dibimbing.id - Value Chain Analysis: Manfaat, Komponen, hingga Strategi

Value Chain Analysis: Manfaat, Komponen, hingga Strategi

Farijihan Putri

12 June 2025

302

Image Banner

Warga Bimbingan, kamu pasti udah nggak asing lagi dengan istilah efisiensi bisnis atau keunggulan kompetitif kan? Nah, biar bisa benar-benar paham gimana sebuah perusahaan bisa menang di pasar, kamu wajib tahu yang namanya value chain analysis.

Di tahap belajar atau saat baru mulai switch ke dunia business development, konsep ini bakal menjadi bekal penting buat kamu memahami proses-proses kunci dalam operasional bisnis.

Masalahnya, banyak pemula yang cuma fokus ke hasil akhir tanpa tahu proses di balik layar.

Padahal, value chain analysis adalah cara terbaik buat menelusuri nilai tambah di setiap langkah bisnis. Dari pengadaan bahan baku sampai produk sampai ke tangan pelanggan.

Dengan paham konsep ini, kamu bisa bantu perusahaan memaksimalkan efisiensi sekaligus meningkatkan keuntungan.

Yuk, bahas lebih dalam soal manfaat, komponen, dan strategi value chain analysis yang wajib kamu kuasai sebagai calon business developer masa depan!

Baca Juga: Panduan Memilih Bootcamp Business Development Terbaik


Apa Itu Value Chain Analysis?


Value chain analysis adalah proses menganalisis setiap aktivitas dalam bisnis untuk mengidentifikasi mana yang memberikan nilai tambah paling besar bagi pelanggan dan keuntungan perusahaan.

Konsep ini pertama kali dikenalkan oleh Michael Porter dan bertujuan untuk memahami bagaimana alur kerja dari awal hingga akhir bisa dioptimalkan.

Dalam praktiknya, analisis ini membagi aktivitas bisnis menjadi dua jenis: aktivitas utama (seperti produksi dan distribusi) dan aktivitas pendukung (seperti pengadaan dan manajemen SDM).

Dengan menganalisis rantai nilai ini, perusahaan bisa menemukan titik-titik yang perlu diperbaiki atau dikembangkan demi meningkatkan efisiensi dan daya saing.


Mengapa Value Chain Analysis Penting?


Warga Bimbingan, memahami value chain analysis bukan cuma soal teori, tapi kunci buat mengembangkan bisnis yang efisien dan kompetitif. Berikut 4 alasannya.


1. Peningkatan Keunggulan Kompetitif


Melalui identifikasi proses yang bisa diperbaiki, perusahaan bisa meningkatkan efisiensi kerja, kualitas layanan, dan menciptakan diferensiasi produk yang lebih kuat dari kompetitor.


2. Pengurangan Biaya


Selanjutnya, analisis ini bantu menemukan celah penghematan biaya operasional tanpa mengorbankan kualitas, sehingga margin keuntungan jadi lebih optimal.


3. Peningkatan Kualitas


Dengan menelaah setiap langkah dalam rantai nilai, perusahaan lebih mudah memastikan bahwa produk dan layanan tetap terjaga kualitasnya dari hulu sampai hilir.


4. Pengembangan Strategi yang Lebih Baik


Terakhir, value chain analysis kasih gambaran jelas tentang posisi perusahaan dalam rantai bisnis, sehingga strategi yang disusun lebih tajam, terarah, dan berdampak besar buat pencapaian tujuan jangka panjang.

Baca Juga: Materi Business Development: Panduan Sukses Kembangkan Bisnis


Komponen Value Chain Analysis


Sumber: Freepik

Warga Bimbingan, setelah tahu pentingnya value chain analysis, sekarang waktunya kamu memahami apa aja komponen yang menyusun analisis ini. Yuk, cari tahu sekarang!


1. Primary Activities (Aktivitas Utama)


Primary activities adalah aktivitas inti yang berhubungan langsung dengan penciptaan produk atau penyampaian layanan kepada pelanggan. Berikut rinciannya:


a. Inbound Logistics

Aktivitas ini mencakup penerimaan, penyimpanan, dan pengelolaan inventaris bahan baku atau komponen yang masuk. Misalnya, bagaimana perusahaan mengatur gudang, jadwal pengiriman dari supplier, sampai sistem pencatatan stok agar lebih efisien.


b. Operations

Di tahap ini, bahan mentah diolah menjadi produk jadi. Contohnya seperti proses produksi, perakitan, pengemasan awal, hingga quality control yang memastikan produk siap dijual ke pasar.


c. Outbound Logistics

Outbound logistics berfokus pada proses distribusi produk jadi ke pelanggan. Termasuk di dalamnya adalah pengemasan akhir, penyortiran pesanan, pengaturan armada pengiriman, dan kerja sama dengan logistik pihak ketiga.


d. Marketing and Sales

Aktivitas ini melibatkan semua strategi untuk menarik pelanggan dan menjual produk, mulai dari iklan, promosi, media sosial, hingga strategi harga. Tujuannya jelas: membuat produk dikenal, dibeli, dan diminati.


e. After-Sales Services

Setelah penjualan selesai, pelayanan tetap berlanjut. Mulai dari instalasi produk, pelatihan penggunaan, layanan purna jual, perbaikan jika ada kerusakan, hingga respons terhadap keluhan pelanggan demi menjaga loyalitas.


