Apa itu Model Pengembangan Addie? Arti, Tujuan & Langkahnya

Muthiatur Rohmah
•
23 September 2024
•
301

Halo Warga Bimbingan! Kalau kamu berkecimpung di dunia pelatihan atau pengembangan materi pembelajaran, pasti sering mendengar model pengembangan ADDIE.
Model pengembangan ADDIE adalah salah satu model pengembangan untuk merancang dan mengembangkan program atau materi pembelajaran secara efektif.
Dengan menggunakan model pengembangan ADDIE, proses belajar-mengajar jadi lebih terstruktur, jelas, dan pastinya sesuai sama kebutuhan peserta.
Penasaran mengenai model pengembangan ADDIE? Yuk simak pengertian, tujuan hingga langkahnya pada artikel ini.
Apa itu Model Pengembangan ADDIE?
Model pengembangan ADDIE adalah adalah metode atau kerangka kerja untuk merancang materi pembelajaran, terutama di dunia pendidikan dan pelatihan.
Nama ADDIE sendiri adalah singkatan dari lima tahap penting: Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Masing-masing tahap berperan penting untuk memastikan program atau materi yang dibuat efektif dan sesuai kebutuhan.
Model pengembangan ADDIE digunakan agar kita bisa menyusun program secara terstruktur dan bisa memastikan kalau setiap langkah dipikirin dengan baik.
Dengan menggunakan ADDIE, kita jadi bisa bikin materi yang efektif, efisien, dan tepat sasaran, sehingga hasil pembelajarannya juga lebih maksimal.
Model pengembangan ADDIE merupakan proses berpikir terarah yang membantu kita agar tidak ketinggalan poin penting saat mengembangkan program atau materi belajar, sehingga hasilnya optimal.
Tujuan Model Pengembangan ADDIE?
Warga Bimbingan, ada beberapa tujuan utama penerapan model pengembangan ADDIE dalam pembelajaran.
Kenapa model ini sering dipakai buat pengembangan materi atau program belajar? Yuk, simak tujuan model pengembangan ADDIE secara detail berikut ini.
1. Agar Program Terstruktur dan Jelas
Tujuan model pengembangan ADDIE adalah agar proses membuat materi atau program nggak acak-acakan. Dengan ADDIE, kamu punya panduan yang jelas, jadi setiap tahap yang kamu lewatin bener-bener terarah.
Hasilnya, program yang kamu buat bisa lebih mudah diikuti dan nggak bikin peserta bingung.
2. Menyesuaikan dengan Kebutuhan Audiens
ADDIE membantu agar program yang dibuat benar-benar sesuai sama kebutuhan audiens. Jadi, daripada bikin materi yang asal keren tapi nggak relevan, ADDIE akan membantu riset kebutuhan peserta agar programnya tepat sasaran.
3. Memaksimalkan Hasil Pembelajaran
Tujuan model pengembangan ADDIE lainnya adalah memastikan hasil belajar yang maksimal. ADDIE membantu mengecek apakah program yang dibuat beneran efektif buat ngasih pemahaman yang diinginkan, atau masih perlu disempurnakan di beberapa bagian.
4. Evaluasi dan Perbaikan yang Berkelanjutan
ADDIE juga membantu membuat evaluasi di akhir proses. Jadi, kalau ada yang kurang pas, kita bisa langsung tahu dan perbaiki buat program berikutnya. Hal ini membuat materi atau program yang kita kembangkan jadi semakin baik dari waktu ke waktu.
Warga Bimbingan, itulah empat tujuan model pengembangan ADDIE, intinya, ADDIE membuat kita punya arahan yang jelas biar program sukses dan sesuai dengan kebutuhan peserta!
Baca Juga: 6 Contoh RTL Pelatihan Terupdate 2024 di Berbagai Bidang!
5 Langkah Penerapan Model Pengembangan ADDIE
Warga Bimbingan, kamu ingin tahu cara menerapkan model pengembangan ADDIE untuk program pembelajaran?
MinDi akan bahas lima langkah penerapan model pengembangan ADDIE, kamu wajib tahu! Yuk simak!
