dibimbing.id - Retention Rate: Definisi, Cara Hitung, & Tips Meningkatkan

Retention Rate: Definisi, Cara Hitung, & Tips Meningkatkan

Siti Khadijah Azzukhruf Firdausi

30 May 2024

1151

Image Banner

Sobat MinDi pernah dengar seberapa penting retention rate untuk bisnismu? Tingkat retensi adalah indikator utama untuk melihat seberapa baik bisnismu mempertahankan pelanggan.


Sederhananya, ini bisa jadi metrik yang menunjukkan seberapa baik kamu membuat mereka loyal. Selain itu, ini bisa jadi acuan untuk menilai efektivitas strategimu dalam meningkatkan kepuasan pelanggan.


Mau tahu lebih banyak soal retention rate? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!



Apa yang Dimaksud dengan Retention Rate?



Tingkat retensi adalah persentase pelanggan yang terus menggunakan layanan atau produkmu dalam periode waktu tertentu. Metrik ini terutama krusial bagi bisnis yang berbasis langganan.


Pasalnya, ini bisa menjadi acuan untuk menentukan kestabilan pendapatan perusahaan, tanpa memperhitungkan pelanggan baru yang didapatkan. Supaya kamu lebih paham lagi dari konsep ini, MinDi bakal kasih ilustrasi yang dikutip dari Zendesk Blog.


Artikel ini menyatakan bahwa cara kerja tingkat retensi bisa diilustrasikan dengan menjaga tamu tetap terhibur di sebuah pesta. Semakin baik pengalaman mereka, makin lama juga mereka akan tinggal.


Namun, terkadang pesat bisa jadi sangat ramai. Di kala itu, kamu mungkin bisa kesulitan menilai seberapa baik dirimu berhasil menjaga tamu agar tidak pergi.


Dalam bisnis, tingkat retensi membantu mengukur hal tersebut. Tingkat ini mempertimbangkan jumlah pelanggan yang kamu miliki di awal periode, akhir periode, dan total konsumen baru di periode tersebut.



Kenapa Retention Rate Penting?



Dari penjelasan di atas, Sobat MinDi mungkin ada pemahaman bahwa tingkat retensi bisa jadi indikator utama kesuksesan sebuah bisnis. Selain itu, ada beberapa alasan penting yang menunjukkan esensi tingkat perhitungan ini bagi bisnis.


Penasaran apa aja alasannya? Berikut MinDi jabarkan beberapa poin yang menggambarkan esensi tingkat retensi pada bisnis:


Memahami Kinerja Produk atau Layanan


Tingkat retensi bisa jadi alat bantu untuk memahami seberapa baik produk atau layananmu berfungsi dari waktu ke waktu. Semakin tinggi tingkatannya, makin baik pula kinerja produk atau layananmu.


Pelanggan yang terus menggunakan produk atau layananmu memberikan lebih banyak peluang untuk menghasilkan pendapatan.



Memahami Alasan Pelanggan Berhenti


Mengukur tingkat retensi juga bisa membantu kamu memahami mengapa banyak pelanggan berhenti menggunakan produk atau layananmu. Dengan pemahaman ini, kamu jadi lebih tahu aspek mana yang perlu ditingkatkan.


Contohnya, kamu punya aplikasi game. Lalu, kamu melihat banyak pengguna berhenti setelah periode onboarding. Hal ini menunjukkan area yang perlu diperbaiki.



Menganalisis Layanan Pelanggan


Dengan melacak tingkat retensi, kamu bisa menilai kinerja departemen layanan pelangganmu. Kamu bisa menilai seberapa baik mereka menangani keluhan pelanggan. Selain itu, kamu juga bisa menilai efektivitas mereka dalam memenuhi janji pada konsumen.



Menilai Efektivitas Kampanye Pemasaran


Tingkat retensi juga membantu memahami seberapa baik kampanye pemasaranmu berjalan. Apabila konsumen tetap loyal, kamu bisa menyimpulkan bahwa strategi pemasaranmu berhasil.


Sebaliknya, evaluasi dan pengubahan strategi pemasaran perlu dilakukan jika banyak pelanggan berhenti.


Baca Juga: 9 Cara Meningkatkan Kualitas Produk & Layanan Bisnis Anda




Berapa Tingkat Retensi yang Baik?



Idealnya, tingkat retensi yang baik adalah 100%. Tapi, hal ini tentu mustahil didapatkan dalam dunia nyata. Pasalnya, keluhan atau kekurangan akan produk dan layanan pasti akan selalu ada.


Maka dari itu, baik tidaknya tingkat retensi perlu dinilai dari industri bisnismu. Hal ini bisa bervariasi tergantung pada industri tempat bisnismu berada. Dengan mengetahui rata-rata tingkat retensi pelanggan di industri, kamu bisa menyesuaikan strategimu.


Supaya ada gambaran tentang tingkat retensi yang baik, MinDi bakal kasih rangkumannya di berbagai industri. Mengutip dari Paddle, berikut adalah tingkat retensi tahunan berbagai macam industri:


Ritel


Dilansir dari Paddle industri ritel memiliki tingkat retensi sebesar 63%. Tingkatan ini tergolong relatif rendah. Pasalnya, ritel memiliki persaingan yang ketat. Jadi, konsumen bisa sangat mudah beralih ke merek lain. 


