dibimbing.id - Creative Accounting: Fakta, Contoh, hingga Cara Deteksi

Creative Accounting: Fakta, Contoh, hingga Cara Deteksi

Farijihan Putri

23 May 2025

149

Image Banner

Bayangin Warga Bimbingan lagi cek laporan keuangan perusahaan, semua angka kelihatan bagus: laba naik, utang terkendali, arus kas sehat. Tapi ternyata, semua itu hasil trik akuntansi kreatif yang secara teknis sah, tapi secara etika…?

Nah, creative accounting adalah cara mengatur laporan keuangan supaya kelihatan lebih kinclong dari kenyataan aslinya. Kedengarannya pintar, tapi kalau salah langkah bisa bahaya banget, lho.

Buat kamu yang lagi belajar finance, accounting, atau mau switch career ke bidang ini, penting banget buat ngerti praktik creative accounting. Karena kenyataannya, creative accounting itu nggak selalu ilegal, tapi bisa menipu banyak pihak mulai dari investor sampai lembaga keuangan.

Makanya, di artikel ini MinDi bakal ngasih semua informasi yang kamu butuhkan. Yuk Warga Bimbingan, kita bahas tuntas praktik licin satu ini, biar kamu nggak cuma ngerti angka, tapi juga paham etika di baliknya!

Baca Juga: Rekomendasi Bootcamp Finance Accounting Online Bersertifikat


Apa Itu Creative Accounting?


Creative accounting adalah praktik akuntansi yang memanfaatkan fleksibilitas, celah, atau ambiguitas dalam standar dan peraturan akuntansi. 

Tujuannya untuk menyajikan laporan keuangan yang terlihat lebih baik dari kondisi sebenarnya. Biasanya, untuk mencapai tujuan tertentu seperti menarik investor, mendapatkan pinjaman, atau menghindari pajak, meskipun praktik ini berisiko dan bisa berujung pada penipuan.


8 Tujuan di Balik Creative Accounting


Nggak semua yang dilakukan dalam creative accounting bertujuan buat menipu. Kadang tujuannya agar terlihat positif, walau tetap punya risiko. Simak tujuannya! 


1. Meningkatkan Citra Kinerja Keuangan


Pertama, banyak perusahaan ingin tampil meyakinkan di mata investor dan publik. Makanya, laporan keuangan dipoles supaya kelihatan lebih stabil atau menguntungkan.


2. Kejar Target Laba dan Bonus Manajemen


Selanjutnya, manajemen biasanya punya target laba yang harus dipenuhi. Kalau tercapai, mereka bisa dapat bonus atau insentif yang nilainya cukup besar.


3. Memenuhi Syarat Pinjaman dan Perjanjian Utang


Kadang, laporan keuangan yang sehat dibutuhkan buat dapat pinjaman bank atau mempertahankan fasilitas kredit. Jadi, angka-angka pun disesuaikan supaya terlihat sesuai syarat.


4. Menekan Jumlah Pajak yang Harus Dibayar


Selain itu, creative accounting adalah salah satu cara buat menurunkan beban pajak tanpa secara langsung melanggar aturan. Biasanya dilakukan lewat rekayasa pengeluaran atau pengakuan pendapatan.


5. Mendongkrak Nilai dan Daya Tarik Perusahaan


Di saat perusahaan mau IPO atau cari investor baru, laporan keuangan yang solid bisa jadi alat jualan. Makanya, angka-angka dibuat semenarik mungkin biar valuasinya ikut naik.


6. Menutupi Kinerja Perusahaan yang Buruk


Kalau kondisi bisnis lagi nggak stabil, ada godaan buat nutupin performa jelek lewat laporan keuangan. Tujuannya biar pemegang saham nggak panik atau kecewa.


7. Menghadapi Tekanan Pasar dan Ekonomi


Di tengah ketidakpastian ekonomi, perusahaan dituntut tetap kelihatan kuat. Maka dari itu, mereka bisa aja utak-atik angka supaya tetap terlihat stabil.


8. Menjaga Citra Publik dan Reputasi Brand


Terakhir, reputasi adalah aset besar buat banyak brand. Supaya tetap dipercaya publik, laporan keuangan pun dijaga agar terlihat positif di permukaan.

Baca Juga: Memahami Window Dressing Laporan Keuangan hingga Contohnya


7 Teknik Populer dalam Creative Accounting


Sumber: Freepik

Biar tujuan-tujuan tadi bisa tercapai, ada teknik creative accounting yang sering dipakai perusahaan. Berikut tekniknya, yuk simak! 


1. Pengakuan Pendapatan yang Dipercepat


Perusahaan mencatat pendapatan lebih awal dari seharusnya, padahal barang atau jasa belum benar-benar diterima pelanggan. Hasilnya, laporan keuangan kelihatan lebih kinclong dari kenyataan.


