Net Present Value (NPV): Definisi, Rumus & Cara Menghitungnya
Hudita A. R. Lubis
•
13 May 2024
•
30422
Dalam pengambilan keputusan bisnis, penting bagi perusahaan untuk secara objektif mengevaluasi proyek-proyek potensial sebelum melakukan investasi. Salah satu metode yang umum digunakan untuk mengukur potensi keuntungan dari suatu proyek adalah Net Present Value (NPV).
Di lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan harus memilih proyek atau investasi yang paling menguntungkan dan memberikan pengembalian yang tinggi. Net Present Value (NPV) membantu menghitung nilai saat ini dari aliran kas yang diharapkan dari proyek.
Masih bingung ya? Gimana sih cara menghitung Net Present Value (NPV) yang baik? Sini, MinDi ajarin pakai cara yang paling mudah.
Apa itu Net Present Value (NPV)?
Dilansir dari Investopedia Istilah NPV (Net Present Value) adalah “Nilai Sekarang Bersih” dalam Bahasa Indonesia. Perhitungan NPV merupakan salah satu metode yang digunakan dalam analisis keuangan (seperti pengukuran keuntungan atau kerugian finansial) untuk mengevaluasi proyek investasi atau keputusan bisnis berdasarkan arus kas yang diharapkan.
NPV menghitung selisih antara nilai sekarang dari arus kas masuk dengan nilai sekarang dari arus kas keluar selama periode investasi. NPV juga digunakan untuk menentukan nilai sekarang dari arus kas masa depan dengan mempertimbangkan tingkat diskon yang diharapkan.
Jika NPV positif, itu menunjukkan bahwa proyek atau investasi menghasilkan keuntungan yang melebihi tingkat diskonto yang digunakan. Jika NPV negatif, itu menunjukkan bahwa proyek atau investasi menghasilkan kerugian atau menghasilkan keuntungan di bawah tingkat diskonto yang digunakan.
Baca juga: 6 Komponen Dasar dan Contoh Product Requirement Document
Alasan Menghitung NPV Itu Penting
Menghitung Net Present Value (NPV) sangat penting bagi perusahaan karena memiliki dampak yang signifikan dalam pengambilan keputusan investasi jangka panjang. NPV memberikan indikasi langsung tentang profitabilitas suatu investasi. Dengan menghitung NPV, perusahaan dapat memperkirakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan dari investasi dan membandingkannya dengan biaya awal.
NPV memungkinkan perusahaan untuk membandingkan dan memprioritaskan berbagai proyek berdasarkan nilai sekarang yang dihasilkan. Dengan demikian, perusahaan dapat menghindari pengeluaran yang gak menguntungkan dan mengalokasikan sumber daya mereka secara efisien untuk proyek yang memberikan nilai tambah terbesar.
Secara keseluruhan, menghitung NPV adalah penting bagi perusahaan karena membantu dalam mengevaluasi profitabilitas, memilih investasi yang menguntungkan, dan mengalokasikan sumber daya dengan bijak. Dengan memanfaatkan konsep NPV, perusahaan dapat membuat keputusan investasi yang lebih informasional dan strategis, mengoptimalkan penggunaan sumber daya mereka, dan meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang.
Baca juga: Cara Membuat Business Model Canvas (BMC) dengan 9 Elemen BMC
Nah, sebelum mengetahui cara menghitung NPV, kamu harus pahami dulu istilah-istilah yang dipakai dalam perhitungan NPV, sehingga kamu gak bingung saat mulai menghitung NPV.
Manfaat Net Present Value
Net Present Value (NPV) memiliki beberapa manfaat dalam analisis investasi, di antaranya:
Memperhitungkan waktu nilai uang
Nilai waktu uang, atau fakta bahwa uang saat ini lebih berharga daripada uang di masa depan, dihitung oleh NPV.
Ini menunjukkan tingkat pengembalian yang diharapkan dari investasi dan memungkinkan investor untuk memperhitungkan biaya kesempatan dari dana yang diinvestasikan.
Menghindari risiko
Dengan mempertimbangkan semua arus kas yang diharapkan di masa depan dan kemudian menghitung nilai sekarangnya, nilai sekarangnya membantu investor menghindari risiko yang tidak terduga dalam investasi.
