Apa Itu Backdoor dalam Cyber Security? Jenis dan Pencegahan

Irhan Hisyam Dwi Nugroho
•
18 July 2024
•
1163

Catatan Redaksi:
Artikel ini pertama kali diterbitkan pada Juli 2024 dan diperbarui pada 25 Agustus 2025 untuk memastikan informasi tetap akurat dan relevan.
Apa itu backdoor dalam cyber security? Backdoor adalah celah tersembunyi yang memberi akses tanpa izin ke sistem dan bisa menjadi ancaman serius bagi keamanan data.
Warga Bimbingan, backdoor sering digunakan oleh peretas untuk mencuri data atau merusak sistem. Memahami jenis dan cara kerjanya sangat penting untuk melindungi sistem dari serangan ini.
Di artikel ini, MinDi akan menjelaskan apa itu backdoor, contoh kasus serangan, dan cara pencegahan yang bisa kamu lakukan untuk menjaga sistem tetap aman. Yuk simak!
Apa Itu Backdoor dalam Cyber Security?
Backdoor dalam cyber security adalah metode yang digunakan untuk memberikan akses tersembunyi ke sistem atau perangkat tanpa izin atau deteksi.
Biasanya, backdoor dipasang oleh peretas dengan tujuan untuk mengakses data, mengendalikan sistem, atau melakukan serangan tanpa sepengetahuan pemiliknya.
Backdoor bisa disisipkan melalui malware, celah keamanan dalam perangkat lunak, atau bahkan kesalahan konfigurasi sistem.
Menggunakan backdoor, peretas dapat menghindari lapisan keamanan seperti firewall atau sistem deteksi intrusi.
Baca juga: Panduan Memilih Bootcamp Cyber Security yang Tepat
Jenis-Jenis Backdoor dalam Keamanan Siber
Sumber: Canva
Backdoor dapat muncul dalam berbagai bentuk yang dapat dimanfaatkan oleh peretas untuk mendapatkan akses tak sah ke sistem. Berikut adalah lima jenis backdoor yang umum digunakan dalam dunia keamanan siber:
1. Software Backdoor
Software backdoor disisipkan ke dalam perangkat lunak yang terinfeksi, baik melalui aplikasi yang diunduh atau perangkat lunak pihak ketiga.
Setelah berhasil dipasang, backdoor ini memberikan akses jarak jauh ke sistem tanpa sepengetahuan pengguna.
Biasanya, backdoor ini sulit terdeteksi karena disamarkan dalam aplikasi yang terlihat sah dan dapat berfungsi dalam jangka panjang.
2. Hardware Backdoor
Hardware backdoor berfokus pada perangkat keras seperti router, komputer, atau perangkat jaringan lainnya.
Peretas dapat memodifikasi perangkat ini untuk menyisipkan akses tersembunyi yang memungkinkan mereka mengendalikan sistem dari jarak jauh.
Jenis backdoor ini sulit dideteksi karena terletak pada level fisik perangkat dan dapat bertahan meskipun perangkat diprogram ulang atau di-reset.
3. Rootkit Backdoor
Rootkit backdoor adalah jenis backdoor yang memungkinkan peretas untuk menyembunyikan keberadaan malware atau aktivitas jahat dalam sistem.
Rootkit memberi peretas kontrol penuh atas perangkat yang terinfeksi dan memungkinkan mereka untuk menjalankan program atau perintah tanpa terdeteksi oleh perangkat keamanan.
Rootkit ini sangat sulit untuk dideteksi oleh pengguna atau antivirus karena ia menyembunyikan jejak aktivitas yang terjadi.
4. Web Shell Backdoor
Web shell backdoor adalah jenis backdoor yang disisipkan dalam server web untuk memberi peretas kendali penuh atas server tersebut.
Setelah terpasang, peretas dapat mengakses dan mengendalikan server secara remote, menjalankan perintah, dan mencuri data sensitif.
Biasanya, web shell backdoor ini ditanam melalui eksploitasi kerentanannya dalam aplikasi web yang tidak terpatching, menjadikannya sasaran utama bagi peretas.
5. Backdoor dalam Firmware
Backdoor dalam firmware terjadi ketika celah keamanan tersembunyi ada pada tingkat perangkat keras, khususnya pada firmware perangkat.
Peretas dapat memodifikasi firmware untuk memberi akses tetap tanpa perlu akses fisik ke perangkat tersebut.
Jenis backdoor ini sangat sulit untuk dideteksi dan bahkan bisa tetap aktif meskipun perangkat sudah direset atau diupdate karena terletak pada level perangkat yang sangat mendalam.
Baca juga: Panduan Lengkap Belajar Cyber Security dan Peluang Kerja
Cara Kerja Backdoor
Backdoor disisipkan ke dalam sistem untuk memberi peretas akses tak sah tanpa deteksi. Setelah terpasang, peretas bisa mengendalikan sistem dari jarak jauh.
