Rumus NPV: Cara Menghitung, Contoh, & Istilah Pentingnya
Farijihan Putri
•
13 May 2024
•
58602
Warga Bimbingan, pernah dengar tentang NPV? Jangan panik dulu kalau terdengar kayak istilah yang ribet, Net Present Value (NPV) salah satu cara paling praktis buat menghitung nilai sekarang dari aliran kas masa depan.
Kalau pakai rumus NPV, kamu bisa tahu nih, investasi yang mau kamu ambil itu cuan nggak sih? Nah, biar kamu nggak bingung dan bisa langsung ngerti cara hitung NPV, yuk lanjut baca artikel ini!
Di sini, MinDi bakal bahas cara menghitung NPV dengan contoh yang mudah dipahami plus istilah-istilah penting yang harus kamu tahu.
Apa Itu NPV?
Net Present Value (NPV) adalah metode yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari aliran kas masa depan yang dihasilkan oleh sebuah investasi atau proyek.
Dengan NPV, kamu bisa menentukan apakah suatu investasi menguntungkan atau tidak. Caranya, dengan membandingkan jumlah uang yang akan kamu dapatkan di masa depan dengan nilai uang saat ini.
Jika NPV positif, berarti investasi tersebut diperkirakan akan menguntungkan. Sedangkan NPV negatif, menunjukkan adanya potensi kerugian.
Intinya, NPV membantu kamu menilai apakah investasi layak kamu ambil atau tidak.
Rumus NPV
Rumus NPV cukup sederhana lho, Warga Bimbingan. Berikut rumusnya:
Kalau pakai rumus ini, kamu bisa menghitung NPV dengan menjumlahkan nilai sekarang dari setiap aliran kas di masa depan, lalu dikurangi dengan investasi awal.
Cara Menghitung NPV
Sebelum kamu mulai menghitung NPV, penting banget buat memahami konsep aliran kas (cash flow) dan bagaimana nilai uang bisa berubah seiring waktu.
Intinya, menghitung NPV akan membantumu melihat apakah suatu investasi bakal menghasilkan keuntungan di masa depan atau malah bikin rugi.
Nah, berikut ini dua cara yang bisa kamu gunakan buat menghitung NPV, baik secara manual maupun pakai spreadsheet atau Excel.
1. Cara Menghitung NPV Manual
Untuk menghitung NPV secara manual, kamu bisa menggunakan rumus yang udah MinDi bahas sebelumnya.
Mulailah dengan menentukan aliran kas yang akan diterima tiap tahun dan tingkat diskonto yang digunakan.
Setelah itu, diskon aliran kas masa depan menggunakan tingkat diskonto tersebut dan tambahkan semua hasilnya. Terakhir, kurangi totalnya dengan investasi awal.
2. Cara Menghitung NPV dengan Spreadsheet atau Excel
Warga Bimbingan nggak mau repot menghitung manual? Tenang aja, kamu bisa pakai Excel atau spreadsheet.
Dengan beberapa rumus otomatis, kamu bisa hitung NPV lebih cepat dan akurat.
Simak contoh menghitung NPV pakai Spreadsheet dengan data sesuai yang tertera sebagai berikut.
Begini hasilnya setelah menggunakan rumus NPV.
Contoh Menghitung Net Present Value (NPV) 1
Misalkan kamu ingin menghitung NPV dalam proyek dengan periode 3 tahun dan tingkat diskonto sebesar 10% per tahun. Dengan investasi awal Rp. 1.000.000.000 dan arus kas sebanyak Rp. 200.000.000 di tahun pertama, Rp. 300.000.000 di tahun berikutnya, dan Rp. 400.000.000 di tahun terakhir.