1. Analysis
Pertama, sebelum mulai bikin materi atau strategi training, kamu harus paham dulu situasi yang ada. Cek apa sih gap pengetahuan atau kebutuhan yang ada di peserta? Tanya juga, "Apa sih tujuan training ini? Perubahan apa yang pengen dicapai?"
Di tahap ini, kamu harus ngumpulin informasi sebanyak mungkin soal audiens, tujuan bisnis, dan cara training yang sudah dipakai sebelumnya.
Hasil akhirnya, kamu bakal punya rencana training yang jelas meliputi, siapa yang butuh, apa yang diajarin, gimana caranya, dan kenapa training ini penting.
2. Design
Setelah rencana training siap, kamu masuk ke tahap desain, di tahap ini kamu mulai nentuin strategi, metode penyampaian, struktur materi, durasi, cara evaluasi, sampai feedback-nya. Kamu bikin semacam cetak biru atau prototipe dari kursus yang mau dibikin.
Misalnya, kamu bisa bikin storyboard atau prototype buat ngasih gambaran jelas ke tim atau stakeholder. Pastikan tes dulu prototipenya sebelum lanjut ke tahap berikutnya, biar nggak salah arah.
3. Development
Setelah desainnya oke, saatnya mulai bikin kursusnya. Di tahap ini, kamu tinggal ngikutin blueprint yang udah dibuat di tahap desain. Tambahkan detail, pilih grafik, warna, dan font yang bikin konten jadi menarik dan sesuai sama audiens.
Pengembangan harus dilakukan secara bertahap dan harus selalu di tes. Jangan lupa, pastiin navigasi kursusnya mudah dipahami, biar peserta nggak bingung atau frustasi pas mengikuti kursusnya.
4. Implementation
Kalau kursusnya udah jadi dan tesnya oke, saatnya diluncurkan ke peserta! Biasanya, kursus di-upload ke sistem LMS (Learning Management System) dan peserta mulai bisa akses.
Di tahap ini kamu mengatur siapa yang ikut, berapa lama waktu yang mereka punya, passing grade untuk tes, dan cara pengumpulan feedback. Jangan lupa, selalu pantau pelaksanaannya. Sebelum semua peserta ikut, coba tes dulu sama grup kecil buat cek kalau ada masalah.
5. Evaluation
Terakhir, jangan lupa buat evaluasi hasilnya. Pada tahap ini cek apakah tujuan di tahap analisis udah tercapai atau belum. Kumpulkan feedback dari peserta lewat survei, dan dari situ kamu bisa perbaiki program yang ada atau buat versi yang lebih baik kedepannya.
Hasil akhirnya, kamu bakal punya laporan evaluasi yang jelas dan bisa dipake buat revisi kursus atau program training berikutnya.
Jadi, ADDIE nggak cuma ngarahin proses bikin program, tapi juga bikin kita terus ningkatin kualitas dari waktu ke waktu!
Kelebihan dan Kekurangan Model Pengembangan ADDIE
Warga Bimbingan ingin menggunakan model pengembangan ADDIE? Sebelum itu, yuk simak kelebihan dan kekurangan model pengembangan ADDIE yang bisa jadi bahan pertimbangan apakah model ini cocok atau tidak untuk program kamu.
Kelebihan Model Pengembangan ADDIE
- Terstruktur dan Jelas: ADDIE itu punya lima tahapan yang jelas, mulai dari analisis sampai evaluasi. Ini bikin kita nggak bingung saat bikin program pembelajaran. Semua langkahnya jelas, jadi prosesnya lebih terarah dan hasilnya bisa lebih maksimal.
- Fleksibel: Meskipun kelihatannya ada lima langkah yang harus diikuti, ADDIE itu sebenarnya cukup fleksibel. Kamu bisa balik lagi ke tahap sebelumnya kalau ternyata ada yang perlu diperbaiki. Jadi, kalau ada kesalahan, kamu bisa revisi tanpa harus mulai dari nol.
- Cocok untuk Program Besar: Kalau kamu lagi bikin program pembelajaran yang besar atau kompleks, ADDIE itu sangat membantu. Karena prosesnya detail dan terencana, kamu bisa memastikan semua aspek program udah diperhatiin dengan baik, dari materi sampai cara penyampaiannya.
