dibimbing.id - Diagram Pareto: Arti, Tujuan, Contoh, dan Cara Buat di Excel

Diagram Pareto: Arti, Tujuan, Contoh, dan Cara Buat di Excel

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

•

03 December 2024

•

829

Image Banner

Diagram Pareto itu apa, sih? Singkatnya, ini adalah cara simpel buat bantu kamu fokus ke hal-hal yang paling penting. Nggak ribet kok, malah bisa bikin kerjaan kamu lebih efektif dan terorganisir!

Warga Bimbingan pasti nggak asing sama konsep "80/20", kan? Nah, Diagram Pareto inilah yang jadi visualisasi keren dari konsep itu. Kerennya lagi, kamu bisa bikin diagram ini langsung di Excel. Praktis banget!

Jadi, kalau penasaran gimana cara bikin dan manfaatnya, lanjut baca, ya. MinDi bakal kasih tahu langkah-langkahnya biar kamu makin jago di dunia kerja!


Pengertian Diagram Pareto


Diagram Pareto adalah alat analisis visual yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor paling signifikan dalam suatu masalah berdasarkan prinsip 80/20. 

Prinsip ini menyatakan bahwa 80% hasil biasanya berasal dari 20% penyebab utama. 

Diagram ini terdiri dari grafik batang dan garis yang menunjukkan kontribusi setiap faktor terhadap keseluruhan masalah. 

Dengan menggunakan Diagram Pareto, kita bisa lebih fokus pada prioritas yang memberikan dampak terbesar untuk menyelesaikan masalah atau meningkatkan efisiensi.

Baca juga: Skala Interval Adalah: Pengertian, Rumus, Ciri, dan Contoh


Tujuan Diagram Pareto​


Sumber: Canva

Diagram Pareto digunakan untuk membantu menganalisis dan memprioritaskan berbagai permasalahan atau faktor yang memengaruhi hasil kerja. Berikut ini adalah beberapa tujuan utamanya:


1. Identifikasi Masalah Utama


Diagram Pareto membantu mengidentifikasi masalah yang memberikan dampak terbesar. 

Dengan memprioritaskan masalah ini, sumber daya dapat dialokasikan lebih efisien. Hasilnya, solusi yang diterapkan lebih cepat memberikan hasil signifikan.


2. Prioritaskan Masalah Mendatang


Tidak semua masalah memerlukan perhatian segera, dan Diagram Pareto dapat membantu memilah masalah yang kurang mendesak. Hal ini mencegah tim membuang waktu dan energi pada hal-hal kecil. Fokus tetap pada isu yang memberikan dampak besar.


3. Temukan Penyebab Produk Cacat


Dalam produksi, produk cacat sering terjadi karena faktor berulang. Diagram Pareto memvisualisasikan penyebab utama ini sehingga perusahaan dapat langsung memperbaiki sumbernya. Dengan begitu, tingkat efisiensi dan kualitas produk meningkat.


4. Kurangi Masalah Berulang


Diagram Pareto memungkinkan tim mengidentifikasi pola dari masalah berulang. Dengan mengetahui pola ini, perbaikan jangka panjang dapat dilakukan untuk mencegah masalah serupa muncul kembali. Dampaknya, operasional jadi lebih lancar.


5. Tampilkan Data Kuantitatif


Diagram Pareto menyajikan data secara kuantitatif, memudahkan tim untuk melihat angka nyata di balik faktor-faktor yang dianalisis. 

Hal ini membuat keputusan yang diambil lebih berbasis data. Dengan demikian, langkah perbaikan menjadi lebih terukur.


6. Evaluasi Hasil Perbaikan


Setelah perbaikan dilakukan, Diagram Pareto dapat digunakan kembali untuk mengevaluasi dampaknya. 

Hasilnya akan terlihat dalam perubahan data yang mencerminkan peningkatan kualitas atau penurunan masalah. Hal ini membantu memastikan efektivitas solusi yang diterapkan.