Peretas sering memasang backdoor melalui malware atau eksploitasi celah keamanan. Begitu sistem terinfeksi, backdoor memungkinkan mereka untuk mengakses data dan menjalankan perintah tanpa sepengetahuan pengguna.
Backdoor digunakan untuk tujuan jangka panjang, seperti mencuri data atau merusak sistem. Aktivitas peretas sering disembunyikan agar tidak terdeteksi oleh perangkat keamanan.
Baca juga: Cyber Security Roadmap: Panduan Lengkap untuk Pemula
Contoh Kasus Serangan Backdoor
Serangan backdoor sering kali menyebabkan kerusakan besar di berbagai sektor. Berikut adalah tiga contoh serangan backdoor yang terkenal:
1. Serangan Stuxnet
Stuxnet adalah malware yang dirancang untuk menyerang sistem kontrol industri, khususnya fasilitas nuklir.
Malware ini menyusup dan merusak perangkat keras dengan cara tersembunyi. Dampaknya sangat besar, merusak mesin dan mengganggu operasi industri penting.
2. Serangan Backdoor pada Yahoo
Pada 2014, Yahoo mengungkapkan bahwa peretas berhasil menanamkan backdoor di sistem mereka.
Celah ini digunakan untuk mengakses data pribadi pengguna, termasuk email. Insiden ini menyoroti pentingnya melindungi data pribadi terhadap serangan backdoor.
3. Serangan Backdoor melalui SolarWinds
Serangan SolarWinds melibatkan backdoor yang disisipkan dalam pembaruan perangkat lunak sah.
Peretas mengakses banyak organisasi besar, termasuk lembaga pemerintahan, melalui software yang mereka gunakan. Serangan ini berlangsung selama berbulan-bulan sebelum terdeteksi.
Baca juga: Apa Itu Metasploit? Fungsi, Fitur, dan Cara Menggunakannya
Pencegahan dan Penghapusan Backdoor
Sumber: Canva
Untuk menjaga sistem tetap aman, pencegahan dan penghapusan backdoor sangat penting. Berikut adalah langkah-langkah yang efektif untuk mencegah dan menghapus backdoor:
1. Perbarui Perangkat Lunak Secara Rutin
Pembaruan perangkat lunak sangat penting untuk menutup celah yang dapat digunakan untuk menyisipkan backdoor.
Pembaruan ini biasanya mencakup perbaikan keamanan untuk mengatasi celah yang telah ditemukan. Dengan melakukan pembaruan rutin, kamu mengurangi kemungkinan sistemmu rentan terhadap backdoor.
2. Gunakan Sistem Keamanan yang Tepat
Menggunakan antivirus, firewall, dan sistem deteksi intrusi dapat membantu mencegah backdoor masuk ke dalam sistem.
Sistem ini mampu mendeteksi dan menghalau malware yang dapat menyisipkan backdoor. Selain itu, alat keamanan ini dapat memberikan perlindungan tambahan terhadap ancaman yang datang dari luar.
3. Pemeriksaan Sistem Secara Berkala
Pemeriksaan sistem secara rutin sangat penting untuk mendeteksi backdoor yang mungkin tersembunyi.
Dengan memeriksa file, aplikasi, dan log sistem, kamu dapat menemukan tanda-tanda aneh yang menunjukkan adanya backdoor.
Ini memungkinkan kamu untuk menghapus backdoor lebih cepat sebelum menyebabkan kerusakan lebih lanjut.
4. Penerapan Prinsip Keamanan Terhadap Akses Pengguna
Batasi hak akses pengguna hanya pada bagian sistem yang mereka butuhkan untuk bekerja.
Dengan cara ini, kamu dapat mengurangi kemungkinan bagi seseorang untuk memasang backdoor. Selain itu, pastikan hanya pihak yang berwenang yang memiliki akses ke data dan aplikasi penting.
Ingin Jadi Cyber Security Professional?
Setelah mempelajari tentang apa itu backdoor dan cara mencegahnya dalam cyber security, kini saatnya untuk mendalami lebih dalam dan membangun karier di dunia keamanan siber!
Yuk, ikuti Bootcamp Cyber Security di dibimbing.id! Di sini, kamu akan mempelajari cara melindungi sistem dari berbagai ancaman siber, termasuk serangan backdoor, dengan pendekatan yang praktis dan aplikatif.
Belajar langsung dari mentor berpengalaman dengan kurikulum yang terstruktur untuk mengasah kemampuanmu dalam dunia keamanan siber.
Dengan lebih dari 840+ hiring partners dan tingkat keberhasilan alumni 96%, peluang kariermu di dunia Cyber Security semakin terbuka lebar!
Jadi, tunggu apa lagi? Daftar sekarang disini dan mulai perjalananmu menjadi seorang Cyber Security Professional! #BimbingSampeJadi
Referensi
- What is a Backdoor Attack? [Buka]
Tags

Irhan Hisyam Dwi Nugroho
Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.