dibimbing.id - Competency Framework: Manfaat, Cara Membuat, & Contohnya

Competency Framework: Manfaat, Cara Membuat, & Contohnya

Farijihan Putri

03 September 2025

56

Image Banner

Kamu lagi mikirin gimana cara mengukur skill karyawan secara objektif biar nggak cuma pakai feeling? Banyak Warga Bimbingan yang baru nyemplung ke dunia HR sering kewalahan karena nggak punya standar jelas buat menilai kompetensi tim. 

Akhirnya, keputusan rekrutmen atau promosi menjadi kurang tepat, dan malah bikin produktivitas mandek.

Nah, disinilah competency framework berperan penting. Framework ini bisa bantu kamu bikin standar kompetensi yang terukur, adil, dan relevan buat kebutuhan perusahaan.


Kalau kamu pengen lebih paham cara ngebangunnya sekaligus praktik langsung di dunia kerja, ikut Bootcamp Human Resource dibimbing.id adalah langkah awal yang tepat.


Okey, langsung aja yuk simak penjelasan MinDi di artikel ini!


Baca Juga: Panduan Memilih Bootcamp Human Resource Terbaik



Apa Itu Competency Framework?


Competency framework adalah kerangka kerja yang digunakan perusahaan untuk menentukan keterampilan, perilaku, dan pengetahuan yang dibutuhkan agar karyawan bisa sukses di perannya.


Framework ini berfungsi sebagai panduan standar, sehingga organisasi punya acuan yang jelas untuk rekrutmen, pelatihan, hingga pengembangan karier.


Mengapa Competency Framework Penting untuk HR?


Setelah memahami definisinya, saatnya kamu tahu kenapa competency framework jadi hal krusial bagi HR dalam mendukung kinerja perusahaan.


1. Kejelasan Ekspektasi


Melalui framework ini, karyawan dan manajer memiliki pemahaman yang sama mengenai keterampilan serta perilaku yang dibutuhkan untuk sukses. Hal tersebut membantu meminimalisir miskomunikasi dan memperkuat arah kerja tim.


2. Mendukung Perekrutan dan Pengembangan


Proses rekrutmen menjadi lebih efektif karena ada standar kompetensi yang jelas untuk tiap posisi. Selain itu, HR bisa lebih mudah menyusun program Learning and Development (L&D) yang tepat sasaran.


3. Menyelaraskan Kinerja dengan Strategi


Penerapan competency framework memungkinkan kinerja individu terhubung langsung dengan strategi bisnis perusahaan. Setiap target organisasi bisa diterjemahkan menjadi perilaku nyata yang diharapkan dari karyawan.


4. Manajemen Kinerja


Kerangka ini menjadi dasar objektif untuk menilai performa karyawan, bukan sekadar opini subjektif manajer. Hasil evaluasi pun lebih adil dan bisa digunakan untuk mendorong peningkatan kualitas kerja.


5. Perencanaan Talenta


Penerapan framework membantu HR dalam merencanakan suksesi dan merancang strategi retensi karyawan. Dengan begitu, perusahaan bisa memastikan keberlangsungan talenta terbaik dalam jangka panjang.


Baca Juga: Apa Itu Human Centric dalam Rekrutmen Karyawan?


Apa Saja Komponen Utama dalam Competency Framework?


Sumber: Freepik


Setelah tahu pentingnya competency framework bagi HR, kamu juga perlu memahami komponen utama yang menyusunnya agar implementasinya lebih efektif.


1. Skills and Competencies


Membedakan antara skill dan kompetensi penting untuk memastikan kerangka kerja lebih akurat. 

Skill adalah kemampuan spesifik terkait tugas tertentu, sedangkan kompetensi mencakup gabungan pengetahuan, perilaku, dan pengalaman yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dikuasai.


2. Core Values


Nilai inti berfungsi sebagai prinsip panduan bagi semua karyawan, tanpa memandang level jabatan. Contohnya bisa berupa pelayanan maksimal di industri education atau keberlanjutan di bisnis yang berfokus pada lingkungan.


3. Core Competencies


Dalam competency framework, kompetensi inti mencakup kemampuan luas yang penting untuk seluruh organisasi. Misalnya, komunikasi, kerja sama tim, dan kemampuan belajar yang wajib dimiliki setiap karyawan.


4. Functional Competencies


Kompetensi fungsional berkaitan langsung dengan kebutuhan tiap peran. HR mungkin membutuhkan kemampuan komunikasi dan kerahasiaan, sementara engineer lebih fokus pada keterampilan teknis atau bahasa pemrograman.


5. Leadership Competencies


Kompetensi kepemimpinan hanya relevan bagi mereka di level manajerial atau eksekutif. Hal ini mencakup kemampuan seperti manajemen stakeholder, pengetahuan strategis, serta membangun kemitraan yang kuat.


6. Meta Competencies


Kompetensi meta adalah kemampuan umum yang dibutuhkan lintas industri. Beberapa contohnya termasuk ketahanan, kemampuan beradaptasi, dan semangat belajar sepanjang karier.


Langkah Praktis Cara Membuat Competency Framework


Sekarang saatnya Warga Bimbingan tahu langkah praktis untuk menyusun competency framework yang bisa langsung diterapkan di perusahaan.


