Apa itu Technopreneurship? Arti, Contoh, Prinsip & Skillnya

Muthiatur Rohmah
•
03 September 2024
•
1706

Halo Warga Bimbingan! Pernah nggak sih, kamu kepikiran gimana caranya teknologi bisa jadi peluang bisnis yang menguntungkan? Nah, technopreneurship muncul sebagai jawabannya!
Technopreneurship adalah gabungan antara teknologi dan kewirausahaan yang berfokus pada inovasi untuk menciptakan produk atau layanan baru. Singkatnya seorang entrepreneur yang nggak cuma jago bisnis, tapi juga ngerti banget soal teknologi.
Technopreneurship merupakan kunci untuk mengembangkan ide-ide inovatif yang bisa menjawab kebutuhan pasar yang terus berubah.
Gimana, tertarik jadi technopreneurship? Yuk pelajari lebih lanjut pada artikel ini!
Apa itu Technopreneurship?
Technopreneurship adalah proses menciptakan dan mengembangkan bisnis inovatif dengan memanfaatkan teknologi sebagai inti dari produk atau layanan.
Konsep technopreneurship adalah teknologi jadi inti dari bisnis, kemudian teknologi tersebut dimanfaatkan untuk menciptakan sesuatu yang baru, inovatif, dan bisa menjawab masalah atau kebutuhan orang banyak.
Salah satu contoh technopreneurship misalnya, kamu lihat banyak orang yang kesulitan nyari transportasi yang cepat dan aman, terus kamu bikin aplikasi ojek online.
Intinya, technopreneurship adalah menggabungkan kreativitas dalam bisnis dengan kecanggihan teknologi untuk membuat sesuatu yang beda dan impactful.
Di era digital kayak sekarang ini, technopreneurship jadi makin penting, karena teknologi terus berkembang, dan peluang buat bikin inovasi baru juga nggak ada habisnya.
Jadi, kalau Warga Bimbingan punya passion di teknologi dan pengen jadi entrepreneur, technopreneurship bisa jadi jalan yang pas buat kamu eksplor!
4 Prinsip Technopreneurship
Dalam technopreneurship, ada beberapa prinsip yang perlu Warga Bimbingan pelajari, berikut ini adalah empat prinsip utama yang menjadi dasar dalam technopreneurship. Yuk simak!
1. Inovasi Berbasis Teknologi
Prinsip pertama technopreneurship adalah fokus pada inovasi yang berbasis teknologi. Pada technopreneurship, teknologi bukan hanya alat bantu, tapi menjadi inti dari produk atau layanan yang diciptakan.
Seorang technopreneur harus selalu mencari cara baru untuk memanfaatkan teknologi yang ada atau menciptakan teknologi baru yang bisa memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan pasar. Inovasi ini bisa berupa produk, layanan, atau bahkan model bisnis yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya.
2. Pengembangan Nilai Tambah
Prinsip kedua technopreneurship adalah menciptakan nilai tambah bagi pelanggan. Technopreneurship nggak cuma soal membuat produk teknologi yang canggih, tapi juga bagaimana produk tersebut bisa memberikan manfaat nyata bagi penggunanya.
Nilai tambah ini bisa berupa efisiensi, kemudahan, atau solusi yang belum pernah ada sebelumnya.
Seorang technopreneur harus selalu memikirkan bagaimana teknologi yang mereka kembangkan bisa mempermudah hidup orang atau menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat.
3. Adaptasi dan Fleksibilitas
Dunia teknologi terus berkembang dengan cepat, dan seorang technopreneur harus bisa beradaptasi dengan perubahan tersebut. Prinsip ketiga ini menekankan pentingnya adaptasi dan fleksibilitas dalam menghadapi dinamika pasar dan perkembangan teknologi.
Technopreneur harus selalu terbuka terhadap perubahan, siap untuk belajar hal baru, dan cepat dalam mengimplementasikan inovasi. Fleksibilitas ini juga berarti kemampuan untuk pivot atau mengubah arah bisnis jika diperlukan, agar tetap relevan dan kompetitif di pasar.
4. Keberanian Mengambil Risiko
Prinsip terakhir technopreneurship adalah keberanian untuk mengambil risiko. Inovasi dan teknologi baru seringkali datang dengan ketidakpastian, dan seorang technopreneur harus siap untuk menghadapi risiko tersebut.
Ini bisa berupa risiko finansial, teknis, atau bahkan risiko kegagalan produk. Namun, dengan manajemen risiko yang baik dan keberanian untuk mencoba hal baru, technopreneur bisa membuka peluang besar untuk sukses.
