Berpikir Analitis: Pengertian, Manfaat & Contoh Penerapannya
Muthiatur Rohmah
•
17 May 2024
•
1392
Ada banyak kecerdasan intelektual yang penting untuk dimiliki individu dalam dunia kerja, salah satunya adalah kemampuan analytical thinking atau berpikir analisis. Lantas apa yang dimaksud berpikir analitis?
Berpikir analitis adalah proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan berdasarkan pengamatan yang cermat dan evaluasi sistematis dari data dan informasi yang tersedia.
Orang yang memiliki analytical thinking akan mudah menemukan solusi yang tepat dan sesuai berdasarkan kondisi permasalahan yang ada.
Ingin tahu lebih lanjut mengenai berpikir analitis? Apa saja manfaat dan contoh penerapannya? Yuk pahami bersama pada artikel ini.
Apa itu Berpikir Analitis?
Sebelum kita lanjut lebih jauh, yuk perhatikan dulu apa itu berpikir analitis melalui beberapa pengertian berikut ini.
Berdasarkan TalentLyft, Berpikir analitik adalah proses berpikir yang melibatkan pemisahan abstrak dari suatu entitas secara keseluruhan ke dalam bagian-bagiannya untuk mempelajari bagian tersebut dan hubungan antar bagian.
Sederhananya, Berpikir analitis adalah proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan berdasarkan pengamatan yang cermat dan evaluasi sistematis dari data dan informasi yang tersedia.
Berpikir analitis sangat penting dalam konteks pekerjaan sebab dapat membantu individu dalam mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah, mengambil informasi kunci dari data, serta mengembangkan solusi tepat untuk berbagai permasalahan tersebut.
Kemampuan berpikir analitis juga bermanfaat untuk menguji dan memverifikasi penyebab dari suatu masalah yang kemudian dapat dikembangkan solusi untuk mengatasinya.
Mengapa Skill Berpikir Analitis itu Penting?
Skill berpikir analitis itu penting banget lho, terutama di dunia kerja yang serba cepat ini. Dengan skill ini, kamu bisa lebih gampang ngertiin situasi yang kompleks dengan cara memecahnya jadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola.
Jadi, Sobat MinDi bukan hanya sekedar tau masalahnya apa, tapi juga bisa mengambil data yang relevan dan digunakan untuk mencari solusi efektif.
Berpikir analitis juga berguna untuk memastikan apakah solusi yang yang dipikirkan itu bisa mengatasi masalah utamanya atau enggak.
Intinya, berpikir analitis bisa membuat Sobat MinDi lebih mandiri dalam menghadapi masalah dengan membuat keputusan yang tepat. Oleh sebab itu, skill ini sangat berharga di dalam lingkungan kerja hingga kehidupan pribadi.
Apa Saja Manfaat Berpikir Analitis?
Sobat MinDi, setelah mempelajari pengertian dan pentingnya berpikir analitis, pasti kamu bertanya-tanya, apa saja manfaatnya?
Yuk simak beberapa manfaat berpikir analitis yang penting dan perlu Sobat MinDi pahami.
Berpikir analitis memberikan banyak manfaat, terutama dalam konteks profesional, yang mencakup beberapa aspek penting:
1. Mengambil Keputusan Pekerjaan yang Lebih Baik
Dengan kemampuan berpikir analitis, Sobat MinDi bisa lebih mendalam mengolah informasi dan data yang tersedia untuk mengambil keputusan yang tepat dan efektif.
Hal ini berarti, Sobat MinDi tidak hanya bertindak berdasarkan insting atau pengalaman saja, tetapi menggunakan analisis yang mendetail untuk menghasilkan pilihan yang lebih informatif dan logis.
2. Mengidentifikasi Masalah yang Ada di Tim
3. Bermanfaat untuk Menyelesaikan Masalah yang ditemui
Setelah masalah teridentifikasi, berpikir analitis juga sangat penting dalam menentukan solusi terbaik.