2. Penundaan Pengeluaran


Pengeluaran yang harusnya dicatat sekarang, justru ditunda ke periode berikutnya. Cara ini bikin laba periode berjalan tampak lebih besar.


3. Penghapusan Aset yang Tidak Tepat Waktu


Alih-alih mencatat kerugian karena aset rusak atau usang, perusahaan menunda penghapusannya. Akibatnya, total aset kelihatan lebih tinggi dari nilai sebenarnya.


4. Pengakuan Pendapatan Fiktif


Perusahaan mencatat pendapatan yang belum ada dasarnya, seperti penjualan ke entitas palsu atau kontrak belum final. Teknik ini cukup ekstrem dan rawan jadi masalah hukum.


5. Reklasifikasi Pengeluaran


Beberapa pengeluaran operasional disulap menjadi investasi atau aset. Tujuannya supaya beban di laporan laba rugi menjadi lebih kecil.


6. Transaksi Off-Balance Sheet


Aset atau kewajiban tertentu disimpan di luar laporan keuangan utama lewat entitas khusus. Teknik ini bikin utang atau risiko tersembunyi dari investor.


7. Manipulasi Cadangan


Cadangan kerugian atau penyusutan dibuat lebih besar atau kecil dari yang seharusnya. Perusahaan bisa atur-atur angka keuntungan sesuai kebutuhan periode tertentu.

Baca Juga: Contoh Laporan Keuangan Perusahaan hingga Cara Membuatnya


Contoh Kasus Creative Accounting Terkenal


Praktik creative accounting telah menyebabkan berbagai skandal besar di dunia bisnis. Berikut 5 kasus terkenal yang menunjukkan dampak serius dari manipulasi laporan keuangan.


1. Enron (2001)


Perusahaan energi asal AS ini menggunakan entitas khusus (Special Purpose Vehicles) untuk menyembunyikan utang besar mereka, menciptakan ilusi profitabilitas yang tidak ada. Skandal ini menyebabkan kebangkrutan Enron dan kerugian besar bagi para pemegang saham.


2. WorldCom (2002)


WorldCom menggelembungkan laba bersihnya dengan mencatat pengeluaran rutin sebagai investasi. Hal ini mengakibatkan overstatement signifikan dari keuntungan dan aset perusahaan, yang akhirnya menyebabkan kebangkrutan.


3. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA)


Perusahaan ini melakukan rekayasa laporan keuangan yang memberikan informasi palsu kepada investor, merusak kredibilitas dan citra perusahaan di mata publik.


4. Kimia Farma (2001)


Perusahaan farmasi milik negara ini terlibat dalam manipulasi penjualan, yang menunjukkan bagaimana manipulasi laporan keuangan dapat digunakan untuk menipu investor dan pihak lain.


5. Parmalat (2003)


Perusahaan susu asal Italia ini menggunakan berbagai skema akuntansi kreatif dan penipuan untuk menyembunyikan utang besar mereka, yang akhirnya menyebabkan kebangkrutan terbesar dalam sejarah Eropa saat itu.

Baca Juga: Cara Membuat Laporan Keuangan dengan Excel dan Contohnya


Apa Saja Dampak Creative Accounting?


Praktik creative accounting, meski tampak menguntungkan di awal, memiliki serangkaian dampak yang kompleks bagi sebuah perusahaan.


Dampak Positif Creative Accounting (Jangka Pendek)


1. Meningkatkan Kepercayaan Investor

Dalam periode singkat, laporan keuangan yang dihias bisa bikin investor tertarik dan bahkan mendongkrak harga saham. Ini bisa jadi strategi cepat buat perusahaan yang butuh suntikan dana atau perhatian pasar.


2. Memenuhi Target Internal dan Eksternal

Creative accounting kadang dipakai untuk memenuhi target kinerja finansial yang ambisius, baik yang ditetapkan oleh manajemen internal maupun yang diminta oleh pihak luar seperti bank atau kreditur.


Dampak Negatif Creative Accounting (Jangka Panjang)


1. Pengurangan Kepercayaan

Begitu praktik ini terbongkar, kepercayaan investor dan stakeholder lainnya bisa hancur berantakan. Sulit banget buat membangun kembali kepercayaan yang sudah terkikis.


2. Masalah Hukum dan Regulasi

Perusahaan yang ketahuan melakukan creative accounting bisa kena sanksi berat. Mulai dari denda yang fantastis, larangan beroperasi, sampai tuntutan hukum yang bisa berujung pada kurungan penjara bagi individu yang terlibat.


3. Kerugian Finansial

Skandal akuntansi seringkali diikuti dengan anjloknya harga saham dan kerugian finansial yang masif bagi perusahaan. Ini bisa merugikan tidak hanya investor tapi juga karyawan.


