Apa itu Storming pada Pengembangan Tim? Definisi & Penyebab

Muthiatur Rohmah

•

28 June 2024

•

3969

Image Banner

Ada 4 tahapan proses pengembangan tim yang diciptakan oleh Bruce Tuckman pada tahun 1965, adapun tahapannya adalah Forming, Storming, Norming dan Performing. Keempat tahapan tersebut penting dalam menciptakan team building yang efektif.

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas salah satu tahapannya, yaitu storming. Lantas apa yang dimaksud storming dalam pengembangan tim?

Storming adalah tahap dalam pengembangan tim di mana anggota mengalami konflik dan ketegangan saat menetapkan peran dan tanggung jawab.

Penasaran lebih lanjut mengenai fase storming? Apa saja penyebab storming dalam pengembangan tim? Bagaimana strategi yang tepat untuk menghadapi storming? Yuk simak penjelasan lengkapnya hanya di artikel ini.


Apa itu Storming dalam Pengembangan Tim?

Tunggu dulu Sobat MinDi, sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai storming, pertama-tama yuk pelajari dulu apa itu storming melalui beberapa pengertian berikut ini.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, ada 4 tahapan pengembangan tim menurut Bruce Tuckman, yaitu fase Forming, Storming, Norming dan Performing. Fase storming merupakan fase kedua dalam tahapan pengembangan tim tersebut.

Dikutip dari Indeed, Storming adalah tahap kedua dalam proses pengembangan tim, yang terjadi saat anggota tim mulai merasa lebih nyaman dan mulai mengungkapkan pendapat serta kritik mereka secara jujur. 

Pada tahap ini, akan muncul konflik mengenai kekuasaan dan peran masing-masing anggota tim. 

Misalnya, mulai muncul perdebatan tentang siapa yang harus menangani tugas tertentu atau bagaimana cara terbaik untuk menyelesaikan proyek. Anggota tim juga akan mulai mempertanyakan keputusan atau otoritas pemimpin.

Selama fase storming, anggota tim akan fokus pada diskusi tentang bagaimana mendekati proyek, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tertentu, dan bagaimana bekerja sama secara efektif. 

Meskipun konflik dan ketegangan adalah hal yang alami dalam tahap storming, namun penting bagi tim untuk belajar cara mengelola dan menyelesaikan konflik tersebut. Dengan begitu, tim dapat bergerak maju dengan lebih solid dan terorganisir.


Apa saja Ciri-Ciri Storming pada Pengembangan Tim?


Sebuah tim bisa dinyatakan mencapai tahap storming jika memiliki beberapa ciri-ciri yang signifikan. Lantas apa saja ciri-ciri fase storming dalam grup? Yuk simak penjelasan lengkapnya berikut ini.


1. Perdebatan di Antara Anggota Tim

Pada fase storming, anggota tim sering kali terlibat dalam perdebatan dan konflik. Hal ini terjadi karena mereka mulai merasa nyaman mengungkapkan pendapat mereka yang sebenarnya, yang mungkin berbeda satu sama lain. 

Perdebatan ini bisa menjadi sengit karena setiap anggota mencoba mempertahankan pandangan mereka.


2. Berebut Kepemimpinan

Selama fase storming, mungkin ada persaingan untuk posisi kepemimpinan dalam tim. Beberapa anggota tim merasa bahwa mereka lebih cocok atau lebih kompeten untuk memimpin proyek dibandingkan dengan pemimpin saat ini. 

Hal ini dapat menimbulkan ketegangan dan persaingan di antara anggota tim.


3. Perbedaan Pandangan dan Gaya Pribadi yang Jelas

Pada tahap storming, perbedaan pandangan dan gaya kerja di antara anggota tim akan terlihat lebih jelas. 

Anggota tim mulai memperlihatkan cara kerja, preferensi, dan metode komunikasi yang berbeda, sehingga dapat menyebabkan konflik ketika mencoba bekerja sama.


4. Kurangnya Kejelasan Peran dan Tanggung Jawab

Salah satu tantangan utama dalam fase storming adalah kurangnya kejelasan mengenai peran dan tanggung jawab masing-masing anggota tim. 

Tanpa kejelasan ini, anggota tim akan merasa bingung atau frustrasi, yang dapat menghambat kemajuan dan kolaborasi yang efektif.



5. Kurangnya Kemajuan Tim

Salah satu ciri-ciri fase storming adalah kurangnya kemajuan dalam proyek atau tugas tim. Hal ini terjadi karena konflik internal dan ketegangan antara anggota tim yang sering menghambat kolaborasi yang efektif. 

Anggota tim akan lebih fokus pada perbedaan pandangan, perebutan kekuasaan, dan klarifikasi peran yang belum jelas, daripada menyelesaikan pekerjaan mereka. 