2. Secondary Activities (Aktivitas Pendukung)


Secondary activities adalah kegiatan yang mendukung aktivitas utama agar berjalan lebih efisien dan efektif. Meskipun tidak langsung menciptakan produk, kontribusinya terhadap daya saing sangat besar.


a. Procurement

Tugasnya mencari dan membeli bahan mentah, alat, dan layanan terbaik dengan harga efisien. Aktivitas ini juga mencakup negosiasi dengan vendor dan evaluasi supplier.


b. Technological Development

Riset dan pengembangan produk termasuk di sini. Misalnya desain produk baru, pengembangan proses produksi yang lebih cepat, atau riset pasar untuk memahami kebutuhan konsumen.


c. Human Resources Management

Divisi ini menangani rekrutmen, pelatihan, pengembangan skill, serta kompensasi karyawan. Tim HR yang kuat akan memastikan perusahaan punya SDM berkualitas dan loyal.


d. Infrastructure

Infrastruktur meliputi struktur organisasi, perencanaan keuangan, legalitas, hingga sistem manajemen strategis. Semua fondasi ini menopang kelancaran operasional seluruh departemen.

Baca Juga: 9 Cara Menjadi Business Development yang Sukses dan Dicari Perusahaan


Bagaimana Strategi dalam Value Chain Analysis?


Setelah tahu komponen-komponen penting dalam value chain analysis, langkah selanjutnya adalah menerapkan strategi yang tepat untuk mengoptimalkannya. Strategi ini dilakukan dalam tiga tahap utama yang saling berkaitan. Yuk, kita bahas satu per satu!


1. Identifikasi Kegiatan Utama


Langkah pertama adalah memetakan seluruh aktivitas inti yang berhubungan langsung dengan penciptaan dan penyampaian produk atau layanan.

  1. Operasi (produksi/manufaktur): Fokus pada bagaimana produk diproses dari bahan mentah menjadi produk jadi.
  2. Logistik Masuk: Cek bagaimana bahan baku diterima dan dikelola secara efisien.
  3. Logistik Keluar: Lihat bagaimana distribusi produk dilakukan, dari pengemasan hingga pengiriman.
  4. Pemasaran dan Penjualan: Evaluasi strategi promosi, kanal penjualan, dan pendekatan ke pelanggan.
  5. Layanan (pasca penjualan): Tinjau kualitas layanan pelanggan seperti garansi, support, dan feedback handling.


2. Identifikasi Kegiatan Pendukung


Setelah aktivitas utama, lanjutkan dengan aktivitas pendukung yang mendukung kelancaran operasional.

  1. Pengadaan: Analisis proses pembelian alat, jasa, dan bahan baku agar lebih hemat dan tepat waktu.
  2. Manajemen Sumber Daya Manusia (HRM): Evaluasi proses rekrutmen, pelatihan, dan retensi karyawan agar perusahaan tetap kompetitif.
  3. Pengembangan Teknologi: Cek inovasi dan R&D yang bisa mendorong efisiensi atau menciptakan keunikan.
  4. Infrastruktur Perusahaan: Tinjau aspek administratif seperti sistem manajemen, keuangan, dan kebijakan internal.


3. Analisis Setiap Kegiatan


Langkah terakhir adalah mengevaluasi efisiensi dan efektivitas tiap aktivitas. Coba jawab: Apakah aktivitas ini sudah berjalan maksimal? Apakah ada biaya yang bisa ditekan tanpa mengorbankan kualitas? Identifikasi setiap titik lemah dan peluang peningkatan, lalu buat rencana aksi berdasarkan hasil analisis tersebut.

Baca Juga: Cara Membuat CV Business Development yang Menarik HRD, dan Contohnya


Sudah Paham Apa Itu Value Chain Analysis?


Sekarang kamu tahu, value chain analysis adalah alat penting buat bantu perusahaan menganalisis aktivitas internal demi menciptakan nilai lebih bagi pelanggan. Kalau kamu tertarik mendalami hal-hal seperti ini lebih lanjut, yuk gabung Bootcamp Full-Stack Business Development dibimbing.id!

Kamu bakal belajar bareng mentor berpengalaman, pakai silabus terlengkap, dan bisa langsung praktik buat bikin portofolio nyata. Kamu bisa mengulang kelas gratis, dan 96% alumni-nya sudah kerja, berkat 840+ hiring partner yang siap bantu penyaluran kerja.

Kamu penasaran, “Apakah perlu latar belakang bisnis dulu buat ikutan?” atau “Portfolio seperti apa yang harus disiapkan waktu apply kerja?”, konsultasi gratis di sini. dibimbing.id siap #BimbingSampeJadi.


Referensi


  1. What Is a Value Chain Analysis? 3 Steps [Buka]
  2. Value chain analysis: Definition, examples, types, and more [Buka]
Author Image

Farijihan Putri

Farijihan is a passionate Content Writer with 3 years of experience in crafting compelling content, optimizing for SEO, and developing creative strategies for various brands and industries.

Hi!👋
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!