dibimbing.id - Bug Adalah: Jenis, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasi

Bug Adalah: Jenis, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasi

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

31 January 2024

709

Image Banner

Warga Bimbingan, pernah nggak sih lagi asyik buka aplikasi, eh tiba-tiba crash? Atau lagi order makanan online, ternyata harga jadi Rp999 juta? Yakin, itu ulah si bug nakal! 

Di artikel ini, MinDi bakal bahas seru tentang apa itu bug di aplikasi, kenapa mereka muncul, dan gimana dampaknya bisa bikin developer pusing, bahkan bikin user kecewa. Tapi tenang, MinDi juga kasih solusi ampuh buat menangkalnya.

Jadi, kalau kamu penasaran gimana caranya aplikasi bebas bug dan tetap berjalan lancar, yuk simak artikel ini sampai habis. Let's debug like a pro


Apa Itu Bug?


Bug adalah kesalahan atau cacat dalam sistem aplikasi atau perangkat lunak yang membuatnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya. 

Biasanya, bug muncul karena kesalahan dalam penulisan kode, desain sistem, atau masalah saat pengujian. 

Contoh bug bisa berupa aplikasi yang tiba-tiba crash, tombol yang tidak merespons, atau fitur yang berjalan tidak sesuai harapan. 

Singkatnya, bug adalah “gangguan kecil” yang bisa menyebabkan masalah besar jika tidak segera diperbaiki.

Baca Juga: Markdown Adalah: Arti, Fungsi, Penulisan dan Contoh


Jenis-Jenis Bug


Sumber: Canva

Bug datang dalam berbagai jenis dan masing-masing memiliki dampaknya sendiri terhadap aplikasi. Berikut adalah beberapa jenis bug yang sering ditemui:


1. Logic Bug


Logic bug terjadi ketika software salah menjalankan perintah, sehingga hasilnya tidak sesuai harapan. Contohnya, jika aplikasi kalkulator menghasilkan penjumlahan 2+2 menjadi 5, ini adalah logic bug. Biasanya, bug ini muncul karena kesalahan logika dalam kode program.


2. Functional Error


Functional error adalah bug yang muncul pada fungsi tertentu dari software, seperti tombol yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Misalnya, tombol "Submit" yang tidak mengirimkan data ke server. Bug ini sering ditemukan saat pengujian fitur aplikasi.


3. Visual Bug


Visual bug terjadi pada elemen antarmuka pengguna (UI), seperti desain yang berantakan atau elemen yang tidak tampil sesuai posisi. Contoh kasusnya adalah teks yang terpotong atau gambar yang meluber keluar dari tempatnya. Bug ini bisa mengganggu pengalaman pengguna.


4. Security Error


Security error berkaitan dengan celah keamanan pada software yang memungkinkan pihak tidak berwenang mengakses sistem. Contohnya, aplikasi yang rentan terhadap serangan SQL injection. Bug ini sangat berbahaya karena bisa merugikan pengguna dan perusahaan.


5. Performance Defects


Performance defects adalah bug yang memengaruhi kecepatan, stabilitas, atau respons aplikasi. Contohnya, aplikasi yang membutuhkan waktu terlalu lama untuk membuka halaman. Masalah ini sering terjadi ketika sistem tidak dioptimalkan dengan baik.


6. Syntax Error


Syntax error muncul karena kesalahan penulisan kode, seperti lupa menutup tanda kurung atau salah penempatan tanda baca. Meski terlihat sepele, bug ini bisa menyebabkan program gagal dijalankan. Debugging biasanya diperlukan untuk mendeteksi kesalahan ini.


7. Compatibility Error


Compatibility error terjadi ketika aplikasi tidak dapat berjalan di sistem tertentu, misalnya aplikasi lama yang tidak mendukung sistem operasi terbaru. Hal ini sering terjadi pada software yang tidak diperbarui secara berkala. Bug ini dapat membatasi penggunaannya.


8. Usability Defects


Usability defects berkaitan dengan desain UI yang membuat software sulit digunakan. Contohnya, menu navigasi yang tidak intuitif sehingga membingungkan pengguna. Masalah ini dapat menurunkan kepuasan pengguna.


9. Workflow Bug


Workflow bug mengacu pada masalah dalam alur kerja atau navigasi pengguna pada aplikasi. Contohnya, pengguna yang tidak bisa menyelesaikan suatu proses karena tombol "Lanjutkan" tidak aktif. Bug ini biasanya ditemukan melalui uji coba skenario pengguna.