Sobat MinDi dapat menggunakan pendekatan sistematis untuk mengevaluasi berbagai opsi, memprediksi potensi hasil, dan memilih strategi yang paling efektif untuk mengatasi masalah tersebut.
4. Salah satu Skill yang Paling Penting di Pekerjaan
Di banyak bidang pekerjaan, berpikir analitis dianggap sebagai salah satu kemampuan terpenting yang harus dimiliki.
Dari teknologi informasi hingga manajemen, kemampuan untuk memproses informasi secara logis dan sistematis sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan inovasi dalam bekerja.
Secara keseluruhan, berpikir analitis akan membantu meningkatkan kinerja keseluruhan dan mempermudah kemampuan adaptasi seseorang dalam berbagai situasi profesional.
Baca Juga: Diferensiasi Produk Adalah: Pengertian, Tipe & Contohnya
Contoh Penerapan Analytical Thinking di Pekerjaan
Saat mempelajari tentang berpikir analitis, Sobat MinDi mungkin akan bertanya mengenai bagaimana bentuk penerapan berpikir analitis dalam konteks pekerjaan?
Langsung saja, yuk simak contoh penerapan analytical thinking pada pekerjaan berikut ini.
Berpikir analitis bisa diterapkan dalam berbagai aspek pekerjaan, dan berikut adalah beberapa contoh penerapannya dalam konteks yang spesifik:
1. Brainstorming Ide Bersama Tim
Dalam sesi brainstorming, berpikir analitis membantu tim menghasilkan ide-ide baru tetapi serta mengevaluasi dan memilih ide-ide tersebut berdasarkan logika dan data yang ada.
Seorang yang berpikir analitis dapat membantu memandu diskusi agar tetap berfokus dan efisien, sehingga setiap ide yang muncul dapat dianalisis berdasarkan kepraktisan dan potensi implementasinya dalam proyek atau masalah yang sedang dihadapi.
2. Mencari Root Cause Problems (Analisis Penyebab Utama)
Salah satu aplikasi kunci dari berpikir analitis adalah dalam identifikasi penyebab utama suatu masalah. Teknik seperti Five Whys atau diagram fishbone (Ishikawa) digunakan untuk menggali lebih dalam lapisan penyebab yang mungkin tidak langsung terlihat.
Hal ini melibatkan penggalian secara sistematis terhadap suatu masalah hingga mencapai akar penyebab yang sebenarnya, bukan hanya gejala yang tampak di permukaan. Dengan memahami root cause, solusi yang dikembangkan akan lebih efektif dan bertahan lama.
3. Solving Problems di Project
Dalam konteks proyek, berpikir analitis digunakan untuk menyelesaikan masalah yang muncul selama siklus hidup proyek. Ini bisa meliputi alokasi sumber daya, penjadwalan, atau isu teknis.
Analisis yang baik membuat tim dapat menggunakan data dan informasi yang tersedia untuk membuat simulasi, prediksi, dan skenario perencanaan.
Hal ini berguna dalam pengambilan keputusan yang didasarkan pada bukti konkret dan analisis mendalam, sehingga meningkatkan kemungkinan keberhasilan proyek.
Melalui penerapan berpikir analitis, tim dan individu dapat meningkatkan keefektifan dalam menghadapi tantangan, mengembangkan solusi yang inovatif, dan mengoptimalkan hasil kerja secara keseluruhan.
Kemampuan berpikir analitis ini penting dalam membantu perusahaan beradaptasi dan berkembang dalam lingkungan bisnis yang dinamis dan penuh persaingan.
Baca Juga: Eisenhower Matrix: Pengertian, Kegunaan & Cara Membuatnya
Contoh Penerapan Berpikir Analitis
Masih bingung mengenai berpikir analitis? Sebelum melakukannya, yuk simak beberapa contoh penerapan berpikir analitis dalam bidang pekerjaan tertentu berikut ini.