Dengan demikian, investor dapat membuat keputusan yang lebih akurat dan masuk akal.
Membandingkan investasi
Investor juga dapat menggunakan NPV untuk membandingkan investasi yang berbeda.
Investor dapat memilih investasi yang memberikan nilai sekarang tertinggi dari arus kas yang diharapkan dengan menghitung nilai sekarang total untuk setiap investasi yang dipertimbangkan.
Mengukur keberhasilan investasi
Keberhasilan investasi dalam jangka waktu tertentu dapat dihitung dengan menggunakan nilai sekarang total.
Istilah-istilah dalam Perhitungan NPV
Dalam menghitung Net Present Value (NPV), terdapat beberapa istilah yang sering digunakan seperti dijelaskan dalam Investopedia. Berikut adalah beberapa istilah yang umum dalam perhitungan NPV:
Arus Kas Bersih (Cash Flow) merupakan selisih antara arus kas masuk (Cash Inflow) dan arus kas keluar (Cash Outflow) dari suatu proyek atau investasi pada setiap periode waktu.
Tingkat Diskonto (Discount Rate) merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan atau tingkat bunga yang relevan yang digunakan untuk menilai nilai sekarang dari arus kas di masa depan.
Periode Waktu (Time Period) merupakan interval waktu di mana arus kas bersih terjadi. Dalam perhitungan NPV, setiap periode diberi nomor urut mulai dari 0 hingga n, di mana n adalah periode akhir proyek atau investasi.
Nilai Sekarang (Present Value) merupakan nilai uang di masa depan yang dinilai pada saat ini dengan menggunakan tingkat diskonto yang relevan.
Investasi Awal (Initial Investment) merupakan jumlah uang yang dikeluarkan pada periode 0 sebagai investasi awal dalam proyek atau investasi.
NPV (Net Present Value) merupakan selisih antara total nilai sekarang dari arus kas bersih dan investasi awal.
Pengertian dan penggunaan istilah-istilah di atas penting dalam menghitung NPV dan membantu dalam evaluasi keuangan proyek atau investasi.
Baca juga: Value Proposition (VP): Definisi, Tujuan, Komponen, dan Contohnya
Kelebihan dan Kekurangan Menghitung NPV
Menggunakan Net Present Value (NPV) untuk mengevaluasi proyek atau investasi membawa sejumlah keuntungan dan kekurangan. Berikut adalah beberapa keuntungan dan kekurangannya:
Keuntungan Menggunakan NPV
Berikut adalah beberapa keuntungan dari menggunakan perhitungan NPV:
Objektivitas Tinggi: Berdasarkan data numerik NPV bisa mengurangi bias subjektif.
Mengakui Nilai Waktu Uang: Mengkalkulasi nilai sekarang dari uang masa depan.
Membandingkan Berbagai Proyek: Memudahkan perbandingan proyek dengan durasi atau skala yang berbeda.
Fokus pada Arus Kas: Memberikan gambaran realistis keuntungan finansial proyek.
Kekurangan Menggunakan NPV:
Sementara itu, kekurangan perhitungan NPV mencakup beberapa hal yakni:
Tergantung pada Estimasi Arus Kas: Akurasi NPV bergantung pada ketepatan estimasi arus kas masa depan.
Sensitif terhadap Tingkat Diskonto: Perubahan kecil pada tingkat diskonto dapat berpengaruh besar pada nilai NPV.
Tidak Mengukur Risiko: NPV tidak secara eksplisit memperhitungkan risiko yang terkait dengan arus kas.
Kesulitan dalam Menghitung untuk Proyek Besar atau Kompleks: Lebih sulit untuk menghitung dengan akurat untuk proyek yang memiliki banyak variabel.
Cara Menghitung NPV dengan Excel
Rumus dan cara menghitung Net Present Value (NPV) adalah sebagai berikut:
Menghitung NPV menggunakan excel bisa dilakukan dengan cukup mudah karena fungsi bawaan dari software ini. Berikut adalah langkah-langkahnya:
1. Siapkan Data
Pertama, siapkan dulu data arus kas dalam lembar kerja Excel. Data yang diperlukan antara lain:
Biaya investasi awal.