Keberanian ini juga didukung oleh keyakinan bahwa inovasi mereka bisa membawa perubahan positif, baik bagi bisnis maupun masyarakat.
Dengan memahami dan menerapkan keempat prinsip ini, seorang technopreneur bisa mengembangkan bisnis yang nggak cuma inovatif, tapi juga memiliki dampak besar di pasar dan masyarakat.
Baca Juga: Kuasai 9 Skill Ini Jika Kamu Ingin Jadi Front End Web Developer
Contoh Technopreneurship Terkenal di Dunia
Warga Bimbingan sudah mulai tertarik jadi technopreneur? Selanjutnya yuk simak beberapa contoh technopreneurship terkenal di dunia, yang pastinya dapat kamu jadikan inspirasi!
1. Apple – Steve Jobs
Siapa sih yang nggak kenal Apple? Perusahaan ini didirikan oleh Steve Jobs, Steve Wozniak, dan Ronald Wayne. Steve Jobs adalah contoh technopreneur yang nggak cuma jago bikin produk teknologi, tapi juga ngerti banget gimana cara bikin orang jatuh cinta sama produknya.
Mulai dari komputer Mac, iPod, sampai iPhone yang nge-revolusi cara kita berkomunikasi dan mengakses informasi, Apple selalu jadi pionir dalam inovasi teknologi.
2. Microsoft – Bill Gates
Bill Gates adalah technopreneur yang mentransformasi tentang cara menggunakan komputer. Lewat Microsoft, dia berhasil bikin software yang user-friendly dan bikin komputer jadi barang yang wajib dimiliki, nggak cuma buat perusahaan besar, tapi juga buat rumah tangga.
Windows dan Office Suite adalah produk andalan yang bikin Microsoft jadi salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia.
3. Tesla – Elon Musk
Kalau ngomongin inovasi teknologi, nggak mungkin nggak nyebut Elon Musk. Lewat Tesla, dia berhasil bikin mobil listrik jadi mainstream. Nggak cuma itu, Tesla juga ngembangin teknologi energi terbarukan kayak baterai rumah dan panel surya.
Elon Musk sukses ngebawa ide yang awalnya cuma impian jadi kenyataan yang bisa diakses banyak orang.
4. Amazon – Jeff Bezos
Jeff Bezos adalah technopreneur yang mengubah cara kita belanja. Lewat Amazon, dia bikin platform e-commerce yang nggak cuma menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari, tapi juga buku, musik, dan bahkan layanan streaming.
Amazon sukses jadi raksasa teknologi dengan inovasi terus-menerus, mulai dari pengiriman cepat sampai teknologi cloud lewat Amazon Web Services (AWS).
5. Google – Larry Page dan Sergey Brin
Google didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin waktu mereka masih mahasiswa di Stanford. Awalnya, mereka cuma mau bikin mesin pencari yang bisa nyari informasi di internet dengan lebih efisien.
Tapi, siapa sangka, Google sekarang jadi perusahaan teknologi yang nge-handle hampir semua aspek kehidupan digital kita, dari pencarian informasi, iklan, email, sampai sistem operasi Android.
Kelima contoh technopreneurship ini menunjukkan bahwa ide-ide gila bisa jadi inovasi yang mengubah dunia.
Menjadi technopreneur nggak cuma fokus bikin produk keren, tapi juga mikirin gimana teknologi itu bisa ngebantu orang banyak dan bikin hidup jadi lebih mudah. Siapa tahu, Warga Bimbingan bisa jadi technopreneur sukses berikutnya!
Skill yang Harus dipelajari dalam Technopreneurship
Apa saja yang harus dipelajari dalam technopreneurship? Kalau Warga Bimbingan berminat menekuni bidang ini, ada beberapa skill yang wajib kamu pelajari, berikut akan MinDi jelaskan satu persatu!
1. Pemahaman Teknologi
Ini jelas skill paling dasar yang harus kamu kuasai. Kamu nggak perlu jadi ahli di semua teknologi, tapi minimal kamu harus ngerti dan up-to-date dengan perkembangan teknologi terbaru.
Misalnya, kamu perlu tau gimana cara kerja AI, blockchain, atau cloud computing. Dengan pemahaman ini, kamu bisa nyiptain solusi teknologi yang relevan dan inovatif.
2. Keterampilan Bisnis
Technopreneurship merupakan gabungan antara teknologi dan bisnis, jadi kamu harus punya pemahaman dasar tentang bisnis juga.
Mulai dari cara bikin business plan, mengatur keuangan, sampai strategi pemasaran. Skill ini penting biar ide teknologi kamu nggak cuma keren di atas kertas, tapi juga bisa jadi bisnis yang menghasilkan.