4. Risiko Kehancuran Reputasi

Reputasi adalah aset tak ternilai bagi perusahaan. Begitu rusak karena praktik creative accounting, butuh waktu sangat lama atau bahkan tidak mungkin untuk memulihkannya. Perusahaan bisa dicap tidak etis dan kehilangan daya saing.


Bagaimana Cara Mendeteksi Creative Accounting Sejak Dini?


Sumber: Pexels

Setelah mengetahui dampak-dampak creative accounting yang bisa bikin pusing tujuh keliling, sekarang waktunya kita bahas gimana sih caranya mendeteksi praktik ini sejak dini? Berikut 5 cara untuk mendeteksi creative accounting.


1. Analisis Rasio Keuangan Secara Mendalam


Jangan cuma lihat angka permukaannya aja. Coba deh bandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan (misalnya rasio utang terhadap ekuitas, rasio profitabilitas) dari waktu ke waktu dan juga dengan kompetitor di industri yang sama. Perubahan yang drastis atau anomali bisa jadi bendera merah yang perlu kamu selidiki lebih lanjut.


2. Pahami Kebijakan Akuntansi Perusahaan


Cari tahu kebijakan akuntansi apa yang digunakan perusahaan, terutama yang berkaitan dengan pengakuan pendapatan, penilaian aset, dan pencadangan.

Ingat, creative accounting adalah upaya memanipulasi celah disini; kebijakan yang terlalu agresif atau sering berubah patut dicurigai. Kamu harus paham betul bagaimana angka-angka tersebut dihitung.


3. Perhatikan Transaksi Pihak Berelasi (Related-Party Transactions)


Transaksi antar perusahaan yang memiliki hubungan khusus (misalnya anak perusahaan, pemegang saham mayoritas) seringkali menjadi media untuk creative accounting.

Perhatikan apakah ada transaksi yang tidak wajar, seperti jual beli aset dengan harga di atas atau di bawah pasar, karena ini bisa jadi cara memindahkan keuntungan atau menyembunyikan kerugian.


4. Cermati Arus Kas Perusahaan


Laporan arus kas seringkali lebih sulit untuk dimanipulasi dibandingkan laporan laba rugi. Jika laba bersih perusahaan tinggi tapi arus kas dari aktivitas operasi rendah atau bahkan negatif, ini bisa jadi indikasi adanya creative accounting. Arus kas yang sehat menunjukkan bisnis yang benar-benar menghasilkan uang, bukan cuma di atas kertas.


5. Periksa Catatan Kaki Laporan Keuangan


Jangan malas membaca catatan kaki atau footnotes di laporan keuangan. Di sanalah detail penting tentang kebijakan akuntansi, asumsi yang digunakan, hingga potensi risiko biasanya dijelaskan. Seringkali, petunjuk tentang praktik creative accounting tersembunyi dalam penjelasan yang rinci dan terkesan teknis ini.

Baca Juga: Memahami Kas dan Setara Kas dalam Akuntansi Secara Lengkap


6 Area Abu-Abu Favorit Praktik Creative Accounting


Setelah kita bahas cara mendeteksi, sekarang mari kita intip "spot-spot" favorit di mana creative accounting seringkali beraksi, alias area abu-abu yang paling sering dimanfaatkan. Berikut adalah area abu-abu favorit praktik creative accounting.


1. Penilaian Aset yang Tidak Konsisten


Perusahaan bisa saja memainkan valuasi aset mereka, misalnya dengan merevaluasi properti terlalu tinggi untuk mendongkrak ekuitas, atau sebaliknya. Inkonsistensi dalam metode penilaian aset dari satu periode ke periode lain patut dicurigai.


2. Celah di Penyusutan dan Amortisasi


Aturan mengenai penyusutan aset (depresiasi) dan amortisasi seringkali punya fleksibilitas. Ingat, creative accounting adalah upaya memanfaatkan celah; dengan mengubah metode atau umur ekonomis aset, perusahaan bisa mengatur besar kecilnya beban yang dicatat, dan ini bisa memengaruhi laba.


3. Permainan Pengakuan Pendapatan


Nah, ini area yang paling empuk untuk dimanipulasi. Perusahaan bisa saja mempercepat pengakuan pendapatan yang seharusnya belum terjadi, atau bahkan mencatat pendapatan fiktif, hanya demi memenuhi target atau menunjukkan pertumbuhan yang impresif.


4. Cadangan: Antara Kebutuhan dan Manipulasi


Cadangan, seperti cadangan piutang tak tertagih atau garansi, didasarkan pada estimasi. Estimasi yang terlalu optimis (meremehkan cadangan) bisa mendongkrak laba, sementara estimasi yang terlalu pesimis (membesar-besarkan cadangan) bisa menyimpan laba untuk periode mendatang (membuat cookie jar reserve).