Maka dari itu, perusahaan retail perlu bekerja ekstra keras untuk mempertahankan pelanggan.



Perbankan


Artikel dari Paddle menyatakan bahwa industri perbankan memiliki tingkat retensi sebesar 75%. Ini relatif tinggi karena rata-rata pengguna bank menggunakan rekening cek utama yang sama selama 16 tahun. 


Tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi dan kemudahan kolaborasi membuat pelanggan cenderung tetap setia pada bank mereka.



Telekomunikasi


Mengutip dari Paddle, industri telekomunikasi memiliki tingkat retensi sebesar 78%. Angka ini relatif tinggi.


Jumlah tingkat retensi yang tinggi dipengaruhi olej faktor "kesulitan untuk meninggalkan layanannya". Pasalnya, perusahaan sering kali fokus pada program loyalitas pelanggan dan kontrak jangka panjang yang membuat pelanggan sulit beralih.



Layanan TI (Teknologi Informasi)


Layanan TI menurut Paddle memiliki tingkat retensi sebesar 81%. Ini bisa dicapai karena perusahaan cenderung berfokus pada kesuksesan klien. 


Dengan layanan yang cepat, mereka berhasi menunjukkan hasil yang memuaskan di mata klien. Hal ini penting untuk menjaga reputasi dan mengurangi churn rate.



Media


Artikel Paddle menyatakan bahwa media punya tingkat retensi sebesar 84%. Seperti ritel, perusahaan media fokus pada volume pelanggan yang besar. 


Dengan anggaran pemasaran dan retargeting yang besar, mereka dapat menjaga tingkat retensi tetap tinggi meskipun personalisasi produk mungkin sulit dilakukan.



Bagaimana Cara Menghitung Retention Rate?



Menghitung tingkat retensi sebenarnya cukup sederhana. Kamu hanya perlu beberapa informasi dasar untuk mulai menghitung. 


Mengutip dari AppsFlyer, kamu hanya perlu menghitung jumlah pelanggan di awal periode, konsumen baru selama periode tersebut, dan total pelanggan di akhir periode. Berikut penjelasan lengkap tentang tiga elemen ini:


  • Jumlah Pelanggan di Awal Periode: Ini adalah jumlah pelanggan yang kamu miliki pada awal periode yang telah ditentukan.

  • Jumlah Pelanggan Baru Selama Periode Tersebut: Ini adalah jumlah pelanggan baru yang kamu dapatkan selama periode tersebut.

  • Jumlah Pelanggan di Akhir Periode: Ini adalah jumlah pelanggan yang kamu miliki pada akhir periode tersebut.


Setelah mendapatkan ketiga angka tersebut, masukkan ke dalam rumus berikut:




Berikut adalah contoh perhitungannya:


Kamu adalah punya bisnis di aplikasi mobile dan memiliki 1000 pengguna di awal kuartal pertama. Lalu, ini berakhir dengan 1200 pengguna di akhir kuartal tersebut. Selama periode itu, kamu mendapatkan 300 pengguna baru. Maka, retention rate-nya adalah:




Tingkat retensi sebesar 90% ini menunjukkan bahwa sebagaian besar pengguna tetap setiap menggunakan aplikasimu selama periode tersebut. 


Menghitung tingkat retensi seperti ini akan membantu kamu memahami seberapa baik bisnis dalam mempertahankan konsumen. Hal ini bisa jadi acuan untuk meningkatka strategi retensi pelanggan.



Tips Meningkatkan Retention Rate



Dari penjelasan di atas, Sobat MinDi bisa menilai seberapa pentingnya tingkat retensi, kan? Supaya bisnismu terus berkembang dengan pelanggan yang loyal, berikut MinDi kasih tips untuk meningkatkan tingkat retensi:


Manfaatkan Umpan Balik Pelanggan


Umpan balik dari pelanggan sangatlah penting untuk memahami kelemahan produk atau layananmu. Kamu bisa mendapatkan umpan balik dengan mengadakan survei kepuasan atau menambahkan fitur feedback di situs web.


Dari hasilnya, kamu bisa mengetahui apa yang disukai pelanggan dan yang harus diperbaiki. Saat pelanggan membatalkan langganan, kamu juga bisa menanyakan alasannya sebagai acuan perbaikan.



Optimalkan Analisis Data Perilaku Pelanggan


Dengan menganalisis data perilaku pelanggan, kamu bisa paham fitur mana yang paling diminati. Contohnya dalam perusahaan platform streaming music


Misalnya, data menunjukkan bahwa pelanggan yang membuat playlist di minggu pertama memiliki retensi lebih tinggi. Maka, kamu bisa mengarahkan konsumen baru untuk menggunakan fitur tersebut.


Kamu bisa mengarahkan konsumen tersebut melalui kampanye email atau pesan dalam aplikasi.