3. Inovasi dan Kreativitas
Sebagai technopreneur, kamu harus selalu bisa berpikir out of the box. Inovasi dan kreativitas adalah kunci buat bikin produk atau layanan yang beda dari yang lain.
Skill ini bakal ngebantu kamu nemuin solusi baru buat masalah yang mungkin belum pernah terpikirkan oleh orang lain.
4. Keterampilan Problem Solving
Di dunia technopreneurship, kamu pasti bakal sering ketemu masalah, baik teknis maupun bisnis.
Nah, keterampilan problem solving ini bakal ngebantu kamu buat nemuin solusi yang efektif dan efisien. Ini juga berarti kamu harus bisa mikir cepat dan fleksibel dalam menghadapi berbagai tantangan.
5. Kemampuan Networking
Dalam technopreneurship, kamu nggak bisa jalan sendiri. Kamu butuh jaringan yang kuat, baik itu mentor, investor, partner bisnis, atau bahkan pelanggan.
Kemampuan networking ini penting buat ngebangun relasi yang bisa mendukung perkembangan bisnis kamu. Jadi, jangan ragu buat ikut event, seminar, atau meet-up buat nambah koneksi.
6. Manajemen Proyek
Meskipun kamu paham teknologi dan bisnis, kamu tetap harus bisa mengelola proyek dengan baik. Manajemen proyek meliputi pengaturan waktu, anggaran, dan tim. Skill ini penting buat memastikan bahwa setiap aspek dari bisnis kamu berjalan sesuai rencana dan tepat waktu.
7. Kepemimpinan
Sebagai technopreneur, kamu akan memimpin tim yang mungkin terdiri dari berbagai macam orang dengan skill berbeda.
Kepemimpinan yang baik akan membantu kamu memotivasi tim, mengarahkan visi, dan membuat keputusan yang tepat. Ini juga termasuk kemampuan untuk mendengarkan dan memahami kebutuhan tim kamu.
Dengan menguasai ketujuh skill ini, Warga Bimbingan akan lebih siap buat ngejalanin perjalanan technopreneurship yang penuh tantangan tapi juga penuh peluang.
Jadi, mulai sekarang, yuk, asah skill-skill ini biar mimpi kamu jadi technopreneur sukses bisa terwujud!
Baca Juga: Mengulik Web Developer: Intip Tugas, Skill & Gajinya Lengkap!
Yuk Belajar Technopreneurship yang Tepat Mulai dari Sekarang!
Warga Bimbingan, itulah beberapa pembahasan mengenai technopreneurship secara lengkap dan detail, mulai dari pengertian, prinsip, contoh hingga skillnya.
Setelah baca artikel ini sampai habis, Warga Bimbingan pasti makin yakin untuk berkarir sebagai technopreneur yang sukses dan siap mengubah dunia!
Ingin jadi HRD profesional? Atau tertarik switch career di bidang Human Resources? Nggak tau harus mulai dari mana?
Yuk ikuti bootcamp Human Resources dibimbing.id, sebuah bootcamp terbaik dengan pembelajaran inovatif dan intensif. Kuasai tools HRIS dan seluruh aspek Human Resources yang akan diajarkan pada bootcamp ini.
Bootcamp HR dibimbing.id didampingi oleh mentor profesional dan terbaik yang bakal bantu kamu jadi Human Resources sukses.
Belum memiliki pengalaman di bidang human resources sama sekali?
Tenang saja, dibimbing.id siap bimbing kamu mulai dari nol, dengan kurikulum terlengkap, update serta beginner friendly.
Sebanyak 94% alumni bootcamp dibimbing.id telah berhasil mendapatkan kerja sesuai bidang mereka. Nah, jangan khawatir nganggur setelah lulus bootcamp ya, dibimbing.id juga menyediakan job connect ke 700+ hiring partner khusus buat Warga Bimbingan.
Kurang paham mengenai materi dan penjelasan mentor selama kelas berlangsung? Tenang saja, Warga Bimbingan boleh mengulang pembelajaran dari awal secara GRATIS tanpa dipungut biaya tambahan.
Tunggu apalagi? buruan konsultasi di sini, sampe puas dan GRATIS, apapun tujuan karirmu dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi karir impian.
Tags

Muthiatur Rohmah
Muthia adalah seorang Content Writer dengan kurang lebih satu tahun pengalaman. Muthia seorang lulusan Sastra Indonesia yang hobi menonton dan menulis. Sebagai SEO Content Writer Dibimbing, Ia telah menulis berbagai konten yang berkaitan dengan Human Resources, Business Intelligence, Web Development, Product Management dan Digital Marketing.