- Evaluasi yang Menyeluruh: Dengan adanya tahap evaluasi di akhir, ADDIE memastikan bahwa kamu nggak cuma berhenti setelah program selesai. Kamu bakal dapat insight berharga dari feedback peserta, yang bisa dipakai buat ningkatin program kedepannya
Kekurangan Model Pengembangan ADDIE
- Memakan Waktu: Karena prosesnya detail dan terstruktur, ADDIE bisa jadi cukup memakan waktu. Setiap tahap butuh perhatian khusus, jadi nggak bisa langsung buru-buru selesai. Ini kadang jadi kendala kalau kamu butuh bikin program dalam waktu yang cepat.
- Terlalu Formal untuk Program Sederhana: Kalau kamu cuma bikin program pembelajaran yang sederhana, ADDIE bisa terasa terlalu rumit. Lima tahapan itu cocok buat proyek besar, tapi kalau buat program kecil, bisa jadi malah bikin prosesnya lebih ribet daripada yang seharusnya.
- Terlalu Fokus pada Langkah: Kadang, karena ADDIE punya langkah-langkah yang jelas, kita jadi terlalu fokus ngikutin tahapannya tanpa fleksibilitas berpikir. Misalnya, kalau tiba-tiba ada ide kreatif di tengah jalan, kamu bisa bingung gimana cara masukinnya karena merasa harus ngikutin urutan yang ada.
- Kurang Cepat Beradaptasi dengan Perubahan Cepat Kalau ada perubahan mendadak, model ADDIE bisa kurang cepat beradaptasi. Misalnya, kalau tren atau kebutuhan peserta berubah di tengah proses, kamu mungkin harus mundur ke tahap analisis lagi, yang pastinya makan waktu.
Jadi, model pengembangan ADDIE cocok untuk proyek besar yang butuh perencanaan matang. Kalau untuk program kecil atau yang butuh perubahan cepat, mungkin kamu harus cari pendekatan lain yang lebih fleksibel!
Baca Juga: 10 Contoh Sertifikat Pelatihan yang Baik & Benar, Yuk Simak!
Yuk Persiapkan Pengembangan Karier Mahasiswa Melalui Career Preparation dibimbing.id
Warga Bimbingan, itulah beberapa penjelasan mengenai model pengembangan ADDIE secara lengkap, mulai dari pengertian, tujuan, langkah hingga kelebihan dan kekurangannya.
Dengan baca artikel ini sampai habis, Warga Bimbingan pasti akan lebih yakin untuk memutuskan ingin menggunakan model ADDIE untuk program kamu atau tidak.
Warga Bimbingan seorang mahasiswa? Tertarik menjadi mempersiapkan karir di masa depan? Bingung harus mulai dari mana? Sebaiknya ikuti career preparation dulu.
Pihak universitas atau sekolah wajib memperhatikan ini, dengan adanya pelatihan intensif mahasiswa, SDM dan lulusan akan berkualitas yang tentunya akan berdampak baik bagi universitas.
Ikuti bimbingan persiapan karir dibimbing.id, sebuah pelatihan atau kursus intensif bagi mahasiswa yang fokus mempersiapkan skill dan potensi mereka agar siap menjalani dunia karir secara profesional.
Kelas dibimbing.id selalu didampingi para mentor berpengalaman dan profesional, sehingga pembelajaran berjalan inovatif. Dengan LSM yang canggih, peserta dapat mengakses pembelajaran dimanapun dan kapanpun.
Tunggu apalagi? Segera daftarkan universitas Anda di sini! Jangan khawatir, dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi skill dan potensi mahasiswa Anda.
Reference:
- ADDIE: 5 Steps To Effective Training - Buka
Tags

Muthiatur Rohmah
Muthia adalah seorang Content Writer dengan kurang lebih satu tahun pengalaman. Muthia seorang lulusan Sastra Indonesia yang hobi menonton dan menulis. Sebagai SEO Content Writer Dibimbing, Ia telah menulis berbagai konten yang berkaitan dengan Human Resources, Business Intelligence, Web Development, Product Management dan Digital Marketing.