Baca juga: Diagram Garis: Arti, Fungsi, Jenis, Cara Buat, dan Soal


Kelebihan dan Kekurangan Diagram Pareto​


Sumber: Canva

Diagram Pareto memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan yang perlu dipahami agar penggunaannya bisa lebih optimal sesuai kebutuhan. Berikut penjelasannya:


Kelebihan Diagram Pareto


Berikut adalah beberapa kelebihan dari diagram pareto, antara lain:


1. Mudah Dipahami dan Digunakan

Diagram ini menyajikan data dalam bentuk visual yang sederhana, sehingga memudahkan siapa saja untuk membaca dan menganalisisnya.


2. Mempermudah Identifikasi Masalah Prioritas

Dengan prinsip 80/20, Diagram Pareto membantu fokus pada faktor yang memberikan dampak terbesar, sehingga waktu dan sumber daya lebih efisien.


3. Dapat Digunakan di Berbagai Bidang

Diagram ini fleksibel dan bisa diterapkan dalam berbagai konteks, seperti manajemen, produksi, pemasaran, hingga analisis data sehari-hari.


Kekurangan Diagram Pareto


Berikut adalah beberapa kekurangan dari diagram pareto, antara lain:


1. Tidak Menunjukkan Hubungan Sebab Akibat

Diagram Pareto hanya membantu mengidentifikasi faktor utama, tetapi tidak menjelaskan hubungan sebab akibat antara faktor tersebut dan hasilnya.


2. Bergantung pada Kualitas Data

Jika data yang digunakan tidak akurat atau kurang lengkap, hasil analisisnya bisa menyesatkan dan tidak sesuai dengan kondisi nyata.


3. Hanya Fokus pada Kuantitas, Bukan Kualitas

Diagram ini lebih menekankan jumlah (kuantitas) dibandingkan kualitas dari masing-masing faktor, sehingga beberapa detail penting bisa terabaikan.

Baca juga: Teknik Analisis Data: Pengertian, Jenis, Langkah, dan Contoh


Cara Membuat Diagram Pareto Di Excel​


Sumber: Canva

Membuat Diagram Pareto di Excel sebenarnya sangat mudah dan hanya membutuhkan beberapa langkah sederhana. Berikut adalah panduan langkah demi langkah yang bisa kamu ikuti:


1. Kumpulkan dan Susun Data


Siapkan data yang akan dianalisis, seperti daftar masalah atau kategori beserta frekuensinya. Contoh:

  1. Masalah A: 40 kasus
  2. Masalah B: 25 kasus
  3. Masalah C: 15 kasus
  4. Masalah D: 10 kasus


2. Urutkan Data dari yang Terbesar ke Terkecil


  1. Masukkan data ke Excel dan urutkan berdasarkan frekuensi secara menurun. Ini penting untuk membuat visualisasi yang efektif.


3. Tambahkan Kolom Persentase dan Kumulatif


  1. Hitung persentase setiap kategori dengan rumus:

Persentase = (Frekuensi Masalah / Total Semua Frekuensi) * 100

  1. Hitung persentase kumulatif dengan rumus:

PK = Persentase Saat Ini + Persentase Sebelumnya

Gambar Perhitungan Kolom


4. Buat Grafik Batang


  1. Pilih data kategori dan frekuensi, lalu masukkan ke grafik batang (bar chart).
  2. Pilih opsi grafik "Clustered Column" di Excel.

Gambar Clustered Column


5. Tambahkan Garis Kumulatif


  1. Klik kanan pada grafik, pilih "Select Data," lalu tambahkan data persentase kumulatif ke grafik.
  2. Ubah tipe grafik kumulatif menjadi "Line Chart" agar membentuk garis.

Gambar garis komulatif


6. Tambahkan Sumbu Sekunder untuk Garis


  1. Klik garis kumulatif, pilih "Format Data Series," dan aktifkan opsi "Secondary Axis."

Contoh Gambar diagram Pareto


7. Sesuaikan Tampilan Diagram


Tambahkan judul, label, dan sesuaikan warna agar diagram terlihat lebih informatif dan menarik.

