Metode Perancangan UI/UX untuk Menunjang Pengalaman Pengguna

Siti Khadijah Azzukhruf Firdausi

•

27 August 2023

•

7308

Image Banner

Perancangan UI/UX adalah kunci dalam kesuksesan aplikasi dan situs web. Dengan UI intuitif dan UX yang memuaskan, produk digital bisa menonjol di tengah persaingan. Oleh sebab itu, seorang desainer wajib memahami metode perancangan UI/UX yang efektif.


Untuk membantu kamu, MinDi sudah siapkan 4 metode perancangan UI/UX di artikel ini. Baca artikel ini sampai habis ya!



Apa Itu Perancangan UI/UX?


Perancangan UI/UX adalah proses pengembangan antarmuka dan pengalaman pengguna secara efektif untuk aplikasi atau situs web. Perancangan UI/UX melibatkan berbagai aspek yang mencakup tata letak visual, desain grafis, interaksi, dan arsitektur informasi.


UI adalah konsep yang melibatkan peletakan atau pengaturan elemen seperti tombol, ikon, dan teks di interface. Sementara itu, UX berfokus pada pengalaman pengguna saat berinteraksi dengan produk.
.





Apa Saja Metode Perancangan UI/UX?


Seperti yang telah disebutkan, perancangan UI/UX melibatkan beberapa aspek. Hal ini mencakup pemahaman kebutuhan pengguna, desain interaksi, hingga pengujian kegunaan. Berikut adalah beberapa metodenya:



1. Metode User Centered Design


Pertama adalah user centered design. Ini merupakan pendekatan yang menempatkan pengguna sebagai fokus utama dalam seluruh proses perancangan. Tujuannya adalah untuk menciptakan pengalaman optimal dan memuaskan bagi konsumen.


Berikut adalah tahapannya:


  • Memahami Target Audiens

Pada tahap ini, kamu wajib memahami siapa pengguna target, kebutuhannya, dan bagaimana mereka akan menggunakan produk desainmu. Tahapan ini melibatkan wawancara, survei, dan observasi langsung.


  • Identifikasi Pola dan Tren

Tahap kedua adalah mengidentifikasi pola dan tren dari data yang diperoleh sebelumnya serta melihat perilaku target audiens


  • Membuat User Persona

Lewat informasi yang sudah dikumpulkan, kamu bisa mulai membuat user persona atau karakter fiktif dari pengguna ideal. Ini membantu dalam merancang kebutuhan dan preferensi pengguna tertentu.


  • Membuat Prototipe Desain

Untuk membuatnya, kamu bisa gunakan user persona sebagai acuan. Hal ini membantu dalam visualisasi iden dan pemahaman lebih baik tentang bagaimana produk akan diakses dan digunakan.


  • Menguji Prototipe

Untuk melakukan pengujian, pastikan ini dilakukan pada pengguna nyata. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang mungkin dialami mereka. Hasil tes ini digunakan untuk memperbaiki desain dan membuat iterasi lebih baik.


  • Mengembangkan Desain Akhir

Setelah perbaikan dan iterasi selesai, kamu bisa lanjut mengembangkan desain akhir. 


  • Memantau Umpan Balik Pengguna

Setelah produk diluncurkan, kamu bisa mulai memantau produk lewat umpan balik pengguna. Lakukan evaluasi dan perbaikan secara berkala lewat umpan balik tersebut.


Baca Juga: Apa Aja Sih Metode UI/UX dalam Meningkatkan Pengalaman Pengguna? Pelajari Selengkapnya Disini!





2. Metode Activity Centered Design


Selanjutnya adalah activity centered design. Metode ini berfokus pada aktivitas atau tugas tertentu yang akan dilakukan oleh pengguna dalam produk atau aplikasi. 


Selain itu, pendekatan ini menekankan bagaimana pengguna akan melakukan aktivitas tertentu dengan efisien dan efektif. Berikut beberapa tahapan dalam penerapannya:


  • Mengidentifikasi Aktivitas atau Tugas Terpenting

Pada tahap ini, kamu harus mengidentifikasi aktivitas paling penting dan sering dilakukan oleh pengguna. Contohnya bisa dilihat dalam platform e-commerce, seperti pencarian produk, penggunaan keranjang, dan pembayaran.


