dibimbing.id - Memahami Window Dressing Laporan Keuangan hingga Contohnya

Memahami Window Dressing Laporan Keuangan hingga Contohnya

Farijihan Putri

21 May 2025

404

Image Banner

Warga Bimbingan lagi belajar akuntansi atau pengen switch career ke Finance & Accounting? Kamu wajib tahu soal window dressing laporan keuangan. Teknik ini sering dipakai perusahaan buat memoles tampilan laporan keuangannya biar kelihatan lebih sehat dari yang sebenarnya.

Window dressing laporan keuangan adalah praktik yang bisa bikin investor, kreditur, atau pemilik usaha sendiri terkecoh kalau gak jeli. Makanya, penting banget buat kamu ngerti gimana cara kerjanya dan apa dampaknya dalam pengambilan keputusan finansial.

Gak cuma teori, kamu juga bakal lihat contoh real-nya biar makin paham dan bisa lebih waspada saat menganalisis laporan keuangan.

Yuk, Warga Bimbingan, simak artikel yang udah MinDi siapin dan tambah insight kamu supaya makin ahli di dunia finance!

Baca Juga: Rekomendasi Bootcamp Finance Accounting Online Bersertifikat


Apa Itu Window Dressing dalam Laporan Keuangan?


Window dressing dalam laporan keuangan adalah praktik manipulasi atau penyusunan ulang data keuangan oleh perusahaan agar laporan keuangannya terlihat lebih baik dari kondisi aslinya.

Tujuan utamanya biasanya untuk menarik perhatian investor, meningkatkan nilai perusahaan di mata publik, atau memenuhi target tertentu menjelang akhir periode pelaporan.

Contohnya bisa berupa menunda pencatatan utang, mempercepat pencatatan pendapatan, atau menjual aset sementara untuk memperbaiki rasio keuangan.

Meski secara teknis masih dalam batas legal, praktik ini sering dianggap tidak etis karena bisa menyesatkan pembaca laporan keuangan.

Baca Juga: Cara Efektif Belajar Finance dan Accounting, Panduan Lengkap


Tujuan Window Dressing


Setelah tahu apa itu window dressing dalam laporan keuangan, sekarang saatnya MinDi bahas tujuan utamanya. Walaupun terkesan manipulatif, ada alasan tertentu kenapa perusahaan melakukan hal ini. Yuk, simak penjelasannya di bawah!


1. Menarik Minat Investor


Salah satu tujuan utama window dressing adalah bikin laporan keuangan terlihat lebih sehat untuk menarik calon investor. Lewat tampilan finansial yang lebih rapi, perusahaan bisa meningkatkan kepercayaan dan peluang mendapatkan suntikan modal baru.


2. Meyakinkan Kreditur dan Pemegang Saham


Selain investor, perusahaan juga ingin meyakinkan kreditur dan pemegang saham kalau kondisi keuangannya aman. Cara ini bisa bantu jaga reputasi perusahaan dan menghindari risiko kepercayaan menurun.


3. Meningkatkan Nilai Perusahaan di Mata Publik


Window dressing laporan keuangan juga sering digunakan untuk menjaga atau meningkatkan citra perusahaan di mata publik. Alhasil, persepsi pasar tetap positif meski kondisi internal belum tentu sejalan.


Bagaimana Cara Kerja Window Dressing?


Sekarang Warga Bimbingan mungkin penasaran gimana sih cara kerja window dressing dalam laporan keuangan? Nah, praktik ini bisa melibatkan beberapa trik akuntansi yang bikin laporan tampak lebih sehat dari kenyataannya. Yuk, simak 3 cara yang sering dipakai!


1. Memajukan Pendapatan atau Menunda Beban


Perusahaan bisa mencatat pendapatan lebih awal atau menunda pencatatan beban supaya laporan terlihat lebih menguntungkan. Akibatnya, laba bersih tampak naik, padahal kondisi aslinya belum tentu sebaik itu.


2. Mengubah Komposisi Investasi


Sebagai strategi lainnya, perusahaan bisa menjual aset yang performanya buruk lalu membeli saham atau instrumen yang sedang naik daun. Tujuannya tentu supaya portofolio terlihat lebih menguntungkan di akhir periode.


3. Menekan Utang Jangka Pendek


Window dressing laporan keuangan juga bisa dilakukan dengan melunasi utang jangka pendek menjelang akhir periode. Hasilnya, rasio utang perusahaan jadi terlihat lebih sehat dan mengurangi kekhawatiran pemangku kepentingan.


4. Mengatur Ulang Arus Kas


Perusahaan bisa meningkatkan saldo kas sementara lewat pinjaman jangka pendek atau aktivitas non-operasional. Meskipun kas tampak naik, langkah ini nggak mencerminkan performa operasional yang sebenarnya.


Apa Saja Dampak Risiko Window Dressing?


Sumber: Freepik

Setelah tahu gimana cara kerjanya, penting juga buat Warga Bimbingan paham risiko yang bisa muncul akibat window dressing. Walaupun terlihat menguntungkan dalam jangka pendek, praktik ini bisa bikin perusahaan kena masalah serius di kemudian hari. Yuk, bahas dampaknya satu per satu!


1. Merusak Kredibilitas Perusahaan


Manipulasi angka laporan bisa bikin investor, kreditur, dan pemegang saham merasa tertipu. Sekali ketahuan, kepercayaan terhadap perusahaan bakal langsung anjlok dan susah banget dibangun lagi. Akibatnya, perusahaan bisa kehilangan peluang pendanaan atau kerja sama strategis.