Baca juga: Histogram: Pengertian, Jenis, dan Cara Membuatnya di Excel


Contoh Diagram Pareto


Sumber: Canva

Berikut adalah contoh Diagram Pareto beserta langkah-langkah perhitungan yang mudah dipahami.


Contoh Soal


Sebuah perusahaan sedang menganalisis faktor utama penyebab masalah operasional mereka. Berikut data yang terkumpul:

  1. Kesalahan Prosedur: 50 kejadian
  2. Kurang Pengawasan: 30 kejadian
  3. Kesalahan Teknis: 20 kejadian
  4. Keterlambatan Material: 15 kejadian
  5. Kurangnya Pelatihan: 10 kejadian


Pertanyaan:


1. Hitung total frekuensi kejadian.

2. Hitung persentase untuk setiap faktor penyebab.

3. Hitung persentase kumulatif.

4. Tentukan faktor utama yang perlu menjadi prioritas perbaikan.


Jawaban: 

1. Total Frekuensi Kejadian

Total frekuensi semua kategori dihitung dengan menjumlahkan semua kejadian:

50 + 30 + 20 + 15 + 10 = 125

2. Persentase untuk Setiap Faktor Penyebab

Persentase dihitung dengan rumus:


Faktor Penyebab

Frekuensi

Persentase (%)

Kesalahan Prosedur

50

40%

Kurang Pengawasan

30

24%

Kesalahan Teknis

20

16%

Keterlambatan Material

15

12%

Kurangnya Pelatihan

10

8%


3. Persentase Kumulatif

Persentase kumulatif dihitung dengan menjumlahkan persentase saat ini dengan persentase sebelumnya:


Faktor Penyebab

Persentase (%)

Persentase Komulatif (%)

Kesalahan Prosedur

40%

40

Kurang Pengawasan

24%

40 + 24 = 64

Kesalahan Teknis

16%

64 + 16 = 80

Keterlambatan Material

12%

80 + 12 = 92

Kurangnya Pelatihan

8%

92 + 8 = 100


4. Faktor Utama yang Perlu Menjadi Prioritas Perbaikan

Dari data dan diagram, dapat disimpulkan:

  1. Kesalahan Prosedur (40%) adalah faktor utama yang memberikan dampak terbesar.
  2. Bersama Kurang Pengawasan (24%), dua faktor ini mencakup 64% dari total masalah.
  3. Solusi untuk kedua faktor ini harus menjadi prioritas untuk memberikan dampak yang signifikan dalam mengurangi masalah operasional.

Baca juga: 5 Contoh Soal Kalkulus dan Jawaban Lengkap untuk Pemula


Ingin Menjadi Data Analyst Andal?


Yuk asah keterampilan analisis datamu dengan bergabung di Program Bootcamp Data Analyst di dibimbing.id!

Dibimbing langsung oleh mentor berpengalaman, kamu akan mempelajari berbagai materi lengkap, mulai dari pengolahan data, visualisasi, hingga analisis tingkat lanjut yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini.

Bonusnya, kamu juga bisa mengulang kelas secara gratis, mendapatkan akses ke studi kasus nyata, dan membangun portofolio profesional yang mendukung perjalanan kariermu.

Sudah lebih dari 3400+ career shifter sukses meningkatkan karier mereka melalui program ini, dengan tingkat keberhasilan 90% dalam mendapatkan pekerjaan impian. Ditambah lagi, 700+ hiring partner siap membantumu meraih peluang karier terbaik.

Jangan ragu untuk konsultasi gratis di dibimbing.id jika kamu ingin tahu lebih banyak tentang program ini, peluang karier sebagai Data Analyst, atau materi pelatihan lainnya. Saatnya #BimbingSampeJadi Data Analyst yang profesional dan siap bersaing di industri!

Referensi: 

  1. What is a Pareto Chart? Analysis & Diagram [Buka]

Share

Author Image

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!