Kamu harus mengidentifikasi dan menghitung arus kas bersih (cash flow) dulu untuk setiap tahunnya, dan kamu memperoleh data sebagai berikut:
Investasi Awal = Rp. 1.000.000.000
Tahun 1: Cash Flow = Rp. 200.000.000
Tahun 2: Cash Flow = Rp. 300.000.000
Tahun 3: Cash Flow = Rp. 400.000.000
Karena sumber arus kas (cash flow) banyak, yang dilakukan terlebih dahulu adalah menghitung present value (PV) dari setiap arus kas (cash flow). Substitusikan nilai cash flow dan discount rate yang relevan ke dalam rumus dan hitung present value (PV) untuk setiap tahun. Jadi seperti ini:
PV Tahun 1 = Rp. 200.000.000 / (1 + 0,10)^1 = Rp. 181.818.182
PV Tahun 2 = Rp. 300.000.000 / (1 + 0,10)^2 = Rp. 385.694.608
PV Tahun 3 = Rp. 400.000.000 / (1 + 0,10)^3 = Rp. 629.836.657
Kemudian jumlahkan semua present value dan kurangkan dengan investasi awal:
NPV = (Rp. 181.818.182 + Rp. 385.694.608 + Rp. 629.836.657) – Rp. 1.000.000.000 = Rp. 197.349.447
Contoh Menghitung Net Present Value (NPV) 2
Misalkan kamu ingin menghitung NPV dalam proyek dengan periode 3 tahun dan tingkat diskonto sebesar 10% per tahun.
Dengan investasi awal Rp. 1.000.000.000 dan arus kas sebanyak Rp. 200.000.000 di tahun pertama, Rp. 300.000.000 di tahun berikutnya, dan Rp. 400.000.000 di tahun terakhir.
Kamu harus mengidentifikasi dan menghitung arus kas bersih (cash flow) dulu untuk setiap tahunnya, dan kamu memperoleh data sebagai berikut:
Investasi Awal = Rp. 1.000.000.000
Tahun 1: Cash Flow = Rp. 200.000.000
Tahun 2: Cash Flow = Rp. 300.000.000
Tahun 3: Cash Flow = Rp. 400.000.000
Karena sumber arus kas (cash flow) banyak, yang dilakukan terlebih dahulu adalah menghitung present value (PV) dari setiap arus kas (cash flow).
Substitusikan nilai cash flow dan discount rate yang relevan ke dalam rumus dan hitung present value (PV) untuk setiap tahun. Jadi seperti ini:
PV Tahun 1 = Rp. 200.000.000 / (1 + 0,10)^1 = Rp. 181.818.182
PV Tahun 2 = Rp. 300.000.000 / (1 + 0,10)^2 = Rp. 385.694.608
PV Tahun 3 = Rp. 400.000.000 / (1 + 0,10)^3 = Rp. 629.836.657
Kemudian jumlahkan semua present value dan kurangkan dengan investasi awal:
NPV = (Rp. 181.818.182 + Rp. 385.694.608 + Rp. 629.836.657) – Rp. 1.000.000.000 = Rp. 197.349.447
Dalam contoh ini, NPV positif menunjukkan bahwa investasi menghasilkan nilai lebih dari tingkat diskonto yang digunakan.
Perhatikan bahwa dalam contoh ini menggunakan tingkat diskonto 10% dan mata uang Rupiah. Kamu bisa menyesuaikan tingkat diskonto dan mata uang sesuai dengan kebutuhan dan konteks spesifik kamu.
Dalam contoh ini, NPV positif menunjukkan bahwa investasi menghasilkan nilai lebih dari tingkat diskonto yang digunakan. Perhatikan bahwa dalam contoh ini menggunakan tingkat diskonto 10% dan mata uang Rupiah.
Kamu bisa menyesuaikan tingkat diskonto dan mata uang sesuai dengan kebutuhan dan konteks spesifik kamu.
Contoh Menghitung Net Present Value (NPV) 3
Sekarang Anda sudah tahu cara menghitung Net Present Value secara manual dan menggunakan Microsoft Excel atau Spreadsheet, saatnya untuk menerapkannya dengan contoh ini:
Investor A berencana melakukan diversifikasi portofolio dengan investasi awal sebesar Rp250 juta. Dengan tingkat return sebesar 10%, diproyeksikan keuntungan tahunan sebesar Rp400 juta.
Hasil perhitungan yang dihasilkan dengan menggunakan rumus NPV yang sudah disebutkan di atas adalah sebagai berikut:
NPV = (Perkiraan Nilai Arus Kas / (1 + i)t) – Jumlah Investasi Awal
= (Rp400.000.0000 / (1 + 0,1)1) – Rp250.000.000
= Rp113.636.363
Manfaat NPV
Sumber: Freepik
Sebelum kamu mempertimbangkan investasi atau proyek besar, pasti ada baiknya tahu manfaat dari menggunakan NPV sebagai alat analisis.
NPV bukan hanya sekedar angka, tapi punya banyak kegunaan yang bisa membantu kamu mengambil keputusan lebih bijak dan menghindari risiko yang nggak diinginkan.