2. Berujung Masalah Hukum


Window dressing laporan keuangan bukan cuma bikin laporan menjadi menyesatkan, tapi juga bisa masuk ranah hukum kalau terbukti sengaja menipu.

Regulator seperti OJK atau auditor independen bisa memberikan sanksi administratif bahkan pidana. Reputasi perusahaan pun bisa rusak total kalau kasusnya sampai jadi konsumsi publik.


3. Menyalahi Etika Bisnis


Biarpun gak selalu ilegal, window dressing tetap dianggap melanggar etika profesional. Praktik semacam ini bikin integritas tim keuangan dipertanyakan, apalagi kalau dilakukan terus-menerus. Dalam jangka panjang, hal ini bisa merusak budaya perusahaan yang sehat dan transparan.

Baca Juga: Contoh Laporan Keuangan Perusahaan hingga Cara Membuatnya


Bagaimana Mengidentifikasi Adanya Window Dressing?


Setelah tahu risiko besar yang bisa ditimbulkan, langkah berikutnya belajar mengenali ciri-ciri window dressing. Supaya kamu bisa lebih waspada, terutama saat menganalisis laporan keuangan perusahaan, simak tandanya berikut ini.


1. Pergerakan Angka yang Gak Wajar


Lonjakan atau penurunan tiba-tiba di laporan keuangan, apalagi menjelang akhir periode, patut dicurigai. Bisa jadi perusahaan sengaja memoles angka agar terlihat lebih stabil atau menguntungkan dari kondisi sebenarnya.


2. Perubahan Kebijakan Akuntansi Mendadak


Window dressing laporan keuangan kadang dilakukan lewat perubahan metode akuntansi secara tiba-tiba. Misalnya, mengganti metode depresiasi atau mengubah cara pencatatan pendapatan tanpa alasan logis. Hal ini bisa adalah sinyal kuat adanya manipulasi yang disamarkan.


3. Aktivitas Operasional yang Tidak Konsisten


Peningkatan penjualan karena diskon besar-besaran atau utang usaha yang melonjak drastis bisa menandakan upaya mempercantik laporan. Begitu juga kalau tiba-tiba saldo kas naik tinggi karena pinjaman mendadak. Semua itu bisa menjadi red flag buat para analis dan investor.


Contoh Window Dressing


Berikut contoh praktik window dressing yang sering terjadi di dunia bisnis dan investasi. Praktik-praktik ini biasanya dilakukan menjelang akhir periode pelaporan agar laporan keuangan tampak lebih menarik.


1. Menunda Pembayaran Beban Operasional


Perusahaan bisa saja menunda pembayaran tagihan atau beban operasional agar laba bersih terlihat lebih tinggi di akhir tahun. Strategi ini membuat laporan keuangan tampak sehat, padahal ada beban yang belum dicatat.


2. Manuver Portofolio oleh Manajer Investasi


Seorang manajer investasi bisa menjual saham-saham berkinerja buruk lalu menggantinya dengan saham populer yang sedang naik. Tujuannya supaya portofolio terlihat mengesankan saat dilaporkan ke klien atau pemilik dana.


3. Meningkatkan Saldo Kas secara Artifisial


Ada juga perusahaan yang sengaja mengumpulkan uang tunai dari pinjaman jangka pendek menjelang akhir tahun. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan saldo kas agar neraca terlihat kuat dan meyakinkan.


Bagaimana Fenomena di Indonesia?


Fenomena window dressing di pasar modal Indonesia sering kali jadi sorotan menjelang tutup tahun. Di bulan Desember, banyak investor dan analis memperhatikan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung mengalami lonjakan. 

Kenaikan ini sering dikaitkan dengan strategi perusahaan atau manajer investasi yang ingin mempercantik kinerja portofolio dan laporan keuangan sebelum periode tutup buku.

Saham-saham unggulan biasanya diborong untuk meningkatkan nilai investasi secara instan, meskipun bukan karena kinerja fundamentalnya yang membaik. Alhasil, kamu perlu jeli karena kenaikan IHSG di akhir tahun belum tentu mencerminkan kondisi pasar yang sesungguhnya.

Baca Juga: Memahami Kas dan Setara Kas dalam Akuntansi Secara Lengkap


Yuk, Pahami Praktik Keuangan Lebih Dalam Bareng Ahlinya!


Window dressing laporan keuangan memang sering jadi trik perusahaan supaya angka terlihat lebih menarik, tapi penting banget untuk paham cara kerja dan risikonya supaya kamu bisa bersikap profesional. Kalau kamu pengen dalami ilmu Finance & Accounting secara lengkap, gabung aja Bootcamp dibimbing.id!

Kamu akan dibimbing mentor berpengalaman, belajar dari silabus terlengkap, dapat praktek nyata buat portfolio, dan bisa mengulang kelas gratis kapan pun. Sudah ada 96% alumni yang berhasil dapat kerja dan dukungan dari lebih 840+ hiring partner untuk penyaluran kerja.

Kalau kamu masih punya pertanyaan seperti “Bagaimana cara memulai karier di bidang akuntansi?” atau “Apa saja skill yang paling dibutuhkan di industri finance saat ini?”, jangan ragu konsultasi gratis di sini. dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi kariermu di bidang finance!

Tags

Share

Author Image

Farijihan Putri

Farijihan is a passionate Content Writer with 3 years of experience in crafting compelling content, optimizing for SEO, and developing creative strategies for various brands and industries.

Hi!👋
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!