Baca Juga: 10 Jenis Ancaman Cyber Security yang Harus Diwaspadai


Penyebab Terjadinya Bug


Bug tidak muncul begitu saja, biasanya ada beberapa faktor yang menyebabkan masalah ini terjadi. Berikut adalah beberapa penyebab utamanya:


1. Kesalahan Penulisan Kode


Bug sering muncul karena programmer membuat kesalahan kecil, seperti salah mengetikkan sintaks atau lupa menutup tanda kurung. Meskipun terlihat sederhana, kesalahan ini bisa menyebabkan program tidak berjalan sesuai harapan.


2. Kurangnya Pengujian


Jika aplikasi tidak diuji dengan baik sebelum dirilis, bug yang tersembunyi bisa lolos. Pengujian yang tidak mencakup semua skenario pengguna sering menjadi akar masalah ini.


3. Perubahan pada Sistem atau Lingkungan


Bug juga bisa muncul ketika ada pembaruan pada sistem operasi, perangkat keras, atau perangkat lunak lain yang digunakan aplikasi. Ketidaksesuaian ini membuat aplikasi menjadi tidak kompatibel.


4. Desain Sistem yang Kurang Matang


Desain yang kurang direncanakan dengan baik bisa menyebabkan banyak celah yang rentan terhadap bug. Masalah ini biasanya terjadi jika pengembangan aplikasi dilakukan terburu-buru tanpa memperhatikan struktur yang solid.

Baca Juga: Cyber Security Analyst: Arti, Tugas, Skill, dan Gajinya


Dampak Bug


Sumber: Canva

Bug dalam aplikasi tidak hanya mengganggu pengguna, tetapi juga dapat menimbulkan kerugian besar bagi pengembang dan perusahaan. Berikut adalah beberapa dampaknya:


1. Pengalaman Pengguna Menurun


Aplikasi yang sering error atau tidak responsif membuat pengguna frustrasi dan meninggalkan aplikasi. Ini dapat menurunkan tingkat retensi pengguna dan membuat mereka beralih ke kompetitor.


2. Kerugian Finansial


Bug yang terjadi pada aplikasi e-commerce, seperti error saat pembayaran, dapat menyebabkan transaksi gagal dan menimbulkan kerugian pendapatan. Bahkan bug kecil bisa berdampak besar pada profit perusahaan.


3. Celah Keamanan yang Rentan Diserang


Bug pada keamanan dapat membuka jalan bagi hacker untuk mencuri data pengguna atau merusak sistem. Dampaknya bisa berupa kehilangan data sensitif dan rusaknya reputasi perusahaan.


4. Penundaan Proyek atau Peluncuran


Adanya bug sering kali membuat pengembang harus melakukan perbaikan tambahan, yang berujung pada tertundanya jadwal peluncuran aplikasi. Hal ini dapat memengaruhi kepercayaan investor dan pelanggan.

Baca Juga: Jurusan Cyber Security: Arti, Mata Kuliah, dan Universitas


Cara Mengatasi Bug


Sumber: Canva

Mengatasi bug memerlukan langkah-langkah strategis agar aplikasi bisa kembali berjalan optimal tanpa mengganggu pengguna. Berikut adalah cara mengatasi bug:


1. Identifikasi dan Reproduksi Bug


Langkah pertama adalah memahami bug dengan cara mengidentifikasi masalah yang muncul. Cobalah untuk mereproduksi kondisi yang memicu bug agar penyebabnya lebih mudah ditemukan. 

Misalnya, jika bug muncul pada tombol tertentu, cari tahu urutan tindakan yang menyebabkan masalah tersebut. Proses ini membantu tim pengembang untuk melihat gambaran yang jelas tentang apa yang perlu diperbaiki.


2. Gunakan Tools Debugging


Tools debugging seperti Chrome DevTools, Visual Studio Debugger, atau Sentry sangat membantu dalam menganalisis bug. Tools ini memudahkan pengembang melihat kesalahan di kode atau perilaku aplikasi yang tidak sesuai.

Selain itu, tools ini juga bisa mencatat log error secara otomatis sehingga tidak ada detail yang terlewatkan. Penggunaan tools yang tepat dapat mempercepat proses perbaikan bug dengan akurasi tinggi.


3. Perbaiki Kode atau Sistem


Setelah mengetahui penyebab bug, lakukan perbaikan pada bagian kode atau sistem yang bermasalah. Perbaikan ini harus dilakukan secara hati-hati agar tidak menciptakan bug baru di area lain. 