Serangkaian arus kas masuk yang diharapkan selama periode investasi.
2.Gunakan Fungsi NPV
Berikut adalah sintaks fungsi NPV yang bisa kamu gunakan:
rate adalah tingkat diskonto per periode.
value1, value2, ... adalah arus kas yang terjadi pada akhir setiap periode.
3. Tambahkan Biaya Investasi Awal
Fungsi NPV hanya menghitung nilai saat ini dari arus kas masa depan dan tidak memasukkan biaya investasi awal. Oleh karena itu, kamu harus mengurangi biaya investasi awal dari hasil fungsi NPV secara manual untuk mendapatkan NPV sebenarnya.
Contoh Penggunaan
Misalkan kamu memiliki investasi dengan biaya awal Rp100 juta dan mengharapkan pengembalian Rp30 juta per tahun selama 5 tahun dengan tingkat diskonto 10%. Kamu bisa memasukkan data ini ke dalam Excel dan menggunakan fungsi NPV seperti ini:
Berikut tampilan hasilnya di excel:
Rumus dan Cara Menghitung Net Present Value (NPV)
Rumus dan cara menghitung Net Present Value (NPV) adalah sebagai berikut:
Identifikasi arus kas bersih (cash flow) yang diharapkan dari suatu proyek atau investasi selama periode waktu tertentu. Dengan rumus:
CF = Arus Kas Masuk – Arus Kas Keluar
Lakukan perhitungan CF pada setiap periode. Baru kemudian kamu daftar hasil CF tiap periodenya.
Tentukan tingkat diskonto (discount rate) yang akan digunakan dalam perhitungan NPV.
Gunakan rumus untuk menghitung NPV. Jika proyek memiliki banyak arus kas, hitunglah PV pada tiap periode dengan rumus:
PV = CF / (1 + r)^n
Keterangan:
CF = arus kas bersih
r = tingkat diskonto
n = periode waktu
Kemudian jumlahkan semua PV tiap periode dan dikurangi investasi awal dan jadilah NPV, seperti rumus berikut:
NPV = ∑(CF / (1 + r)^n) – investasi awal
atau
NPV = (PV Tahun 1 + PV Tahun 2, dst.) – investasi awal
Keterangan:
CF = arus kas bersih
r = tingkat diskonto
n = periode waktu
Jika proyek hanya memiliki satu arus kas, rumus NPV berikut dapat diterapkan:
NPV = CF / (1 + r)^n – investasi awal
Keterangan:
CF = arus kas
r = tingkat diskonto
n = periode waktu
Hitung NPV dengan menjumlahkan semua nilai arus kas bersih yang telah dinilai pada nilai sekarang menggunakan rumus di atas. Jika ada investasi awal pada periode 0, kurangkan investasi tersebut dari total NPV.
Kategorikan hasil apakah positif atau negatif. Jika NPV positif, hasil menunjukkan bahwa proyek atau investasi menghasilkan keuntungan yang melebihi tingkat diskonto yang digunakan. Jika NPV negatif, hasil menunjukkan bahwa proyek atau investasi menghasilkan kerugian atau menghasilkan keuntungan di bawah tingkat diskonto yang digunakan.
Penting untuk Sobat MinDi catat bahwa dalam perhitungan NPV, semakin tinggi tingkat diskon yang digunakan, semakin rendah nilai sekarang dari arus kas di masa depan, sehingga mempengaruhi nilai NPV.
Dalam menghitung NPV harus mempertimbangkan semua arus kas yang relevan dan memilih tingkat diskonto yang akurat. Perhitungan NPV digunakan untuk mengukur nilai ekonomi dari proyek atau investasi, membantu dalam pengambilan keputusan investasi, dan mengevaluasi potensi keuntungan atau kerugian dari suatu proyek dalam jangka waktu tertentu.
Baca juga: Employee Value Proposition (EVP): Definisi, Fungsi, Tips dan Strategi
Contoh Menghitung Net Present Value (NPV)
Misalkan kamu ingin menghitung NPV dalam proyek dengan periode 3 tahun dan tingkat diskonto sebesar 10% per tahun. Dengan investasi awal Rp. 1.000.000.000 dan arus kas sebanyak Rp. 200.000.000 di tahun pertama, Rp. 300.000.000 di tahun berikutnya, dan Rp. 400.000.000 di tahun terakhir.