1. Identifikasi Tujuan Organisasi


Langkah pertama adalah memahami misi, visi, dan strategi bisnis yang sedang dijalankan. Hal ini membantu menentukan arah pengembangan kompetensi agar sejalan dengan kebutuhan jangka panjang perusahaan.


Tanpa pemahaman yang jelas, framework bisa melenceng dari tujuan utama bisnis. Makanya, tujuan organisasi wajib menjadi pondasi sebelum masuk ke tahap berikutnya.


2. Libatkan Pemangku Kepentingan


Tahap berikutnya adalah mengajak manajer, tim HR, hingga karyawan untuk memberikan masukan terkait kompetensi yang dibutuhkan.


Melibatkan banyak pihak membuat framework lebih relevan karena berdasarkan pengalaman nyata di lapangan. 

Proses diskusi juga dapat meningkatkan rasa kepemilikan terhadap hasil yang disepakati bersama. Akhirnya, implementasi competency framework lebih diterima dan didukung oleh seluruh tim.


3. Tentukan Kompetensi Utama dan Spesifik


Setelah itu, buat daftar kompetensi yang wajib dimiliki semua karyawan sekaligus kompetensi fungsional sesuai tiap peran.


Core competencies biasanya bersifat umum seperti komunikasi dan kerja sama, sedangkan functional competencies lebih teknis dan berbeda antar-divisi.


Penyusunan daftar tersebut menjadi inti dari competency framework karena menjadi acuan bagi seluruh kegiatan HR. Dari tahap ini, organisasi bisa memastikan keselarasan antara individu dan strategi bisnis.


4. Rancang Level Kompetensi yang Jelas


Selanjutnya, tentukan level kompetensi mulai dari dasar hingga mahir untuk setiap peran. Level ini membantu perusahaan menilai perkembangan karyawan secara lebih objektif.


Misalnya, kemampuan komunikasi bisa dibagi menjadi pemula, menengah, dan ahli sehingga lebih terukur.

Adanya level yang jelas juga memudahkan HR merancang pelatihan sesuai kebutuhan pengembangan karyawan.


5. Lakukan Evaluasi dan Perbaikan Berkala


Setelah framework diterapkan, evaluasi harus dilakukan secara rutin agar tetap relevan dengan perubahan bisnis. 

Review berkala membantu menemukan bagian yang sudah efektif maupun yang perlu diperbarui. Proses perbaikan berkelanjutan ini memastikan framework tidak ketinggalan zaman.


Pada akhirnya, competency framework selalu bisa diandalkan untuk mendukung strategi SDM perusahaan.



Contoh Penerapan Competency Framework


Setelah tahu cara membuatnya, yuk pahami contoh penerapan competency framework di berbagai industri biar lebih kebayang dalam praktik sehari-hari!


1. Industri Retail


Perusahaan retail biasanya menekankan kompetensi pelayanan pelanggan, teamwork, dan kecepatan kerja. 

Misalnya, kasir perlu menunjukkan kemampuan komunikasi yang ramah, sedangkan supervisor harus bisa memimpin tim shift dengan efektif.


Competency framework membantu memastikan setiap peran mendukung target utama yaitu kepuasan pelanggan. Hasilnya, kualitas layanan tetap konsisten meski karyawan berganti.


2. Industri Teknologi


Di bidang teknologi, framework banyak difokuskan pada kompetensi teknis seperti coding, analisis data, serta problem solving.


Seorang software engineer misalnya, harus menguasai bahasa pemrograman tertentu sekaligus mampu bekerja kolaboratif dalam tim agile.


Competency framework membuat standar kemampuan jadi lebih jelas sehingga proses rekrutmen dan pengembangan karier lebih terarah. Hal ini juga mendukung inovasi yang berkelanjutan di perusahaan teknologi.


Baca Juga: 11 Tools AI untuk HRD yang Bantu Kerjaan Makin Cepat & Tepat


Tingkatkan Skill HR Lewat Bootcamp Human Resource!


Sekarang kamu udah paham pentingnya competency framework untuk menunjang karier di dunia HR. Nah, biar makin ahli di bidang HR, yuk gabung ke Bootcamp Human Resource dibimbing.id bareng mentor berpengalaman. 


Kamu bakal dapet silabus terlengkap, 20+ Assignment & Real Case Project buat portfolio, gratis mengulang kelas, dan 12 Minggu Praktik Magang langsung sebagai HR di perusahaan nyata. Gak cuma itu, ada juga 840+ hiring partner yang siap buka peluang kerja dan terbukti 96% alumni berhasil dapat kerja.


Pernah kepikiran, “Kalau aku belum punya background HR, apa masih bisa ikut?” atau “Setelah lulus bootcamp, gimana cara penyaluran kerjanya?” langsung konsultasi gratis di sini. dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi Human Resources profesional.


Referensi

  1. What is a competency framework and what are the benefits of using it? [Buka]
  2. Competency framework: What it is and how to build one [Buka]
  3. Competency framework [Buka]


Share

Author Image

Farijihan Putri

Farijihan is a passionate Content Writer with 3 years of experience in crafting compelling content, optimizing for SEO, and developing creative strategies for various brands and industries.

Hi!👋
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!