1. Creative Analytical di Marketing
Dalam bidang marketing, penerapan berpikir analitis bisa sangat bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas kampanye.
Misalnya, seorang analis pemasaran mungkin menggunakan berpikir analitis untuk mengidentifikasi segmen pasar yang paling responsif terhadap jenis iklan tertentu. Ini dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis data dari kampanye sebelumnya, termasuk metrik seperti tingkat klik, konversi, dan interaksi sosial media.
Dengan memisahkan data tersebut berdasarkan demografi, lokasi, dan perilaku konsumen, analis dapat mengidentifikasi pola dan tren yang menunjukkan preferensi dan respons konsumen.
Selanjutnya, informasi ini digunakan untuk merancang strategi pemasaran yang lebih terfokus dan personal, yang pada akhirnya dapat meningkatkan ROI (Return on Investment) dari kampanye pemasaran.
Berpikir analitis disini membantu tim marketing tidak hanya dalam merancang kampanye yang lebih efektif, tetapi juga dalam menyesuaikan pesan dan tawaran secara real-time berdasarkan umpan balik dan hasil yang diterima.
2. Creative Analytical di Project Management
Dalam bidang project management, berpikir analitis terutama digunakan untuk meningkatkan pengambilan keputusan dan efisiensi proyek.
Sebagai contoh, seorang manajer proyek mungkin menghadapi tantangan dengan jadwal proyek yang ketat dan sumber daya yang terbatas. Dengan berpikir analitis, manajer tersebut bisa melakukan analisis mendalam terhadap semua aspek proyek, termasuk durasi tugas, ketergantungan antar-tugas, dan alokasi sumber daya.
Dengan menganalisis data ini, manajer dapat mengidentifikasi penyebab kemacetan atau risiko keterlambatan, dan mengoptimalkan jadwal dengan cara merestrukturisasi tugas atau reallocating resources untuk menghindari overloading pada sumber daya kritis.
Berpikir analitis juga membantu dalam memprioritaskan tugas berdasarkan dampaknya terhadap tujuan proyek, memastikan bahwa tim fokus pada tugas-tugas yang paling kritikal terlebih dahulu.
Ini membantu memastikan bahwa proyek berjalan lancar dan dapat diselesaikan tepat waktu dan dalam anggaran yang telah ditetapkan.
3. Creative Analytical di UI/UX
Dalam bidang UI/UX, berpikir analitis memainkan peran krusial dalam pengembangan dan perbaikan desain interface yang digunakan pengguna.
Sebagai contoh, seorang desainer UI/UX mungkin menggunakan analisis data penggunaan aplikasi untuk mengidentifikasi kesulitan pengguna aplikasi.
Mereka dapat mengumpulkan data ini melalui alat seperti heatmaps yang menunjukkan area yang sering diklik dan alat analisis perilaku pengguna seperti session replays.
Dengan menganalisis informasi ini secara mendalam, desainer dapat memahami elemen desain mana yang tidak berfungsi sesuai dengan harapan, seperti tombol yang kurang terlihat atau navigasi yang membingungkan.
Berpikir analitis memungkinkan UI/UX designer untuk membuat keputusan yang berdasarkan bukti untuk meningkatkan kegunaan, efektivitas, dan kepuasan pengguna, sehingga dapat meningkatkan pengalaman keseluruhan pengguna terhadap produk.
Yuk Pelajari Berpikir Analitis yang Penting untuk Pekerjaan Anda
Sobat MinDi, itulah beberapa pembahasan mengenai berpikir analitis, mulai dari pengertian, manfaat, pentingnya hingga contoh penerapan berpikir analitis.
Kesimpulannya, berpikir analitis adalah proses pemecahan masalah berdasarkan data dan bukti yang konkrit, gunakan pola pikir ini untuk mengatasi masalah profesional hingga kehidupan pribadi Sobat MinDi.
Dalam perusahaan, berpikir analitis diperlukan hampir di setiap bidang pekerjaan. Salah satunya adalah project manager yang membutuhkan kemampuan ini untuk mengelola poyek mereka secara efisien dan sistematis.
