Apa Itu Human Centric dalam Rekrutmen Karyawan?

Irhan Hisyam Dwi Nugroho
•
22 August 2025
•
114

Warga Bimbingan, Human Centric dalam Merekrut Karyawan adalah pendekatan yang kini makin banyak digunakan oleh perusahaan. Fokusnya adalah menjadikan proses rekrutmen lebih manusiawi dan berempati kepada setiap kandidat.
Dengan cara ini, pelamar dinilai bukan hanya dari keterampilan atau CV, tapi juga dari nilai, motivasi, dan kenyamanan selama proses seleksi. Pendekatan ini bikin rekrutmen terasa lebih adil dan menghargai manusia seutuhnya.
MinDi yakin, Warga Bimbingan perlu tahu konsep ini biar makin siap menghadapi dunia kerja masa kini. Yuk, simak penjelasan lengkapnya bareng MinDi!
Apa Itu Human Centric dalam Merekrut Karyawan?
Human Centric dalam Merekrut Karyawan adalah pendekatan yang menempatkan manusia sebagai inti dari seluruh proses rekrutmen, bukan hanya berfokus pada angka, gelar, atau pengalaman kerja di atas kertas.
Pendekatan ini melihat kandidat sebagai individu yang punya nilai, harapan, dan cerita yang layak dihargai sejak awal proses seleksi.
Tujuannya bukan sekadar mencari orang paling pintar, tapi mencari orang yang paling cocok secara nilai, budaya, dan visi bersama.
Buat Warga Bimbingan, ini adalah cara rekrutmen yang lebih adil, empatik, dan terasa manusiawi di tengah dunia kerja yang semakin cepat berubah.
Baca juga: Panduan Memilih Bootcamp Human Resource Terbaik di 2025
Tujuan Human Centric dalam Rekrutmen
Sumber: Canva
Warga Bimbingan, pendekatan Human Centric dalam merekrut karyawan makin populer karena punya tujuan penting yang bikin proses rekrutmen lebih manusiawi. Yuk, simak bareng-bareng!
1. Meningkatkan Pengalaman Kandidat
Pendekatan ini bikin proses rekrutmen jadi lebih nyaman dan jelas bagi pelamar. Kandidat merasa dihargai, didengarkan, dan tidak diperlakukan seperti “sekadar pelamar”.
Pengalaman positif ini bisa membentuk kesan baik terhadap perusahaan, bahkan jika kandidat belum berhasil lolos.
2. Menarik Talenta yang Tepat
Dengan fokus pada nilai dan kecocokan budaya, perusahaan bisa menemukan kandidat yang sejalan secara visi dan misi.
Ini bukan soal siapa yang paling hebat di atas kertas, tapi siapa yang paling cocok untuk tumbuh bersama tim. Hasilnya? Talenta yang masuk biasanya lebih bertahan lama dan produktif.
3. Membangun Reputasi Perusahaan
Perusahaan yang menerapkan pendekatan human-centric seringkali dikenal sebagai tempat kerja yang ramah dan peduli.
Reputasi ini penting banget buat menarik lebih banyak pelamar berkualitas di masa depan. Warga Bimbingan yang jadi HR nanti bisa banget mulai dari sini!
4. Mengurangi Turnover Karyawan
Karena kandidat direkrut dengan lebih cermat dan sesuai, potensi mereka keluar di awal masa kerja pun jadi lebih kecil.
Mereka sudah merasa cocok sejak awal, baik secara budaya maupun harapan kerja. Ini tentu menghemat biaya dan energi perusahaan dalam jangka panjang.
Baca juga: HRD Hotel: Tugas, Skill, Gaji, hingga Panduan Karier
Cara Kerja Human Centric dalam Rekrutmen
Dalam pendekatan human centric, proses rekrutmen dimulai dengan memahami siapa kandidat secara menyeluruh. Bukan hanya soal CV, tapi juga kepribadian, nilai hidup, dan tujuan kariernya.
Perusahaan berusaha menciptakan suasana yang nyaman dan terbuka selama proses seleksi. Tujuannya agar kandidat merasa dihargai dan bisa menunjukkan diri apa adanya, bukan sekadar berusaha “terlihat sempurna”.
Wawancara dilakukan sebagai percakapan dua arah, bukan sesi interogasi. Kandidat juga diberi kesempatan untuk mengenal budaya perusahaan dan menyampaikan harapan mereka.
Setelah proses selesai, perusahaan tetap memberikan umpan balik, baik hasilnya positif maupun belum berhasil. Ini jadi bentuk penghargaan terhadap waktu dan usaha yang sudah diberikan oleh setiap pelamar.
Baca juga: 7 Contoh OKR: Panduan & Inspirasi untuk Target yang Sukses
Contoh Penerapan Human Centric dalam Rekrutmen