5. Laporan Off-Balance Sheet yang Menyesatkan


Beberapa transaksi, seperti sewa operasi besar atau special purpose entities (SPEs), bisa disembunyikan dari neraca utama. Ini membuat utang dan risiko perusahaan terlihat lebih kecil dari yang sebenarnya, memberikan gambaran keuangan yang semu.


6. Provisi dan Cadangan sebagai Alat Kreatif


Mirip dengan poin cadangan sebelumnya, provisi untuk restrukturisasi atau litigasi juga sangat bergantung pada estimasi dan penilaian manajemen. Memainkan angka-angka di provisi ini bisa menjadi cara ampuh untuk "memoles" laporan laba rugi.


7 Strategi Menangkal Creative Accounting yang Menyimpang


Nah, setelah kita bongkar area-area abu-abu tempat creative accounting bersembunyi, pertanyaan selanjutnya adalah gimana sih cara kita menangkalnya? Berikut 7 strategi untuk menangkal creative accounting yang menyimpang.


1. Perkuat Peran Regulator Keuangan


Regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia harus punya gigi yang lebih kuat dan sumber daya yang cukup untuk mengawasi. Mereka perlu proaktif dalam membuat aturan yang lebih ketat dan melakukan pemeriksaan yang mendalam agar praktik creative accounting tidak punya ruang gerak.


2. Tingkatkan Transparansi dan Pelaporan


Perusahaan harus didorong untuk memberikan laporan keuangan yang lebih transparan dan mudah dimengerti, tidak hanya untuk investor besar tapi juga untuk publik. Semakin banyak informasi yang diungkap, semakin kecil peluang untuk menyembunyikan praktik creative accounting di balik angka-angka yang rumit.


3. Bangun Budaya Kepatuhan dan Etika


Ini dimulai dari pucuk pimpinan. Perusahaan harus menanamkan nilai-nilai kejujuran dan integritas di setiap level, memastikan bahwa setiap karyawan memahami pentingnya kepatuhan terhadap standar akuntansi dan etika bisnis. Budaya ini akan menjadi benteng pertahanan terkuat dari dalam.


4. Kembangkan Sistem Kontrol Internal yang Kuat


Perusahaan perlu memiliki sistem kontrol internal yang kokoh untuk mencegah dan mendeteksi penipuan. Ini termasuk pemisahan tugas, otorisasi transaksi yang jelas, dan rekonsiliasi rutin yang bisa langsung menemukan kejanggalan.


5. Terapkan Sanksi Serius bagi Pelanggaran


Hukuman yang tegas dan tidak pandang bulu bagi perusahaan atau individu yang terlibat creative accounting adalah deterensi yang efektif. Sanksi ini harus bisa membuat jera agar tidak ada lagi yang berani mencoba-coba praktik curang.


6. Edukasi Para Pemangku Kepentingan


Investor, analis keuangan, bahkan mahasiswa seperti kamu perlu dibekali pengetahuan yang cukup untuk mengenali tanda-tanda creative accounting. Dengan pemahaman yang lebih baik, mereka bisa menjadi "mata" tambahan yang ikut mengawasi dan menuntut akuntabilitas.


7. Gunakan Teknologi Keuangan yang Transparan


Pemanfaatan teknologi seperti blockchain atau analisis data berbasis Artificial Intelligence (AI) bisa membantu menciptakan sistem akuntansi yang lebih transparan dan sulit dimanipulasi. Teknologi ini bisa mendeteksi pola aneh atau anomali yang mungkin terlewat oleh mata manusia.

Baca Juga: Panduan Lengkap Chart of Account (CoA) dalam Akuntansi


Saatnya Pahami Dunia Keuangan Lebih Lanjut!


Sekarang kamu udah tahu creative accounting adalah praktik manipulasi laporan keuangan yang bisa berdampak serius kalau nggak diawasi.

Biar makin paham soal ini dan siap masuk ke dunia Finance & Accounting yang kompetitif, yuk upgrade skill kamu bareng mentor berpengalaman di Bootcamp Finance & Accounting dari dibimbing.id!

Di sini, kamu bakal dapet silabus terlengkap, praktek nyata buat portfolio, gratis mengulang kelas, serta peluang kerja dari 840+ hiring partner. Udah terbukti, 96% alumni berhasil kerja!

Masih bingung, “Kalau aku dari jurusan non-akuntansi, bisa ikut nggak?” atau “Portfolio apa aja yang bakal dibuat selama bootcamp?” Tenang, kamu bisa konsultasi gratis di sini karena dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi 

Tags

Share

Author Image

Farijihan Putri

Farijihan is a passionate Content Writer with 3 years of experience in crafting compelling content, optimizing for SEO, and developing creative strategies for various brands and industries.

Hi!👋
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!