Akibatnya, tim sering kali mengalami stagnasi, sehingga proyek tidak bergerak maju sesuai rencana, dan tujuan yang ditetapkan sulit dicapai tepat waktu.

Baca Juga: 15 Materi Pelatihan Leadership paling Penting di 2024


Apa Penyebab Timbulnya Konflik dalam Fase Storming?

Pada fase storming, konflik akan muncul karena berbagai alasan yang berkaitan dengan perbedaan individu dan dinamika kekuasaan. 

Konflik yang terjadi pada fase storming sebenarnya adalah bagian alami dari proses pembentukan tim, dan jika dikelola dengan baik, dapat membantu tim menjadi lebih kuat dan terorganisir.

Agar dapat mengatasi konflik storming lebih efektif, yuk simak beberapa penyebab timbulnya konflik dalam fase storming berikut ini.


1. Masalah Kepemimpinan

Pada tahap storming, konflik mengenai kepemimpinan dalam tim akan sering muncul. Anggota tim dapat merasa tidak puas dengan pemimpin saat ini atau ada beberapa anggota yang ingin mengambil alih peran kepemimpinan. 

Situasi ini menimbulkan persaingan dan ketegangan karena setiap anggota mencoba membuktikan kemampuan mereka untuk memimpin. 

Konflik ini bisa menghambat kerja tim karena energi yang seharusnya digunakan untuk menyelesaikan tugas malah terfokus pada perebutan kepemimpinan.


2. Konflik Kekuasaan

Selain masalah kepemimpinan, konflik kekuasaan juga menjadi penyebab utama dalam fase storming. Anggota tim akan berusaha untuk mendapatkan lebih banyak kontrol atau pengaruh dalam tim, menciptakan bentrokan kekuasaan. 

Perebutan kekuasaan ini dapat menyebabkan ketegangan antar anggota karena setiap orang berusaha untuk membuktikan otoritas mereka. Konflik kekuasaan sering kali mengganggu alur kerja tim dan menciptakan lingkungan yang kurang kolaboratif dan lebih kompetitif.


3. Konflik Struktural

Konflik struktural terjadi karena kurangnya kejelasan mengenai peran dan tanggung jawab dalam tim. Ketika proses pengorganisasian tugas dimulai, ketidakjelasan tentang siapa yang bertanggung jawab atas tugas tertentu dapat menyebabkan kebingungan dan frustasi. 

Anggota tim akan merasa bahwa peran mereka tumpang tindih dengan anggota lain atau tidak ada pembagian tugas yang adil. Situasi ini menimbulkan ketegangan dan konflik antarpribadi, yang dapat menghambat kemajuan proyek dan efisiensi kerja tim.

Dengan memahami penyebab-penyebab fase storming, tim dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi konflik dalam pengembangan tim.


Strategi Ampuh Menangani Fase Storming

Tim Sobat MinDi sedang memasuki fase storming? Bingung bagaimana cara mengatasi konfliknya? Tenang saja, yuk simak beberapa strategi ampuh menangani fase storming versi MinDi berikut ini.


1. Komunikasi Terbuka dan Jujur

Salah satu cara paling efektif untuk mengatasi konflik di fase storming adalah dengan memastikan semua anggota tim berbicara secara terbuka dan jujur. 

Semua orang harus merasa nyaman untuk menyampaikan pendapat, kekhawatiran, dan perasaan mereka tanpa takut akan reaksi negatif. 

Anggota tim bisa mengadakan sesi diskusi atau pertemuan rutin di mana semua anggota tim bisa berbagi pikiran mereka dengan bebas. Pemimpin tim juga harus membantu memfasilitasi komunikasi ini, dan memastikan semua suara didengar dan dihargai.


2. Penetapan Peran dan Tanggung Jawab yang Jelas

Kejelasan tentang siapa yang bertanggung jawab atas apa sangat penting untuk mengurangi konflik. Pemimpin tim harus bekerja sama dengan anggota tim untuk mendefinisikan dan mengkomunikasikan peran masing-masing dengan jelas. 

Buat deskripsi tugas yang spesifik dan tetapan tanggung jawab individu, Hal ini bisa membantu menghindari tumpang tindih peran dan memastikan setiap orang tahu apa yang diharapkan dari mereka. 

Dengan kejelasan ini, anggota tim bisa fokus pada tugas mereka sendiri dan mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh kebingungan peran.


3. Membangun Kepercayaan dan Kolaborasi Tim

Membangun kepercayaan di antara anggota tim adalah kunci untuk mengatasi konflik di fase storming. Kepercayaan bisa dibangun melalui kegiatan team-building, proyek kolaboratif, dan interaksi positif sehari-hari. 

