SKU Produk: Panduan Identifikasi Produk Buat Pebisnis Pemula

Farijihan Putri
•
17 June 2025
•
175

Kamu pusing tiap kali stok produk numpuk dan nggak tahu mana yang udah laku atau belum? Masalah kaya gini sering banget dialami pebisnis pemula, apalagi yang baru nyemplung ke dunia retail atau e-commerce.
Nah, kabar baiknya, ada cara simpel dan rapi buat bantu kamu lacak semua item yang kamu jual, sku produk adalah jawabannya!
Lewat artikel ini, MinDi akan berbagi panduan lengkap tentang apa itu SKU, kenapa penting banget buat bisnis, dan gimana cara bikin sistem SKU yang efektif biar nggak keteteran lagi.
Baca Juga: Jenis Pengadaan Barang dan Jasa, serta Strategi Terbaik
Apa Itu Stock Keeping Unit (SKU)?
Stock Keeping Unit (SKU) adalah kode unik yang digunakan untuk mengidentifikasi setiap produk atau variasi produk di inventori bisnis. SKU biasanya terdiri dari kombinasi huruf dan angka yang mewakili informasi penting seperti jenis produk, ukuran, warna, atau kategori tertentu.
Fungsinya untuk memudahkan proses pencatatan, pelacakan, dan pengelolaan stok barang, baik saat penjualan, penyimpanan, maupun pengiriman.
Dengan adanya SKU, pemilik bisnis bisa tahu produk mana yang paling laku, mana yang perlu restock, atau bahkan mana yang harus segera didiskon karena nggak bergerak. Sistem ini penting banget, terutama buat kamu yang jualan banyak jenis produk.
Manfaat SKU untuk Bisnis
Mengelola banyak produk tanpa SKU bisa bikin bisnis berantakan. Nah, berikut 4 manfaat SKU untuk bantu bisnismu makin teratur dan efisien:
1. Memudahkan Pelacakan Stok
SKU mempermudah kamu melacak jumlah stok yang tersedia di gudang atau etalase. Alhasil, kamu bisa tahu kapan waktunya restock tanpa harus cek satu per satu secara manual.
2. Mempercepat Proses Penjualan
Dengan SKU, pencarian produk di sistem kasir atau marketplace jadi lebih cepat. Proses transaksi pun makin efisien, terutama saat stoknya banyak dan beragam.
3. Menganalisis Performa Produk
SKU membantu kamu mengetahui produk mana yang paling laku dan mana yang kurang diminati. Informasi ini penting banget buat strategi penjualan dan pengambilan keputusan bisnis ke depan.
4. Mengurangi Human Error
Penggunaan kode SKU yang sistematis bikin proses input data lebih akurat. Risiko salah kirim, salah hitung, atau salah catat bisa diminimalisir secara signifikan.
Baca Juga: Value Chain Analysis: Manfaat, Komponen, hingga Strategi
Contoh Penggunaan SKU dalam Berbagai Industri
SKU dipakai di banyak industri buat mempermudah identifikasi dan manajemen produk. Yuk, simak 5 contoh penggunaan SKU di berbagai sektor biar makin paham cara kerjanya dalam praktik!
1. Retail Pakaian
Toko fashion biasanya menggunakan SKU untuk membedakan warna, ukuran, dan model pakaian. Misalnya, kaos hitam ukuran M bisa punya SKU: TS-BLK-M.
Sistem ini membantu staf toko menemukan stok lebih cepat saat melayani pelanggan. Selain itu, SKU memudahkan laporan penjualan per varian produk.
2. E-commerce Elektronik
Dalam toko online gadget, SKU produk adalah kode penting buat mengelompokkan tipe, brand, dan spesifikasi barang. Contohnya, smartphone Samsung Galaxy A14 warna silver bisa diberi SKU: SG-A14-SLV.
SKU ini bikin pencarian produk lebih cepat di website dan membantu manajemen stok. Selain itu, bisa digunakan buat analisis penjualan per tipe produk.
3. Industri Makanan dan Minuman
Restoran atau produsen makanan memakai SKU buat mencatat bahan baku dan produk akhir. Misalnya, botol saus sambal 250ml bisa punya SKU: SC-250-R.
Setiap kali bahan keluar masuk, sistem bisa langsung mencatatnya dengan akurat. Hal ini juga bantu menghindari kekurangan stok di tengah operasional.
4. Apotek dan Toko Obat
SKU dipakai buat membedakan merek, dosis, dan bentuk obat seperti tablet, sirup, kapsul, dll. Misalnya, Paracetamol tablet 500 mg bisa diberi SKU: PCM-500-TB.
Staf apotek bisa lebih cepat menemukan dan mengontrol persediaan obat. Sistem juga bisa mengurangi risiko kesalahan pemberian obat.
5. Industri Furniture
Dalam bisnis furniture, SKU produk adalah alat bantu penting untuk mengidentifikasi tipe, bahan, dan warna barang. Contohnya, meja makan kayu jati dengan finishing natural bisa diberi SKU: MJ-KJ-NTRL.