Kamu harus mengidentifikasi dan menghitung arus kas bersih (cash flow) dulu untuk setiap tahunnya, dan kamu memperoleh data sebagai berikut:
Investasi Awal = Rp. 1.000.000.000
Tahun 1: Cash Flow = Rp. 200.000.000
Tahun 2: Cash Flow = Rp. 300.000.000
Tahun 3: Cash Flow = Rp. 400.000.000
Karena sumber arus kas (cash flow) banyak, yang dilakukan terlebih dahulu adalah menghitung present value (PV) dari setiap arus kas (cash flow). Substitusikan nilai cash flow dan discount rate yang relevan ke dalam rumus dan hitung present value (PV) untuk setiap tahun. Jadi seperti ini:
PV Tahun 1 = Rp. 200.000.000 / (1 + 0,10)^1 = Rp. 181.818.182
PV Tahun 2 = Rp. 300.000.000 / (1 + 0,10)^2 = Rp. 385.694.608
PV Tahun 3 = Rp. 400.000.000 / (1 + 0,10)^3 = Rp. 629.836.657
Kemudian jumlahkan semua present value dan kurangkan dengan investasi awal:
NPV = (Rp. 181.818.182 + Rp. 385.694.608 + Rp. 629.836.657) – Rp. 1.000.000.000 = Rp. 197.349.447
Contoh Menghitung Net Present Value (NPV)
Misalkan kamu ingin menghitung NPV dalam proyek dengan periode 3 tahun dan tingkat diskonto sebesar 10% per tahun.
Dengan investasi awal Rp. 1.000.000.000 dan arus kas sebanyak Rp. 200.000.000 di tahun pertama, Rp. 300.000.000 di tahun berikutnya, dan Rp. 400.000.000 di tahun terakhir.
Kamu harus mengidentifikasi dan menghitung arus kas bersih (cash flow) dulu untuk setiap tahunnya, dan kamu memperoleh data sebagai berikut:
Investasi Awal = Rp. 1.000.000.000
Tahun 1: Cash Flow = Rp. 200.000.000
Tahun 2: Cash Flow = Rp. 300.000.000
Tahun 3: Cash Flow = Rp. 400.000.000
Karena sumber arus kas (cash flow) banyak, yang dilakukan terlebih dahulu adalah menghitung present value (PV) dari setiap arus kas (cash flow).
Substitusikan nilai cash flow dan discount rate yang relevan ke dalam rumus dan hitung present value (PV) untuk setiap tahun. Jadi seperti ini:
PV Tahun 1 = Rp. 200.000.000 / (1 + 0,10)^1 = Rp. 181.818.182
PV Tahun 2 = Rp. 300.000.000 / (1 + 0,10)^2 = Rp. 385.694.608
PV Tahun 3 = Rp. 400.000.000 / (1 + 0,10)^3 = Rp. 629.836.657
Kemudian jumlahkan semua present value dan kurangkan dengan investasi awal:
NPV = (Rp. 181.818.182 + Rp. 385.694.608 + Rp. 629.836.657) – Rp. 1.000.000.000 = Rp. 197.349.447
Dalam contoh ini, NPV positif menunjukkan bahwa investasi menghasilkan nilai lebih dari tingkat diskonto yang digunakan.
Perhatikan bahwa dalam contoh ini menggunakan tingkat diskonto 10% dan mata uang Rupiah. Kamu bisa menyesuaikan tingkat diskonto dan mata uang sesuai dengan kebutuhan dan konteks spesifik kamu.
Dalam contoh ini, NPV positif menunjukkan bahwa investasi menghasilkan nilai lebih dari tingkat diskonto yang digunakan. Perhatikan bahwa dalam contoh ini menggunakan tingkat diskonto 10% dan mata uang Rupiah. Kamu bisa menyesuaikan tingkat diskonto dan mata uang sesuai dengan kebutuhan dan konteks spesifik kamu.