Pemimpin tim harus mendorong anggota untuk bekerja sama dan saling membantu, menciptakan budaya tim yang suportif. Dengan adanya kepercayaan, anggota tim akan lebih mudah mengatasi konflik secara konstruktif dan mendukung satu sama lain dalam mencapai tujuan bersama.


4. Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan Konflik

Mengadakan pelatihan khusus untuk mengembangkan keterampilan manajemen konflik bisa sangat membantu dalam fase ini. 

Pelatihan ini bisa mencakup teknik negosiasi, mediasi, dan strategi pemecahan masalah. Dengan keterampilan ini, anggota tim akan lebih siap untuk menghadapi dan menyelesaikan konflik secara efektif. 

Pemimpin tim juga harus dilatih untuk mengenali tanda-tanda awal konflik dan mengatasi masalah sebelum berkembang menjadi lebih serius. Pelatihan ini akan membantu dalam menyelesaikan konflik dalam fase storming.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, tim bisa mengelola konflik dengan lebih baik selama fase storming, sehingga menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis dan produktif.

Baca Juga: Apa itu Forming, Storming, Norming & Performing Pada Pengembangan Tim?


Contoh Fase Storming dalam Pengembangan Tim

Sobat MinDi masih ragu, apakah tim kamu sedang mengalami fase storming atau tidak? Yuk simak contoh fase storming berikut ini.

Fase storming dalam pengembangan tim bisa terlihat ketika sebuah tim baru dibentuk untuk mengerjakan proyek penting. Misalnya, sebuah perusahaan teknologi membentuk tim proyek untuk mengembangkan aplikasi baru. 

Pada awalnya, anggota tim mungkin saling menjaga sikap dan menghindari konflik (fase forming). Namun, setelah beberapa minggu bekerja bersama, anggota tim mulai merasa lebih nyaman dan mulai mengungkapkan pendapat mereka yang sebenarnya. 

Beberapa anggota tidak setuju dengan metode kerja yang diusulkan oleh pemimpin tim, sementara yang lain merasa peran mereka tidak jelas atau tumpang tindih. 

Diskusi mulai memanas ketika anggota tim berdebat tentang siapa yang harus mengerjakan bagian tertentu dari proyek, dan ada yang merasa mereka lebih layak memimpin tugas tertentu. 

Konflik ini adalah tanda-tanda khas fase storming, dimana perbedaan pandangan, perebutan kepemimpinan, dan ketidakjelasan peran mulai muncul, sehingga menciptakan ketegangan dalam tim.


Ingin Belajar Tahapan Pengembangan Tim Lebih Lanjut? Yuk Ikut Bootcamp Dibimbing!

Sobat MinDi, itulah beberapa pembahasan mengenai fase storming dalam pengembangan tim, pelajari dengan baik agar setiap anggota tim dalam melewati fase ini dengan efektif dan efisien.

Kesimpulannya, storming adalah tahap dalam pengembangan tim di mana konflik dan ketegangan muncul karena perbedaan pandangan, perebutan kepemimpinan, dan ketidakjelasan peran.

Tertarik belajar teknik pengembangan tim perusahaan lebih lanjut? Atau berkeinginan switch career sebagai project manager profesional? Bingung harus mulai dari mana?

Yuk ikuti bootcamp product and project management dibimbing.id. Bootcamp terbaik dengan pembelajaran inovatif dan intensif. Bootcamp ini didampingi oleh para mentor profesional dan berpengalaman di bidangnya, yang bakal bantu kamu jadi project manager yang sukses.

Belum memiliki pengalaman di bidang product dan project management sama sekali?

Tenang saja, dibimbing.id siap bimbing kamu mulai dari nol, dengan kurikulum terlengkap, update serta beginner friendly

Sebanyak 94% alumni bootcamp dibimbing.id telah berhasil mendapatkan kerja sesuai bidang mereka. Nah, jangan khawatir nganggur setelah lulus bootcamp ya, dibimbing.id juga menyediakan job connect ke 570+ hiring partner khusus buat Sobat MinDi.

Tunggu apalagi? buruan konsultasi di sini, apapun tujuan karirmu dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi karir impianmu.

Reference:

  1. What is forming, storming, norming, performing? (With tips) - Buka
  2. Tuckman's Stages of Group Development - WCU of PA - Buka

Share

Author Image

Muthiatur Rohmah

Muthia adalah seorang Content Writer dengan kurang lebih satu tahun pengalaman. Muthia seorang lulusan Sastra Indonesia yang hobi menonton dan menulis. Sebagai SEO Content Writer Dibimbing, Ia telah menulis berbagai konten yang berkaitan dengan Human Resources, Business Intelligence, Web Development, Product Management dan Digital Marketing.