Buat Proses Onboarding yang Mudah


Onboarding yang mulus dan cepat sangatlah penting untuk menciptakan kesan pertama yang baik. 


Pastikan proses onboarding sederhana dan langsung menunjukkan nilai dari produk atau layananmu. Hindari meminta informasi yang tidak perlu agar pelanggan tidak merasa terbebani.



Ciptakan Peta Perjalanan Pelanggan


Berikutnya adalah dengan membuat peta perlajanan pelanggan. Hal ini bertujuan untuk memvisualisasikan pengalaman mereka dengan produk atau layanan.


Dengan visualisasi ini, kamu jadi bisa identifikasi motivasi pelanggan hingga hambatan yang menghalangi retensi pengguna.



Buat Sistem Reward Pada Pelanggan Setia


13a6-bd4eb380c05e">Pelanggan yang merasa dihargai lebih cenderung tetap setia. Berikan hadiah atau bonus untuk pelanggan yang sudah lama menggunakan layananmu. Ini bisa berupa diskon khusus atau hadiah kejutan setelah pembelian tertentu.



Gunakan Email Otomatis untuk Memancing Pelanggan Tak Aktif


Jika ada pelanggan yang tidak aktif selama beberapa minggu, kirimkan email otomatis yang mengajak mereka untuk kembali menggunakan layananmu. Email ini bisa berisi panduan penggunaan fitur baru atau studi kasus yang menunjukkan keberhasilan pelanggan lain.



Tingkatkan Retention Rate Bisnismu dengan Belajar Digital Marketing di Dibimbing.id



Itulah penjelasan lengkap tentang retention rate. Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa retention rate adalah indikator penting untuk menilai keberhasilan bisnis dalam mempertahankan pelanggan.


Untuk meningkatkan retention rate, Sobat MinDi tentunya harus menerapkan strategi pemasaran yang baik, terutama di platform digital. 


Nah, kalau mau menguasai strategi pemasaran digital untuk kembangkan bisnis, MinDi rekomendasikanmu untuk ikut Bootcamp Digital Marketing dibimbing.id.


Lewat program ini, kamu bakal diajarin semua hal yang berkaitan dengan pemasaran digital. Mulai dari dasar hingga praktik dengan real-case project


Program ini juga dirancang dengan kurikulum yang ramah bagi pemula. Jadi, kamu dijamin bisa mengikuti kelasnya meski belajar dari nol.


Di samping itu, program ini juga memberikan jaminan pekerjaan bagi pesertanya. Hal ini sudah dibuktikan oleh 94% lulusan Dibimbing yang berhasil mendapatkan pekerjaan seusai program selesai. Gimana? Tertarik untuk jadi salah satunya?


Yuk, daftarkan dirimu di sini dan bangun kemampuan digital marketing bersama Dibimbing.id!


Baca Juga: 5 Manfaat Digital Marketing untuk Bisnis dan Study Casenya



FAQ (Frequently Asked Questions)



1. Apa Keuntungan Utama dari Customer Retention?


Keuntungan utama dari customer retention adalah meningkatkan loyalitas pelanggan yang sudah ada. Dengan begitu, mereka terus menggunakan produk atau layananmu. 


Ini jauh lebih efektif dan murah daripada terus-menerus mencari pelanggan baru. Pelanggan yang setia juga cenderung melakukan pembelian ulang dan merekomendasikan produkmu kepada orang lain.


Hal tersebut bisa meningkatkan pendapatan secara signifikan. Selain itu, kamu bisa membangun hubungan jangka panjang yang berdampak positif pada reputasi dan stabilitas bisnis.



2. Apa Keterkaitan Retention Rate dengan Customer Lifetime Value?


Retention rate dan Customer Lifetime Value (CLV) sangat berkaitan erat. Retention rate yang tinggi berarti pelanggan cenderung bertahan lebih lama dengan bisnismu. 


Semakin lama mereka bertahan, semakin tinggi nilai CLV mereka. Ini karena mereka akan terus melakukan pembelian berulang selama periode waktu tersebut. 


Dengan meningkatkan retention rate, kamu otomatis meningkatkan CLV. Pada akhirnya , ini akan berdampak positif pada pendapatan dan profitabilitas bisnis. 


Dengan kata lain, semakin baik retention rate, makin besar pula nilai yang dapat kamu peroleh dari setiap pelanggan sepanjang hubungan mereka dengan bisnismu.



Referensi



  1. Customer Retention Rate + Formula: A Guide for 2024 [Buka]

  2. Retention Rate [Buka]

  3. Average Customer Rate by Industry: How Does Your Company Compare? [Buka]

Share

Author Image

Siti Khadijah Azzukhruf Firdausi

Khadijah adalah SEO Content Writer di Dibimbing dengan pengalaman menulis konten selama kurang lebih setahun. Sebagai lulusan Bahasa dan Sastra Inggris yang berminat tinggi di digital marketing, Khadijah aktif berbagi pandangan tentang industri ini. Berbagai topik yang dieksplorasinya mencakup digital marketing, project management, data science, web development, dan career preparation.

Hi!👋
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!