FAQ Tentang NPV
Berikut adalah beberapa Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ) tentang NPV yang dapat membantu memperdalam pemahaman tentang konsep dan aplikasinya:
1. Bagaimana NPV membantu dalam pengambilan keputusan?
NPV memungkinkan pengusaha dan investor untuk mengukur efektivitas investasi dengan membandingkan nilai saat ini dari investasi dengan biaya modal yang dikeluarkan.
Proyek dengan NPV positif dianggap layak karena diharapkan menghasilkan pengembalian yang melebihi biaya modal.
2. Apa perbedaan antara NPV dan IRR?
NPV mengukur nilai tambah absolut yang dihasilkan oleh proyek setelah mempertimbangkan biaya modal. Sementara itu, Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat diskonto yang membuat NPV suatu proyek menjadi nol.
IRR digunakan untuk mengevaluasi efisiensi atau profitabilitas proyek relatif terhadap tingkat pengembalian lain.
3. Mengapa menggunakan tingkat diskonto dalam menghitung NPV?
Tingkat diskonto digunakan untuk merefleksikan biaya kesempatan dari modal yang diinvestasikan serta risiko dari proyek tersebut.
Ini membantu menilai nilai masa depan uang dalam kondisi saat ini dan menyediakan basis yang konsisten untuk membandingkan proyek yang berbeda.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, NPV adalah metode evaluasi keuangan yang menghitung selisih antara nilai saat ini dari arus kas masuk dan keluar dari sebuah proyek atau investasi.
Persoalan hitung menghitung ini memang sangatlah penting ya, Sobat MinDi, apalagi untuk mendapat keuntungan perusahaan kamu.
Persoalan hitung menghitung ini memang sangatlah penting ya, Sobat MinDi, apalagi untuk mendapat keuntungan perusahaan kamu.
Persoalan hitung menghitung ini memang sangatlah penting ya, Sobat MinDi, apalagi untuk mendapat keuntungan perusahaan kamu.
Persoalan hitung menghitung ini memang sangatlah penting ya, Sobat MinDi, apalagi untuk mendapat keuntungan perusahaan kamu. Nah, ada juga nih, keuntungan yang bakal kamu dapat dan gak perhitungan ! Dengan Bootcamp Product Management kamu dapat banyak tawaran keuntungan belajar dan menguasai segala tentang manajemen produk dari expert -nya langsung, klik di sini.
Editor Notes: Artikel ini pertama kali ditulis pada Juni 2023, dan telah diperbarui agar isinya tetap relevan dengan informasi terkini.
Referensi:
[ 1 ] https://www.investopedia.com/terms/n/npv.asp
[ 2 ] https://corporatefinanceinstitute.com/resources/valuation/net-present-value-npv/
Tags
Artikel Terkait
Product Management
5 Bocoran Pertanyaan Interview Product Manager - dibimbing....
Ketika melakukan interview product manager, gugup seringkali terjadi. Namun, jangan cemas! Berikut ...
Kezia Margaretha
•
19 October 2022
Product Management
Digital Marketing
6 Langkah Awal Mengembangkan Produk Digital - dibimbing.id
Di era saat ini, siapa sih yang ga pengen punya produk digital yang sukses di pasaran? Berikut bebe...
Kezia Margaretha
•
11 November 2022
Product Management
Update Terkini Gaji Product Management Tahun 2024
Dari gaji di dalam dan luar negeri hingga gaji di Startup Company, semua Info range gaji Product Ma...
Hudita A. R. Lubis
•
19 May 2023
Product Management
3 Contoh Benchmarking untuk Tingkatkan Kinerja Bisnis
Sobat MinDi, yuk pelajari studi kasus dan contoh benchmarking untuk mengevaluasi dan meningkatkan k...
Nadia L Kamila
•
27 January 2024
Product Management
Eisenhower Matrix: Pengertian, Kegunaan & Cara Membuatnya
Eisenhower matrix adalah kerangka kerja yang membantu mengatur dan memprioritaskan tugas. Yuk pelaj...
Muthiatur Rohmah
•
10 May 2024
Product Management
Apa itu Teknik Pomodoro? Pengertian, Langkah & Manfaatnya
Teknik pomodoro adalah metode pengelolaan waktu untuk membagi pekerjaan menjadi interval fokus yang...
Muthiatur Rohmah
•
13 May 2024