Yuk, kita bahas manfaat NPV yang bikin alat ini jadi favorit para investor!
1. Memperhitungkan Waktu Nilai Uang
NPV sangat berguna karena menghitung nilai waktu uang, artinya uang yang kamu miliki sekarang lebih berharga daripada uang yang akan kamu terima di masa depan.
Dengan NPV, kamu bisa melihat seberapa besar pengembalian investasi di masa depan jika dibandingkan dengan nilainya saat ini.
Nah, ini juga membantu kamu mempertimbangkan opportunity cost dari dana yang diinvestasikan, atau apa yang mungkin hilang karena memilih satu investasi dibandingkan yang lain.
Jadi, NPV bukan cuma prediksi keuntungan, tapi juga kalkulasi risiko dari investasi yang mungkin nggak terlihat di awal. Dengan kata lain, kamu jadi bisa lebih realistis melihat keuntungan yang akan datang.
2. Menghindari Risiko
Salah satu hal terbaik tentang NPV adalah kemampuannya untuk menghindari risiko yang tidak terduga.
Karena NPV memperhitungkan semua aliran kas di masa depan dan menghitung nilai sekarangnya, kamu jadi bisa melihat apakah ada potensi kerugian yang tersembunyi.
Ini membuat kamu lebih siap dalam mengambil keputusan, apalagi dalam investasi yang mungkin terlihat menguntungkan di permukaan.
Dengan cara ini, NPV membantu kamu mengurangi ketidakpastian dan mengambil langkah yang lebih masuk akal. Jadi, nggak ada lagi tuh cerita salah langkah dalam investasi!
3. Membandingkan Investasi
Seringkali investor punya beberapa pilihan investasi yang terlihat menggiurkan. Nah, disinilah NPV bisa membantu kamu untuk membandingkan antara beberapa opsi.
Dengan menghitung NPV dari setiap investasi, kamu bisa melihat mana yang memberikan nilai sekarang tertinggi dari aliran kas yang diharapkan.
Cara ini membantu kamu memilih investasi yang paling menguntungkan secara objektif. NPV ini kayak alat bantu yang mempermudah membuat keputusan yang logis tanpa kebingungan antara berbagai pilihan investasi.
4. Mengukur Keberhasilan Investasi
NPV juga bisa jadi alat yang powerful untuk mengukur keberhasilan investasi dalam jangka waktu tertentu.
Setelah kamu menghitung nilai sekarang dari semua aliran kas di masa depan, kamu bisa melihat apakah investasi yang dilakukan memberikan pengembalian sesuai harapan.
Kalau NPV positif, berarti investasi tersebut sukses dan menghasilkan keuntungan. Ini bikin kamu bisa lebih yakin bahwa investasi yang dilakukan membuahkan hasil yang diinginkan.
Baca Juga: Business Model Canvas (BMC) : Definisi, Free Template, & Elemennya!
Istilah-Istilah NPV
Sebelum Warga Bimbingan menghitung NPV dengan tepat, ada beberapa istilah yang harus kamu pahami dulu.
Istilah-istilah ini sering muncul dan penting dalam perhitungan NPV supaya hasilnya akurat. Yuk, kita bahas satu per satu istilah kunci dalam NPV dengan bahasa yang lebih interaktif!
1. Arus Kas Bersih (Cash Flow)
Cash Flow merupakan selisih antara arus kas masuk (Cash Inflow) dan arus kas keluar (Cash Outflow) dari sebuah proyek atau investasi pada setiap periode waktu.
Jadi, kamu bakal melihat berapa uang yang masuk dan keluar selama investasi berlangsung.
2. Tingkat Diskonto (Discount Rate)
Tingkat pengembalian yang diharapkan atau bunga yang relevan yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari aliran kas di masa depan.
Intinya, tingkat diskonto ini penting untuk melihat berapa nilai uang di masa depan kalau dihitung hari ini.
3. Periode Waktu (Time Period)
Interval waktu di mana arus kas bersih terjadi. Dalam perhitungan NPV, setiap periode diberi urutan mulai dari 0 (investasi awal) hingga n (akhir proyek). Jadi, kamu bisa tahu kapan aliran kas itu masuk atau keluar.
4. Nilai Sekarang (Present Value)
Nilai uang di masa depan yang dihitung pada saat ini menggunakan tingkat diskonto.