Sobat MinDi ingin menjadi project manager profesional? Tertarik switch career di bidang project management?
Yuk ikuti bootcamp product and project management dibimbing.id. Bootcamp terbaik dengan pembelajaran inovatif dan intensif. Bootcamp ini didampingi oleh para mentor profesional dan berpengalaman di bidangnya, yang bakal bantu kamu jadi project manager yang sukses.
Belum memiliki pengalaman di bidang product dan project management sama sekali?
Tenang saja, dibimbing.id siap bimbing kamu mulai dari nol, dengan kurikulum terlengkap, update serta beginner friendly.
Sebanyak 94% alumni bootcamp dibimbing.id telah berhasil mendapatkan kerja sesuai bidang mereka. Nah, jangan khawatir nganggur setelah lulus bootcamp ya, dibimbing.id juga menyediakan job connect ke 570+ hiring partner khusus buat Sobat MinDi.
Tunggu apalagi? buruan konsultasi di sini, apapun tujuan karirmu dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi karir impianmu.
FAQ Berpikir Analitis
Mengapa berpikir analitis penting di tempat kerja?
Berpikir analitis sangat penting di tempat kerja karena memungkinkan individu untuk memecahkan masalah secara efektif, membuat keputusan yang berdasarkan data, dan mengoptimalkan proses. Ini membantu dalam meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan dapat memimpin inovasi dalam berbagai proyek dan tugas.
Bagaimana cara mengembangkan kemampuan berpikir analitis?
Mengembangkan berpikir analitis bisa dimulai dengan sering berlatih memecahkan puzzle atau masalah logika, belajar dari situasi kehidupan nyata, membiasakan diri dengan alat-alat analitik, dan terus menerus meminta feedback atas cara berpikir dan solusi yang dihasilkan.
Selain itu, membaca secara luas dan berpartisipasi dalam diskusi kelompok yang mempertanyakan dan mengevaluasi berbagai perspektif juga dapat membantu.
Apa perbedaan antara berpikir analitis dan berpikir kritis?
Meskipun kedua jenis berpikir ini sering digunakan secara bergantian, ada perbedaan utama.
Berpikir analitis fokus pada pemecahan masalah dengan memecah informasi menjadi komponen yang lebih kecil dan memahami hubungan di antaranya. Sementara berpikir kritis lebih berfokus pada evaluasi dan penilaian informasi atau argumen untuk menentukan kebenaran atau validitasnya.
Bagaimana cara menerapkan berpikir analitis dalam membuat keputusan?
Dalam membuat keputusan, berpikir analitis membantu dengan menyediakan metode sistematis untuk memilah data dan informasi, mengidentifikasi opsi yang relevan, memproyeksikan hasil potensial, dan memilih opsi terbaik berdasarkan analisis mendalam.
Proses ini mengurangi bias dan meningkatkan kemungkinan bahwa keputusan yang diambil akan menghasilkan hasil yang diinginkan.
Bisakah berpikir analitis membantu dalam kerja tim?
Ya, berpikir analitis sangat membantu dalam kerja tim karena dapat meningkatkan kemampuan tim untuk mengatasi masalah, berinovasi, dan membuat keputusan bersama.
Dengan menganalisis secara kolektif dan memanfaatkan keahlian yang beragam di dalam tim, proses pengambilan keputusan menjadi lebih inklusif dan berdasarkan pemikiran yang mendalam.
Reference:
What is Analytical thinking? - TalentLyft - Buka
Tags
Muthiatur Rohmah
Muthia adalah seorang Content Writer dengan kurang lebih satu tahun pengalaman. Muthia seorang lulusan Sastra Indonesia yang hobi menonton dan menulis. Sebagai SEO Content Writer Dibimbing, Ia telah menulis berbagai konten yang berkaitan dengan Human Resources, Business Intelligence, Web Development, Product Management dan Digital Marketing.