SKU ini memudahkan tim logistik dan sales dalam pencatatan serta pengiriman produk. Selain itu, pencarian produk berdasarkan permintaan pelanggan jadi lebih cepat dan akurat.
Kapan Sebaiknya Menerapkan SKU dalam Bisnis?
Sumber: Freepik
Menerapkan SKU produk sebaiknya kamu lakukan sejak awal bisnis, Warga Bimbingan! Mulai menawarkan lebih dari satu jenis produk, terutama ketika variasi produk mulai bertambah, baik dari segi ukuran, warna, atau model.
Semakin banyak item yang kamu jual, semakin besar kemungkinan terjadi kekacauan stok jika tidak ditandai dengan sistem yang jelas.
SKU akan sangat membantu untuk mengelola inventaris, memantau performa penjualan tiap produk, dan mempermudah proses pencatatan serta pengiriman. Bahkan untuk bisnis kecil sekalipun, penggunaan SKU menjadi pondasi penting agar operasional tetap efisien seiring pertumbuhan bisnis.
Baca Juga: Perbedaan Logistik dan Supply Chain dalam Bisnis, Apa Saja?
Bagaimana Cara Membuat Kode SKU yang Efektif?
Membuat kode SKU yang efektif penting banget buat bantu proses inventarisasi lebih cepat dan rapi. Berikut 4 langkah mudah yang bisa kamu ikuti.
1. Gunakan Format yang Konsisten
Tentukan struktur kode SKU yang rapi dan selalu digunakan, misalnya: Kategori-Brand-Ukuran/Warna. Contoh: TS-NIKE-MRD (T-shirt Nike Merah ukuran D).
2. Pakai Kombinasi Huruf dan Angka
Gabungkan huruf dan angka supaya kode SKU lebih singkat tapi tetap informatif. Misalnya, angka bisa mewakili ukuran atau tahun produksi.
3. Hindari Simbol & Spasi
Gunakan tanda penghubung seperti dash (-) daripada spasi atau simbol rumit. Hal ini mempermudah input data ke sistem dan menghindari error saat pencarian produk.
4. Jangan Duplikasi SKU
Pastikan setiap produk punya SKU yang unik agar nggak ketukar saat pencatatan atau pengecekan stok. Bisa dibantu dengan sistem manajemen inventori biar lebih akurat.
Apa Perbedaan SKU, Universal Product Codes (UPC), dan Barcode?
SKU, UPC, dan barcode sering dianggap sama, padahal fungsinya beda banget di dunia inventori dan penjualan. Yuk, bahas perbedaannya secara singkat tapi jelas.
1. SKU (Stock Keeping Unit)
SKU adalah kode unik yang dibuat oleh perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengatur produk secara internal.
Formatnya fleksibel, biasanya gabungan huruf dan angka yang menggambarkan kategori, merek, warna, ukuran, dan fitur lainnya. SKU cuma dipakai dalam sistem perusahaan dan nggak berlaku secara universal.
2. UPC (Universal Product Code)
UPC adalah kode numerik 12 digit yang ditetapkan secara global dan dikeluarkan oleh organisasi resmi seperti GS1.
Setiap produk yang sama (misalnya botol sabun merek A ukuran 250 ml) punya UPC yang sama di mana pun dijual. Berbeda dengan SKU, UPC bersifat universal dan nggak bisa diubah seenaknya oleh retailer.
3. Barcode
Barcode adalah representasi visual dari data numerik seperti SKU atau UPC, berupa garis-garis hitam putih yang bisa dipindai oleh scanner.
Barcode mempermudah proses input data di kasir, gudang, atau sistem logistik. Intinya, barcode hanyalah "wajah" dari kode yang ingin dibaca secara otomatis.
Baca Juga: Materi Business Development: Panduan Sukses Kembangkan Bisnis
Yuk, Kuasai Skill Penting untuk Kembangkan Bisnis!
Sekarang Warga Bimbingan udah makin paham kan, SKU produk adalah kunci penting dalam pengelolaan inventori yang rapi dan efisien? Nah, kalau kamu pengen upgrade skill lebih dalam lagi, yuk gabung di Program Bootcamp dibimbing.id bareng 338+ mentor berpengalaman!
Ada berbagai materi lengkap dari data science/data analyst, UI/UX design, human resources, AI & Machine learning, digital marketing, sampai english class.
Semuanya disusun dengan silabus terlengkap, praktek nyata untuk bangun portofolio, gratis mengulang kelas, dan sudah bantu 3400+ career shifter sukses pindah jalur karier. Bahkan, ada 840+ hiring partner siap bantu kamu tersalurkan kerja.
Penasaran, “Bisa gak ikut sambil kerja?” atau “Nanti dapet sertifikat resmi gak, ya?” konsultasi gratis aja di sini ya! dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi tujuan kariermu.
Tags