  • Analisis Lebih Lanjut

Aktifitas teridentifikasi harus dianalisis lebih lanjut. Analisis ini dilakukan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang langkah-langkah yang dibutuhkan dalam menyelesaikan aktivitas tersebut.


  • Membuat Alur Kerja atau Flowchart

Setiap aktivitas teridentifikasi, dibuatkan alur kerja atau flowchart. Ini bermanfaat dalam memvisualisasikan urutan tindakan yang diambil oleh pengguna dari awal hingga akhir aktivitas.


  • Pengujian Prototipe

Pengujian ini dilakukan dalam konteks aktivitas yang diidentifikasi. Fungsinya adalah untuk membantu identifikasi masalah dan hambatan yang mungkin terjadi selama aktivitas.


  • Perbaikan Prototipe

Tahapan ini dilakukan berdasarkan umpan balik pengujian. Iterasi akan terus dilakukan hingga prototipe memberikan pengalaman optimal.


  • Evaluasi Berkala

Setelah produk diluncurkan, evaluasi akan terus menerus dilakukan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa aktivitas yang telah diidentifikasi tetap berfungsi dengan baik.



3. Metode Keep It Simple Stupid (KISS)


Berikut adalah metode keep it simple stupid (KISS). Metode ini mengedepankan kesederhanaan dalam merancang antarmuka pengguna. Prinsipnya menekankan bahwa desain yang sederhana dan mudah dipahami cenderung lebih efektif.


Berikut tahapannya:


  • Identifikasi Fitur dan Elemen Paling Penting

Identifikasi fitur dan elemen yang benar-benar esensial untuk tujuan produk atau aplikasi. Hindari over-design dengan membatasi diri pada fitur yang benar-benar diperlukan untuk memberikan nilai kepada pengguna.


  • Menentukan Fitur yang Bisa Dihilangkan

Setiap elemen dalam desain harus memiliki tujuan yang jelas dan kontribusi terhadap pengalaman pengguna. Jika suatu elemen tidak memberikan nilai tambah atau kegunaan yang signifikan, pertimbangkan untuk menghilangkannya.


  • Memilih Palet Warna Sederhana

Gunakan palet warna yang sederhana dan mudah dibaca. Terlalu banyak warna yang mencolok dapat membuat antarmuka terlihat berantakan dan membingungkan.


  • Membuat Pesan yang Jelas

Setiap pesan atau instruksi yang ditampilkan harus jelas, singkat, dan mudah dipahami. Hindari penggunaan bahasa atau frasa yang ambigu.


  • Merancang Navigasi Intuitif

Rancang navigasi yang intuitif dan mudah diikuti oleh pengguna. Menggunakan ikon dan label yang akrab dapat membantu pengguna menavigasi dengan lancar.


  • Meminimalkan Tindakan atas Suatu Aksi

Minimalkan jumlah klik atau tindakan yang diperlukan oleh pengguna untuk mencapai tujuan tertentu. Pengguna cenderung lebih terlibat ketika tindakan yang diperlukan lebih sedikit.


  • Melakukan User Testing

Setelah merancang antarmuka sesuai dengan prinsip KISS, lakukan user testing untuk mengukur keefektifan dan kemudahan penggunaan. Umpan balik dari pengguna nyata dapat membantu mengidentifikasi area perbaikan.




4. Metode Goal Directed Design


Metode perancangan UI/UX terakhir adalah goal directed design. Ini merupakan pendekatan dalam merancang yang berfokus pada tujuan pengguna. Prinsip ini menuntun perancangan antarmuka berdasarkan aktivitas atau tugas yang ingin dicapai oleh pengguna.


Berikut adalah beberapa tahapannya:


  • Memahami Tujuan Pemakaian

Pada tahap ini, pahami tujuan utama pengguna saat memakai produk atau aplikasi. Contoh tujuannya antara lain penyelesaian pembelian, pencarian informasi tertentu, pengerjaan tugas lainnya.


  • Analisis Tahapan untuk Capai Tujuan

Analisis bagaimana pengguna akan mencapai tujuan mereka. Identifikasi langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan ini dengan efisien.