Nah, ini membantu kamu melihat seberapa besar nilai aliran kas di masa depan jika dihitung berdasarkan nilai uang sekarang.
5. Investasi Awal (Initial Investment)
Jumlah uang yang dikeluarkan di periode 0 sebagai modal awal untuk proyek atau investasi. Nah, ini adalah pengeluaran pertama yang kamu hitung sebelum mendapatkan arus kas di periode selanjutnya.
6. NPV (Net Present Value)
Selisih antara total nilai sekarang dari arus kas bersih dan investasi awal. Kalau hasilnya positif, berarti proyek tersebut menguntungkan. Kalau negatif, berarti investasi tersebut bisa merugikan.
Kelebihan dan Kekurangan NPV
Sumber: Freepik
Sebelum kamu memutuskan untuk menggunakan NPV sebagai metode analisis investasi, ada baiknya kamu tahu kelebihan dan kekurangannya.
Meskipun NPV sangat populer, seperti halnya metode lainnya, NPV juga punya sisi kuat dan sisi lemah yang perlu dipertimbangkan agar kamu bisa membuat keputusan investasi yang lebih bijak. Yuk, kita bahas lebih detail!
Kelebihan Menggunakan NPV
Berikut adalah beberapa keuntungan dari menggunakan perhitungan NPV:
- Objektivitas Tinggi: NPV didasarkan pada data numerik, sehingga bisa mengurangi bias subjektif yang muncul saat menilai sebuah investasi. Semua keputusan akan berlandaskan pada angka nyata.
- Mengenali Nilai Waktu Uang: NPV memperhitungkan nilai uang di masa depan dan menghitungnya dalam bentuk nilai sekarang.
- Membandingkan Berbagai Proyek: Dengan NPV, kamu bisa dengan mudah membandingkan berbagai proyek, bahkan jika proyek-proyek tersebut memiliki durasi atau skala yang berbeda. NPV membantu memilih proyek mana yang menawarkan nilai terbaik.
- Fokus pada Arus Kas: NPV berfokus pada arus kas yang nyata dan memberikan gambaran realistis mengenai keuntungan finansial yang bisa diperoleh dari proyek. Ini memudahkan untuk mengevaluasi apakah proyek tersebut layak diambil.
Kekurangan Menggunakan NPV
Sementara itu, kekurangan perhitungan NPV mencakup beberapa hal, yakni:
- Tergantung pada Estimasi Arus Kas: Keakuratan NPV sangat bergantung pada ketepatan estimasi arus kas masa depan. Jika estimasi salah, hasil NPV juga bisa melenceng jauh dari kenyataan.
- Sensitif terhadap Tingkat Diskonto: Perubahan kecil pada tingkat diskonto dapat memiliki dampak besar pada nilai NPV. Artinya, sedikit kesalahan dalam memilih tingkat diskonto bisa menyebabkan perhitungan NPV jadi tidak akurat.
- Tidak Mengukur Risiko: NPV tidak secara eksplisit memperhitungkan risiko yang terkait dengan arus kas. Meskipun NPV positif, proyek tetap bisa berisiko jika faktor risiko tidak diperhitungkan dengan baik.
- Kesulitan dalam Menghitung untuk Proyek Besar atau Kompleks: Menghitung NPV untuk proyek besar dengan banyak variabel sering sulit dan membutuhkan lebih banyak asumsi.
Baca Juga: Yuk Pahami Bagaimana Pengukuran ROI Media Sosial!
Sudah Bisa Menghitung Sendiri Pakai Rumus NPV?
Sekarang, Warga Bimbingan sudah paham cara menghitung NPV, dan ini nggak cuma berguna buat investasi keuangan, tapi juga bisa diaplikasikan dalam digital marketing.
Dengan NPV, kamu bisa menilai apakah kampanye marketing yang kamu jalankan menghasilkan keuntungan jangka panjang.
Kalau kamu mau belajar lebih dalam soal digital marketing, yuk ikut Bootcamp Digital Marketing di dibimbing.id!
Mentor berpengalaman, silabus terlengkap, praktek nyata buat portfolio, dan gratis mengulang kelas. Sudah ada 95% alumni dapat kerja dan 700+ hiring partner yang siap bantu penyaluran kerja.
Kalau ada pertanyaan, jangan ragu konsultasi gratis di sini. Dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi!
Referensi
Tags