling: Definisi, Manfaat, Jenis, hingga Tipsnya
Perbedaan Soft Selling dan Hard Selling
Sumber: Freepik
Soft selling dan hard selling itu dua gaya pendekatan jualan yang berbeda. Soft selling adalah pendekatan santai yang lebih fokus membangun hubungan dan memberikan informasi secara halus, tanpa tekanan.
Contohnya, kamu menjelaskan manfaat produk skincare sambil memberikan tips perawatan kulit.
Sedangkan hard selling lebih langsung dan agresif, seperti berkata, "Diskon hari ini saja, beli sekarang atau rugi!" Teknik ini cocok untuk penawaran yang bersifat mendesak.
Intinya, soft selling lebih nyaman untuk membangun kepercayaan jangka panjang, sedangkan hard selling efektif untuk keputusan cepat. Mana yang cocok? Semua tergantung kebutuhan bisnismu!
Contoh Soft Selling
Warga Bimbingan udah tau nih kelebihan dari soft selling, biar makin paham coba perhatikan dua contoh yang udah MinDi siapin. Yuk, simak!
1. Konten di Media Sosial
Ya, testimoni ini adalah salah satu contoh soft selling yang efektif. Alih-alih langsung menjual program bootcamp, postingan ini berbagi cerita inspiratif dari alumni yang berhasil mengubah kariernya.
Dengan menunjukkan keberhasilan nyata peserta sebelumnya, orang lain yang melihatnya akan merasa termotivasi dan penasaran, "Kalau dia bisa, kenapa aku nggak?"
Pendekatan ini mengedepankan bukti dan emosi tanpa terlihat "jualan banget," sehingga membuat calon peserta tertarik secara alami untuk mencari tahu lebih lanjut. Strategi yang halus, tapi powerful!
2. Blog dibimbing.id
Blog di dibimbing.id adalah contoh soft selling yang cerdas dan efektif. Alih-alih langsung menawarkan produk atau layanan, blog ini memberikan konten informatif dan edukatif, seperti tips, panduan, dan pengetahuan seputar digital marketing, data science, hingga web development.
Dengan cara ini, pengunjung mendapatkan manfaat nyata tanpa merasa sedang “dijualin” sesuatu.
Pelan-pelan, pembaca akan merasa percaya dan tertarik untuk menggali lebih dalam, termasuk mencoba layanan bootcamp atau program lain yang ditawarkan.
Nah, ini strategi halus yang bikin kamu belajar sambil tanpa sadar tertarik dengan solusi yang disediakan. Pintar, kan?
Baca Juga: Upselling Adalah: Definisi, Manfaat, Strategi, dan Contohnya
Bagaimana Cara Melakukan Soft Selling?
Soft selling adalah strategi untuk membangun hubungan dan kepercayaan konsumen. Warga Bimbingan bisa menyimak 5 cara efektif untuk melakukannya di bawah ini!
1. Pahami Kebutuhan Konsumen
Mulailah dengan mendengarkan apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Jangan buru-buru menawarkan produk, tunjukkan kamu peduli dengan masalah mereka.
Dengan memahami kebutuhan mereka, kamu bisa menawarkan solusi yang relevan tanpa terkesan memaksa.
2. Berikan Edukasi tentang Produk atau Layananmu
Alih-alih hanya menjual, fokuslah pada memberikan informasi yang berguna.
Contohnya, jika kamu menjual skincare, berikan edukasi tentang kandungan aktif dan cara penggunaannya. Pendekatan ini membantu konsumen memahami manfaat produk tanpa merasa seperti sedang dipaksa membeli.
3. Bangun Koneksi secara Emosional
Gunakan storytelling untuk menciptakan hubungan emosional dengan audiens.
Ceritakan bagaimana produk atau layananmu bisa membantu kehidupan sehari-hari. Ketika mereka merasa terhubung, keputusan membeli akan datang secara alami.
4. Gunakan Bahasa yang Santai dan Ramah
Hindari nada yang terlalu formal atau kaku. Gunakan bahasa yang santai dan bersahabat, seperti sedang berbicara dengan teman.
Konsumen lebih nyaman dengan pendekatan ini dan merasa lebih terhubung dengan brand-mu.
5. Tawarkan Solusi, Bukan Sekadar Produk
Jangan hanya fokus pada produkmu, tapi tunjukkan bagaimana produk tersebut bisa menjadi solusi untuk masalah konsumen.
Contohnya, daripada berkata “Beli vacuum cleaner ini,” kamu bisa bilang, “Dengan vacuum ini, bersih-bersih jadi lebih cepat dan hemat energi.”
Baca Juga: Apa Itu Selling Skill? Pengertian, Manfaat, hingga Teknik
Yuk, Coba Soft Selling sebagai Strategi Marketing!
Soft selling adalah cara cerdas untuk menjual tanpa membuat konsumen merasa tertekan. Melalui pendekatan yang lebih ramah dan solutif, kamu bisa meningkatkan penjualan dan membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Sudah siap mencoba strategi ini untuk bisnismu?
Kalau kamu ingin belajar lebih dalam soal strategi marketing dan pengembangan bisnis, yuk gabung di Bootcamp Full-Stack Business Development dibimbing.id!
Warga Bimbingan siap-siap deh belajar bareng mentor berpengalaman dengan silabus terlengkap, praktek nyata untuk membangun portofolio, dan gratis mengulang kelas. Plus, ada 90% alumni berhasil mendapatkan pekerjaan berkat jaringan 700+ hiring partner.
Kalau ada pertanyaan seperti, "Mulai dari mana ya?" atau "Soft selling cocok nggak buat produkku?" Konsultasi gratis di sini. dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi sukses!
Referensi
Tags