  • Mulai Rancang Antarmuka Pengguna

Berdasarkan langkah-langkah yang telah diidentifikasi, mulai rancang antarmuka yang memandu pengguna dari satu tahap ke tahap lainnya dengan jelas dan efektif.


  • Pastikan Elemen Saling Mendukung

Setiap elemen antarmuka harus mendukung langkah-langkah menuju pencapaian tujuan. Hapus elemen yang tidak relevan atau dapat mengalihkan perhatian pengguna.


  • Buat User Flow

Pastikan untuk membuat user flow secara jelas dan menggambarkan urutan tindakan yang diambil oleh pengguna dalam mencapai tujuan. Ini membantu dalam merancang antarmuka yang intuitif dan efisien.


  • Lakukan Testing Fungsionalitas

Mulai kerjakan testing fungsionalitas antarmuka berdasarkan tujuan yang telah diidentifikasi. Pastikan bahwa pengguna dapat mencapai tujuan mereka dengan lancar dan tanpa hambatan.


  • Memperbaiki dan Mengoptimalkan Antarmuka

Gunakan umpan balik dari pengguna untuk memperbaiki dan mengoptimalkan antarmuka. Iterasi terus menerus membantu dalam menciptakan pengalaman yang semakin baik.


Baca Juga: Skill, Peran, Tugas dan Tanggung jawab Jadi UI/UX Designer




Keuntungan Penerapan Metode Perancangan UI/UX



Ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan apabila kamu menerapakan metode perancangan UI/UX. Berikut adalah beberapa di antaranya:


  • Meningkatkan Kepuasan Pengguna: Dengan fokus pada kebutuhan dan preferensi pengguna, metode perancangan UI/UX yang baik dapat meningkatkan kepuasan konsumen.

  • Mengurangi Biaya Pengembangan: Penerapan metode UI/UX sejak awal proses desain dapat mengidentifikasi dan mengatasi masalah penggunaan lebih cepat. Ini mengurangi kebutuhan akan revisi atau pengembangan ulang di kemudian hari.

  • Meningkatkan Retensi Pengguna: Antarmuka yang intuitif dan pengalaman pengguna yang menyenangkan mendorong pengguna untuk terus kembali. Ini meningkatkan retensi pengguna dan memperkuat loyalitas terhadap merek.

  • Mempercepat Waktu Peluncuran: Dengan proses yang terstruktur dan fokus pada kebutuhan pengguna, metode perancangan UI/UX memungkinkan tim untuk bekerja lebih efisien. Ini bisa mempercepat waktu peluncuran produk ke pasar.

  • Mendorong Pertumbuhan Bisnis: Desain UI/UX yang efektif dapat meningkatkan konversi, mendorong engagement, dan memperkuat posisi kompetitif brand di pasar. Hal ini secara langsung berkontribusi pada pertumbuhan bisnis.


Itulah beberapa metode perancangan UI/UX yang bisa kamu terapkan. Metode perancangan UI/UX ini dapat memastikan bahwa pembuatan antarmuka akan menjadi lebih efisien.



Apakah kamu tertarik untuk terjun ke industri ini? Jika iya, MinDi rekomendasikan kamu untuk ikut Bootcamp UI/UX Design Dibimbing. Lewat program ini, kamu bisa mendapatkan pembelajaran mendalam soal UI/UX.


Mulai dari konsep dasar, tools penunjang, scope of work, hingga praktik dengan real-case project. Selain itu, pembelajarannya dirancang dengan kurikulum beginner-friendly. Jadi, kamu yang baru mulai pun tidak akan kesusahan.


Menarik bukan? Segera gabung dan mulai karirmu di UI/UX bersama Dibimbing.id!



Share

Author Image

Siti Khadijah Azzukhruf Firdausi

Khadijah adalah SEO Content Writer di Dibimbing dengan pengalaman menulis konten selama kurang lebih setahun. Sebagai lulusan Bahasa dan Sastra Inggris yang berminat tinggi di digital marketing, Khadijah aktif berbagi pandangan tentang industri ini. Berbagai topik yang dieksplorasinya mencakup digital marketing, project management, data science, web development, dan career preparation.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!