Sumber: Canva
Human Centric dalam Rekrutmen dapat diterapkan lewat langkah-langkah sederhana. Berikut beberapa contoh nyata yang bisa membantu Warga Bimbingan memahaminya.
1. Memberikan Informasi Proses yang Jelas
Sejak awal, kandidat diberi gambaran lengkap tentang tahapan rekrutmen yang akan dilalui. Hal ini membantu mereka mempersiapkan diri dan mengurangi rasa cemas. Komunikasi yang transparan bikin proses terasa lebih adil dan profesional.
2. Wawancara yang Berfokus pada Empati
Proses wawancara dilakukan dengan pendekatan yang hangat dan mendengarkan, bukan hanya menguji.
Pewawancara membuka ruang bagi kandidat untuk bercerita, bukan sekadar menjawab pertanyaan teknis. Ini bikin pelamar merasa dihargai sebagai manusia, bukan sekadar peserta seleksi.
3. Memberikan Feedback Setelah Proses Seleksi
Setelah proses selesai, perusahaan tetap mengirimkan umpan balik, baik untuk yang lolos maupun belum berhasil.
Kandidat jadi tahu apa yang bisa ditingkatkan di masa depan. Ini menunjukkan bahwa waktu dan usaha mereka benar-benar dihargai.
4. Menyesuaikan Proses dengan Kebutuhan Kandidat
Misalnya, menawarkan jadwal wawancara yang fleksibel atau memberi opsi online bagi yang kesulitan hadir langsung.
Ini menunjukkan bahwa perusahaan peduli pada situasi pribadi kandidat. Pendekatan seperti ini bisa meningkatkan kepercayaan dan kenyamanan sejak awal.
Baca juga: Panduan Mengelola Biaya Pelatihan Karyawan agar Optimal
Dampak Human Centric dalam Merekrut Karyawan
Sumber: Canva
Pendekatan Human Centric dalam Merekrut Karyawan punya dampak jangka panjang, Warga Bimbingan. Yuk, simak tiga hal utama yang bisa dirasakan!
1. Meningkatkan Kepuasan dan Loyalitas Karyawan
Ketika proses rekrutmen terasa adil dan manusiawi, karyawan baru cenderung merasa dihargai sejak awal.
Mereka datang dengan kesan positif dan kepercayaan terhadap perusahaan. Ini membentuk loyalitas yang lebih kuat dan meningkatkan kemungkinan mereka bertahan dalam jangka panjang.
2. Membangun Citra Perusahaan yang Positif
Perusahaan yang menerapkan pendekatan human centric dikenal lebih peduli dan profesional dalam memperlakukan orang.
Kandidat yang merasa dihargai akan cenderung membagikan pengalaman positif mereka, baik secara langsung maupun di media sosial. Ini bisa memperkuat employer branding dan menarik lebih banyak talenta berkualitas.
3. Mengurangi Turnover dan Biaya Rekrutmen Ulang
Dengan memilih kandidat yang benar-benar cocok secara nilai dan budaya, risiko mereka keluar dalam waktu singkat jadi lebih kecil.
Artinya, perusahaan tidak perlu sering-sering melakukan rekrutmen ulang yang memakan waktu dan biaya. Proses ini juga membantu membangun tim yang lebih solid dan stabil.
Baca juga: Prosedur Sick Leave atau Cuti Karyawan, Panduan Lengkap
Ingin Jadi HR Profesional yang Human-Centric?
Setelah memahami konsep Human Centric dalam Rekrutmen Karyawan, kini saatnya menerapkannya secara nyata dalam dunia kerja dan proses perekrutan modern!
Yuk, ikuti Bootcamp Human Resource di dibimbing.id! Di sini, Warga Bimbingan akan belajar langsung tentang strategi rekrutmen human-centric, employee experience, komunikasi kandidat, dan berbagai teknik rekrutmen terkini.
Belajar bareng mentor HR berpengalaman, dengan kurikulum aplikatif dan studi kasus nyata yang bikin kamu siap masuk ke dunia HR profesional dengan pendekatan yang lebih manusiawi dan berdampak.
Dengan dukungan lebih dari 840+ hiring partner dan tingkat penempatan alumni mencapai 96%, peluang karier Warga Bimbingan di dunia HR semakin luas dan menjanjikan!
Jadi, tunggu apa lagi? Daftar sekarang disini dan mulai langkahmu menjadi HR profesional yang human-centric dan relevan di era kerja masa kini. #BimbingSampeJadi
Referensi
- How human-centric recruiting boosts your bottom line and enhances company reputation [Buka]
Tags

Irhan Hisyam Dwi Nugroho
Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.