Langkah ini juga melibatkan pengujian internal untuk memastikan perubahan tersebut benar-benar menyelesaikan masalah. Pastikan untuk mencatat semua perubahan agar mudah dilacak jika ada masalah tambahan.


4. Lakukan Pengujian Berulang


Pengujian berulang adalah langkah penting setelah perbaikan dilakukan untuk memastikan aplikasi berjalan dengan sempurna. 

Manual testing bisa digunakan untuk mengecek pengalaman pengguna secara langsung, sedangkan automated testing membantu memeriksa berbagai skenario dengan lebih cepat. 

Proses ini memastikan bug tidak muncul kembali atau menimbulkan masalah baru. Jika pengujian berhasil, aplikasi siap untuk kembali digunakan oleh pengguna.


5. Penerapan Prosedur Quality Assurance (QA)


QA adalah proses wajib untuk memastikan aplikasi bebas bug sebelum dirilis ke publik. QA melibatkan berbagai metode pengujian, seperti stress testing, usability testing, dan security testing

Dengan penerapan QA yang baik, potensi bug bisa ditemukan lebih awal sehingga tidak mengganggu pengalaman pengguna. Selain itu, QA juga membantu meningkatkan kualitas produk secara keseluruhan dan membangun kepercayaan pengguna.

Baca Juga: Cyber Security Roadmap: Panduan Lengkap untuk Pemula


Contoh Kasus Bug


Sumber: Canva

Bug sering kali muncul di berbagai aplikasi dan sistem, bahkan di produk perusahaan besar. Berikut adalah beberapa contoh kasus bug yang menarik untuk dipelajari:


1. Crash pada Tombol Checkout Aplikasi E-Commerce


Salah satu bug yang pernah terjadi adalah tombol "Checkout" di sebuah aplikasi e-commerce tidak berfungsi. 

Akibatnya, pengguna tidak bisa menyelesaikan pembelian meskipun produk sudah masuk ke keranjang belanja. Masalah ini menyebabkan hilangnya potensi transaksi dan kerugian besar bagi perusahaan.


2. Bug Tiket Pesawat dengan Harga Tidak Masuk Akal


Sebuah platform perjalanan pernah mengalami bug yang menyebabkan harga tiket pesawat turun menjadi hanya beberapa ribu rupiah. 

Pengguna yang memanfaatkan bug ini berhasil membeli tiket dengan harga sangat murah, namun perusahaan harus menanggung kerugian besar. Kasus ini menunjukkan bagaimana bug bisa berdampak langsung pada finansial perusahaan.


3. Aplikasi Media Sosial Error Saat Upload Foto


Pada aplikasi media sosial, pernah terjadi bug yang menyebabkan foto yang diunggah pengguna gagal diproses. 

Setiap kali mencoba, muncul pesan error tanpa penjelasan yang jelas. Hal ini membuat pengguna frustrasi dan menurunkan tingkat kepuasan terhadap aplikasi.


Siap Mengatasi Bug dan Jadi Web Developer Profesional?


Bug bukan cuma masalah teknis, tapi tantangan yang harus diatasi dengan solusi kreatif. Mau belajar mengatasi bug sekaligus jadi Web Developer andal? Gabung di Bootcamp Web Development di dibimbing.id!

Di sini, kamu akan belajar dari nol hingga mahir bersama mentor berpengalaman. Mulai dari HTML, CSS, JavaScript, hingga debugging dan framework populer seperti React dan Node.js. Kamu nggak cuma belajar teori, tapi langsung bikin portfolio keren yang bisa memikat recruiter.

Dengan silabus super lengkap, akses gratis mengulang kelas, dan peluang kerja nyata lewat 700+ hiring partner, kamu nggak perlu ragu melangkah. Fakta menariknya, 95% alumni Bootcamp Web Development kami sudah diterima kerja di berbagai perusahaan ternama!

Punya pertanyaan seperti, "Bagaimana cara memulai karier di web development?" atau "Skill apa saja yang harus dikuasai seorang Web Developer?" Jangan ragu untuk konsultasi gratis di sini. dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi Web Developer impian kamu!

Referensi: 

  1. What is a bug (computer bug)? [Buka]

Share

Author Image

Irhan Hisyam Dwi Nugroho

Irhan Hisyam Dwi Nugroho is an SEO Specialist and Content Writer with 4 years of experience in optimizing websites and writing relevant content for various brands and industries. Currently, I also work as a Content Writer at Dibimbing.id and actively share content about technology, SEO, and digital marketing through various platforms.

Hi!👋

Kalau kamu butuh bantuan,

hubungi kami via WhatsApp ya!